Selasa, 31 Maret 2020

Komunikasi Produktif (Tantangan Hari 8/30)




Hari kedelapan masih perlu banyak latihan untuk komunikasi dengan pasangan ๐Ÿ™ˆ.

Ntah karena capek atau apa, sering ada kesalahpahaman kecil diantara kami. Intinya sih miss komuninasi saja.

Ntah saya kah yang terlalu mudah tersinggung atau gimana, tapi saat tadi sedang membahas sesuatu, saya merasa ada yang tidak benar dalam kalimat Panda, yang membuat saya sedikit tersinggung.
Alhamdulillah..semua masih bisa dibicarakan dari hati.

Yang kurang dalam komunikasi kami tadi:
* pesan yang disampaikan kurang jelas bagi kedua pihak
* waktu yang kurang sesuai (masih repot dengan anak-anak)
* intonasi suara yang dirasa kurang nyaman

Badgenya latihan ini


Share:
Continue Reading →

Senin, 30 Maret 2020

Komunikasi Produktif (Tantangan hari 7/30)


Hari ketujuh tantangan. Sebenarnya yang paling menantang adalah komunikasi produktif pada diri sendiri.

Masih sering mengucapkan kata negatif, tidak percaya diri dan takut.
Sayangnya ketakutan-ketakutan itu bisa menular juga ke anak, huhuu..
Kata seperti "tidak bisa", "Aku takut" itu yang harus saya perbaiki lagi.

Tadi, ketika ada siput telanjang yang masuk rumah, saya jijik sekali. Memang tiap musim hujan selalu masuk rumah. Dan kayaknya semakin banyaak  jumlahnya ๐Ÿ˜ฑ.

Untungnya, kakak Bilal sudah berani. Jadilah dia yang membuang siputnya ke luar rumah.

Awalnya saya menularkan rasa takut itu. Dulu setiap melihat siput,atau serangga apapun dia akan teriak.
Setelah diajarin Pandanya bahwa mereka itu tidak menakutkan, dia sudah berani.

Tidak butuh waktu lama ternyata. Dalam sehari, sudah berani dong ๐Ÿ˜†.
Panda mengajari dengan langsung menujukkan cara mengusir atau membuangnya. Dan Bilal diminta untuk mencoba.

"Bunda,siput itu tidak perlu ditakuti."
" Siput itu lambat jalannya, manusia lebih cepat. Dia juga tidak menggigit manusia. Jadi kita tidak perlu takut",kata Bilal panjang lebar tadi menasihati bundanya, hahaha..

"Tapi bunda takut...hih..jijik", jawab saya.

"Nda perlu jijik juga..memang lengket ada lendirnya, tapi bisa dicuci nanti.
Kan dicungkil pake sendok terus dibuang, sendoknya dicuci"

Dan saya? Iya iyain aja..
๐Ÿ˜… masih takut,lebih ke jijik sih sebenarnya. Gimana dong? ๐Ÿ˜…

Bagde untuk komunikasi pada diri sendiri

Share:
Continue Reading →

Minggu, 29 Maret 2020

Komunikasi Produktif (Tantangan hari 6/30)


Tantangan hari keenam, saya ingin menuliskan latihan komunikasi produktif dengan pasangan.

Ketika Panda ngomong, biasanya selalu ada kata "tapi", atau rasa saya ingin menyela.
Untuk perkara sepele sih tidak begitu mengganggu. Tapi ketika membicarakan hal-hal serius, kebiasaan yang seperti ini bisa memancing emosi diri sendiri dan orang lain.
Sehingga terkadang, ada nada tinggi yang keluar, meski kami tidak sampai bertengkar.

Alhamdulillah setelah latihan terus (dan mengkomunikasikan juga ke Panda bahwa kita akan sama-sama belajar) saya, terutama Panda sebagai objek penerima informasi sendiri, merasa bahwa ada perubahan baik dari cara berbicaraku dan bagimana merespon pendapatnya.

Saya belajar ketika pasangan menyampaikan sesuatu, saya menerima dan tidak memaksakan pendapat.
Komunikasi yang baik akan membentuk FoE/FoR ku dan FoE/FoR mu ==> FoE/FoR KITA_*
Belajar menggigit lidah, tidak langsung menyela.
Karena ternyata, seringkali pendapat Panda benar juga.
Seperti tadi ketika Amanah sedikit rewel abis magrib.
Panda bilang "Sepertinya dia ngantuk,coba dimimiin dulu".
Lalu kusela dengan langsung  bilang "dia loh baru bangun jam setengah lima sore. Masa sudah ngantuk?"
"Dicoba dulu..karena mulai ngucek-ngucek mata itu", kata Panda.

Saya yang biasanya, akan mencoba "arguing" ๐Ÿ˜. Apalagi saat itu saya lagi asyik main sama kakak Bilal.

