Senin, 27 April 2020

Aliran Rasa Tahap Kepompong


Alhamdulillah..telah melewati tahap kepompong . Siap bertransformasi jadi kupu-kupu cantik ๐Ÿ˜.

Puasa kepompong ini tidak bisa dibilang mudah, tapi juga tidak susah amat sebenarnya. Jika bisa menyingkirkan rasa malas dan bosan, memaknai dengan penuh apa yang sedang dijalankan ini adalah proses menuju tahap lebih baik.

Puasa kepompong saya selama 4 pekan semua berhubungan dengan manajemen waktu, yang menjadi faktor penghambat menjadi produktif selama ini.
Jika dibiarkan, itu juga merusak kebahagiaan dan membuat saya lebih gampang emosi membersamai anak-anak di rumah.

Terkadang ada rasa ingin mundur, tapi alhamdulillah selalu muncul pikiran "aku harus berubah", maka akhirnya meski terseok-seok, dan badge yang didapat naik turun, tetap saya lanjutkan puasanya, bertahan di tahap kepompong

Sedangkan tantangan 30hari untuk melatih keterampilan, saya memilih mempraktekkan komunikasi produktif.
Tidak setiap hari berhasil, tapi saya senang menjalaninya.
Saya dan suami merasa ada perubahan dalam komunikasi yang meningkatkan kebahagiaan kami berdua, juga anak-anak.
Kami sama-sama menjalankan tantangan in lebih tepatnya.



Semua rangkaian di tahap kepompong bunda cekatan ini, merupakan proses luar biasa bagi saya.
Pas sekali dengan masa mewabahnya covid-19.
Tidak kami ketahui sebelumnya akan terjadi, namun Allah SWT seperti mendukung proses puasa kami dengan hadirnya wabah ini.

Kata pak Dodik dalam status facebook  beliau beberapa hari yang lalu "Masa ini bagai masa puasa, semua orang prihatin. Mengurangi banyak kesenangan, bahkan kerap berada pada garis batas kecukupan. Secara sadar menata diri, ataupun secara terpaksa."

Kondisi pandemi Corona yang mengharuskan kita #dirumahaja, membantu fokus memperbaiki diri dan keluarga.
Melakukan apa yang bisa dilakukan untuk membantu orang terdekat.
Tidak disibukkan dengan melakukan hal-hal yang kurang bermanfaat.

Kami berpuasa ulat (insya Allah), yang tidak hanya berpuasa lalu setelahnya berganti kulit luarnya saja seperti puasa ular.
Kami berpuasa untuk berubah menjadi lebih baik, dan semoga bisa bermanfaat bagi sesama.

Dan kini alhamdulillah, kami memasuki bulan Ramadhan.
Hari ini adalah hari ke 5 puasa Ramadhan, puasa sebenarnya yang sudah Allah SWT wajibkan bagi kita umat muslim, agar kita menjadi orang yang bertakwa.

Semoga puasa Ramadhan ini berjalan lancar. Menjadi momen untuk membersihkan jiwa, menjauhkan kita dari segala perbuatan buruk dan tidak bermanfaat, mensucikan harta
 dan memperbanyak mendekatkan diri kepadaNya. Aamiin ya rabbal aalamiin..
Share:
Continue Reading →

Kamis, 23 April 2020

Jurnal Puasa Kepompong (Pekan 4)

Puasa pekan keempat ini masih dengan judul yang sama dengan puasa sebelumnya, yaitu puasa dari pagi yang kurang bersemangat.
Tetapi, bedanya, indikatornya saya ubah.

Saya melihat masalah kenapa manajemen waktu masih kurang baik, grasak grusuk di pagi hari itu karena saya balik lagi ke kebiasaan tidur malam.

Sempat berubah sementara, tidur maksimal jam 10 malam. Namun, ketika suatu waktu saya memilih ingin me time dulu dengan membaca "webtoon", atau bullet jurnaling malah keterusan sampai tidur tengah malam. Dan itu tidak sehat.

Indikator kali ini, yang saya rasa insyaAllah bisa saya capai juga..hanya butuh konsisten.
1. Bangun sebelum adzan subuh
2. Dzikir pagi
3. Dzikir petang (saya masukkan meskipun judulnya "Puasa pagi", karena saya ingin membentuk kebiasaan ini)
4. Tidur malam maksimal jam 10.

Alhamdulillah, selama 4 hari melakukan puasa di pekan keempat saya tidak mendapat badge merah "Need improvement".
Masih naik turun, karena itu insyaAllah akan saya teruskan sampai membentuk kebiasaan baik.
Bismillah...semoga juga di momen Ramadhan besok, saya menjadi kepompong lagi, yang tidak melakukan hal yang kurang bermanfaat.
Dan sibuk memperbaik diri dan meningkatkan ibadah.

Selamat berpuasa Ramadhan...❤
Share:
Continue Reading →

Rabu, 22 April 2020

Komunikasi Produktif (Tantangan Hari 30/30)

Alhamdulillah, hari ini saya banyak berhasil latihan komunikasi produktifnya.

Saya menggunakan beberapa trik komunikasi pada anak agar mau melakukan apa yang saya minta.
Seperti:
*bertanya daripada memerintah.
Contohnya:
"Bilal, ini legonya habis dimaini taro dimana ya?"
"Oh..iya..hehe..(lalu diberesin deh)

*Memberikan pilihan, yang sesuai tujuan, seperti:
Sekarang mau makannya pakai kering tempe dan ayam atau tempe kering sama sosis solo?
(Intinya saya mau Bilal makan sekarang)
Lalu Bilal memilih makan ayam dengan kering tempe. Dengan memilih sendiri, Bilal ikut terlibat membuat keputusan, sehingga mau melakukan, hehehe..


Ketika tadi mau belajar iqra, saya buat menyenangkan dengan memberi poin pada setiap baris yang Bilal selesaikan.
Dia senang tiap mendapat poin ๐Ÿ˜ dan makin semangat bacanya.

Saya juga berusaha sabar ketika membenarkan bacaannya, tanpa diselipi kata dannada menyalahkan.
Alhamdulillah ketika Bilal ada keliru baca tadi,dia tidak ngambek dan malas melanjutkan ,malah makin bersemangat. Barakallahu fiik anak sholeh

Badge hari ini


Share:
Continue Reading →

Selasa, 21 April 2020

Komunikasi Produktif (Tantangan Hari 29/30)

Hari ini kakak Bilal minta untuk diberi kesempatan nonton sebentaaar aja, katanya.
Ditanya apa alasannya? Dijawab "cuma pengen aja. Itu keinginan Bilal"

