Selasa, 12 Mei 2020

Assess Your Skill Level (jurnal 2 kupu-kupu)

A. Self Assessment Skill: Manajemen Waktu

1. Apakah baru memulai skill ini?
Jawab: Tidak
2. Pernahkah anda melakukan skill ini sebelumnya?
Jawab: Pernah
3. Apakah ingin mempelajari teknik baru atau ingin meningkatkan keterampilan khusus?
Jawab: ingin meningkatkan keterampilan
4. Apa tantangan terbesar yang anda hadapi sejauh ini?
Jawab: kurang konsisten dengan jadwal

‌Untuk Ilmu Manajemen Waktu ini, saya sudah pernah belajar di tahap sebelumnya, ketika memasuki jungle of knowledge, kelas ulat-ulat.

Saya waktu itu belajar dari diskusi bersama teman-teman keluarga Manajemen Waktu, dari youtube dan web/blog, juga mendapat makanan ilmu manajemen waktu ini dalam bentuk "hadiah buddy"

Yang sudah dipelajari:
A.Manajemen waktu dalam islam, teknik manajemen waktu: bullet journal, pomodoro.
B. Manajemen waktu gadget: Membuat waktu-waktu dan durasi khusus menggunakan gadget.

Yang sudah saya lakukan:
a. Saya menggunakan bullet journal untuk mencatat aktivitas tahunan, bulanan, mingguan agar tidak lupa dan untuk men-track kegiatan.
‌b.menggunakan teknik podomoro untuk melakukan pekerjaan domestik
c.bersih-bersih jam sebelum tidur agar besok paginya tinggal menyiapkan makan dan fokus melakukan home education.
d. menerapkan "no gadget" at 18-21
e. Menetapkan jadwal tidur malam (max. 22.00), dan tidur siang

Saya sudah pernah berhasil menjalankan teknik mananemen waktu ini ketika melakukan puasa kepompong.
Namun, kendor lagi, karena pernah sekali-kali tidak menjalankan.
Kegagalan itu akhirnya memincu kegagalan berikutnya.

Masalahnya ada di "kurang konsisten" dengan jadwal menggunakan gadget dan jadwal tidur. Sering terlena ketika mengambil waktu "Me Time" mengakibatkan saya sering tidur larut, dan keesokan harinya menjadi lebih lelah.

Saya perlu belajar disiplin waktu agar apa yang saya pelajari dalam manajemen waktu ini bisa terlaksana dengan baik.
Anak saya pun insya Allah tahun ini sudah masuk sekolah, maka jadwal yang biasanya saya buat harus diubah menyesuaikan kebutuhan.
Selain disiplin waktu diri sendiri, perlu juga membantu anak dalam displin waktu.

Sebenarnya ada perbaikan jadwal tidur selama Bulan Ramadhan ini. Saya tidak tidur larut lagi (maksimal 22.00) agar bisa bangun dini hari.
Saya berharap, selanjutnya bisa terus membangun kebiasaan baik ini meski sudah lepas Bulan Ramadhan.


B. Bertemu dengan Mentor & Mentee

Agar lebih fleksibel, dibanding dengan melakukan video call, kami sepakat untuk saling mengirim video.
Baik saya sebagai mentor yang mengirim video ke mentee, juga saya sebagai mentee yang mengirim video ke mentor. Dan sebaliknya.

Rasanya...agak gugup. Karena saya bukan orang yang percaya diri bercerita ke orang lain dalam bentuk audio-visual seperti itu.
Tapi senang juga, akhirnya bertemu dengan mereka, pasangan dalam program mentorship ini.
Dari saling berkirim video, kita bisa melihat bagaimana gesture pasangan kita ketika berbicara, dan dengan itu bisa sedikit memberi penilaian bagaimana karakter mereka.

Mentor saya, bu Nia, berdasarkan video + hasil ST 30 yang saya berikan, bisa mengenali karakter saya, dan memberikan respon yang saya butuhkan 😍.