Dan ternyata benar. Setelah saya bawa ke kamar, hanya -+ 5 menit kemudian Amanah tertidur,hehe..

* * *
Bismillah..tidak berhenti terus latihan komunikasi poduktifnya.

Badge untuk latihan hari ini saya beri:

Sudah baik (kata Panda,hehe), hanya di awal-awal, sempat ada "penolakan".
Ada rasa ingin menyela dengan langsung mengeluarkan pendapat sendiri ๐Ÿคญ. Maaf ya Panda ๐Ÿ™.
InsyaAllah saya akan latihan terus memperbaiki cara berkomunikasi dan menghormati pasangan

Share:
Continue Reading →

Sabtu, 28 Maret 2020

Komunikasi Produktif (Tantangan hari 5/30)


Hari kelima tantangan komunikasi produktif.
Setiap ingin memberi nasehat panjang lebar, saya jadi berhati-hati ๐Ÿ˜.
Karena ternyata percuma kita ngomong panjang lebar tapi anak tidak mengerti atau malah merasa terintimidasi.

Maka tadi ketika kakak Bilal melakukan sesuatu yang tidak saya harapkan, saya berusaha mengkomunikasikannya dengan kalimat tunggal.

Dijeda dulu, biarkan anak berpikir dan merespon dulu, sebelum dilanjutkan lagi kalimat yang mau disampaikan jika masih ada yang perlu.

Tadi pagi, Bilal menonton kartun.
Hari Sabtu dan Minggu memang jadwal yang saya perbolehkan untuk nonton.
Karena waktu itu belum sarapan, saya beri perjanjian.

"Boleh nonton tapi sambil makan ya". "Kalau makanannya tidak disuap, berarti TVnya dimatikan dulu sampe makanannya habis. Oke?"
"Oke", jawab Bilal

Dan ternyata, makanannya lupa dimakan. Ada 2-3 kali harus saya yang ingatkan untuk menyuap.
Akhirnya, TV saya matikan dong.
Bilal menangis.
Saya sempat membahas masa lalu dengan bilang
"Kenapa sih makannya selalu harus bunda yang ingatin untuk disuap?"

Gemeees..kesal...dan mau melanjutkan beri nasehat panjang lebar. Tapi saya tahan-tahan.

Saya ungkapkan apa yang Bilal lakukan, bahwa Bilal harus mematuhi kesepakatan.
Nangisnya mulai mereda, tidak keras lagi, tapi suaranya berganti jadi tangisan sedih.

Saya coba memahami perasaannya. Mengusap air matanya, dan menyemangati untuk segera menyelesaikan makannya agar bisa melanjutkan nonton lagi.
Ternyata itu efektif.

Bilal makan dengan lahap. Bahkan menantang Panda, siapa duluan yang akan habis..
Haha..tentu saja Bilal. Karena makanannya tinggal sedikit, sedangkan Panda baru mau mulai makan ๐Ÿ˜.

Indikator keberhasilan: Melakukan 3 dari 4 poin. Saya beri badge: Very Good
untuk latihan kali ini.

Share:
Continue Reading →

Jumat, 27 Maret 2020

Jurnal Puasa Kepompong (Pekan 1)

Selain menjalankan #tantangan30hari di kelas kepompong bunda cekatan, kami juga menjalani puasa selama sepekan-sepekan. Total puasa nantinya ada 4 pekan.
Puasa sepekan ini sebenarnya sudah mulai duluan dari #tantangan30hari.
Tepatnya dimulai hari Jumat, 20 Maret 2020.

Pekan pertama saya memilih berpuasa dari malas membersihkan rumah malam hari.
Seharian setelah berkegiatan dengan anak, pasti rumah menjadi kacau. Mainan dimana-mana, belum lagi piring yang hanya ditumpuk. Padahal tidak banyak sih.. biasanya hanya piring sehabis makan malam itu.

Sebelumnya, saya memang mematok tugas domestik untuk sapu pel ketika esok pagi, sehabis rutinitas subuh.
Tapi ternyata, tidak cukup seperti itu.
Agar mood begitu memulai hari menjadi baik, saya butuh melihat rumah yang bersih cling dan sudah "siap" untuk anak-anak explore lagi.

Selama ini, Panda yang selalu membantu.
Malam hari sebelum tidur beliau yang menyapu dan mengepel agar istrinya besok ketika bangun pagi langsung lihat rumah bersih, dapur bersih, tinggal main sama anak ๐Ÿ˜….
Panda berusaha agar besok saya bangun dalam keadaan bahagia, masyaAllah..jazaakallahu khairan Panda ❤.


