Minggu, 13 Desember 2020

Zona Xtra miles (pekan 1)

Alhamdulilah memasuki zona Xtra miles, saya merasa tim cohousing kami makin solid, saling mendukung.

Seperti biasa, tugas kali ini pun dilakukan secara brainstorming. Kami menuliskan masing-masing ide xtra miles agar project dapat melaju dengan cepat, lalu didiskusikan bersama.


Beberapa dari kami sebenarnya, termasuk saya sendiri, sudah menyelesaikan project pribadi. Sehingga, bisa dikata "akselerasi" dari waktu yang kami rencanakan.

Oleh karenanya, project list saya tuliskan "membuat karya craft baru". Kali ini dengan tema bebas, tidak harus fabric Crafting.
Dan untuk latihan Xtra miles, salah satunya membuat video tutorial dan foto karya dengan teknik yang lebih baik sehingga semoga hasilnya lebih ciamik.
Bagiku ini mayor project..karena sebelumnya  suka menghindari mengerjakan hal ini (membuat & mengedit video). Tapi terkadang, kita harus mencoba melakukan sesuatu yang belum pernah kita lakukan, agar bisa mendapatkan impact yang besar juga.
Semangat, InsyaAllah bisa 💪



Share:
Continue Reading →

Minggu, 29 November 2020

Zona E (Pekan 2)

Alhamdulilah sudah ada 2 bulan kami berada di kota ini. Flashback ketika akan memasuki tahapan sebagai hexagonia, saya termasuk yang masih meraba apa passion saya sebenarnya.

Saya menemukan kesenangan ketika bisa membuat sesuatu untuk menemani anak saya belajar, kami biasa membuat craft bersama, sekaligus melatih motorik halus dan kreativitasnya.

Lalu akhirnya saya masuk dalam keluarga cohousing kerajinan tangan. Sungguh bahagia bisa berkumpul dengan passionate people. Semangat saling bergandengan menuju goal yang sama.

Saya memilih menguatkan karakter "Tangguh" dalam perjalanan belajar di bunda produktif ini. Tangguh, dalam artian tidak mudah menyerah, bersikap optimistis. Tidak mudah tapi insyaAllah tidak sulit juga dicapai jika dilakukan terus menerus sebagai habit.

Untuk habit, saya memilih untuk "tepat waktu". Hadir dalam diskusi dan mematuhi jadwal yang sudah kami sepakati di CH4 kerajinan tangan. Saya juga membuat jadwal minimal 30menit-1jam untuk menambah jam terbang crafting, dan berusaha mematuhi cut off timenya.

Sejauh ini alhamdulillah bisa dan semoga bisa terus konsisten agar karakter Tangguh bisa terbentuk.

Memasuki Zona 4E, perjalanan belajar kami arusnya semakin deras, jadwal kian padat. Saya pun mulai oleng, tapi tetap berusaha agar aktivitas sebagai hexagonia dan aktivitas domestik di rumah tetap bisa berjalan dengan baik.

Ketika membagi aktivitas 4E sebagai hexagonia, ternyata lebih banyak aktivitas yang saya enjoy melakukannya. 

Aktivitas easy dan enjoy saya rasakan ketika mengikuti live bersama founding mother & walikota hexagonia, melakukan komunikasi produktif bersama teman cohousing dan menulis jurnal.

Sedangkan, saya menuliskan aktivitas mencari inspirasi craft dan sharing diskusi project cohousing sebagai aktivitas enjoy & excellent, karena merasa sejauh ini saya bisa melakukannya dengan baik.

Untuk earn, saya memasukkan aktivitas mengikuti live bersama founding mother & walikota hexagonia  dan menulis jurnal, karena saya merasa mendapatkan "sesuatu" yang bermanfaat dan bisa berdampak untuk orang banyak dari kegiatan tersebut.

Aktivitas prioritas untuk tim (belajar memotret karya project passion, hadir diskusi tepat waktu, membuat video tutorial) masih banyak yang perlu ditingkatkan kualitasnya di project milestone selanjutnya.

Terima kasih kepada founding mother, tim formula, walikota &team, tetangga cohousing, dan seluruh hexagonia 💞. Bersama insyaAllah kita bisa mewujudkan kota produktif, warga kreatif dan penuh solusi.

Sebagai bentuk kontribusi, saya siap mendukung seluruh kegiatan di hexagon city. Bismillah..


Share:
Continue Reading →

Minggu, 22 November 2020

4E to Nation

Memasuki Zona E, kami diminta untuk melakukan brainstorming mengenai aktivitas apa saja yang perlu kami lakukan sebagai cohousing team untuk mencapai tiap milestone.

Setelah itu menuliskan semua aktivitas selama ini yang kami lakukan sebagai hexagonia dan sebagai anggota cohousing, lalu mengidentifikasi aktivitas-aktivitas yang masuk dalam zona 4 E (Enjoy,Easy,Excellent, Earn).

Setelah memahami aktivitas-aktivitas yang masuk ke dalam zona 4E diri sendiri, selanjutnya kita bisa menentukan aktivitas apa yang perlu diprioritaskan untuk ditingkatkan kualitasnya agar proyek kami bisa melaju mencapai goal dengan baik.


Habit kecil memiliki dampak besar.

Dimulai dari habit yang baik, aktivitas yang tadinya hanya kita lakukan karena enjoy, akan menjadi easy. Dan jika terus-menerus dilakukan akan mencapai excellent. Dari aktivitas yang excellent tersebut, jika terus dilatih akan menghasilkan sesuatu/earn (dalam hal ini tidak harus berupa materi, tapi berdampak baik untuk diri sendiri maupun orang lain).

Ada kalanya kita tidak bisa melakukan habit karena terkendala sesuatu. Asalkan itu dm tidak dilakukan terus-menerus, InsyaAllah tidak berpengaruh banyak. Tapi, jika penundaan itu menjadi kebiasaan, akan berpengaruh besar terhadap moral kinerja kita dan lingkungan tidak menyukainya.


Share:
Continue Reading →

Senin, 09 November 2020

Zona Habit Hexagonia

Ketika masuk ke zona "Character to Nation" saya memilih karakter "Tangguh" untuk saya kuatkan selama berada di bunda produktif ini dan menjadi karakter booster untuk melajunya cohousing project.

Lalu masuk ke Zona Habit to Nation, selama 2 pekan kami berdiskusi sesama anggota cohousing membahas milestones yang harus kami lalui agar mencapai goal project
Selanjutnya, kami mengevaluasi hal-hal yang menjadi penghambat dan mencari solusinya bersama

Kami juga memilih habit yang akan dilatih untuk menguatkan karakter.

Untuk melatih karakter "Tangguh" (tidak mudah menyerah), saya memilih habit : "Tepat waktu".

Saya berkomitmen untuk mematuhi cut off time kegiatan harian, dan meluangkan waktu untuk crafting / belajar craft selama 30 menit - 1 jam sehari untuk menghasilkan 1 karya 1 minggu.
 