Panda ajak ngobrol deh..
๐Ÿ‘ฑ"Kak, boleh ga panda keluar naik motor sama Bunda dan adek, tapi kakak Bilal nda ikut"
๐Ÿ‘ฆ"Looh..kenapa? ๐Ÿ˜Ÿ"
๐Ÿ‘ฑ"Gapapa..Panda pengen aja. Kayak kakak Bilal kan? Itu keinginan Panda aja"
๐Ÿ‘ฆ"Tapi, Panda..di luar ada virus corona, tidak boleh kemana-mana"
๐Ÿ‘ฑ"Bilal tau ga cara penyebaran virusnya?"
๐Ÿ‘ฆ"Lewat bersin,batuk,bicara kalo ga pake masker"
๐Ÿ‘ฑ"Betul. Lewat cairan ludah kan kalo kita bicara, bersin, atau batuk. Nah..kalo panda dan bunda dan adek keluarnya pake masker berarti gapapa dong"
๐Ÿ‘ฆ"Tetap ga boleh..kan adek ga mau pake masker"
๐Ÿ‘ฑ"Nanti adek  diboboin dulu, baru dipakein masker. Atau ditutupin pake jilbab bunda"
๐Ÿ‘ฆ"Panda, kita harus tetap di rumah. Karena kita nda tau nanti bisa ketemu orang lewat.. Bunda bisa terinfeksi, panda, juga bisa kena adek, biarpun dia bayi" 
๐Ÿ‘ฑ"Kalo panda bunda adek keluarnya sebentar aja,naik motor terus, nda berhenti2 untuk beli buku, nda berhenti beli barang atau ke restoran kan gapapa. 
๐Ÿ‘ฆ"Tapi tetap nda boleh keluar-keluar dulu kalo tidak penting"
๐Ÿ‘ฑ"Kenapa? bahaya ya? dan bisa membahayakan orang juga?
๐Ÿ‘ฆ"Iyaa..bahaya"
๐Ÿ‘ฑ"Naah..sama. Bunda Panda juga tidak mau Bilal bahaya. Menurut riset, riset itu penelitian, anak-anak yang banyak menonton itu bisa merusak otaknya"
๐Ÿ‘ฆ"Looh aku cuma mau nonton sebentar, jadi ga bahaya"
๐Ÿ‘ฑ"Kalo panda bunda juga keluarnya sebentar berarti boleh dong?
๐Ÿ‘ฆ"Pandaa..sudah banyak loh orang terkena virus korona"
๐Ÿ‘ฑ"Bilal tau ada berapa yang kena di Pare?"
๐Ÿ‘ฆ"Ribuan?"
๐Ÿ‘ฑ"Ribuan itu di seluruh Indonesia. Kalo di Pare ada 7 orang"
๐Ÿ‘ฆ"Iyaaaa..tapi 7 itu terus tambah 7 terus tambah 7"
๐Ÿ‘ฑ"Betul..kakak, dari 7 orang itu bisa menular lagi ke banyak-banyak orang. Samaaa..tayangan di TV itu juga bisa menular ke Bilal. Kayak spongebob itu..bagus ga mukul-mukul patrick?"
๐Ÿ‘ฆ"Ga bagus..tapiii mereka itu...blablabla (saya ga ingat apa penjelasan Bilal dari cerita yang ditontonnya ๐Ÿ˜…). Dan itu cuma di film.
๐Ÿ‘ฑ"Trus apakah boleh kita nonton yang tidak baik karena cuma di film?"
๐Ÿ‘ฆ"Tapiii..panda, aku sudah tidak nonton spongebob."
๐Ÿ‘ฑ"Iya,memang tidak hari ini karena buka  jadwalnya. Tapi minggu kemarin masih nonton"
๐Ÿ‘ฆ"Hhf...panda...(mulai berkaca-kaca,suara bergetar tp masih ditahan). Panda boleh keluar, tapi 1 detik aja"
๐Ÿ‘ฑ"Yasudah, berarti kk Bilal juga nontonnya 1 detik. Kalo 1 detik nonton sih boleh"
๐Ÿ‘ฆ (menghela nafas panjang) Sudah kehabisan kata-kata sepertinya.

๐Ÿง•"Makasih ya Bilal sudah mengkhawatirkan bunda landa adek..gimana kalo kita main aja, seru dan nda perlu keluar rumah. Main apa ya?
๐Ÿ‘ฆ"Iyaa..mau main..lego"
๐Ÿง•"Bikin apa ya? Ada ide kak?"
๐Ÿ‘ฆ"Gimana kalo kita bikin lego bentuk tv. Trus nanti kita pura-pura nonton"
"Waah.. Ide bagus"


Bilal sedang menjelaskan fungsi tombol-tombol di TV lego

Bermain game ekspresi


Tadi lebih banyak dialog Panda dengan Bilal sih.. Setelah masalah selesai, saya lanjut berdiskusi dengan Panda.
Kami senang, Bilal sudah bisa diajak berdiskusi.
Meskipun sudah berkaca-kaca, dia tetap menjawab dengan jawaban yang logis. Sampe akhirnya menyerah ๐Ÿ˜†.

Berdiskusi dengan panda, saya belajar juga tips berkomunikasi.
Salah dua tips dari Panda:
* usahakan sepanjang dialog nada suara yang digunakan rendah, jadi kesannya tidak menekan"
*posisikan diri kita sejajar dengan anak.
Jadi ketika berdialog jangan menempatkan diri di atas teman dialog. Tapi jadikan "dirimu sebagai dia" dan "dia jadi dirimu".
Maksudnya biarkan dia berpikir gimana kalau aku juga melakukan hal itu? ๐Ÿ˜.

Saya juga senang, alhamduliah..karena kakak Bilal bisa memecahkan masalahnya dengan ide membuat mainan tv lego ๐Ÿ˜.
Kami berdua pun sadar, kalau sebenarnya tadi Bilal sedang mati gaya jadi minta menonton tv. Kami waktu itu sibuk menemani adek sambil diskusi tentang pendaftaran Bilal sekolah.
Salah satu bahasa cinta Bilal adalah waktu bersama.
Jadi kalau kami bisa menyediakan itu, tontonan sebenarnya tidak lagi menarik buatnya ☺

Alhamdulillah, tanpa naik emosi masalah bisa diselesaikan.
Badge latihan ini excellent dong ๐Ÿ˜



Share:
Continue Reading →

Komunikasi Produktif (Tantangan Hari 28/30)

Hari Senin, saya kesal karena Bilal keluar main siang bolong, lamaaa tanpa minta izin. Sebelumnya hanya main di teras berdua adik, lalu karena adiknya mau tidur, saya antar ke kamar.
Tiba-tiba lihat kakak Bilal sudah nda ada, sepertinya ngikut teman-temannya yang memang waktu itu kejar-kejaran sepedahan.

Sore baru Bilal pulang dengan wajah merasa bersalah.
Saya mengomel sedangkan Bilal hanya diam lalu meminta maaf dengan suara kecil ๐Ÿ˜”.

Ketika emosi naik, nalar turun, dan tidak ada komunikasi produktif di sana.

Saya sadar yang kulakukan itu salah. Tanpa mengomel pun, Bilal sudahtahu dirinya melakukan kesalahan.
Saya sangat khawatir sebenarnya, dan itu menjadi kekesalan karena keluarnya pun tanpa izin terlebih dahulu.
Di masa pandemi sekarang, semua orang dianggap beresiko, tidak bisa seenaknya lagi keluar-keluar ๐Ÿ˜”.

Karena Bilal sudah meminta maaf, dan menunjukkan rasa bersalah, saya sambut dengan memeluknya seraya menyampaikan kekhwatiran..ingin menjaga Bilal.
Saya ingatkan kembali kenapa kita harus bersabar dulu di masa ini. Dan berdoa semoga segera berlalu pandeminya.