Kali ini saya harus berusaha "jangan kalah sama rasa lelah, apalagi malas".
Rumah Bersih Rapi 21.00-07.00

Saya tetapkan indikator keberhasilannya yaitu:

Badge Exellent: ketika mainan rapi, (dengan melibatkan Bilal bagian membereskan mainannya, dan bunda bagian membereskan buku), bunda cuci piring, lantai disapu dan dipel.

Badge very good: ketika mainan rapi (dengan melibatkan Bilal bagian membereskan mainannya, dan bunda bagian membereskan buku), bunda cuci piring, lantai disapu.

Badge satisfactory: ketika mainan rapi (dengan melibatkan Bilal bagian membereskan mainannya, dan bunda bagian membereskan buku), bunda cuci piring.

Badge need improvement: 
ketika hanya satu yang beres mainan yang rapi (dengan melibatkan Bilal bagian membereskan mainannya, dan bunda bagian membereskan buku) atau bunda cuci piring


  • Hari pertama mainan rapi, bunda cuci piring, dan menyapu, tapi untuk mengepel masih panda yang lakukan. Masih ada rasa malas karena lelah dan mau langsung tidur saja ๐Ÿ˜”. Awal yang baik, perlu terus pembiasaan. Dapat badge very good.
  • Sayangnya ternyata, kemalasan sebelumnya bisa menular ke hari esok. Maka, hari kedua saya mendapat bagde satisfactory saja.
  • Ahamdulillah hari ketiga, keempat dan kelima mendapat badge excellent ๐Ÿ˜. Saya bahagia.. karena kami melakukannya dengan gotong royong. Saya harap ini juga membentuk kebiasaan Bilal untuk bertanggung jawab membereskan mainannya sendiri sebelum tidur
  • Sayangnya, di hari keenam saya mendapat badge satisfactory lagi. Karena adek Amanah terbangun, butuh menyusu. Dan saya ketiduran ketika menyusui.  Beres-beres pun diselesaikan oleh Panda.
  • Ternyata di hari ketujuh, bahkan saya hanya sempat cuci piring lalu tidur segera. Malam itu memang saya sedang tidak enak badan, dan memilih tidur cepat. Badge yang saya dapat: Need improvement !

Bagdenya masih warna-warni. Semoga bisa meningkat excellent terus.
Pelajaran yang saya dapat dari Ibu Septi bahwa "Kegagalan hari ini cepat sekali menarik kegagalan berikutnya".

Bismillah..terus berusaha konsisten. "Jangan kalah sama rasa lelah, apalagi malas"

Share:
Continue Reading →

Adik Mau Apa? (tantangan komprod hari 4/30)

Amanah 11 bulan, sudah mengerti betul apa yang mau dan tak mau. Dan ini seringkali membuat saya kewalahan, karena misalnya yang Amanah maui itu tidak dibolehkan, dia mulai tantrum.

Jadi PR juga bagi saya untuk mengetahui apa keinginannya, karena dia belum bisa mengkomunikasikan dengan jelas, kemampuan berbicaranya belum lancar.
Jika kita tidak mengerti apa yang dia ingin atau butuhkan, itu bisa membuatnya frustasi.

Contoh, tadi ketika makan malam.
Tiba-tiba saja Amanah menangis.
Setelah coba ditelusuri penyebabnya, ternyata karena melihat kakaknya makan kerupuk, dia mau juga.
Ketika tadi saya beri kerupuk yang sama, tapi berbeda warna, Amanah menolak. Dia melempar kerupuknya dan menangis kencang. Digendong pun meronta-ronta.

Begitu saya peluk Amanah menjadi tenang. Lalu saya coba komunikasi dengan eye contact dan mensejajarkan tinggi tubuh.
"Adek kenapa? Adek mau kerupuk, iya? Yang mana? Yang ini? Yang merah?"
Bilang mau yaa...'maaa-uuu' "

Oh....rupanya, mau yang sama persis warnanya... merah, seperti kerupuk punya kakak Bilal.
MasyaAllah..setelah diatasi, langsung dia dan makan dengan tenang ๐Ÿ˜.

Kenapa adik biasanya selalu ingin meniru kakaknya? 
Yang saya dapat dari video youtube AbahIhsanChannel, jawabannya adalah karena si adik itu butuh.
Bagaikan komputer yang belum terisi, mereka butuh software.
Cara menginstal sofwarenya yaitu dengan melakukan peniruan atau bahasa psikologisnya "imitasi". Dan sumber imitasi terdekat adalah kakaknya.

Ini PR yang masih terus harus dilatih. Memahami kebutuhan dan keinginan bayi untuk mencegah atau meminimalisir tantrum.