Ini evaluasi selama 10 hari saya melatih habit. 
Laa haula walaa quwwata illaa billah 🙏.
Semoga secara konsisten saya bisa melatih habit ini sehingga menguatkan karakter saya, dan memberi manfaat untuk melajunya proyek kami dan khususnya untuk diri sendiri


Mengumpulkan foto & video tutorial

Project pribadi pekan ini

Share:
Continue Reading →

Minggu, 25 Oktober 2020

Membangun Pondasi Karakter Hexagonia (1)

 
Pekan kemarin kami disibukkan dengan pembahasan "Passion to Nation". Pekan ini kami membahas " Character to Nation"

Sebagaimana warga negara lain, hexagonia juga harus memiliki karakter moral yang bisa menyatukan dan mendifinisikan secara budaya
sebagai perbedaan dari warga lainnya. 
Karakter moral Hexagon City haruslah sama dengan Ibu Profesional. 
Namun karakter kinerja masing-masing warganya, semakin beragam, semakin mendekati senpurna. 

Tugas kali ini, kami diibaratkan sedang berlayar bersama tim cohousing ke sebuah pulau "goals".
Bagaimana agar kapal kami bisa mencapai goals
Maka kami melakukan brainstorming menentukan karakter moral apa saja yang kira-kira diperlukan. 

Seru sekali diskusinya, kami sampai harus membuka KBBI untuk mencari tahu definisi suatu karakter 😁.

Setelah mengumpulkan lumayan banyak karakter dari brainstorming, kami menentukan:
Boost, faktor apa saja yang berhubungan dengan karakter kinerja dan karakter moral yang bisa memberi energi lebih sehingga akan mempercepat laju Project Passion sampai tujuan. 
Delays, faktor apa saja yang berhubungan dengan karakter kinerja dan karakter moral tim yang berpotensi memperlambat Project Passion
Risks, faktor apa saja yang berhubungan dengan karakter kinerja dan karakter moral tim yang berpotensi menghentikan Project Passion. Sebagai warning agar project tidak berhenti ditengah jalan. 


Setelah menentukan karakter yang menjadi boost, delay dan risk, kami masing-masing berkomitmen untuk memilih 1 karakter untuk  kami terapkan dan latih selama 6 bulan ke depan.  

Saya ingin dikenal sebagai sosok apa?  
InsyaAllah saya berkomitmen untuk berlatih menjadi seorang yang "Tangguh". 
Artinya, tidak mudah menyerah, dan selalu bersikap optimistis. 

Bismillah.. semoga karakter tersebut bisa melekat pada diri saya dan bisa menularkan ke orang lain. 
 
Karakter itu tidak bisa diajarkan di dalam kelas, karakter itu ditularkan! (Pak Dodik Maryanto) 






Share:
Continue Reading →

Minggu, 18 Oktober 2020

Membangun Zona Passion Hexagonia (1)

Passion adalah perasaan yang sangat kuat seseorang akan sesuatu. 

Passion tidak selalu  sama dengan hobi. Bisa saja kita hobi melakukan sesuatu, tetapi setelah dijalankan ternyata tidak passionate
Dengan adanya passion seseorang terdorong berinisiatif melakukan sesuatu walaupun tanpa diminta, bersungguh-sungguh dalam prosesnya, dan melakukan improvement dari hari ke hari. 

Pekan ini tugas kami adalah mengisi passion canvas
Setelah melengkapi passion canvas pribadi, kami berdiskusi dengan tetangga co-housing untuk menentukan project passion


Project Passion Co Housing Craft 4

Meski dalam satu cohousing, kami memiliki gaya dan kesenangan yang berbeda dalam membuat kerajinan. Ada yang senang membuat mainan dari kardus, dari flanel, hiasan dinding, ecoprint dsb. 

Alhamdulillah..setelah berdiskusi, dan melihat passion canvas masing-masing anggota cohousing, dipilihlah satu tema yang kami semua sepakati. 
Kami dari co-housing craft 4 memilih mengangkat tema Fabric Craft untuk memfasilitasi passion teman-teman se- cohousing

Project ini ada sebagai bentuk motivasi kami kepada warga hexagonia bagi yang ingin memulai belajar crafting untuk berkarya serta mengurangi dampak lingkungan dengan me-reuse bahan fabric menjadi craft

Untuk membuat project passion, aturannya harus memberi nama yang unik, mudah diingat dan maksimal 3 kata. 
Dan terpilihlah nama :
"Zona Klandestin Meraki"

Nama project yang unik itu diajukan oleh salah satu teman cohousing craft 4. 
Saya pun baru tau artinya..😍

Tidak sabar untuk memulai project ini 🤩
Share:
Continue Reading →

Minggu, 04 Oktober 2020

Hexagon City: Tahap Membangun Struktur Organisasi Kota

Kelas Bunda Produktif, institut ibu profesional, pekan kedua melanjutkan proses membangun struktur organisasi kota.

Pekan pertama membuat rancang bangun rumah produktivitas diri dan bertemu dengan teman satu bidang passion di Co-House. 

Saya berada di Co Housing 4 passion Kerajinan Tangan, dan termasuk Cluster Hexa 7 (bersama dengan Co Housing passion Desain) 

Untuk membangun sebuah kota impian, kami mulai dengan memilih siapa pemimpinnya. 

Maka dalam pekan ini kami menjalankan pemilihan umum untuk memilih Walikota Hexagon City. 

Pemilu yang sangat berbeda dari pemilu-pemilu biasanya, dilakukan online dan semua bersuka cita menyongsongnya.. 

Setelah mengenal lebih dekat para calon walikota dalam siaran live rabu kemarin, maka Pemilihan umum Hexagonia City RESMI dimulai. Dilanjutkan live kampanye masing-masing calon, yang sudah terjadwal. 

Agar bisa menentukan pilihan yang tepat, saya tentu harus menyimak kampanye dan membaca satu persatu visi-misi setiap calon walikota. 

MasyaAllah..berbinar-binar rasanya ketika menyimak penyampaian visi-misi oleh para kandidat. Mereka menampilkan kelebihan masing-masing tanpa menjatuhkan kandidat lain. 

Lebih seru lagi karena adanya tim sukses yang kreatif mempromosikan kandidat jagoannya 😍. Mereka membuat desain menarik, membuat video testimoni rekam jejak calon walikota di Institut Ibu Profesional, mengadakan kampanye road to WA. Kami, di kepulauan Harmoni Kediri Raya juga kedatangan salah satu calon walikota 😍. 

Agar pilihan terhitung secara sah, kami diminta melengkapi ID Card dengan foto diri. 

Alhamdulillah..sudah 😄. 

Sekarang saatnya mengamati dengan cermat dan seksama lalu menetapkan kandidat pilihan di hari pemilihan umum nanti, insyaAllah hari Senin, 5 Oktober 2020. 


#hexagoncity

#hexagonia

#kelasbundaproduktif

#institutibuprofesional

Share:
Continue Reading →

Jumat, 25 September 2020

Hexagonia! Membangun Hexa House

Yuhuuu... Setelah lulus bunda cekatan, perjalanan menuju Bunda Produktif dimulai. 
Selalu berdebar-debar dan semangat menanti game di kelas. 
Dan kali iniii.. kami diajak membangun sebuah kota yang belum pernah ada sebelumnya. Hexagon city 😍. 


Sudah dapat playbook, sudah memegang id card, saatnya membangun struktur kota. 

Pekan pertama, tugasnya membuat hexa house ala kita, sesuai passion masing-masing. 
Senang kaaan? Langsung deh semua berimajinasi membuat rumah impian, mengulik macam-macam aplikasi untuk mewujudkannya dalam bentuk desain dahulu saja, sudah begitu bahagia 😍. 

