Kamis, 30 November 2017

Melatih Kemandirian: Toilet Training (Hari 1)

Jurnal melatih kemandirian anak

  • Nama anak: Bijak Laksana Muhammad (Bilal)
  • Target kemandirian 1 minggu: Menyatakan keinginan untuk BAB/BAK
Kami memilih toilet training dalam tantangan kemandirian kali ini karena sebenarnya kami memang sedang berlatih toilet training selama 2 minggu ini. Tapi ada hari yang nda konsisten karena saya sakit, rasanya nda siap harus mengepel berkali-kali 😅. Berharap dengan adanya tantangan one week one skill, lebih semangat dan membuahkan hasil yang lebih baik dari hari ke hari.

Target yang ingin saya latih terutama untuk menyatakan keinginan buang airnya itu. Kalau pup masih bisa di deteksi yaa dari raut wajahnya, tapi untuk BAK sekarang ini masih dalam tahap menatur, setiap 1-2 jam sekali saya ajak ke kamar mandi karena Bilal belum bilang ketika ingin pipis.

Semalam saya membuat reward chart, agar proses toilet trainingnya lebih menyenangkan dan semoga bilal lebih semangat belajarnya. Akan sangat membantu jika Bilal bisa mengatakan keinginannya tanpa harus bunda yang mengajak.
Bismillah..semangat mengembalikan fitrah anak pada kebersihan.

* * *
Latihan hari ini

05.30 Bilal bangun langsung menuju mainannya, sementara saya lagi di kamar mandi, dia bilang "pipis bunda", yaah..sudah keburu bocor di lantai 😅

07.30 abis mandi ditatur pipis di kamar mandi. Bilal lalu main ke tetangga depan rumah. Saya degdegan..huhu, minggu lalu dia pipis di mushola, untung bukan di karpet, tapi dekat pintu jadi bisa tinggal siram dan saya pel berulang-ulang.

Sejam kemudian saya jemput ajak pulang untuk pipis dulu di rumah. Setelah itu lanjut main lagi, saya ikut menemani bermain di teras. Sambil bermain saya tanyakan "Bilal mau pipis?" dan dijawab tidak.
Bilal tadi makan 3 es lilin. Karena minumnya banyak, saya ajak lagi untuk pipis dulu. Temannya sampe harus mengantar ke rumah supaya dia mau pulang 😅.

Eh..setelah tantangan komprod minggu lalu Bilal jadi suka memuji  wkwk..
"Bunda lagi apa?"
"Lagi cuci piring, Bilal"
"Alhamdulillah.. Bilal senang bunda rajin cuci piring"
Tadi ketika saya baru keluar kamar mandi dia bertanya "Bunda sudah pipis?"
"Sudah"
"Alhamdulillah.. Bilal senang bunda mau pipis di kamar mandi"

😂😂😂

Bilal mengajakku bermain mobil-mobilan. Mobil bus dianggap sebagai adek, dan mobil besar satunya sebagai ayah,hihihi.. Sambil memegang mobil 'ayah', Bilal bertanya "adek mau pipis? Pipisnya di kamar mandi ya"
Saya sambung percakapannya "kenapa harus pipis di kamar mandi ayah?"
"Karena pipis di celana basah.. lantainya licin, bisa jatuh", jawab Bilal
"Ooh. begitu yaa..kotor juga ya ayah? Pipis di kamar mandi lebih bersih ya?"
"Iyaa"
Wkwk..mungkin saking seringnya saya ngomong begitu sampe dia hafal. Jangan bosan ya Bilal..semoga cepat lulusnya.

Siangnya setelah makan, saya keluarkan ⭐ untuk ditempel di papan reward. Kupersilahkan Bilal untuk menempel sendiri ⭐nya di tempat yang saya tunjuk.

Bilal minta ⭐ lagi, yang banyak katanya. Kuberi tahu bahwa dia bisa dapat bintang lagi hari ini kalo pipisnya di kamar mandi.
"Bilal mau dapat bintang lagi?"
"Mau"
"Pipisnya di kamar mandi yaa..Bilal bilang kalo mau pipis, nanti bunda antar ke kamar mandi"
"Iya bunda"


13.00 Bilal tidur siang. Alhamdulilah.. padahal dia jarang banget tidur siang.

12.30 Terbangun. Baru mau saya ajak pipis, sudah bocor. Tadi tidurnya di tikar plastik sih..jadi lebih gampang dibersihin. Belum selesai saya pel, bocor lagi 😆. Selesai ganti celana, Bilal lanjut tidurnya. Tadi sore hujan deras sekali, mungkin karena dingin juga, Bilal jadi pipis terus.