Latihan kali ini saya beri badge satisfactory.
Karena awalnya saya menunjukkan bahasa tubuh yang tidak ramah, intonasi tinggi, dan kalimat panjang yang saya lontarkan ketika mengomel.
Saya berusaha memperbaiki komunikasi dengan mengungkapkan rasa sayang dan bahasa cinta Bilal berupa pelukan.


Share:
Continue Reading →

Senin, 20 April 2020

Komunikasi Produktif (Tantangan Hari 27/30)

Membersamai anak-anak sepanjang hari membuat saya bisa memahami bahasa cinta anak. Kedua anak saya, Bilal dan Amanah saya lihat punya bahasa cinta yang sama yaitu perhatian.
Baik berupa sentuhan fisik (pelukan, belaian), kata-kata mendukung dan waktu bersama.
Hari Minggu ini kakak Bilal membantu bersih-bersih rumah.
Dengan semangat dia menyemprotkan cairan pembersih dan mengelap kaca jendela.
Oh, paginya juga sudah membantu mencuci mobil eyangkung dan sepedanya sendiri.
Saya sampaikan ke Bilal kalimat yang memotivasi tanpa memuji berlebihan.
"MasyaAllah..hari ini kakak Bilal banyak membantu mencuci mobil dan sepeda, membersihkan kaca jendela. Barakallahu fiik, ka..makasih ya"

Ketika ada sedijit oertengkaran dengan adiknya, karena mainan buatan Bilal dirobohkan, saya menunjukkan empati dengan mememeluknya. Memintakan maaf untuk adik yang belum mengerti.
Sambil saya ungkapkan data kebaikan kakak Bilal selama ini kepada adik. Dan ada juga masa mereka bermain bersama dengan gembira.
Bunda berharap nanti anak-anak saling menjaga, tidak harus selalu kakak yang mengalah. InsyaAllah nanti rukun terus yaa ๐Ÿ’•.

Badge untuk hari ke 27 ini, saya beri


Share:
Continue Reading →

Minggu, 19 April 2020

Komunikasi Produktif (Tantangan Hari 26/30)

Hari Sabtu, kami kedatangan tamu lagi. Eyangkung, eyang uti dan tante datang ke rumah.

Sebenarnya di masa pandemi ini, agak was-was juga kemana-mana dan menerima tamu. Tapi, insyaAllah karena keluarga kami ini selama ini juga #dirumahaja dan nda kemana-mana, serta bersedia mengikuti peraturan yang ada di komplek maka bismillah..insyaAllah kami selalu sehat semua.
Kami juga kangeeeen banget ke ngumpul di rumah eyang, tapi keadaan nda memungkinkan untuk kami kesana. 

Dulu, ketika baru menjadi bagian dari keluarga suami, saya sering merasa cemburu, kurang suka ketika apa yang saya lakukan atau yang saya rasa paham untuk saya lakukan kepada anak berseberangan dengan mereka.
Seiring waktu, rasa itu mulai pudar.
Eyang-eyang dan tantenya juga mau menghormati cara kami (saya dan suami) mendidik anak.

Komunikasi produktif pada mertua itu penting sekali. Bagaimanapun mereka adalah orang tua saya, bukan lagi hanya orang tua suami.

Yang saya latih selama ini adalah penggunakan intonasi dan pemilihan kata yang baik, tidak menggurui.
Memilih waktu yang tepat untuk membicarakan hal penting, dan berusaha memahami secara positif sudut pandang orangtua.

Suami tersenyum melihat waktu kemarin saya mengobrol dengan eyang dan tidak menunjukkan sikap defensif ketika ternyata ada yang keliru dari ucapan saya, dan dibetulkan oleh mertua.
Kalo duluuuuuu...duluuuuu katanya (suami) saya tuh "yang penting tangkis dulu, baru dipikir benar/tidaknya" ๐Ÿ˜…

Badge hari ke 26 ini alhamdulillah...

Share:
Continue Reading →

Jumat, 17 April 2020

Jurnal Puasa Kepompong Pekan 3


Saya masih menjalankan puasayang sama dengan minggu lalu. Yaitu, berpuasa dari pagi yang badmood dan kurang semangat.

Indikator keberhasilannya yaitu.
1. Jika berhasil dengan urut:
* bangun sebelum adzan subuh
* melakukan dzikir pagi
* Quran + journaling, dan
* berdandan jam 8.30 sudah berdandan rapi maka akan mendapat badge excellent.

2. Jika berhasil bangun sebelum adzan subuh, melakukan dzikir pagi, baca quran + journaling, maka akan mendapat badge very good.

3. Jika berhasil melakukan 3 aktivitas namun tidak urut dari urutan 1-3 teratas, ataukah hanya berhasil melakukan 2 aktivitas, maka mendapat badge satisfactory.

4. Jika hanya berhasil melakukan 1 aktivitas, maka akan mendapatkan badge need improvement.

Huaaa...sudah 2 minggu melakukan puasatapi belum mendapatkan badge excellent sekalipun ๐Ÿ˜ฉ.
Setelah saya evaluasi, yang paling sering masalahnya adalah bangunnya mepet subuh. Masih jam 5. Dimana, jam segitu juga bayi saya sudah bangun dan saya menjadi badmood karena merasa tidak bisa melakukan aktivitas me time quran journaling ๐Ÿ˜”.
Lalu apakah pekan keempat akan mengulangi puasa ini lagi? Hmmm...tidak. 

Membuka lagi catatan belajar manajemen waktu dalam islam, ada catatan dari ust.Budi Ashari bahwa manajemen waktu tidur ini bukan pada waktu bangunnya, tapi kapan tidurnya?

Seminggu ini saya balik lagi pada kebiasaan tidur malam hingga jam 12. Padahal siangnya pun saya jarang tidur ssiang karena anak-anak pun demikian aktifnya tidak mau tidur siang.

Jadiii, saya akan memperbaiki manajemen waktu lagi, merujuk ke catatan belajar manajemen waktu dalam islam.


Share:
Continue Reading →

Komunikasi Produktif (Tantangan Hari 25/30)

Sore tadi saya mengeraskan suara lagi ketika kesal ๐Ÿ˜”.
"Bunda, kok suaranya keras lagi?"
๐Ÿ˜ญ

Padahal sepanjang hari semua berjalan lancar.
Hari ini kakak Bilal menepati jadwal dengan baik. Dari mandi, main, belajar, makan, semua berjalan baik.

Maaf ya kak, Bunda sudah melanggar kesepakatan kita.
Bunda minta maaf dan minta tolong agar Bilal ingatkan, sama-sama saling mengingatkan.


Saya mau beri badge need improvement untuk hari ini. Karena bener-benar deh masalah mengeraskan suara ketika kesal ini butuh jadi perhatian. Harus banyak belajar manajemen emosi untuk diriku pribadi ๐Ÿ˜ญ.
For things to change, i must change first

Share:
Continue Reading →

Kamis, 16 April 2020

Komunikasi Produktif (Tantangan Hari 24/30)

Hari ini Bilal main di luar. Agak kesal sebenarnya. Karena saya minta untuk  mainnya hanya setengah jam dan tidak jauh dari rumah, tapi saya tunggui sampai jam 11 belum pulang juga.