Ini dia hexa house ala saya. Dibuat menggunakan game "The Sims" 😁. 
Tak perlu besar rumahnya, yang penting nyaman dan semua yang kubutuhkan ada di sini. Rumah harus  punya sirkulasi udara yang baik, jendelanya banyak (karena ku gampang pilek, apalagi kalau pengap). 

Tentu rumah ada private room, kamar untuk beristirahat dan beribadah.
Ada juga tempat khusus untuk bebikinan di ruang craft dengan jendela menghadap ke taman. 
Sangat memimpikan punya ruang khusus berisi segala printilan dan bahan-bahan crafting, macam-macam kertas warna warni dan ATK yang lengkap 😍. 
Di sini insyaAllah ku bakal menghabiskan banyak waktu bersenang-senang yang produktif .

Lalu ada ruang serbaguna, tempat leyeh-leyeh dan bercengkrama dengan keluarga, anak-anak pun main dan belajar di sini (eeh.. keluarga belum diajak pindahan ke hexa house tapi yaa 😁). 
Dan tentu saja ada rak buku yang besaaaar. Sesungguhnya rumah impianku ini rumah ramah anak, tanpa banyak sekat, lapang, aman dan nyaman untuk anak-anak bereksplorasi. 
Tapi tetap butuh ada ruang khusus untuk diri sendiri berkarya, ya di ruang craft itu. 

Ada dapur dong.. Meskipun nda suka berlama-lama di dapur, merasa senang juga mencoba resep-resep yang baru saya pelajari di sana dan mengajak anak-anak ikut memasak.

Saya juga sedang senang berkebun, meski baru belajar.. 
Mauu punya kebun yang hasilnya bisa kami konsumsi, anak-anak juga bisa belajar ilmu pengetahuan alam langsung di kebun 😁 dan bersama-sama mengolah kompos. 

Pinginnya ada taman juga yang ada tempat panjat-panjatan, ayunan, perosotan biar energi anak dihabiskan di situ, daripada lari-larian di dalam rumah kaan 😁. 

Bismillah.. Mari wujudkan mimpinya secara virtual dulu di Hexagon City




 


Share:
Continue Reading →

Senin, 20 Juli 2020

Aliran Rasa dan Selebrasi Bunda Cekatan

Tidak terasa, sampai juga di tahap ini..
Selama kurang lebih 7 bulan perjalanan kami bermetamorfosa, dari ulat hingga menjadi kupu-kupu indah yang insyaAllah siap menebar manfaat.

Ada begitu banyak cerita yang mengiringi proses belajar di kelas bunda cekatan ini. Rasanya selalu bahagia, ada dongeng dan kejutan yang selalu dinanti.

Yang paling saya senangi di kelas ini karena kami memulainya dengan bahagia.
Yaa.. Bu Septi selalu mengingatkan kami bahwa "jadilah ibu yang bahagia".
"it's good to do what you love, but the secret of life is love what you do." - 
Septi Peni Wulandari. 

Tentu selama belajar di kelas bunda cekatan tidak "datar" saja.
Ada banyak tantangan yang kami, dan saya pribadi rasakan.
Riweh dengan urusan domestik, suasana hati atau kondisi tubuh yang sedang tidak baik misalnya.

Bersamaan dengan proses menjadi "kepompong" juga, kami dihadapkan dengan situasi pandemi ini dan disambut puasa Ramadhan. MasyaAllah..

Di waktu itu benar-benar menjadi waktu untuk berpuasa, memaknai dengan penuh apa yang sedang dijalankan ini adalah proses menuju tahap lebih baik.

Kondisi pandemi Corona yang mengharuskan kita #dirumahaja sehingga bisa fokus memperbaiki diri dan keluarga, dan tidak disibukkan dengan melakukan hal-hal yang kurang bermanfaat.

Selepas keluar dari tahap kepompong, hal yang menyenangkan menanti.
Selalu ada kejutan di kelas bunda cekatan 🤩.

Baru dan hanya di sini lah pertama kalinya kami mencicipi program baru di facebook, program mentorship online.
Belajar menjadi mentor dan mentee.

Aaah.. tadinya saya sangat tidak PD dengan kemampuan diri.
Merasa tidak memiliki sesuatu  yang istimewa untuk dibagikan.
Namun, di bunda cekatan kami belajar bahwa tidak ada ilmu yang sepele.
Apa yang sudah kami jalankan selama kurung waktu yang cukup lama dan sudah merasakaan manfaatnya, maka itu bisa dibagikan sebagai "ilmu" yang mungkin saja orang lain sangat butuhkan, meski kita merasa itu hal yang sepele 😍.

Di program mentorship ini juga saya senang.  Karena kami melakukan selebrasi atas setiap kemajuan kecil, sehingga menambah semangat untuk teruuus..terus berjuang memperbaiki diri.
Bahkan, ketika "gagal" pun kami melakukan "false selebrasi". Merayakan dengan jujur mengakui kesalahan dan mengambil pelajaran.

Terima kasih mentor dan menteeku. Ada banyak rasa warna-warni juga selama menjadi mentee dan mentor 😆.
Benar-benar kami dilatih mengolah rasa, bagaimana ketika menerima respon dan cara memberi respon yang baik.

Alhamdulillah.. selama belajar di bunda cekatan, saya merasa manajemen waktu ku semakin, semakin bahagia menjalani peran sebagai istri dan ibu yang membimbing anak di rumah.

Terima kasih Bu Septi, Mak Ika, teman-teman IP Kediri Raya, dan semua teman seperjuangan 😍😘.




Video selebrasi Bunda Cekatan IP Kediri Raya







Share:
Continue Reading →

Sabtu, 04 Juli 2020

Rayakan Kemajuan #TerimakasihMentor (Jurnal 7 Kupu-Kupu)

Saatnya kita merayakan kemajuan program  mentoring kita sampai saat ini. 
Kami diminta membuat selebrasi kecil bersama mentor-mentee. 
Sayangnya, masuk pekan ke-6 saya kehilangan mentee, kaget..ternyata beliau tidak mengerjakan jurnal untuk kedua kalinya setelah skip di pekan ke-4 😔. 

Saya doakan semoga mentee saya tetap berproses dan terus semangat meski tidak bersama dalam program mentorship 🙏. 

Untuk merayakan kemajuan bersama, kami saling berkirim surat cinta. 
Ini surat yang kuberikan untuk Mentorku Bu Nia Lestari #terimakasihmentor.. ditulis dari hati seorang mentee ☺


Dan dari Bu Nia, saya mendapatkan sebuah catatan dari hati juga sebagai  mentor yang melihat perkembanganku. 

Dan berikut ini gambaran warna-warni perasaanku menjalankan program mentorship dari pekan ke pekan sampai saat ini


Share:
Continue Reading →

Selasa, 30 Juni 2020

Fokus pada Kemajuan (Jurnal 6 Kupu-Kupu)

Alhamdulillah ini sudah masuk pekan ke 6 program mentorship kelas kupu-kupu. 
Kami sudah berjalan maju, terus melaju tak menengok ke belakang lagi. 
Pekan ini kami bercerita dan mencatat setiap kemajuan sekecil apapun berdasarkan action plan yang tertulis di pekan ke-3 mentorship. 

Menariknya lagi, kami diminta untuk detiap harinya menggambarkan suasana diri dengan menganalogikan dengan foto/gambar yang mewakili perasaan. 