Saya beri badge untuk latihan ini:



Share:
Continue Reading →

Kamis, 26 Maret 2020

Membantu Bayi Mengenal Kata (Tantangan komprod hari 3/30)

Meski belum lancar berbicara, bayi sudah bisa berkomunikasi dengan gesture dan ekspresi.
Biasanya di umur 10 bulan bayi sudah bisa meniru kata. Untuk membantu mengenalkan bahasa ke anak, sebaiknya jangan ikut menggunakan bahasa bayi yang dicadel-cadelkan.

Adek Amanah (11 bulan) sudah bisa meniru beberapa kata yang mudah.
Seperti: tata' (kakak), bobo (bobok), tos, horee ๐Ÿ˜.
Juga sudah mengerti instruksi sederhana, dan bisa mengenali nama beberapa benda.
Ketika kita tanyakan dimana letak suatu benda, Amanah bisa menunjuk atau menoleh ke arah yang dimaksud.

Tadi pagi, kami berjemur di teras. Menghangatkan diri sebagai upaya hidup sehat, hehe..
Kebetulan rumah kami posisinya pas langsung menghadap matahari pagi. Jadi cukup duduk dan mengajak anak main di teras. Pandanya sekalian ngeteh, dong.. ๐Ÿ˜

Dengan eye contact, saya komunikasi dengan adek "Amanah, teh ini panas ya",  ketika Amanah ingin merebut teh Panda.
๐Ÿ‘ถ[Ngangguk-ngangguk]
"Amanah mau coba pegang?"
๐Ÿ‘ถ[Angguk-angguk], tangannya berusaha meraih, tapi terasa ada uap panas dari gelas
"Panas kan?"
๐Ÿ‘ถ"nash.." [Angguk-angguk]
"Mau coba lagi?", kata Panda sambil menyodorkan gelasnya
๐Ÿ‘ถ[Geleng-geleng]

Beberapa menit kemudian, Amanah datang lagi mendekati gelas teh Panda.
๐Ÿ‘ถ"Dah..dah?"
"Belum..belum sudah. Masih panas", jawab Panda.
lalu Amanah coba masukkan jarinya ke gelas, dan segera dia tarik kembali. Tehnya masih hangat.

Hihi..masyaAllah..seru sekali berkomunikasi dengan bayi.
Kami berdua (saya dan Pandanya) memang senang memperhatikan bagaimana cara bayi belajar sesuatu, termasuk perkembangan bahasanya.
Kami senang menonton film dokumenter tentang bayi.
Kapan-kapan saya review deh filmnya ๐Ÿ˜Š

Untuk latihan komunikasi ini, saya beri badge:






Share:
Continue Reading →

Rabu, 25 Maret 2020

Komunikasi Produktif (tantangan hari 2/30)

Tadi siang Bilal baru mau mandi, "gatal-gatal", katanya.
Itu konsekuensi karena sedari pagi sudah diingatkan untuk mandi tapi menunda-nunda terus sampe akhirnya lupa karena sibuk bermain.

Begitu mau mandi dan sudah terlanjur melepas pakaian, ternyata listriknya padam.
Dia merengek-rengek minta dimandikan.
Posisi saya saat itu sedang menyusui adeknya, Amanah, yang sudah mengantuk.

Mendengar kakaknya merengek-rengek, Amanah terbangun menangis.
Kesal rasanya, karena tidak mudah menidurkan Amanah yang belakangan ini sedang rewel karena tumbuh gigi. Dan saat itu pun saya mengantuk sekali ketika menyusui.

๐Ÿ‘ฆ[Aku mau dimandiin, aku nda bisa kalo mati lampu]
๐Ÿง•[Mandi sendiri ya, kak..Bunda sedang repot]
๐Ÿ‘ฆ[Ngga mau...mau dimandiin]
๐Ÿง•[Dibuka aja pintunya, bunda sama adek nda lihat kok]
๐Ÿ‘ฆ[Nggggaaaaaakkkk]
๐Ÿง•[Ayo lah kak..coba cari senter dulu]
๐Ÿ‘ฆ[Sudah Bilal cari..tapi senternya pecah, nda bisa dipake]
๐Ÿง•[Yasudah..mandinya nanti aja, sekalian sore aja]

Tambah nangislah dia setelah saya minta untuk batalkan saja mandinya.
Saya istighfar kencang 3x, tapi sayangnya dengan nada mengeluh ๐Ÿ˜”.

๐Ÿง•[Makanya, mandi harusnya tuh dari tadi pagi. Kalo waktunya mandi ya langsung mandi, jangan tunggu-tunggu dulu terus nda jadi-jadi]

Sambil menggendong Amanah, saya turuti saja maunya Bilal biar  semua tenang.
Saya guyur air badannya. Sebelah tanganku menahan Amanah yang meronta-ronta mau ikut main air.