Baru ketika saya berniat mencari, ternyata Bilal sudah pulang, dengan luka baru di lututnya.
"Kakak, ini sudah lewat jam 10. Tadi janjinya pulang jam berapa?"
"Sepuluh..maaf..aku main di rumah mas A* sampe lupa"

Saya tanya ada apa? Kenapa bisa terluka? Terjatuh lagi, ceritanya.

"Kakak Bilal tadi nangis?"
"Sedikit, sebentar aja"
Dalam hati ingin sekali bilang
((("trus kenapa kok kemarin dengan luka gores yang mirip nangisnya kencang sampai teriak-teriak" ๐Ÿ˜… (astagfirullah..))))
Untungnya saya masih menahan, menggigit lidah agar kata-kata yang tidak berempati dan mengungkit masalah lalu itu keluar.

"tidak terlalu sakit lukanya?"
"Iya tidak terlalu. Sakitnya sedikit aja. Aku kan juga sudah janji tidak nangis teriak-teriak"
"Alhamdulillah"

MasyaAllah...tanpa perlu saya omeli, nasehat untuk anak lebih masuk ke hati jika disampaikan dengan lembut, dan pada waktu yang tepat ๐Ÿ’•.

Badge hari ini : very good

Share:
Continue Reading →

Komunikasi Produktif (Tantangan Hari 23/30)

Alhamdulillah hari ini komunikasi dengan anak-anak berjalan dengan baik, tidak "ngegas".

Masih perlu berlatih menasehati kakak Bilal tanpa merasa dinasehati panjang lebar ๐Ÿ˜….

Kalau saya mulai memberi nasehat, dia langsung menghela nafas panjang, hahahaha..
Tapi, alhamdulillah saya sudah sedikit bisa mengendalikan emosi.

Tidak menambahkan omelan dan mengungkit-ungkit kejadian yang sudah lewat ketika menyampaikan nasehat.

Hari ini bolehlah badgenya
Very good

Share:
Continue Reading →

Selasa, 14 April 2020

Komunikasi Produktif (Tantangan Hari 22/30)

Hari ke 22 tantangan, alhamdulillah kemarin membuat kesepakatan di rumah tidak ada lagi teriakan.
Dan hari ini berjalan dengan baik.

Ketika Bilal sibuk mencari celana pendeknya, dan mulai teriak memanggil-manggil untuk dibantu, saya ingatkan kembali.

Saya akhirnya bantu mencarikan, dengan catatan "sekarang Bunda bantu, lain kali, Bilal yang letakkan biar Bilal tau dimana tempatnya. Ada ide?"
"Bilal maunya taro di tempat yang kelihatan, jangan di (bagian) belakang (lemari)"
"Oke..celana pendeknya di gantung aja gimana?"
"Waaah..iya, iya"
"Jadi sekarang Bilal bisa temukan sendiri ya. Nanti kalo sudah Bunda cuci, Bilal yang gantung sendiri"
"Oke"

Alhamdulillah..badge excellent untuk latihan hari ini

Share:
Continue Reading →

Senin, 13 April 2020

Komunikasi Produktif (Tantangan Hari 21/30)

Hari ini komunikasi dengan anak berjalan lancar, tidak ada "ngegas" dan mengomel, seharian kami main dan membaca bersama..
sampai..tadi sore, ketika saya izinkan Bilal keluar main.

Awalnya saya ikut mendampingi main di luar. Beberapa lama kemudian adik Amanah rewel, jadi saya bawa masuk rumah sekalian mandi sore. Tidak lama, Bilal pulang dengan menangis.

Rupanya habis terjatuh karena diajarin silat dengan teman, katanya.
Yang pertama saya lakukan memeluknya, mencoba menenangkan. Tapi makin besar suara nangis Bilal.
Saya minta untuk dicuci dulu lukanya, dan dia menurut.

Lalu saya izin untuk mengompres dengan es, karena kelihatan bengkak  , juga ada luka gores sedikit.

Bilal mengizinkan awalnya.
Namun ketika saya sudah datang membawa es batu dan minyak tawon, Bilal menangis menolak.

Saya bujuk agar mau diobati.
Pelan-pelan saya kompres, dia makin nangis.
"Sakit ya? Maaf ya.. tahan sebentar ini biar ga bengkak"

Tangis Bilal makin keras.
Dan bertambah kencang ketika saya beri minyak.
"Bunda..bunda...jangan kasi obat cair. Sakiiit...makin sakit..."

Yasudah saya hentikan.
Tapi nangisnya makin kencang dan teriak-teriak
"Bunda..sakiiit...makin sakit...maaaakiin..saaaakiit", Bilal teriak meraung-raung.
Adiknya sampai ikutan nangis kencang juga. Itu membuat saya pusing.

Karena Amanah juga rewel minta menyusu, saya memilih  masuk ke kamar sebelah dan menguncinya agar Bilal tidak ikutan masuk dan teriak-teriak menambah nangis adiknya.

Saya biarkan Bilal di kamar teriak-teriak sendiri.
Pusing sekali mendengar teriakannya yang makin lama makin kencang.
Itu teriakan paling kencang yang pernah kudengar dari Bilal, kurasa ๐Ÿ˜–.

Saya kesal karena teriakannya makin kencang dan kata-kata yang dikeluarkan menurutku tadi terlalu dramatis ๐Ÿ˜”.

"Bunda...jangan kunci..jangan tinggalkan Bilal sendiri. Bilal sakit"

"Bunda lagi menyusui kak, Bilal tidak mau bunda bantu dan teriak-teriak jadi bunda masuk sini. Tunggu sebentar"

Saya minta dia menenangkan diri dulu, baru saya mau keluar menemani.
Tidak lama ternyata, nangisnya pun berhenti dan langsung minta peluk.

Hhhhhhfff..tadi itu saya kesal banget. Karena khawatir tetangga sebelah terganggu dengan teriakan Bilal, dan mengira saya melakukan macam-macam ke anak saya ๐Ÿ˜”.
Padahal...sebenarnya Bilal lebih butuh dipeluk daripada diobati ๐Ÿ˜”.

Meski menyadari itu, saya tetap ngambek dan bilang
"Bunda tidak mau bicara apa-apa kalau masih mendengar teriakan di rumah ini. Bunda diam saja."

Bilal minta maaf sambil bawa bunga kertas.
"Bunda, maafkan Bilal tadi sudah teriak-teriak."

Saya peluk Bilal. Hanya memeluk, tidak berkata apa-apa.

"Bilal lebih tenang kalau Bunda peluk, Bilal merasa lebih baik"
MasyaAllah..maafkan Bunda kak. Sebenarnya Bundalah yang tidak mengerti harus bagaimana membuat Bilal nyaman ketika sakit ๐Ÿ˜ญ.
Bahkan masih mikirin dugaan-dugaan tetangga, padahal anak sendiri lebih butuh diberi empati ๐Ÿ˜ญ.

Kami berjanji, tidak ada teriakan lagi.
Penghuni surga bicaranya lembut. Mari kita latihan bicara lembut, tidak ada teriakan lagi. Panda, Bunda, Bilal yaa..sama-sama belajar yaa..

Malamnya, sudah tidak terasa sakit lagi. Bahkan mau main loncat dan "ciat-ciat" sama Panda. Tapi diminta istirahat dulu dari main fisik malam ini.