Bangun sekitar jam 17.00 saya tatur ke kamar mandi. Alhamdulillah.. Tadi jam 19.00 dia bilang "mau pipis" sambil pahanya dijepit. Buru-buru saya ajak ke kamar mandi.

Permulaan yang baik, alhamdulillah..tidak lupa saya beri pujian atas usahanya, "makasih ya Bilal mau bilang ke bunda. Bilal hebat bisa bilang mau pipis di kamar mandi" 😊
Share:
Continue Reading →

Rabu, 29 November 2017

Cemilan 1 Kemandirian

🍙 *Cemilan 1 Kemandirian*

_Rabu, 29 November 2017_

*Kemandirian Merupakan Aspek Penting yang Berkembang pada Setiap Orang*

Ketika anak dilahirkan ke dunia, sesungguhnya ia sudah memiliki fitrah untuk belajar dan fitrah berkembang.

Bayi yang tadinya tidak bisa tengkurap maka di usianya yang ke 4 bulan ia akan dengan sendirinya bergerak gerak berusaha untuk tengkurap tentu akan semakin cepat dan baik jika orangtua terus menstimulusnya dengan berbagai arahan, rangsangan agar bayi mau tengkurap.

Begitu juga ketika kita mendengar kata mandiri atau kemandirian maka yang terbesit dalam pikiran adalah bahwa anak bisa makan sendiri, mandi sendiri, mengerjakan PR sendiri dsb.

Banyak orangtua yang menginginkan anak untuk mandiri namun banyak orangtua pula yang gagal menjadikan anak mandiri karena tidak peka, tidak jeli dan malas untuk mengamati pola tingkah anak masa kini yang akhirnya memberikan apa pun keinginan anak tanpa berpikir panjang dengan alasan cinta.

Padahal sesungguhnya tindakan tersebut tergolong pada cinta tanpa logika, cinta yang tidak jelas arah tujuannya, tidak jelas makna bagi anak karena sebetulnya orangtua yang meluluskan keinginan anak telah menghancurkan fitrah belajar mandiri anak sejak dini karena anak menjadi bergantung kepada orangtua, dan oranglain.

Pola prilaku anak saat ini adalah bekal untuk kehidupannya di masa yang akan datang, dimana kelak anak dituntut untuk membuat sebuah keputusan untuk hidup sendiri bahkan hidup orang lain.

Kemandirian inilah yang berbeda beda setiap orang tergantung dari proses belajar dan perkembangan yang dialami masing-masing orang.

*Kemandirian pun memiliki makna:*

🍉Memiliki suatu penghayatan/ semangat untuk menjadi lebih baik dan percaya diri.

🍉Mengelola pikiran untuk menelaah masalah dan mengambil keputusan untuk bertindak.

🍉Disiplin dan tanggungjawab

🍉Tidak bergantung kepada oranglain.


Pengertian ini sejalan dengan yang diungkapkan oleh _Havighurst (1970)_ yang menyatakan bahwa kemandirian memiliki beberapa aspek yaitu:

🏆 *Aspek Intelektual* ,yang merujuk pada kemampuan berpikir, menalar, dan memahami beragam kondisi.

👜 *Aspek sosial* , berkenaan dengan kemampuam berani akteif membina relasi sosial, namun tidak bergantung pada oranglain di sekitarnya.

👓 *Aspek emosi* , menunjukan kemampuan individu untuk mengelola serta mengendalikan emosi dan reaksinya, dengan tidak bergantung secata emosi dengan orangtua.

💰 *Aspek ekonomi* , menunjukan kemandirian dalam hal mengatur ekonomi dan kebutuhan kebutuhan ekonomi dan tidak bergantung pada orangtua.


*Lalu sejauh mana peran orangtua terhadap kemandirian anak?*

Dalam tahapannya yang harus dilakukan oleh orangtua adalah melakukan pengenalan diri dan pengenalan anak.