Jumat: Hari itu saya merasa hectic dengan banyaknya rencana kegiatan dengan anak-anak yang aktif MasyaAllah dan ditambah harus memastikan mereka tidak menggangu Pandanya yang sedang banyak kerjaan WFH. 

Saya ilustrasikan diri hari itu seperti "Bandara di Hari Raya". Sibuuk..dan meski ada delay, alhamdulillah semuanya bisa "terbang" 😄

Lalu, di akhir pekan Sabtu-Ahad, saya menyusun jadwal agar pekerjaan domestik hari itu bisa selesai di pagi hari, karena di akhir pekan ini adalah jadwal kami "family time". 

Saya ilustrasikan diri seperti "Bandara di Jam Sibuk-Pagi Hari". Biasa ramenya penerbangan early orang yang mengejar kerjaan/masuk rapat. Setelahnya jam sibuk itu,penerbangan tidak begitu padat. Kurang lebih seperti itulah gambaran perasaan saya, hehe.. 

Saya biasanya memulai hari Senin dengan semangat,haha..entah karena merasa Hari Senin adalah permulaan hari dalam sepekan jadi perasaan itu selalu muncul 😊.

Maka dari itu saya ilustrasikan diri dengan "Bunga Matahari" sebagai simbol semangat, optimis, ceria dengan warnanya yang cerah.

Bunga Matahari juga memiliki makna "kepatuhan".
Bunga matahari terus mengikuti ke arah mana matahari bergerak.
Itu seperti diriku yang berusaha untuk terus mematuhi dan disiplin dengan jadwal kegiatan yang sudah saya catat di bullet journal 😁.

Dan.. Hari Selasa ini, perasaan semangat dan optimis itu masih sama.
Alhamdulillah.. ternyata dengan mencacat kemajuan sekecil apapun seperti ini membuat saya merasa lebih bahagia, dan optimis untuk memperbaiki diri, InsyaAllah..

Selain menganalogikan diri sendiri, dari hasil bercerita dengan mentor-mentee, kami juga diminta untuk membuat perumpaan karakter masing-masing dengan gambar.
Untuk mentorku, Bu Nia.. perumpamaan beliau seperti..
Sedangkan dari Bu Nia, saya mendapatkan gambar ini:
Sebagai gambaran harmoni, tenang & damai
(walau untuk mencapai itu ada kehebohan di baliknya) 😁. 

Aliran Rasa: 
Terkadang saya merasa target kesuksesan yang saya buat ini terlalu sederhana. Padahal banyak hal yang ingin saya raih, banyak target dan hal yang ingin saya pelajari. 

Alhamdulillah diingatkan lagi oleh mentor bahwa tantangan Manajemen Waktu itu justru ini.. skala prioritas. 
"kalau memang itu masuk skala prioritas ya ukurannya bukan masalah sederhana atau tidak, tapi pada apa yg harus kita kendalikan"

yang ingin saya bentuk adalah habit, jadi tidak mengapa jika sesederhana itu, terus berulang sampai terbentuk habit. 
Jika habit sudah terbentuk dan saya bisa mengendalikan waktu, suatu saat nanti bisa memasukkan target berikutnya. 
Setahap demi setahap, insyaAllah sampai milestone saya tercapai satu demi satu. 

Testimony dari suami:
Bunda orang yang suka belajar hal baru, dan gercep jika ingin belajar sesuatu.  Kekurangannya, ketika sesuatu itu harus langsung pengen tau, dan langsung ingin dikerjakan sehingga hal yang sedang dikerjakan duluan itu disisihkan. Bahasa lainnya: sering gagal fokus. Lagi kerjakan ini, tiba-tiba teringat sesuatu yang lain, lalu ditinggal kerjakan yang itu. 

Dalam hal manajemen waktu semakin terperbaiki. Namun terkadang, ketika saya coba mengingatkan terutama untuk jadwal tidur malam, mungkin karena rasa curiousity yang besar itu tadi (Bunda sedang ingin tahu/belajar sesuatu), lalu saya ingatkan untuk tidur, terkadang jadi rese'. 
Saya paham rasanya ketika sedang ingin gahi sesuati lalu langsung diberhentikan itu.. saya pun juga akan merasa kurang senang, saya paham. Tapi tugas Panda hanya mengingatkan. 

Alhamdulillah sekarang pola tidur sudah terperbaiki. Sepertinya jam tidur sudah terset. Alarm tubuh sudah mulai tersetting jam sekian sudah tidur dan bangun jam sekian. 

Kita saling mengingatkan saja, komitmen. 
Share:
Continue Reading →

Minggu, 21 Juni 2020

False Celebration (jurnal 5 Kupu-kupu)

Alhamdulillah pekan sudah berjalan ke 5 program mentorship di kelas bunda cekatan.
Jika sebelumnya kita melakukan check in dengan mentor/mentee, di pekan ini saatnya kita cek progress diri.

Apa yang perlu kita cek?

  • Tanyakan pada hatimuu..😄 Melihat perjalanan mentorship ini dan sesuaikan dengan tujuan belajar kita. "Bagi saya, mentorship ini hanya u/ menggugurkan tugas saja atau ingin mengingkatkan kualitas diri?", "Cukup 6 pekan, selesaikan 8 pekan atau 56hari pun tidak cukup"
Bagi saya, mentorship ini penting sekali untuk membantu membentuk habit. Tentu saja, selama 8 pekan tidaklah cukup.. apalagi jika di dalamnya masih banyak kegagalan-kegagalan yang harus saya coba pervaiki setiap hari, sampai terbentuk kebiasaan baik itu. 

  • Lihat action plan yg ditulis di pekan 3. Cek apa yg berjalan dan yang tidak? Apakah sudah sesuai deadline? 

  • Lakukan FALSE CELEBRATION.
Kami  mentor dan mentee secara jujur saling mengungkapkan kesalahan/kegagalan selama ini. 

* Saya masih berat melepas gadget ketika mau tidur, karena merasa belum cukup "me time" dengan hp  🙈. 
Begitu masuk waktu tidur, saya berusaha langsung berhenti. Tapi kadang tergoda melebihkan waktu 30menit. 
Hari rabu kemarin saya juga tidur 1jam lebih lama dari jadwal karena nobar sama suami 🤭. 

* Saya sudah susun rencana belajar untuk anak, tapi pekan ini baru beberapa yang berjalan. Kurang meluangkan waktu menyiapkan alat/bahannya & menunda-nunda waktu mengerjakan.

Dari situ saya belajar bahwa bukan tidak punya waktu, tapi saya yang tidak meluangkannya. Bukan tidak cukup waktu, tapi saya yang menyepelekan waktu dan menunda-nuda waktu

  • 360° feedback:
Saya mendapat 2 Feedback, dari mentor dan suami, sebagai 1 dari mentor. 
Feedback 2 dari orang yg selama ini melihat progress belajar saya terus menerus. 

Cara keduanya memberi feedback tidak berupa kecaman ala devil advocat, tapi lebih ke kalimat produktif (suami sendiri juga sudah ikut belajat kalimat produktif 😆) 
Jujur saya lebih suka mendapat feedback yang seperti ini. Lebih masuk ke hati.. 
Insya Allah jika hati yang tersentuh, lebih mudah digerakkan.. 😁

Saya juga diingatkan suami, bahwa seringkali kita mendapat motivasi agar disiplin, konsisten, jangan malas, dan sebagainya.. Tapi..sudahkah kita membiasakan berdoa meminta perlindungan dari rasa malas? 