C. Untuk mentor, Bagaimana Membantu Mengidentifikasi Tingkat Keahlian Mentee

Saya sebagai mentor, membuat video berisi beberapa pertanyaan untuk menilai keahlian mentee. Seperti beberapa pertanyaan self assessment sesuai petunjuk mentorship ini.
Ditambah pertanyaan:

  • Kapan mulai dan dari mana mempelajari ilmu ini?
  • Kenapa/alasan mempelajari ilmu tersebut?
  • Bagaimana proses belajarnya?
  • Bagaimana cara mengajarkan ilmu ini (metode phonics) ke anak?
  • Apakah ingin mempelajari teknik baru/keterampian khusus?
Saya juga membuatkan kuesioner untuk penilaian kemampuan anaknya (membaca dengan metode phonics)


Kuesioner u/ kemampuan anak. (Ya/belum)

  • Apakah sudah tahu bunyi huruf?
  • Aakah sudah bisa menganalisis bunyi awal suatu kata yg diucap? Misal mba Nana mengucap "sit". Bisa menyebutkan apa bunyi huruf awalnya?
  • Apakah sudah bisa menganalisis bunyi awal suatu benda/gambar? Misal ditunjukkan benda/gambar "egg". Bisa menyebutkan apa bunyi huruf awal bendanya?
  • Apakah sudah tahu simbol huruf?
  • Apakah sudah bisa merangkai huruf dari kata sederhana? Misal: "dog", "pig", "bat"
  • Apakah sudah bisa menulis huruf?
  • Bisa diceritakan sedikit anaknya sudah bisa apa? 
Share:
Continue Reading →

Rabu, 06 Mei 2020

Tahap Perkenalan Mentor-Mentee (Program Mentorship Pekan 1)

Alhamdulillah pekan pertama kami masuk di kelas kupu-kupu bunda cekatan.
Kejutan di kelas ini....adalah program mentorship 😍.

Setiap peserta kelas bunda cekatan berhak mendaftaftarkan dirinya sebagai mentor untuk pengalamannya di bidang ilmu tertentu.
Dan juga mendaftarkan diri menjadi mentee untuk meningkatkan kualitas keterampilan dirinya di bidang ilmu tertentu, yang masih sesuai dengan mind mapnya.

Saya akhirnya memberanikan diri mendaftar sebagai mentor untuk "Belajar Tahapan Membaca dengan Metode Montessori".
Lalu memilih menjadi mentee untuk menjngkatkan keterampilan "Manajemen Waktu".

Mentor saya, Bu Nia Lestari adalah Leader RCIP Ibu Profesional Kediri Raya.
Beliau juga bekerja di Yayasan Bina Insan Kediri, Volunteer Koordinator di Peguyuban Peduli Perempuan Kota Kediri ( P3K2) dan sukarelawan di Lembaga Perlindungan Anak Kediri.

MasyaAllah..dengan segitu banyaknya aktivitas beliau, masih ikut belajar bersama kami di Institut Ibu Profesional ini, bahkan mengambil peran penting.
Sungguh bahagia bisa menjadi mentee beliau.

Alhamdulillah..bu Nia juga orangnya enak diajak ngobrol, tidak jaim dan berjiwa muda, haha.. kebetulan sudah berapa kali bertemu beliau di kegiatan IIP.
Sehingga saya dengan nyaman bisa bercerita kondisi saya saat ini.

Alhamdulillah juga, saya menemukan mentee yang meminta saya menjadi mentornya.
Mentee saya, Mba Nana, berasala dari Regional Asia, Wilayah Malaysia.

Beliau memiliki anak yang berumur 4 tahun.
Mba Nana sedang dalam masa mengajarkan huruf dan membaca dengan metode phonics, tapi beliau kurang begitu paham dengan metode ini.
Anaknya sekarang bersekolah yang di sekolahnya menerapkan metode phonic untuk belajar membaca.
Menurut beliau, anaknya menjadi bingung karena sudah terlanjur mengenal simbol huruf.
Dengan pengalaman saya mengikuti training online, belajar membaca Metode Montessori. InsyaAllah..bisa sedikit berbagi, dan saling belajar di program mentorship.

Selain kenalan satu sama lain, kami juga membuat kesepakatan untuk jadwal mentorship ini. Bismillah...semoga berjalan lancar

Share:
Continue Reading →