"Ini sudah berhenti sakitnya, Panda. Bilal merasa lebih baik", kata Bilal menunjukkan lukanya ke Panda sambil tersenyum.
"Panda, ini tangan apa?"
"Ooh..tangan kiri. Mungkin..ini..Allah ingatkan Bilal. Bilal kan selalu diingaatkan Panda juga untuk makan-minum tangan kanan. 
Sekarang, tangan kiri Bilal sakit. Jadi memang harus pake tangan kanan", katanya Bilal panjang lebar ke Panda.

MasyaAllah..tabarakallah...air mata Bunda menetes lagi. Bilal sudah bisa mengambil hikmah dari suatu peristiwa ๐Ÿ’•. Semoga cepat sembuh ya kak.

Badge latihan bunda hari ini masih "Need improvement"

Share:
Continue Reading →

Minggu, 12 April 2020

Komunikasi Produktif (Tantangan hari 20/30)

Kemarin (Sabtu) dan hari ini adalah hari dimana saya memperbolehkan Bilal menonton tv.

Tetapi kami membuat kesepakatan kemarin, sehingga hari ini Bilal tidak mendapat jatah nonton.

Saya juga berjanji bahwa hari ini kita akan membuat cookies, dan Bilal yang akan mencetaknya sesuai keinginan Bilal.
Mendengar itu Bilal jadi senang dan semangat.
Tadi pagi bahkan ingin ikut membeli bahan-bahannya.

Hari ini alhamdulillah berjalan sesuai rencana.
Kami membuat cookies kacang dengan bentuk-bentuk hewan.




Panda juga membuatkan mac & cheese yang enak dan disukai anak-anak ๐Ÿ˜.


Siangnya, karena mulai bosan mungkin, dan tidak ada rasa mengantuk, Bilal meminta ijin menonton selama setengah jam.

Saya ingatkan, kalau hari ini Bilal yang memilih untuk tidak menonton.
Bilal mengakui dan menunduk.
Saya ajaklah baca beberapa buku.
Lalu main bola,dan loncat-loncatan sampai bosan lagi ๐Ÿ˜….

Sudah pukul 13.30, dia ingat kalau ada jadwal "Detective peet" kesukaannya.
Dan memohon lagi untuk saya ijinkan menonton sampai acaranya selesai.
Sebenarnya itupun acaranya sudah lewat beberapa menit.

Akhirnya..saya ijinkan ๐Ÿ˜†.
Dengan membuat kesepakatan baru khusus hari ini.
Sesuai janji Bilal tadi, nontonnya hanya sampai acaranya selesai. Setelah itu Bilal harus mau mematikan tvnya dengan sukarela tanpa Bunda yang ingatkan.

Kesepakatan pertama bahwa hari ini tidak menonton gagal.
Tapi kesepakatan berdua berhasil dengan damai, tanpa perintah apalagi paksaan.

Saya melihat hari ini kami sudah banyak bersenang-senang bersama.
Sore dan malamnya pun tidak ada yang sibuk sendiri.
Kami isi dengan read aloud dan main bareng.
Mmm...tidak apa-apa kan ya, sedikit mengubah kesepakatan?

Karena kesepakatannya ada yang gagal dan ada yang berhasil, latihan hari ini saya beri badge: satisfactory ๐Ÿ˜


Share:
Continue Reading →

Mini Project: Cooking Bonding

Cooking Bonding Project

  • Deskripsi proyek:
Memasak bareng anak untuk meningkat bonding antar keluarga

  • Tujuan proyek:
* Meningkatkan bonding antar keluarga
* Melatih koordinasi mata dan tangan anak
* Melatih keterampilan hidup
* Melatih kreativitas
* Belajar menghargai proses dan bersabar
* Menumbuhkan rasa syukur

  • Kebutuhan/susunan tim
Bunda: Manajer proyek
Panda: Pembantu lapangan dan seksi serba bisa
Bilal (5tahun): Desain kreatif
Amanah (1tahun): Tim hore

  • Sasaran
Anggota keluarga

  • Waktu
Akhir pekan sesuai kesepakatan

  • Tempat
Di rumah

  • Estimasi dana
Di bawah seratus ribu

  • Parameter keberhasilan
* Apakah setiap anggota proyek merasa senang?
(Jika ada anggota yang merasa tidak senang, perlu ditelaah penyebabnya apa dan dicarikan solusinya?

* Apakah setiap anggota tim bekerja sama dengan baik?
(Jika ada tidak, perlu ditelaah penyebabnya apa dan dicarikan solusinya)

* Apakah anggota proyek ingin melakukan kembali?
(Jika tidak, perlu ditanyakan alasannya dan dijadikan evaluasi untuk proyek selanjutnya)

* Tujuan tercapai

Share:
Continue Reading →

Sabtu, 11 April 2020

Komunikasi Produktif (Tantangan Hari 19/30)


Hari ke 19 tantangan ini, saya ingin menuliskan progress komunikasi produktif dengan pasangan.

Alhamdulillah, menjadi lebih terbuka dalam mengungkapkan perasaan.
Jika ada yang mengganjal, coba kami urai bersama.
Melakukan clear and clarify, agar tidak ada salah paham.

Bicara dari hati ke hati, saling meminta maaf karena ternyata selama ini kami saling menuntut peran.
Ada  sikap dan ucapan saya yang kurang berkenan bagi Panda. Dan begitu pula saya sebaliknya. 

Bukan masalah yang begitu besar kelihatannya. Hanya karena berulang dan terus-menerus bisa membuat jengkel dan berpotensi menjadi masalah besar jika tidak diatasi bersama.

Sering juga saya merasa melakukan segalanya sendiri.
Padahal jika didata, tidak begitu kenyataannya.
Ada banyaaaak hal yang Panda lakukan untuk membantu saya melakukan pekerjaan sebagai ibu rumah tangga.
Ada banyaak hal baik dari pasangan yang bisa saya ambil.
Jangan sampai saya menjadi istri yang tidak bersyukur dan mengingkari kebaikan suami. 
Naudzubillahi min dzalik ๐Ÿ˜ญ
Mengapa Banyak Wanita Menghuni Neraka? 
Diriwayatkan dari Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
ูˆَุฃُุฑِูŠุชُ ุงู„ู†َّุงุฑَ، ูَู„َู…ْ ุฃَุฑَ ู…َู†ْุธَุฑًุง ูƒَุงู„ูŠَูˆْู…ِ ู‚َุทُّ ุฃَูْุธَุนَ، ูˆَุฑَุฃَูŠْุชُ ุฃَูƒْุซَุฑَ ุฃَู‡ْู„ِู‡َุง ุงู„ู†ِّุณَุงุกَ
“Diperlihatkan kepadaku neraka, dan aku tidaklah melihat pemandangan yang lebih mengerikan pada hari itu. Aku melihat mayoritas penghuninya adalah para wanita.”
Para sahabat mengatakan, “Wahai Rasulullah, apa sebabnya?” [1]
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengatakan,
ุจِูƒُูْุฑِู‡ِู†َّ
“Dengan sebab kekafirannya.”
Para sahabat bertanya lagi, “Karena kekafiran mereka terhadap Allah?”
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab,
ูŠَูƒْูُุฑْู†َ ุงู„ุนَุดِูŠุฑَ، ูˆَูŠَูƒْูُุฑْู†َ ุงู„ุฅِุญْุณَุงู†َ، ู„َูˆْ ุฃَุญْุณَู†ْุชَ ุฅِู„َู‰ ุฅِุญْุฏَุงู‡ُู†َّ ุงู„ุฏَّู‡ْุฑَ ูƒُู„َّู‡ُ، ุซُู…َّ ุฑَุฃَุชْ ู…ِู†ْูƒَ ุดَูŠْุฆًุง، ู‚َุงู„َุชْ: ู…َุง ุฑَุฃَูŠْุชُ ู…ِู†ْูƒَ ุฎَูŠْุฑًุง ู‚َุทُّ
“Karena mereka mengingkari (kebaikan) suami, mereka mengingkari kebaikan (orang lain). Jika Engkau berbuat baik kepada salah seorang di antara mereka bertahun-tahun lamanya, kemudian mereka melihat darimu sesuatu (satu kesalahan), maka mereka mengatakan, ‘Tidaklah aku melihat satu kebaikan pun darimu sama sekali.’” (HR. Bukhari no. 1052 dan Muslim no. 907
Simak selengkapnya disini. Klik https://muslim.or.id/53076-untuk-para-istri-jangan-ingkari-kebaikan-suami.html