Tanpa kedua hal tersebut, peluang terbentuk sebuah sikap mandiri yang diinginkan dalam diri anak sangat kecil.

Membicarakan usaha mengembangkan kemandirian anak harus diorientasikan pada peningkatan kemampuan anak dalam hal intelektual,sosial, emosi dan ekonomi.

Mereka mandiri berdasar kekuatan pribadi, berdasarkan kebutuhan diri-sendiri untuk bisa tidak tergantung pada orang lain, bukan berdasar kemauan dan keinginan orang tua.

*Lalu Bagaimana?*

Agar anak mau belajar mandiri, berlatih melakukan pekerjaan sehari-hari sendiri maka ada beberapa hal yang harus dilakukan oleh orangtua:

💎 *Beri kesempatan* anak untuk memilih. Anak yang sudah terbiasa dihadapkan dengan situasi yang ditentukan oranglain maka ia akan malas memilih. Namun jika anak sudah terbiasa dihadapkan dengam berbagai situasi dan kondisi maka anak terbiasa membuat keputusan sendiri.

♥ *Hargailah usahanya* .Apresiasi atau menghargai usaha kecil anak untuk mengatasi kesulitannya dengan mandiri.

🚫 *Hindari banyak bertanya*. Orangtua yang terlalu banyak bertanya dapat diartikan oleh anak ingin banyak tahu sehingga anak merasa terkekang.

⁉ *Jangan langsung menjawab pertanyaan* . Berikan anak kesempatan untuk berpikir dengan tidak langsung menjawab pertanyaan pertanyaan yang diajukan anak.

🔥 *Dorong untuk melihat alternatif* .Sebaiknya anak pun tahu bahwa orangtua bukanlah satu satunya sumber yang dapat mengatasi masalah namun masih banyak sumber sumber lainnya.

❌ *Jangan patahkan semangatnya* .Dorong terus anak untuk melakukan apa yang ingin ia lakukan, jangan mematahkan semangatnya karena tidak ingin melihatnya kecewa.


_Selamat berlatih_
🍃 _Tim Fasilitator Bunsay 3_

-----------
Referensi:

Psikologi anak dan pendidikan (kumpulan artikel web-dirangkum oleh Zainul Muttaqin)-pdf

Resume seminar parenting bersama Elly Risman-Mendidik anak dengan Cinta dan logika.
Share:
Continue Reading →

Tantangan 10 hari Melatih Kemandirian Anak

*Tantangan 10 hari  Melatih Kemandirian Anak*

_(Periode 30 Nov - 16 Des 2017)_

Selamat datang di game tantangan kedua

🎉🎉🎉


Dalam tantangan 10 hari di materi kemandirian  kali ini, kita akan memberikan apresiasi kemandirian dalam beberapa kategori yaitu:

🎀 Bagi Anda yang sudah memiliki putra/i

🎀 Bagi Anda yang ingin melatih kemandirian berdua dengan pasangan karena di rumah belum ada anak-anak

🎀 Dan Bagi Anda yang masih single

❓❓❓
Bagaimana caranya?


1. Pilih *satu orang saja* selama melakukan tantangan ini.

❤Bagi Anda yang telah memiliki anak, pilih salah satu dari anak Anda,

❤ Bagi Anda yang belum memiliki anak, jadikan Anda dan atau pasangan Anda sebagai rekan melakukan tantangan

❤ Bagi Anda yang belum menikah, jadikan diri Anda yang melakukan tantangan ini

2. Buatlah list kemampuan kemandirian apa saja yang ingin Anda latihkan

3. Buatlah program _One Week One Skill_. Dalam satu bulan ini *min*. melatih 1 kemandirian dan *max*. 4 kemandirian.

4. Dokumentasikan proses yang Anda lakukan terkait :

📹 Kemandirian anak ➡👪
🎥 Kemandirian Anda dan atau pasangan ➡💑
📽 Kemandirian diri Anda sendiri➡👩🏻

Bisa dalam bentuk foto dengan caption atau tulisan narasi  yang Anda posting setiap hari,  minimum selama 10 hari dan max. tak berbatas waktu, tergantung komitmen yang Anda buat.