๐Ÿ‘ฆ[Bunda, Bilal aja yang sabunin, bunda yang siram ya]
Lalu sepertinya Bilal paham saya kerepotan dan akhirnya memilih untuk mandi sendiri.
๐Ÿ‘ฆ[Sudah..sudah bunda, biar Bilal yang lanjutin. Bunda bawa adek aja masuk kamar. Ditutup pintunya biar adek nda lihat kakak mandi]

****
Untuk kali ini saya beri badge:
Masih belum produktif komunikasinya.๐Ÿ˜”. Suara dan intonasi yang tidak ramah, membahas yang sudah berlalu (soal mandi yang harusnya sejak pagi) dengan nasihat panjang lebar.
Mengabaikan perasaan Bilal dengan minta untuk nda usah mandi sekalian. Padahal dia butuh, kerena sudah merasa gatal.

Saat itu masalahnya Bilal tidak bisa mandi dalam keadaan gelap.
Saya harusnya bisa saja menjelaskan dengan baik kenapa saya saat itu tidak bisa menemaninya mandi.
Karena ternyata, setelah melihat bundanya repot, alhamdulillah Bilal mengerti dan menemukan solusinya sendiri.



Share:
Continue Reading →

Selasa, 24 Maret 2020

Komunikasi Produktif (tantangan hari 1/30)

Whoaa... #tantangan30hari kelas kepompong bunda cekatan sudah dimulai hari ini.
Hampir saja saya lupa ๐Ÿ˜…. Karena ke-hectic-an bersama anak-anak, ditambah kecemasan sehubungan dengan virus Corona yang  menyebabkan wabah Covid-19 di dunia termasuk di Indonesia.
Saat ini, aktivitas keluar rumah dibatasi, bahkan masjid pun menganjurkan untuk shalat  berjamaah #dirumahsaja.
Huhuu...sedih rasanya membayangkan jika terus wabah ini menghantui hingga bulan ramadhan.

Hari ini saya menghubungi mama di kampung.
Cukup menghangatkan hati, berkomunikasi tatap muka dengan beliau meski hanya lewat videocall. Mama ingatkan untuk jaga kesehatan, tidak perlu selalu mencari info terupdate tentang perkembangan Corona itu.
Ya, beliau tahu anaknya ini dilanda kecemasan.
Lebih penting daripada itu, lebih baik banyak memohon ampun, optimis dan semangat berdoa terus agar wabah ini segera berakhir sehingga kita bisa menjalankan hari dengan lancar kembali.

                              * * *
Haha...sebenarnya ini kan mau cerita #tantangan30hari ya ๐Ÿ˜.
Saya baru ingat bahwa tugasnya dimulai hari ini, ketika siang menjelang sore tadi.

Sebenarnya sih dari kemarin-kemarin sudah memikirkan akan mengambil topik apa dalam mindmap untuk diasah selama 30 hari tantangan.

Saya memilih tema komunikasi produktif. Karena, sebagian besar masalah yang timbul dalam keluarga kami disebabkan masalah komunikasi yang tidak produktif.

Menjadi ibu dari 2 anak (balita dan bayi 11 bulan) membuatku lupa akan materi komunikasi produktif ini. Akhirnya, banyak nada tinggi yang keluar.
Saya sangat menyesal dan paham betul bahwa ini tidak baik, dalam hubungan suami-istri, juga bisa berdampak buruk buat anak.
For things to change, i must change first
Bismillah.. maka dimulai dari diri sendiri, dan agar bisa menjadi teladan yang baik bagi anak-anak, saya berkomitmen untuk melatih komunikasi produktif.

Hari ini saya coba untuk menerapkan teknik komunikasi pada anak, yaitu :
Katakan apa yang kita inginkan, bukan yang tidak kita inginkan.
Tidak langsung sempurna prakteknya. Tapi alhamdulillah tidak ada nada tinggi yang keluar hari ini.

Tadi sore kakak Bilal ingin sekali bermain keluar (padahal ada himbauan untuk #dirumahsaja selama wabah Covid-19).

Setelah menimbang, karena hari-hari sebelumnya kami sudah membahas tentang wabah ini, tentang apa yang harus dilakukan untuk menjaga diri, maka akhirnya saya mengizinkan dengan catatan mainnya hanya boleh di sekitar rumah. Di depan rumah saja, yang bisa bunda pantau.

Beberapa kali juga saya mengintip dari balik jendela (sambil momong adek yang sedang rewel).
Alhamdulillah kakak Bilal melakukan apa yang sudah disepakati.
Bolak-balik juga dia ke teras, menyapa adeknya di jendela, yang juga langsung senang diajak main kakak..masyaAllah...

Ada +- 30 menit akhirnya kakak Bilal masuk. Sebelum masuk rumah, tak lupa ia mencuci tangannya di post satpam pas di seberang rumah kami,hehe..