Rasa malas itu tabiat manusia.. 
Bisa saja siapapun dihinggapi rasa malas ini. Maka Rasulullah juga sudah mengajarkan doa agar kita meminta perlindungan dari rasa malas. 

Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa membaca do’a:
اللَّهُمَّ إِنِّى أَعُوذُ بِكَ مِنَ الْعَجْزِ وَالْكَسَلِ وَالْجُبْنِ وَالْهَرَمِ وَالْبُخْلِ وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ وَمِنْ فِتْنَةِ الْمَحْيَا وَالْمَمَاتِ
Allahumma inni a’udzu bika minal ‘ajzi, wal kasali, wal jubni, wal haromi, wal bukhl. Wa a’udzu bika min ‘adzabil qobri wa min fitnatil mahyaa wal mamaat. (Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari kelemahan, rasa malas, rasa takut, kejelekan di waktu tua, dan sifat kikir. Dan aku juga berlindung kepada-Mu dari siksa kubur serta bencana kehidupan dan kematian).” (HR. Bukhari no. 6367 dan Muslim no. 2706) 
baca tulisan lengkapnya di Rumaysho:
https://rumaysho.com/1013-doa-meminta-perlindungan-dari-sifat-malas.html


Bismillah.. Berdoa dan berusaha, tiada lelah memperbaiki diri. 💪

***

Mentee saya, setelah pekan lalu skip..alhamdulillah akhirnya kami melakukan check in kemarin.
Beliau curhat bahwa semangatnya menurun..Karena itu memilih tidak mengerjakan tugas dan skip mentoring.

Alhamdulillah sekarang mentee saya mau fokus lagi.
Kami sama-sama melakukan false celebration, melakukan afirmasi positif dan berjanji akan  berusaha lebih baik lagi, dan saling menyemangati.

Ingat-ingat tujuan belajar kita di bunda cekatan untuk apa, insyaAllah selalu ada jalan untuk niat yang baik.

Share:
Continue Reading →

Senin, 15 Juni 2020

Check In (jurnal 4 kupu-kupu)

Alhamdulillah sudah masuk pekan ke 4 dari 8 pekan program mentorship bunda cekatan.
Karena telah berada di tengah perjalanan, saatnya melakukan "check in". Mengecek perkembangan, sampai mana hubungan mentor dan mentee.

Ketika check in, yang kami lakukan yaitu:
1. Mengecek proses yang sudah dijalankan. Bagainana sejauh ini? Apakah sesuai dengan deadline? Apakah bisa siukur keberhasilannya?

Ahamdulillah.. Saya sedang menjalankan apa yang saya di jurnal 3.
Indikator keberhasilannya saya buat seperti ketika melakukan puasa kepompong bulan lalu.

* membentuk habit tidur teratur
* disiplin waktu gadget
* disiplin jadwal HE
Masalah habit ini, harus dibentuk dengan disiplin dan konsisten menjalankan. Semua saya catat di bullet journal (bujok

Untuk membentuk habit tidur, saya membuat grafik jam tidur selama perminggu, saya selipkan di weekly log bujo.

Untuk disiplin penggunaan waktu gadget, sy sejauh ini sudah:
* menepati jadwal untuk buka Grup FB/WA, hadir tepat waktu ketika live fb buncek.
* menetapkan kembali jadwal belajar anak,
* Berkurang main medsos.

2. Mengecek kenyamanan antara mentor dan mentee.
Saya mengkonfirmasi kepada mentor tentang cara saya mencurahkan isi hati ketika konsultasi, apakah sejauh ini mentor merasa nyaman atau justru tidak nyaman?
Alhamdulillah mentor saya oke-oke saja, karena sudah terbiasa dan pernah bertugas sebagai konselor ☺.

Membalikkan pertanyaan yang saya ajukan, mentorpun mengecek kenyamanan saya,dengan kondisi mentor yang juga sibuk bekerja di ranah publik, apa ada ganjalan terkait waktu atau kesempatan kita berkomunikasi.

Saya pun sejauh ini merasa oke saja. Karena sudah ada kesepakan sebelumnya.
Dari awal memilih mentor pun saya sudah paham bahwa beliau orang yang sibuk.
Dan saya rasa dari situ juga bisa belajar mengamati bagaimana beliau membagi waktunya dan menjadi motivasi buat saya.

3. Prioritas
Kami berdua, antara mentor dan mentee berusaha memprioritaskan waktu pendampingan di tengah kesibukan masing-masing .
Mentor saya sebenarnya punya fokus lain di pekan ini, sedang mengikuti Pra Raker Yayasan di tempat beliau bekerja. Sehingga, ada perubahan jadwal diskusi dengan mentor.

Saya sendiri berusaha tepat waktu memberikan pendampingan terhadap mentee. Maupun melaporkan/melakukan konsultasi terhadap mentor, saya lakukan di jam yang sudah menjadi kesepakatan kami.

Naah.. untuk mentee saya, rupanya pendampingan ini tidak menjadi prioritas beliau (pada pekan ini khususnya)
Saya kurang tau penyebabnya apa.

Pekan lalu ketika di hari kedua mentoring, saya menyapa untuk memberikan pendampingan lagi, mungkin masih ada yang ingin didiskusikan, tapi mentee saya ini tidak menjawab chat.
Saya pikir, mungkin tidak ada yang perlu dibantu 😅.

Saya sebenarnya berharap di pekan "check in", bisa lebih memahami mentee.. apakah ada dari cara saya mementori yang rasanya tidak nyaman buat mentee?

Ketika saya mencoba menghubungi, dan ajukan pertanyaan mengenai kenyamanan, atau adakan tantangan yg dia hadapi selama ini? Adakah yang bisa saya bantu?
Mentee saya hanya menjawab "belum menyimak materi live dari bu Septi".
Karenanya, saya memaklumi dan meminta beliau menyimak dulu.
Esoknya ketika saya sapa, tidak dibalas.

Di program ini, jadwal pendampingan/mentoring hanya 2 hari (Jumat dan Sabtu).
Saya berusaha menepati waktu sesuai jadwal karena juga sedang belajar manajemen waktu.
Maka ketika hari itu tidak mendapat balasan, saya tidak menghubungi lagi.
Karena tidak ada proses check in, saya hanya bertanya-tanya sendiri kenapa beliau tidak membalas chat saya, apakah ada sedang ada masalah atau fokus lain?

Oiya, waktu yang kami sepakati juga per sesi mentoring yaitu di jam 9 pagi.
Karena sama-sama punya 2 anak (bayi dan balita) saya sangat memaklumi jika ada keterlambatan, karena biasanya harus mengkondisikan anak dulu.

Di hari Senin malam, kemarin, mentee saya mengirim chat menyatakan "saya pekan ini skip dulu mentoringnya yaa, karena ingin mengambil "jatah libur" hehehe". 

Daripada bertanya-tanya sendiri kenapa, apa ada yang salah? mari kita lakukan check  in lagi pekan depan 😄
Share:
Continue Reading →

Sabtu, 06 Juni 2020

Miliki Rencanamu (jurnal 3 kupu-kupu)

Alhamdulillah kelas kupu-kupu masuk lagi setelah libur lebaran. Pekan ini adalah tahap ketiga dalam program mentoring di kelas bunda cekatan. 
Pada pekan ini, kami menyusun tujuan dan rencana atau langkah-langkah mencapainya. 