🎁🎁🎁
Bagi Anda yang berhasil menyelesaikan tantangan ini akan memperoleh badge dasar, baik lompat-lompat hari atau dirapel selama 10 hari sejak tgl 30 nov sampai tanggal 16 Desember 2017.

🎁🎁🎁
Bagi Anda yang berhasil melaksanakan tantangan tanpa dirapel, tanpa loncat-loncat hari selama 10 hari berturut-turut. Maka akan mendapatkan tambahan badge:

*_"You're excellent"_*

🎁🎁🎁
Bagi Anda yang berhasil konsisten 10 hari berturut-turut lalu melanjutkan hingga minimal 15 hari berikutnya tanpa rapel, tanpa loncat hari, maka akan mendapatkan tambahan badge :

*_"You're outstanding performance”_*

Dan mendapatkan kesempatan untuk masuk pertukaran pelajar (perpel).


5. Posting dokumentasi Anda di Blog atau Platform lainnya, disertai hashtag :

#Harikedua
#Tantangan10Hari
#Level2
#KuliahBunSayIIP
#MelatihKemandirian

Dan bagi yg di blog, tambahkan kategori/label :

Bunda Sayang
Melatih Kemandirian
Ibu Profesional
IIP

📝 Setorkan link tulisan anda ke (link menyusul)

📈 Lihat realtime seluruh laporan Anda di (link menyusul)

Jika mengalami kendala teknis, hubungi Koordinator Bulanan ya.

Selamat bermain
Share:
Continue Reading →

Senin, 27 November 2017

Materi 2: MELATIH KEMANDIRIAN ANAK

*Institut Ibu Profesional*
_Materi Bunda Sayang Sesi #2_

*MELATIH KEMANDIRIAN ANAK*

_Mengapa melatih kemandirian anak itu penting?_

Kemandirian anak erat kaitannya dengan rasa percaya diri. Sehingga apabila kita ingin meningktkan rasa percaya diri anak, mulailah dari meningkatkan kemandirian dirinya.

Kemandirian erat kaitannya dengan jiwa merdeka. Karena anak yang mandiri tidak akan pernah bergantung pada orang lain. Jiwa seperti inilah yang kebanyakan dimiliki oleh para enterpreneur, sehingga untuk melatih enterpreneur sejak dini bukan dengan melatih proses jual belinya terlebih dahulu, melainkan melatih kemandiriannya.

Kemandirian membuat anak-anak lebih cepat selesai dengan dirinya, sehingga ia bisa berbuat banyak untuk orang lain.

_Kapan kemandirian mulai dilatihkan ke anak-anak?_

Sejak mereka sudah tidak masuk kategori bayi lagi, baik secara usia maupun secara mental. Secara usia seseorang dikatakan bayi apabila berusia 0-12 bulan, secara mental bisa jadi pola asuh kita membiarkan anak-anak untuk selalu dianggap bayi meski usianya sudah lebih dari 12 bulan.

Bayi usia 0-12 bulan kehidupannya masih sangat tergantung pada orang lain. Sehingga apabila kita masih selalu menolong anak-anak di usia 1 th ke atas, artinya anak-anak tersebut secara usia sudah tidak bayi lagi, tetapi secara mental kita mengkerdilkannya agar tetap menjadi bayi terus.

_Apa saja tolok ukur kemandirian anak-anak?_

☘ *Usia 1-3 tahun*
Di tahap ini anak-anak berlatih mengontrol dirinya sendiri. Maka sudah saatnya kita melatih anak-anak untuk bisa setahap demi setahap meenyelesaikan urusan untuk dirinya sendiri.
Contoh :
✅Toilet Training
✅Makan sendiri
✅Berbicara jika memerlukan sesuatu

🔑 *Kunci Orangtua dalam melatih kemandirian anak-anak di usia 1-3 th  adalah sbb :*
👨‍👩‍👦‍👦 Membersamai anak-anak dalam proses latihan kemandirian, tidak membiarkannya berlatih sendiri.
👨‍👩‍👦‍👦 Mau repot di 6 bulan pertama. Bersabar, karena biasanya 6 bulan pertama ini orangtua mengalami tantangan yang luar biasa.
👨‍👩‍👦‍👦Komitmen dan konsisten dengan aturan

Contoh:
_Aturan berbicara_ :
Di rumah ini hanya yang berbicara baik-baik yang akan sukses mendapatkan apa yang diinginkannya.