Ketika tadi mengobrol dengan Panda, saya masih harus berulang-ulang membetulkan kalimat-kalimat yang kulontarkan, agar lebih santun dan nyaman di dengar.

Pada akhirnya, kami sama-sama sepakat untuk saling mengingatkan dengan santun.
"I'm responsible for my communication results"

Jika pasangan saya salah memahami, berarti ada yang salah dengan komunikasi saya.
Begitu pun sebaliknya.

Alhamdulillah..setelah berlatih melakukan komunikasi produktif dengan pasangan, makin hari semakin baik cara kami berkomunikasi dan memperlakukan pasangan. 

Bismillah ya Panda..kita bertumbuh bersama menjadi pribadi yang lebih baik ๐Ÿ™



Share:
Continue Reading →

Jumat, 10 April 2020

Komunikasi Produktif (Tantangan Hati 18/30)

Hari ini saya latihan mengatakan apa yang saya inginkan, bukan yang tidak inginkan.
Setiap ingin ngomong, jadi mikir dulu..haha, kan emang begitu harusnya sih..

Contoh tadi Bilal mandinya saya rasa sudah lama, karena memang sambil main di kamar mandi.
Jika biasanya saya akan tegur dengan "kok lama banget kak?" disusul omelan lainnya.
Tadi langsung saja saya mengatakan "Kak, mandinya sudah lebih 30menit (pakai data), ayo diselesaikan dan keluar"
Tentunya agar tidak terdengar memerintah, pakai intonasi yang lembut ๐Ÿ˜.

Juga ketika Amanah bermain-main yang bisa membahayakan orang, seperti mengayun-ayunkan tongkat sampai kena kakaknya.
Saya minta untuk berhenti "Adek, berhenti ya..sakit kalo kena tongkatnya" sambil saya ulangi nama benda dan memeragakan sakit jika terkena.

Alhamdulillah Amanah juga sepertinya mengerti dan berhenti. Lalu saya tawari mainan lain untuk kebutuhan sensorynya. Jadi asyiklah dia bermain rattle pukul-pukul toples plastik,hehe..

Jadi sebenarnya bayi itu tidak bermaksud untuk menyakiti.
Ketika bayi memukul, atau melempar, dia cuma sedang belajar sensory dan sebab akibat.
Respon dan cara menstimulasi bayi itu yang harus terus saya latih dan pelajari.

Karena hari ini saya merasa berhasil secara keseluruhan, jadi bolehlah dapat badge

Share:
Continue Reading →

Kamis, 09 April 2020

Komunikasi Produktif (Tantangan Hari 17/30)

Hari ini Bilal merajuk, meminta nonton TV. Padahal sesuai kesepakan,  menonton hanya diperbolehkan di hari Sabtu-Minggu itupun dengan batasan-batasan waktu.

Sebenarnya awal mulanya itu karena pagi tadi dia melihat Pandanya menonton youtube.
Dijadikanlah alasan bahwa "Bilal kalo lihat orang nonton jadinya juga mauuuuu..."

Karena tidak saya izinkan, dia mengambek dan memilih masuk kamar sebelah.
Dari dalam kamar Bilal mencoba bernegosiasi
๐Ÿ‘ฆ"Bunda, kalo Bunda nda biarkan Bilal menonton, Bilal di sini terus, di kamar aja..nda mau temani Bunda main", ancamnya.
๐Ÿง•"Bunda bolehkan kok Bilal nonton, tapi bukan hari ini, nanti hari Sabtu"
๐Ÿ‘ฆ"Maksud Bilal, maunya hari ini. Kalo tidak Bilal nda keluar-keluar"
๐Ÿง•"Yasudah..karena kesepakatannya nonton hari Sabtu-Minggu jadi bunda tetap tidak izinkan"
๐Ÿ‘ฆ"Bunda, Bunda sayang sama Bilal ga?"
๐Ÿง•"Sayanglah..makanya Bunda nda mau Bilal banyak menonton"
๐Ÿ‘ฆ"Tapi hari ini saja Bunda, tidak tiap hari. Kalo Bunda sayang, Bunda turuti keinginan Bilal"
๐Ÿง•"Lohh..maaf ya, tidak bisa. Tapi Bunda sayang Bilal"

Setelah itu saya tidak hiraukan lagi, karena sibuk menyusui Amanah.
Bilal memanggil-manggil sambil tetap membujuk, dan saya diam aja, haha..

Lama-lama kok kasian lihat Bilal seperti tidak ada yang hiraukan ๐Ÿ˜….
Akhirnya saya bersuara "Bilal ayo sini nak, baca buku lagi yuk"
"Bilal tidak mau. Kalo bunda tidak mau menuruti keinginan Bilal, Bilal juga tidak turuti keinginan Bunda", jawabnya.
Wkwk..makin semangat dia bernegosiasi.

Saya diam aja..tik tok tik tok..
Saya tetap diam meskipun Bilal tetap kekeuh mau nonton dan terus ngomong dari balik pintu.

Saya akhirnya luluh.
Bukaan..bukan karena dia mengancam atau apa.
Tapi saya kasihan mendiami dia. Padahal tadi saya diam karena bingung juga respon apa yang harus saya ambil ๐Ÿ˜….

Saya perbolehkan Bilal menonton hanya setengah jam. Senang sekali dia, dan berterima kasih saya beri izin.
Begitu waktunya selesai, dengan senang hati juga dia mematikan TVnya.

Bingung juga sih ini harus dapat badge apa ya?
Di satu sisi saya sudah memperbolehkan apa yang seharusnya tidak boleh sesuai kesepakatan, tapi di sisi lain saya bisa membuat kesepakatan lagi dengan Bilal soal bonus waktu nonton hari ini.
Dan responnya juga baik.

Saya beri badge satisfactory aja deh ๐Ÿ˜

Share:
Continue Reading →

Rabu, 08 April 2020

Komunikasi Produktif (Tantangan hari 16/30)

Hari ke 15 tantangan, sebenarnya seoanjang hari saya merasa sudah cukup baik menerapkan komunikasi produktif kepada anak.

