Sabtu, 28 Maret 2020

Komunikasi Produktif (Tantangan hari 5/30)


Hari kelima tantangan komunikasi produktif.
Setiap ingin memberi nasehat panjang lebar, saya jadi berhati-hati 😁.
Karena ternyata percuma kita ngomong panjang lebar tapi anak tidak mengerti atau malah merasa terintimidasi.

Maka tadi ketika kakak Bilal melakukan sesuatu yang tidak saya harapkan, saya berusaha mengkomunikasikannya dengan kalimat tunggal.

Dijeda dulu, biarkan anak berpikir dan merespon dulu, sebelum dilanjutkan lagi kalimat yang mau disampaikan jika masih ada yang perlu.

Tadi pagi, Bilal menonton kartun.
Hari Sabtu dan Minggu memang jadwal yang saya perbolehkan untuk nonton.
Karena waktu itu belum sarapan, saya beri perjanjian.

"Boleh nonton tapi sambil makan ya". "Kalau makanannya tidak disuap, berarti TVnya dimatikan dulu sampe makanannya habis. Oke?"
"Oke", jawab Bilal

Dan ternyata, makanannya lupa dimakan. Ada 2-3 kali harus saya yang ingatkan untuk menyuap.
Akhirnya, TV saya matikan dong.
Bilal menangis.
Saya sempat membahas masa lalu dengan bilang
"Kenapa sih makannya selalu harus bunda yang ingatin untuk disuap?"

Gemeees..kesal...dan mau melanjutkan beri nasehat panjang lebar. Tapi saya tahan-tahan.

Saya ungkapkan apa yang Bilal lakukan, bahwa Bilal harus mematuhi kesepakatan.
Nangisnya mulai mereda, tidak keras lagi, tapi suaranya berganti jadi tangisan sedih.

Saya coba memahami perasaannya. Mengusap air matanya, dan menyemangati untuk segera menyelesaikan makannya agar bisa melanjutkan nonton lagi.
Ternyata itu efektif.

Bilal makan dengan lahap. Bahkan menantang Panda, siapa duluan yang akan habis..
Haha..tentu saja Bilal. Karena makanannya tinggal sedikit, sedangkan Panda baru mau mulai makan 😁.

Indikator keberhasilan: Melakukan 3 dari 4 poin. Saya beri badge: Very Good
untuk latihan kali ini.

Share:

0 komentar:

Posting Komentar