Maka jangan pernah loloskan keinginan anak apabila mereka minta sesuatu dengan menangis dan teriak-teriak.

_Aturan bermain_:
Di rumah ini boleh bermain apa saja, dengan syarat kembalikan mainan yang sudah tidak dipakai, baru ambil mainan yang lain.

Maka tempatkanlah mainan-mainan dalam tempat yang mudah di ambil anak, klasifikasikan sesuai kelompoknya. Kemudian ajarilah anak-anak, ambil mainan di tempat A, mainkan, kembalikan ke tempatnya, baru ambil mainan di tempat B. Latih terus menerus dan bermainlah bersama anak-anak, jadilah anak-anak yang menjalankan aturan tersebut, jangan berperan menjadi orangtua. Karena anak-anak akan lebih mudah mencontoh temannya. Andalah teman terbaik pertama untuknya.

☘ *Anak usia 3-5 tahun*
Anak-anak di usia ini sedang menunjukkan inisiatif besar untuk melakukan kegiatan berdasarkan keinginannya
Contoh :
✅ Anak-anak lebih suka mencontoh perilaku orang dewasa.
✅Ingin melakukan semua kegiatan yang dilakukan oleh orang dewasa di sekitarnya

🔑 *Kunci Orangtua dalam melatih kemandirian anak di usia 3-5 th adalah sbb :*
👨‍👩‍👦‍👦Hargai keinginan anak-anak
👨‍👩‍👦‍👦Jangan buru-buru memberikan pertolongan
👨‍👩‍👦‍👦 Terima ketidaksempurnaan
👨‍👩‍👦‍👦 Hargai proses, jangan permasalahkan hasil
👨‍👩‍👦‍👦 Berbagi peran bersama anak
👨‍👩‍👦‍👦 Lakukan dengan proses bermain bersama anak

Contoh :
✅Apabila kita setrika baju besar, berikanlah baju kecil-kecil ke anak.
✅Apabila anda memasak, ajarkanlah ke anak-anak masakan sederhana, sehingga ia sdh bisa menyediakan sarapan untuk dirinya sendiri secara bertahap.
✅Berikanlah peran dalam menyelesaikan kegiatannya, misal manager toilet, jendral sampah dll. Dan jangan pernah ditarget apapun, dan jangan diberikan sebagai tugas dari orangtus. Mereka senang mengerjakan pekerjaannya saja itu sudah sesuatu yang luar biasa.

☘ *Anak-anak usia sekolah*
Apabila dari usia 1 tahun kita sudah menstimulus kemandirian anak, maka saat anak-anak memasuki usia sekolah, dia akan menjadi pembelajar mandiri. Sudah muncul internal motivation dari dalam dirinya tentang apa saja yang dia perlukan untuk dipelajari dalam kehidupan ini.

⛔Kesalahan fatal orangtua di usia ini adalah terlalu fokus di tugas-tugas sekolah anak, seperti PR sekolah,les pelajaran dll. Sehingga kemandirian anak justru kadang mengalami penurunan dibandingkan usia sebelumnya.

🔑 *Kunci orangtua dalam melatih kemandirian anak di usia sekolah*
👨‍👩‍👦‍👦Jangan mudah iba dengan beban sekolah anak-anak sehingga semua tugas kemandirian justru dikerjakan oleh orangtuanya
👨‍👩‍👦‍👦Ijinkan anak menentukan tujuannya sendiri
👨‍👩‍👦‍👦Percayakan manajemen waktu yang sudah dibuat oleh anak-anak.
👨‍👩‍👦‍👦Kenalkan kesepakatan, konsekuensi dan resiko

Contoh :
✅Perbanyak membuat permainan yang dibuatnya sendiri ( DIY = Do It Yourself)
✅Dibuatkan kamar sendiri, karena anak-anak yang mahir mengelola kamar tidurnya, akan menjadi pijakan awal kesuksesan ia dalam mengelola rumahnya kelak ketika dewasa.