Pertama, dimulai dari menyusun skala prioritas ilmu yang ingin kita kuasai. 
Tentunya ada banyak sekali ya maunya ibu-ibu..hehehe..
Bu Septi sudah membuatkan worksheet untuk kami isi list ilmu-ilmu yang dibutuhkan, yang masih sesuai dengan apa yang dituliskan dalam mind map

Saya menempatkan manajemen waktu di posisi pertama, sebagai ilmu yang ingin saya kuasai dalam waktu dekat khususnya dalam program mentorhip bunda cekatan . 
Karena menurut saya inilah yang paling urgent . Semua bidang yang ingin saya pelajari juga akan berjalan dengan baik jika manajemen waktu sudah baik. 


Tujuan saya ingin menguasai Manajemen Waktu adalah mampu mengatur waktu, disiplin, dan konsisten sehingga bisa menjalankan peran dengan baik dan adil sebagai istri, ibu (yang menjalankan homeeducation) dan pribadi. 

Agar bisa mencapai tujuan dengan realistis, sebaiknya tujuan tersebut dituliskan secara spesific, measurable, achievable, relevant dan timebond (SMART) 

Di bawah ini adalah tujuan yang ingin saya capai dalam belajar Manajemen Waktu sampai akhirnya saya bisa mencapai goal utama. 


Selanjutnya menyusun langkah-langkah mencapainya.
Tujuan tanpa rencana, hanya akan menjadi harapan tanpa kenyataan
Menyadari masalah manajemen waktu saya lebih banyak di masalah habit tidur (tidak teratur, sering begadang) dan tidak disiplin dalam penggunaan gadget, maka dalam waktu dekat, inilah langkah-langkah yang saya susun dan akan saya latihkan.

Share:
Continue Reading →

Selasa, 12 Mei 2020

Assess Your Skill Level (jurnal 2 kupu-kupu)

A. Self Assessment Skill: Manajemen Waktu

1. Apakah baru memulai skill ini?
Jawab: Tidak
2. Pernahkah anda melakukan skill ini sebelumnya?
Jawab: Pernah
3. Apakah ingin mempelajari teknik baru atau ingin meningkatkan keterampilan khusus?
Jawab: ingin meningkatkan keterampilan
4. Apa tantangan terbesar yang anda hadapi sejauh ini?
Jawab: kurang konsisten dengan jadwal

‌Untuk Ilmu Manajemen Waktu ini, saya sudah pernah belajar di tahap sebelumnya, ketika memasuki jungle of knowledge, kelas ulat-ulat.

Saya waktu itu belajar dari diskusi bersama teman-teman keluarga Manajemen Waktu, dari youtube dan web/blog, juga mendapat makanan ilmu manajemen waktu ini dalam bentuk "hadiah buddy"

Yang sudah dipelajari:
A.Manajemen waktu dalam islam, teknik manajemen waktu: bullet journal, pomodoro.
B. Manajemen waktu gadget: Membuat waktu-waktu dan durasi khusus menggunakan gadget.

Yang sudah saya lakukan:
a. Saya menggunakan bullet journal untuk mencatat aktivitas tahunan, bulanan, mingguan agar tidak lupa dan untuk men-track kegiatan.
‌b.menggunakan teknik podomoro untuk melakukan pekerjaan domestik
c.bersih-bersih jam sebelum tidur agar besok paginya tinggal menyiapkan makan dan fokus melakukan home education.
d. menerapkan "no gadget" at 18-21
e. Menetapkan jadwal tidur malam (max. 22.00), dan tidur siang

Saya sudah pernah berhasil menjalankan teknik mananemen waktu ini ketika melakukan puasa kepompong.
Namun, kendor lagi, karena pernah sekali-kali tidak menjalankan.
Kegagalan itu akhirnya memincu kegagalan berikutnya.

Masalahnya ada di "kurang konsisten" dengan jadwal menggunakan gadget dan jadwal tidur. Sering terlena ketika mengambil waktu "Me Time" mengakibatkan saya sering tidur larut, dan keesokan harinya menjadi lebih lelah.

Saya perlu belajar disiplin waktu agar apa yang saya pelajari dalam manajemen waktu ini bisa terlaksana dengan baik.
Anak saya pun insya Allah tahun ini sudah masuk sekolah, maka jadwal yang biasanya saya buat harus diubah menyesuaikan kebutuhan.
Selain disiplin waktu diri sendiri, perlu juga membantu anak dalam displin waktu.

Sebenarnya ada perbaikan jadwal tidur selama Bulan Ramadhan ini. Saya tidak tidur larut lagi (maksimal 22.00) agar bisa bangun dini hari.
Saya berharap, selanjutnya bisa terus membangun kebiasaan baik ini meski sudah lepas Bulan Ramadhan.


B. Bertemu dengan Mentor & Mentee

Agar lebih fleksibel, dibanding dengan melakukan video call, kami sepakat untuk saling mengirim video.
Baik saya sebagai mentor yang mengirim video ke mentee, juga saya sebagai mentee yang mengirim video ke mentor. Dan sebaliknya.

Rasanya...agak gugup. Karena saya bukan orang yang percaya diri bercerita ke orang lain dalam bentuk audio-visual seperti itu.
Tapi senang juga, akhirnya bertemu dengan mereka, pasangan dalam program mentorship ini.
Dari saling berkirim video, kita bisa melihat bagaimana gesture pasangan kita ketika berbicara, dan dengan itu bisa sedikit memberi penilaian bagaimana karakter mereka.

Mentor saya, bu Nia, berdasarkan video + hasil ST 30 yang saya berikan, bisa mengenali karakter saya, dan memberikan respon yang saya butuhkan 😍.

C. Untuk mentor, Bagaimana Membantu Mengidentifikasi Tingkat Keahlian Mentee

Saya sebagai mentor, membuat video berisi beberapa pertanyaan untuk menilai keahlian mentee. Seperti beberapa pertanyaan self assessment sesuai petunjuk mentorship ini.
Ditambah pertanyaan:

  • Kapan mulai dan dari mana mempelajari ilmu ini?
  • Kenapa/alasan mempelajari ilmu tersebut?
  • Bagaimana proses belajarnya?
  • Bagaimana cara mengajarkan ilmu ini (metode phonics) ke anak?
  • Apakah ingin mempelajari teknik baru/keterampian khusus?
Saya juga membuatkan kuesioner untuk penilaian kemampuan anaknya (membaca dengan metode phonics)


Kuesioner u/ kemampuan anak. (Ya/belum)

  • Apakah sudah tahu bunyi huruf?
  • Aakah sudah bisa menganalisis bunyi awal suatu kata yg diucap? Misal mba Nana mengucap "sit". Bisa menyebutkan apa bunyi huruf awalnya?
  • Apakah sudah bisa menganalisis bunyi awal suatu benda/gambar? Misal ditunjukkan benda/gambar "egg". Bisa menyebutkan apa bunyi huruf awal bendanya?
  • Apakah sudah tahu simbol huruf?
  • Apakah sudah bisa merangkai huruf dari kata sederhana? Misal: "dog", "pig", "bat"
  • Apakah sudah bisa menulis huruf?
  • Bisa diceritakan sedikit anaknya sudah bisa apa? 
Share:
Continue Reading →

Rabu, 06 Mei 2020

Tahap Perkenalan Mentor-Mentee (Program Mentorship Pekan 1)

Alhamdulillah pekan pertama kami masuk di kelas kupu-kupu bunda cekatan.
Kejutan di kelas ini....adalah program mentorship 😍.