Memang sejak kemarin di post satpam, digalakkan untuk setiap warga dan siapapun yang masuk ke komplek, (termasuk kurir paket) harus bersih-bersih dulu di post satpam.
Sudah disediakan di sana wastafel dan sabun cuci tangan.
Bismillah..semoga kami semua sehat selalu

Untuk tantangan hari pertama ini, saya mengapresiasi diri dengan badge:

Share:
Continue Reading →

Senin, 23 Maret 2020

Kapsul Waktu

Materi ke tujuh di kelas komunitas ibu profesional, kami diberi tantangan membuat kapsul waktu.
Di kapsul waktu itulah kami meletakkan harapan/informasi yang jngin kita sampaikan pada objek tertentu dan akan dibuka pada waktu tertentu.
Seru sekali bukan? ☺

Biasanya kapsul waktu ini ditujukan untuk dri sendiri, untuk keturunan/generasi mendatang, atau untuk masyarakat umum.

Kapsul waktu yang kami buat ini lebih khusus tentang diri sendiri.
Lebih personal berisi peran saya saat ini, apa yang menjadi kekuatan dan kelemahan saya, serta apa harapan-harapan saya di masa mendatang.

Wadah yang saya pilih untuk pembuatan kapsul waktu ini terbuat dari botol kaca. Botol kaca ini kebetulan kado dari sahabat saya (4tahun yang lalu).
Sebuah botol kaca bening sederhana, tapi berharga juga bagi saya.
Karena sejak sahabat saya memberi kado itu, saya belum pernah bertemu lagi dengannya, selain berhubungan via WA.
Kapsul waktu yang sudah jadi lalu saya simpan di lemari dokumen. Lemari yang berisi barang penting, tapi tidak selalu dibuka, sehingga insyaAllah aman.

Balik ke proses pembuatan, di sana saya menuliskan banyak harapan sebagai istri, sebagai ibu dan sebagai pribadi muslimah.

Sejujurnya ada banyak keresahan yang saya khawatirkan di masa pandemi wabah Corona saat ini ๐Ÿ˜”.
Dan menulis di kapsul waktu ini sekaligus merefleksi diri.
Harapan saya tidak muluk-muluk. Saya hanya ingin menjadi pribadi yang lebih baik lagi, terus..terus...lebih baik.

Durasi yang saya tetapkan tidak begitu lama. Agar bisa dengan mudah saya evaluasi.
Satu tahun dari sekarang, 3 tahun kemudian, dan 5 tahun dari saat ini (insyaAllah tahun 2025 nanti).
Saya tetapkan waktu untuk membuka kapsulnya yaitu ketika umur saya tepat 34 tahun di April 2025.

Semoga Allah perkenankan saya diberi umur panjang nan berkah, begitu pula keluarga saya, suami dan anak-anak. Aamiin ya rabbal alamiin..



Share:
Continue Reading →

Senin, 16 Maret 2020

Aliran Rasa dan Selebrasi

Perjalanan di tahap ulat-ulat memasuki jungle of knowledge. Disini, ulat-ulat yang kelaparan berburu makanan sebanyak-banyaknya.
Tidak hanya mencari makanan untuk diri sendiri,  kelas ini dimulai dengan berbagi makanan.
Sungguh indah dan bikin degdegan membagikan potluck makanan sehari-hari kita.
Untuk pertama kali juga saya berani membagikan sesuatu via suara (jurnal 2).
Awalnya malu-malu, namun akhirnya memberanikan diri. 
Lucu juga ada 3x mencoba rekaman agar potluck yang disajikan tidak membosankan ๐Ÿ˜, waktunya cukup 3menit saja. 
Menyenangkan ternyata, banyak teman-teman yang mencicipinya dan suka juga, alhamdulillah..

Lalu..perjalanan dilanjut dengan berkumpul di satu keluarga.
Saya memilih masuk di keluarga manajemen waktu dulu.
Menurut saya, perihal mengatur waktu ini sangat penting agar semua bisa berjalan dengan baik.
Di keluarga ini saya kerasan.
Banyak mendapat ilmu yang sesuai kebutuhan.
Dalam mind mapku, bahkan 3 dari 5 topik sudah dibahas dalam keluarga manajemen waktu.

Pekan ketiga saya coba berjalan-jalan ke keluarga cemara (kerumahtanggaan) karena tertarik dengan video GO LIVE. Dan benar, di keluarga cemara juga saya mendapat banyak tips yang mendukung manajemen waktu saya.
Merasa masih lapar, saya akhirnya masuk lagi di keluarga PorTA (portofolio anak) dan, manajemen emosi dan Pecinta Quran.
MasyaAllah..semua menarik. Makanan-makanan yang ada masih berhubungan dengan topik dalam mind map saya.