Juga ketika tadi siang sebelum tidur, saya mengobrol dengan kakak Bilal. Memberi nasihat dengan diawali dengan refleksi pengalaman.

Saya bercerita bahwa dulu juga bunda tidak banyak bisa melakukan sesuatu, tapi terus berusaha, berdoa, alhamdulillah ternyata bisa.
Begitu juga dengan kakak Bilal. Bubda berharap Bilal jadi anak yang tidak mudah menyerah.

Saya tambahkan juga alasan mengapa harus menjadi anak yang mandiri, karena tidak selamanya bunda dan Panda terus menemani Bilal.

Membahas ini ada rasa haru. Alhamdulillah wa masyaAllah..kakak Bilal sudah tumbuh sebesar ini, sudah 5 tahun.
Tidak lama, bukan menjadi anak-anak lagi ๐Ÿ’•.
Masih sangat banyak PR bunda untuk mendidik anak-anak.

Alhamdulillah..dari obrolan kami, kakak Bilal bisa memahami. Saya diberi pelukan di akhir obrolan ๐Ÿ’•.

Namun, malam ini pecah juga. Intonasi naik karena anak-anak belum tidur padahal sudah lewat jam 9 malam.

Saya kesal, karena sebenarnya adik sudah mengantuk, tapi karena kakaknya belum tidur dan terus bersuara jadi adik terdistraksi terus dan akhirnya rewel.

Baru jam segini mereka akhirnya bisa tidur ๐Ÿ˜”.
Saya juga jadi menaikkan nada ke Panda karena kesal (bawaan mendengar Amanah rewel) ๐Ÿ˜ญ.
Masih PR banget untuk tidak menimpakan kekesalan pada orang lain, tapi fokus pada solusi ๐Ÿ˜ž



Share:
Continue Reading →

Jurnal Puasa Kepompong (Pekan 2)

LPuasa pekan kedua ini, saya memilih mengganti tema dari pekan pertama, tapi alhamdulillah sampai sekarang kebiasaan di pekan pertama (rutinitas bersih-bersih di malam hari) masih tetap jalan, tentunya di bantu oleh suami dan anak, hehe..

Pekan ini saya berpuasa dari memulai hari yang kurang semangat.
Pagi yang kurang semangat, akan berpotensi membuat sepanjang hari itu menjadi kurang mood.

Saya membuat indikator keberhasilannya yaitu.
1. Jika berhasil dengan urut:
* bangun sebelum adzan subuh
* melakukan dzikir pagi
* Quran + journaling, dan
* berdandan jam 8.30 sudah berdandan rapi maka akan mendapat badge excellent.

2. Jika berhasil bangun sebelum adzan subuh, melakukan dzikir pagi, baca quran + journaling, maka akan mendapat badge very good.

3. Jika berhasil melakukan 3 aktivitas namun tidak urut dari urutan 1-3 teratas, ataukah hanya berhasil melakukan 2 aktivitas, maka mendapat badge satisfactory.

4. Jika hanya berhasil melakukan 1 aktivitas, maka akan mendapatkan badge need improvement.


Hasil puasa selama sepekan, masih kurang ๐Ÿ˜ž. Saya masih sering bangun jam 5. Jika begitu, biasanya hanya dzikir pagi lalu buru-buru melakukan pekerjaan domestik.
Quran journalingnya skip, dikerjakan jika luang di siang atau malam hari ๐Ÿ™.
Meski semua terasa dikerjakan terburu-buru, saya baru bisa mandi jam 9.
Sedangkan suami, biasanya berangkat kerja jam 9. Saya berharap sudah rapi dan cantik sebelum beliau berangkat kerja.

Di hari terakhir, alhamdulillah naik jadi very good. Tapi karena akhir pekan, mandinya skip agak siangan ๐Ÿ˜…, jadi tidak mendapat badge excellent.

Saya memutuskan untuk mengulang lagi puasa pekan ini di pekan berikutnya.
Semangat !!!


Share:
Continue Reading →

Selasa, 07 April 2020

Komunikasi Produktif (Tangangan hari 15/30)

Tantangan terberat menjalankan komunikasi produktif ini ketika diri sedang lelah dan tidak fit.
Qadarullah hari ini saya tidak enak badan.
Sayang sekali, karena alasan itu saya masih melakukan banyak komunikasi tidak produktif.

Ucapan yang tidak sabar, intonasi kurang ramah, kata-kata bernada mengancam.
Padahal tidak adil sebenarnya anak-anak harus mendapatkan perlakuan seperti itu hanya karena saya yang tidak memanaj diri dengan baik.
Sepertinya memang kemarin saya kurang tidur dan efeknya hari ini tidak fit.

Menyadari hari ini banyak berbuat salah, saya meminta maaf khusus pada anak-anak. Pada kakak Bilal, dan Amanah meskipun Amanah mungkin belum mengerti yang saya ucapkan.

Alhamdulillah sebenarnya, kakak Bilal anak yang mudah berempati.
Ketika saya jelaskan bahwa hari ini sedang tidak enak badan, dia berinisiatif membantu mencuci piring.

Lalu ketika Panda pulang juga ikut bersama-sama membersihkan rumah, merapikan mainannya sebelum tidur, bahkan membantu mengepel ๐Ÿ’•.

Masya Allah..tabarakallah..jazaakumullah khairan kakak Bilal dan Panda.

saya ucapkan terima kasih dan doa untuk Bilal sebelum beranjak tidur. "Terimakasih ya kakak Bilal, sudah banyak membantu bunda. Mencuci piring, merapikan mainan dan mengepel..barakallahu fiik"


Share:
Continue Reading →

Komunikasi Produktif (Tantangan hari 14/30)

Hari ke-14 tantangan, hari Minggu eyang datang menginap sehari. Alhamdulillah Bilal yang rindu sangat senang dikunjungi.
Tapi saya melihat ada sedikit kecemburuan ketika Bilal bertanya"
Eyang kenapa kangen sama adek Amanah?"
"Eyang kangen skarena sudah lama tidak ketemu, eyang kangen juga sama kakak Bilal dong..", jawab eyang.

Hari ini dalam sehari  ada 3x kakak Bilal mengambek. Alasannya beragam. Ada yang karena diminta mengalah sama adik, ada yang karena mau minum susu sebelum makan, ada yang karena mau minjam hp eyang buat main game.

Sebenarnya saya tahu, Bilal ini agak manja karena kebetulan ada eyang dan tantenya di rumah.
Bilal berusaha berkompromi agar permintaannya dikabulkan, padahal tidak sesuai dengan kesepakatan.
Saya juga paham ketika diminta mengalah sama adik, oleh eyangnya, dia sebal dan memilih masuk kamar.
Alhamdulillah mengambeknya tidak lama.

Setelahnya coba saya dekati, menggunakan kalimat empati.
Saya juga minta maaf karena tadi ikut meminta kakak mengalah sama adik.
Setelah Bilal memaafkan, saya puji kebaikan-kebaikan yang Bilal lakukan hari ini dan betapa kakak Bilal sebenarnya sayang kan sama adik.
Barulah setelahnya saya masukkan permintaan untuk saling menjaga dengan adik.

Alhamdulillah hari ini badgenya:

Share:
Continue Reading →

Minggu, 05 April 2020

Komunikasi Produktif (tangangan hari 13/30)

Saya pernah menonton video youtube dr. Aisyah Dahlan tentang teknik dan bahasa menyuruh anak.