Setiap peserta kelas bunda cekatan berhak mendaftaftarkan dirinya sebagai mentor untuk pengalamannya di bidang ilmu tertentu.
Dan juga mendaftarkan diri menjadi mentee untuk meningkatkan kualitas keterampilan dirinya di bidang ilmu tertentu, yang masih sesuai dengan mind mapnya.

Saya akhirnya memberanikan diri mendaftar sebagai mentor untuk "Belajar Tahapan Membaca dengan Metode Montessori".
Lalu memilih menjadi mentee untuk menjngkatkan keterampilan "Manajemen Waktu".

Mentor saya, Bu Nia Lestari adalah Leader RCIP Ibu Profesional Kediri Raya.
Beliau juga bekerja di Yayasan Bina Insan Kediri, Volunteer Koordinator di Peguyuban Peduli Perempuan Kota Kediri ( P3K2) dan sukarelawan di Lembaga Perlindungan Anak Kediri.

MasyaAllah..dengan segitu banyaknya aktivitas beliau, masih ikut belajar bersama kami di Institut Ibu Profesional ini, bahkan mengambil peran penting.
Sungguh bahagia bisa menjadi mentee beliau.

Alhamdulillah..bu Nia juga orangnya enak diajak ngobrol, tidak jaim dan berjiwa muda, haha.. kebetulan sudah berapa kali bertemu beliau di kegiatan IIP.
Sehingga saya dengan nyaman bisa bercerita kondisi saya saat ini.

Alhamdulillah juga, saya menemukan mentee yang meminta saya menjadi mentornya.
Mentee saya, Mba Nana, berasala dari Regional Asia, Wilayah Malaysia.

Beliau memiliki anak yang berumur 4 tahun.
Mba Nana sedang dalam masa mengajarkan huruf dan membaca dengan metode phonics, tapi beliau kurang begitu paham dengan metode ini.
Anaknya sekarang bersekolah yang di sekolahnya menerapkan metode phonic untuk belajar membaca.
Menurut beliau, anaknya menjadi bingung karena sudah terlanjur mengenal simbol huruf.
Dengan pengalaman saya mengikuti training online, belajar membaca Metode Montessori. InsyaAllah..bisa sedikit berbagi, dan saling belajar di program mentorship.

Selain kenalan satu sama lain, kami juga membuat kesepakatan untuk jadwal mentorship ini. Bismillah...semoga berjalan lancar

Share:
Continue Reading →

Senin, 27 April 2020

Aliran Rasa Tahap Kepompong


Alhamdulillah..telah melewati tahap kepompong . Siap bertransformasi jadi kupu-kupu cantik 😍.

Puasa kepompong ini tidak bisa dibilang mudah, tapi juga tidak susah amat sebenarnya. Jika bisa menyingkirkan rasa malas dan bosan, memaknai dengan penuh apa yang sedang dijalankan ini adalah proses menuju tahap lebih baik.

Puasa kepompong saya selama 4 pekan semua berhubungan dengan manajemen waktu, yang menjadi faktor penghambat menjadi produktif selama ini.
Jika dibiarkan, itu juga merusak kebahagiaan dan membuat saya lebih gampang emosi membersamai anak-anak di rumah.

Terkadang ada rasa ingin mundur, tapi alhamdulillah selalu muncul pikiran "aku harus berubah", maka akhirnya meski terseok-seok, dan badge yang didapat naik turun, tetap saya lanjutkan puasanya, bertahan di tahap kepompong

Sedangkan tantangan 30hari untuk melatih keterampilan, saya memilih mempraktekkan komunikasi produktif.
Tidak setiap hari berhasil, tapi saya senang menjalaninya.
Saya dan suami merasa ada perubahan dalam komunikasi yang meningkatkan kebahagiaan kami berdua, juga anak-anak.
Kami sama-sama menjalankan tantangan in lebih tepatnya.



Semua rangkaian di tahap kepompong bunda cekatan ini, merupakan proses luar biasa bagi saya.
Pas sekali dengan masa mewabahnya covid-19.
Tidak kami ketahui sebelumnya akan terjadi, namun Allah SWT seperti mendukung proses puasa kami dengan hadirnya wabah ini.

Kata pak Dodik dalam status facebook  beliau beberapa hari yang lalu "Masa ini bagai masa puasa, semua orang prihatin. Mengurangi banyak kesenangan, bahkan kerap berada pada garis batas kecukupan. Secara sadar menata diri, ataupun secara terpaksa."

Kondisi pandemi Corona yang mengharuskan kita #dirumahaja, membantu fokus memperbaiki diri dan keluarga.
Melakukan apa yang bisa dilakukan untuk membantu orang terdekat.
Tidak disibukkan dengan melakukan hal-hal yang kurang bermanfaat.

Kami berpuasa ulat (insya Allah), yang tidak hanya berpuasa lalu setelahnya berganti kulit luarnya saja seperti puasa ular.
Kami berpuasa untuk berubah menjadi lebih baik, dan semoga bisa bermanfaat bagi sesama.

Dan kini alhamdulillah, kami memasuki bulan Ramadhan.
Hari ini adalah hari ke 5 puasa Ramadhan, puasa sebenarnya yang sudah Allah SWT wajibkan bagi kita umat muslim, agar kita menjadi orang yang bertakwa.

Semoga puasa Ramadhan ini berjalan lancar. Menjadi momen untuk membersihkan jiwa, menjauhkan kita dari segala perbuatan buruk dan tidak bermanfaat, mensucikan harta
 dan memperbanyak mendekatkan diri kepadaNya. Aamiin ya rabbal aalamiin..
Share:
Continue Reading →

Kamis, 23 April 2020

Jurnal Puasa Kepompong (Pekan 4)

Puasa pekan keempat ini masih dengan judul yang sama dengan puasa sebelumnya, yaitu puasa dari pagi yang kurang bersemangat.
Tetapi, bedanya, indikatornya saya ubah.

Saya melihat masalah kenapa manajemen waktu masih kurang baik, grasak grusuk di pagi hari itu karena saya balik lagi ke kebiasaan tidur malam.

Sempat berubah sementara, tidur maksimal jam 10 malam. Namun, ketika suatu waktu saya memilih ingin me time dulu dengan membaca "webtoon", atau bullet jurnaling malah keterusan sampai tidur tengah malam. Dan itu tidak sehat.

Indikator kali ini, yang saya rasa insyaAllah bisa saya capai juga..hanya butuh konsisten.
1. Bangun sebelum adzan subuh
2. Dzikir pagi
3. Dzikir petang (saya masukkan meskipun judulnya "Puasa pagi", karena saya ingin membentuk kebiasaan ini)
4. Tidur malam maksimal jam 10.

Alhamdulillah, selama 4 hari melakukan puasa di pekan keempat saya tidak mendapat badge merah "Need improvement".
Masih naik turun, karena itu insyaAllah akan saya teruskan sampai membentuk kebiasaan baik.
Bismillah...semoga juga di momen Ramadhan besok, saya menjadi kepompong lagi, yang tidak melakukan hal yang kurang bermanfaat.
Dan sibuk memperbaik diri dan meningkatkan ibadah.