Akhirnya saya mencukupkan diri stay di beberapa keluarga tersebut sambil melahap cemilan dari video GO Live teman-teman.
Tetap, saya harus belajar memilih antara kebutuhan dan keinginan. Merapalkan mantra "menarik namun tidak tertarik" agar tidak kekenyangan mengemil,hehe..

Di tahap ulat-ulat ini kami juga dilatih untuk peduli, "aware dengan sesama ulat", saling berkenalan, saling memberi hadiah.
Kami belajar melembutkan rasa dalam mencari kawan, sampai membawakan hadiah spesial untuk "buddy".

Saya bersungguh-sungguh mencari kawan pada saat itu. Tidak sekedar berkenalan dengan cara menyebarkan form yang harus diisi.
Pun, ketika memberikan hadiah untuk kawan baru saya kemas dengan hati.
Alhamdulillah..bahagia rasanya.

Saya juga mendapat hobi baru, selama di kelas ulat-ulat yaitu belajar bullet journal ☺, salah satu metode untuk membantu manajemen waktu, konsisten dan untuk refleksi diri.
Sebelum memasuki tahap kepompong, kami diminta menemukan "buddy" untuk saling mengalirkan rasa, berbagi peta dan pengalaman.
Saya temukan kawan yang saya rasa sangat 'klik', dan itu menambah kebahagiaan.
Kami akhirnya jadi sering berbagi di medsos, tidak hanya untuk keperluan tugas di kelas ulat-ulat ini.

InsyaAllah..kami siap memasuki tahap selanjutnya di kelas kepompong.
Tetap semangat teman-teman..semoga nanti kita bisa menjadi kupu-kupu yang cantik dan siap menebar manfaat. Aamiin..

Share:
Continue Reading →

Minggu, 08 Maret 2020

Buddy System (Jurnal 8 kelas ulat)

Laku hidup kita sebagai ulat cantik nan menggemaskan yang berpetualang di hutan penuh pengetahuan sudah memasuki 8 pekan.
Sekarang saatnya menyiapkan "Peaceful Place" untuk memasuki tahap laku hidup selanjutnya, di kelas Kepompong.

Kami diminta menemukan satu "buddy"
untuk saling mengalirkan rasa, berbagi peta, berbagi pengalaman, berbagi makanan yang didapatkan.
Siapakah buddy ? Buddy adalah teman akrab, atau sobat kita.

Ketika pertama kali tantangan ini tayang, saya langsung kepikiran sebuah nama ๐Ÿคญ.
Sejujurnya, nama seseorang tersebut bukan teman dekat saya, tidak juga orang yang sudah lama kenal. Tapi, entah kenapa saya merasa 'klik'.

Dari diskusi live dengan bu Septi pun beliau mengatakan bahwa ketika memilih buddy, pilihlah yang kita 'klik'
dengannya. Bisa siapa saja, bisa teman akrab, teman seregional, atau siapapun.

Saya putuskan untuk kepo dulu, dengan membaca tulisan-tulisannya di blognya, sebelum memintanya menjadi buddy saya, hehe..
Alhamdulillah..gayung bersambut.
Esok paginya, teman yang saya pikirkan tersebutlah yang meminta saya untuk menjadi 'buddy'nya ๐Ÿ˜, masyaAllah..

Buddy pilihan saya, namanya mbak Rini dari IP Karawang. Kami pernah sekelas dalam kelas online DiY Montessori, juga berteman di instagram.
Di camping ground kemarin, juga saling bertukar info mengenai kelas favorit. Sehingga, saya sedikit sudah tahu mbak Rini tertarik belajar apa selama di Bunda Cekatan.

Di telur merahnya, mbak Rini menulis ingin belajar 5 keterampilan yaitu: Smartphone photography, Lettering, Perpustakaan online, blogging, dan Minimalist living.
Lalu akhirnya memutuskan untuk fokus  pada 4 keterampilan saja.
Gambaran mind map mbak Rini 

Dengan membawa peta ini, mba Rini  menjelajah ke beberapa keluarga. Alhamdulillah katanya sudah mendapatkan banyak makanan utama dan camilan yang jumlahnya seimbang
Camilannya pun masih berada di jangkauan peta.

Ada satu makanan dalam peta, yang tidak mba Rini temukan, yaitu Perpustakaan Online.

Beliau bercerita bahwa sayangnya, tidak menemukan camp yang membahas tentang perpustakaan maupun sesuatu yang berkaitan dengan itu.
Mbak Rini berencana ingin membuat perpustakaan agar buku-bukunya bisa dibaca dan bermanfaat untuk banyak orang, bukan hanya untuk dirinya saja.

Mendapat begitu banyak makanan dari hasil sharing dari teman-teman, juga hal-hal di luar dugaan yang wow sekali ๐Ÿ˜, mbak Rini sebenarnya merasa sedikit kurang puas.