Saya praktekkan sudah beberapa hari sih sebenarnya..tapi menurutku hari ini sangat berhasil.

Secara keseluruhan, hari ini setiap apa yang saya minta, alhamdulillah kakak Bilal mau melakukannya dengan segera tanpa banyak tapi dan drama.
Sebelumnya kami sudah membuat kesapakatan juga.

Mungkin mereka tidak memahami perkataan kita, tetapi mereka tidak pernah salah meng copy

Itu yang berusaha saya lakukan.
Berusaha memperbaiki kata-kata dan intonasi ketika berbicara dengan anak.

Tadi misalnya, saya meminta untuk berhenti bermainkarena waktunya shalat magrib. Kakak Bilal menurut.
Saya meminta dengan bahasa dan intonasi yang lembut tapi tegas, juga langsung memberi contoh di depan anak.
Jadi menyuruhnya tidak sambil masih melakukan hal lain.

Sangat bertentangan kan dengan apa yang anak lihat, kalau kita menyuruh anak berhenti berkegiatan di waktu magrib sementara misalnya kita masih sibuk di dapur atau hal lain?
Hehehe..
Jadi latihan hari ini bolehlah dapat badge





Share:
Continue Reading →

Sabtu, 04 April 2020

Komunikasi Produktif (Tantangan hari 12/30)

Hari ke 12 tantangan. Kali ini saya latihan komunikasi produktif pada pasangan.

Sayangnya, memulai hari sudah kurang produktif komunikasinya ๐Ÿ˜….

Tadi pagi ketika mengobrol dengan Panda, saya membahas ketidaksukaanku pada kebiasaannya begadang.
Salahnya, saya langsung melabeli demgan kata "selalu".
Selalu itu bisa diartikan setiap saat atau setiap hari. Padahal sebenarnya tidak setiap hari Panda melakukan itu. Dan ketika daya judge seperti itu, ada penolakan dari Panda.

Saya menyadari kesalahan itu ketika tadi kami sama-sama melihat video Youtube mba Okina Fitriani.
Di videonya dijelaskan salah satu cara berkomunikasi yang baik itu harus pakai data yang jelas dan bahasa yang santun.

Mungkin akan lebih baik jika tadi saya hanya mengungkapkan ketidaksukaan saya karena semalam saya lihat Panda tidur larut, dan itu tidak baik. Bukan dengan mengatakan "kok Panda selalu begadang"

Saya juga masih harus belajar banyak mengapresiasi pasangan untuk setiap perbuatan baik yang beliau lakukan. Jangan sampai hanya karena sudah terbiasa, menjadikan kita tidak menghargai lagi, karena dianggap sudah jadi kewajiban suami melakukan itu.

Alhamdulillah karena sama-sama belajar dari video tadi, kami mengisi hari dengan langsung praktek ☺. Berbicara dengan santun dan saling mengapresiasi.

Untuk latihan hari ini saya beri badge


Share:
Continue Reading →

Jumat, 03 April 2020

Komunikasi Produktif (Tantangan hari 11/30)

Masalah yang hampir tiap hari berlangsung itu nunggu kakak Bilal makan. Yaampun lamanya.
Selalu terdistraksi dengan main.

Sudah dibikin aturan bahwa makan tidak sambil main, tidak sambil nonton. Tapu tetap saja berulang.
Saya coba untuk memberikan pilihan. Mau makannya segera diselesaikan, terus habis makan bisa main, ataukah makannya lama dan Bilal tidak bisa main lagi, karena sudah jam malam dan waktunya tidur.
Ntahlah..itu kayaknya kalimat pilihan yang agak-agak mengancam ya ๐Ÿคฃ.

Tapi tadi saya mengatakannya dengan tegas tanpa nada tinggi kok,hehe..

Yang masih perlu latihan lagi-lagi soal memberikan nasehat. Kebiasaan panjang lebar.

Cukup badgenya satisfactory aja ๐Ÿ˜†


Share:
Continue Reading →

Kamis, 02 April 2020

Komunikasi Produktif (Tantangan hari 10/30)

Waah..sudah hari kesepuluh tantangan. Apa sudah banyak perubahan? Hahaha...badgenya masih naik turun. Nda papa..yang namanya komunikasi memang ahrus dilatih terus sanpai terbiasa mengeluarkan kalimat-kalimat produktif.

Hari ini saya banyak latihan intonasi suara dan senyum ramah.
Saya sangat bersalah karena kejadian kemarin yang membuat Bilal sedih.
Dan saya tidak mau itu terulang lagi.

Tadi siang kami membuat donat dan pizza.
Seru sekali..alhamdulillah.
Bisa saya bilang 80% dibuat sendiri oleh Bilal. Saya tinggal mengarahkan dan memotivasi.

Selesai masak-masaknya, kami bersama mencuci wadah yang digunakan.
Bilal menawarkan bantuan untuk membilas, masyaAllah..
Saya puji inisiatifnya
"masyaAllah..terima kasih kakak Bilal mau bantuin bunda cuci piring"
Puji perbuatan/sikapnya, bukan pribadinya

Ada keluar kalimat tidak produktif tadi, ketika malamnya Bilal mencari pensil. Masih kebiasaan saya memberikan nasihat panjang lebar atas kelalaiannya menyimpan pensil.
Masih harus latihan menyampaikan dengan refleksi pengalaman ๐Ÿ˜….

Badge untuk hari ini


Share:
Continue Reading →

Rabu, 01 April 2020

Komunikasi Produktif (Tantangan hari 9/30)

Hari ini komunikasi produktifnya kurang banget ๐Ÿ˜ญ.
Adek Amanah sedang malas makan maunya nyusu seharian betul-betul menguras tenaga.

Saya sangat capek sampai lupa makan siang, untuk ngomong pun rasanya malas.
Parahnya, begitu Kakak Bilal mengajak ngobrol, terus berbica, dan terus mengajukan pertanyaan, saya jadi tidak sabar lalu berkata ketus hanya karena pertanyaan sederhana
"bunda kenapa duduk di situ?"
"Emang kenapa? Bunda haus", jawabku ketus.

Sepertinya Bilal kaget saya menjawab dengan nada ketus, padahal dari tadi diam saja karena malas menanggapi ocehannya.
"Bunda kok bicaranya begitu? Tidak seperti dulu...?
Kalo nanti kakak Bilal besar, besar seperti Bunda Panda, kakak Bilal bisa ikuti juga loh"

Ya Allah...
Maafkan Bunda kakak..tidak seharusnya Bunda menjawab seperti itu.
Sambil memeluk Bilal saya ucapkan maaf dengan mata berkaca-kaca
"Bunda minta maaf ya sayang, bunda sayang Bilal"
"Bunda jangan bicara begitu, tidak baik..Bilal sedih"
Saya bisa merasakan suaranya bergetar sedih sambil memelukku๐Ÿ˜ญ.

Terima kasih sudah mengingatkan, kakak, anak sholehku..maafkan Bunda kak..semoga ini tidak tersimpan sebagai memory burukmu dengan bunda ๐Ÿ˜ข.
InsyaAllah Bunda terus belajar memperbaiki diri agar



Share:
Continue Reading →