Selamat berpuasa Ramadhan...❤
Share:
Continue Reading →

Rabu, 22 April 2020

Komunikasi Produktif (Tantangan Hari 30/30)

Alhamdulillah, hari ini saya banyak berhasil latihan komunikasi produktifnya.

Saya menggunakan beberapa trik komunikasi pada anak agar mau melakukan apa yang saya minta.
Seperti:
*bertanya daripada memerintah.
Contohnya:
"Bilal, ini legonya habis dimaini taro dimana ya?"
"Oh..iya..hehe..(lalu diberesin deh)

*Memberikan pilihan, yang sesuai tujuan, seperti:
Sekarang mau makannya pakai kering tempe dan ayam atau tempe kering sama sosis solo?
(Intinya saya mau Bilal makan sekarang)
Lalu Bilal memilih makan ayam dengan kering tempe. Dengan memilih sendiri, Bilal ikut terlibat membuat keputusan, sehingga mau melakukan, hehehe..


Ketika tadi mau belajar iqra, saya buat menyenangkan dengan memberi poin pada setiap baris yang Bilal selesaikan.
Dia senang tiap mendapat poin 😍 dan makin semangat bacanya.

Saya juga berusaha sabar ketika membenarkan bacaannya, tanpa diselipi kata dannada menyalahkan.
Alhamdulillah ketika Bilal ada keliru baca tadi,dia tidak ngambek dan malas melanjutkan ,malah makin bersemangat. Barakallahu fiik anak sholeh

Badge hari ini


Share:
Continue Reading →

Selasa, 21 April 2020

Komunikasi Produktif (Tantangan Hari 29/30)

Hari ini kakak Bilal minta untuk diberi kesempatan nonton sebentaaar aja, katanya.
Ditanya apa alasannya? Dijawab "cuma pengen aja. Itu keinginan Bilal"

Panda ajak ngobrol deh..
👱"Kak, boleh ga panda keluar naik motor sama Bunda dan adek, tapi kakak Bilal nda ikut"
👦"Looh..kenapa? 😟"
👱"Gapapa..Panda pengen aja. Kayak kakak Bilal kan? Itu keinginan Panda aja"
👦"Tapi, Panda..di luar ada virus corona, tidak boleh kemana-mana"
👱"Bilal tau ga cara penyebaran virusnya?"
👦"Lewat bersin,batuk,bicara kalo ga pake masker"
👱"Betul. Lewat cairan ludah kan kalo kita bicara, bersin, atau batuk. Nah..kalo panda dan bunda dan adek keluarnya pake masker berarti gapapa dong"
👦"Tetap ga boleh..kan adek ga mau pake masker"
👱"Nanti adek  diboboin dulu, baru dipakein masker. Atau ditutupin pake jilbab bunda"
👦"Panda, kita harus tetap di rumah. Karena kita nda tau nanti bisa ketemu orang lewat.. Bunda bisa terinfeksi, panda, juga bisa kena adek, biarpun dia bayi" 
👱"Kalo panda bunda adek keluarnya sebentar aja,naik motor terus, nda berhenti2 untuk beli buku, nda berhenti beli barang atau ke restoran kan gapapa. 
👦"Tapi tetap nda boleh keluar-keluar dulu kalo tidak penting"
👱"Kenapa? bahaya ya? dan bisa membahayakan orang juga?
👦"Iyaa..bahaya"
👱"Naah..sama. Bunda Panda juga tidak mau Bilal bahaya. Menurut riset, riset itu penelitian, anak-anak yang banyak menonton itu bisa merusak otaknya"
👦"Looh aku cuma mau nonton sebentar, jadi ga bahaya"
👱"Kalo panda bunda juga keluarnya sebentar berarti boleh dong?
👦"Pandaa..sudah banyak loh orang terkena virus korona"
👱"Bilal tau ada berapa yang kena di Pare?"
👦"Ribuan?"
👱"Ribuan itu di seluruh Indonesia. Kalo di Pare ada 7 orang"
👦"Iyaaaa..tapi 7 itu terus tambah 7 terus tambah 7"
👱"Betul..kakak, dari 7 orang itu bisa menular lagi ke banyak-banyak orang. Samaaa..tayangan di TV itu juga bisa menular ke Bilal. Kayak spongebob itu..bagus ga mukul-mukul patrick?"
👦"Ga bagus..tapiii mereka itu...blablabla (saya ga ingat apa penjelasan Bilal dari cerita yang ditontonnya 😅). Dan itu cuma di film.
👱"Trus apakah boleh kita nonton yang tidak baik karena cuma di film?"
👦"Tapiii..panda, aku sudah tidak nonton spongebob."
👱"Iya,memang tidak hari ini karena buka  jadwalnya. Tapi minggu kemarin masih nonton"
👦"Hhf...panda...(mulai berkaca-kaca,suara bergetar tp masih ditahan). Panda boleh keluar, tapi 1 detik aja"
👱"Yasudah, berarti kk Bilal juga nontonnya 1 detik. Kalo 1 detik nonton sih boleh"
👦 (menghela nafas panjang) Sudah kehabisan kata-kata sepertinya.

🧕"Makasih ya Bilal sudah mengkhawatirkan bunda landa adek..gimana kalo kita main aja, seru dan nda perlu keluar rumah. Main apa ya?
👦"Iyaa..mau main..lego"
🧕"Bikin apa ya? Ada ide kak?"
👦"Gimana kalo kita bikin lego bentuk tv. Trus nanti kita pura-pura nonton"
"Waah.. Ide bagus"


Bilal sedang menjelaskan fungsi tombol-tombol di TV lego

Bermain game ekspresi


Tadi lebih banyak dialog Panda dengan Bilal sih.. Setelah masalah selesai, saya lanjut berdiskusi dengan Panda.
Kami senang, Bilal sudah bisa diajak berdiskusi.
Meskipun sudah berkaca-kaca, dia tetap menjawab dengan jawaban yang logis. Sampe akhirnya menyerah 😆.

Berdiskusi dengan panda, saya belajar juga tips berkomunikasi.
Salah dua tips dari Panda:
* usahakan sepanjang dialog nada suara yang digunakan rendah, jadi kesannya tidak menekan"
*posisikan diri kita sejajar dengan anak.
Jadi ketika berdialog jangan menempatkan diri di atas teman dialog. Tapi jadikan "dirimu sebagai dia" dan "dia jadi dirimu".
Maksudnya biarkan dia berpikir gimana kalau aku juga melakukan hal itu? 😁.

Saya juga senang, alhamduliah..karena kakak Bilal bisa memecahkan masalahnya dengan ide membuat mainan tv lego 😍.
Kami berdua pun sadar, kalau sebenarnya tadi Bilal sedang mati gaya jadi minta menonton tv. Kami waktu itu sibuk menemani adek sambil diskusi tentang pendaftaran Bilal sekolah.
Salah satu bahasa cinta Bilal adalah waktu bersama.
Jadi kalau kami bisa menyediakan itu, tontonan sebenarnya tidak lagi menarik buatnya ☺

Alhamdulillah, tanpa naik emosi masalah bisa diselesaikan.
Badge latihan ini excellent dong 😍



Share:
Continue Reading →