Sebabnya, di camping ground ini, semua-kita anggota sama-sama sedang belajar,tanpa pemandu yang ahli. Tentunya akan lebih senang jika bisa berguru kepada ahlinya masing-masing.
Rasanya masih ada yang kurang dan susunan/tahapan ilmu dan prosesnya masih berantakan.
Namun tetap saja, pengalaman bertemu dan berbagi dengan banyak teman dari berbagai latar belakang dan wilayah, memang benar-benar luar biasa. Alhamdulillaah ๐Ÿ’“

Setelah berbagi rasa, berbagi peta dan pengalaman, saya coba memberikan referensi belajar mengelola perpustakaan online yang mungkin bisa membantu. Berikut linknya https://www.heizeih.com/aplikasi-perpustakaan/

Saya juga merekomendasikan buku tentang mengelola perpustakaan keluarga, karya mbak Andita A Aryoko, yang juga penulis buku Portofolio Anak.

Sebenarnya saya pun baru tau ada buku seperti ini,haha..belum juga membacanya.
Tapi dari deskripsinya, sepertinya bagus... dan rasanya saya pun kepo ingin membacanya ๐Ÿ˜„

Berikut deskripsi bukunya:
Bunda punya perpus tapi tak terurus?
 Sudah ada rencana berbenah rak buku, tempel-tempel label buku, tapi nggak action-action?
Punya buku banyak tapi tidak terkelompok berdasarkan genrenya?
Lupaa, buku-buku dipinjam oleh siapa saja?
Punya banyak koleksi ebook, majalah, dan surat kabar tapi juga tidak terorganisir dengan baik?Risih dengan semakin menebalnya debu di deretan buku-buku?
Bunda ingin menghidupkan kembali ruh perpustakaan keluarga sebagai jantung ilmu di rumah serta penguat bonding antar anggota keluarga?
Bunda ingin buku-buku di perpustakaan keluarga bertransformasi menjadi sebuah proyek serta karya yang bermanfaat? 

A.HA ๐ŸŽ‰๐ŸŽ‰๐ŸŽ‰
Buku #SSPK bisa mejawab seluruh kegelisahan Ayah Bunda ๐Ÿ˜

*Apa itu buku #SSPK??*
Buku #SSPK *Seru Senang Membangun Perpustakaan Keluarga* adalah buku yang dirancang untuk para keluarga Indonesia dalam membangun dan mengelola serba-serbi perpustakaan keluarga, sehingga perpustakaan dapat menjadi jantung ilmu di rumah, serta menjadi sumber referensi dalam menelurkan proyek dan karya unik keluarga. 
Buku #SSPK dicetak hitam putih dan berwarna, disertai *gambar berwarna* hampir di setiap halamannya, sehingga Ayah Bunda lebih mudah dalam memvisualisasikan dan tidak menjemukan mata ketika membacanya.

*Apa saja isi dari buku #SSPK??*
#SSPK membahas tentang serba-serbi Perpustakaan Keluarga, diantaranya:
❤Pembagian peran anggota keluarga dalam membangun perpustakaan keluarga
❤Anggaran dalam membangun perpustakaan keluarga
❤Pengolahan bahan pustaka di perpustakaan keluarga
๐Ÿ’›Penerapan perpustakaan keluarga yang mekar berjaringan
๐Ÿ’›Komponen-komponen pendukung untuk membangun perpustakaan keluarga
๐Ÿ’šBerbagai contoh proyek dan pelaksanaannya untuk menghidupkan perpustakaan keluarga
๐Ÿ’šProses transformasi minat-bakat menjadi karya bermanfaat yang berangkat dari buku-buku di perpustakaan keluarga
๐Ÿ’™Contoh proposal rincian dana untuk membangun perpustakaan keluarga yang ekonomis
๐Ÿ’œAdab terhadap buku
๐Ÿ’œdsb

Tak hanya itu, Ayah Bunda juga mendapatkan *BONUS #SSPK* 
1. Template praktis serba-serbi kebutuhan perpustakaan *(label buku, kartu buku, lidah buku, kantong buku, buku tamu, buku peminjaman, dsb)*
2. Tutorial DIY Rak Buku take action ekonomis
3. Aplikasi E-DDC (Elektronic Dewey Decimal Classification) untuk mengklasifikasikan golongan (genre) buku

Tak lupa, juga sudah saya siapkan bekal mbak Rini berupa kutipan penyemangat. Semoga mbak Rini selalu semangat melakukan hal-hal yang bermanfaat yang membuatnya bahagia dan insyaAllah siap menghadapi tantangan 30 hari di kelas kepompong nanti ☺



Share:
Continue Reading →