📌 *Ketrampilan-ketrampilan dasar yang harus dilatihakan untuk anak-anak usia sekolah ini adalah sbb:*
1⃣Menjaga kesehatan dan keselamatan dirinya
2⃣Ketrampilan Literasi
3⃣Mengurus diri sendiri
4⃣Berkomunikasi
5⃣Melayani
6⃣Menghasilkan makanan
7⃣Perjalanan Mandiri
8⃣Memakai teknologi
9⃣Transaksi keuangan
🔟Berkarya

📌 *3 Hal yang diperlukan secara mutlak di orangtua dalam melatih kemandirian anak adalah :*
1⃣Konsistensi
2⃣Motivasi
3⃣Teladan

_*Silakan tengok diri kita sendiri, apakah saat ini kita termasuk orangtua yang mandiri?*_

📌 *Dukungan-dukungan untuk melatih kemandirian anak*
1⃣Rumah harus didesain untuk anak-anak
2⃣Membuat aturan bersama anak-anak
3⃣Konsisten dalam melakukan aturan
4⃣Kenalkan resiko pada anak
5⃣Berikan tanggung jawab sesuai usia anak

_Ingat, kita tidak akan selamanya bersama anak-anak. Maka melatih kemandirian itu adalah sebuah pilihan hidup bagi keluarga kita_


Salam,

/Tim Fasilitator Bunda Sayang/

_Sumber bacaan_:
_Institut Ibu Profesional, Bunda Sayang, antologi, gaza media, 2014_
_Septi Peni, Mendidik anak mandiri, pengalaman pribadi, wawancara_
_Aar Sumardiono, Ketrampilan dasar dalam mendidikan anak sukses dan bahagia, rumah inspirasi_
Share:
Continue Reading →

Kamis, 23 November 2017

Aliran Rasaku Belajar Komunikasi Produktif


Alhamdulillah..banyaaak belajar dari latihan komunikasi produktif. Memperbaiki intonasi dan raut wajah dan bahasa tubuh terutama, karena itu yang berperan sangat besar dalam proses keberhasilan komunikasi.

Dalam tantangan ini, saya lebih banyak menceritakan bagaimana praktek komunikasi produktif dengan anak.
Saya memilih menuliskan tantangan dengan anak, karena gaya komunikasinya yang unik.
"Mereka mungkin tidak memahami perkataan kita, tetapi mereka tidak pernah salah mengcopy".
Maka tindakan dan ucapan saya sebagai orangtua haruslah menjadi teladan yang baik. Saya bertekad untuk terus berlatih dan memahami anak dengan komunikasi produktif.

Waktu tiap hari lebih banyak dihabiskan berdua di rumah, memberiku ruang untuk mengamati bagaimana bahasa cinta anak.
Bilal sepertinya punya 3 bahasa cinta yang dominan dia tunjukkan yaitu sentuhan fisik, kata-kata mendukung dan waktu bersama.

Saat ingin tidur Bilal suka dibelai punggungnya, begitu bangun tidur dia minta dipeluk.
Sewaktu Bilal terjatuh,cukup dengan mengelus bagian yang sakit dan memeluknya akan membuatnya merasa nyaman. 
Dari belajar komprod, saya belajar untuk berempati dulu, tidak meremehkan apa yang dia rasakan. Termasuk jika pada suatu waktu dia nangis karena kakinya kotor. Setelah menerima perasaannya, barulah pesan-pesan kebaikan bisa disampaikan. 
Tapi sayangnya, saya masih sering lupa menyisipkan refleksi pengalaman ketika akan memberi nasehat 😞

Ketika panda pulang kerja Bilal senang jika dihadiahi pelukan dan ciuman. Saya merasa waktu bersama orangtua juga sangat berarti untuk dia.
Bilal pernah bilang ketika panda akan berangkat kerja "panda mau kemana?", "jangan tinggalin Bilal", kalau ditawari mau nonton atau bermain bersama dia memilih dan bilang "aku mau main sama bunda/panda" . Bilal pun selalu mau ikut kemana-mana. Ketika bermain dia memintaku menyimpan hp, lalu menemaninya tanpa disambi hal lain.
Bilal senang duduk dipangku sambil dipeluk ketika membaca buku. Dalam latihan komprod, saya berusaha untuk benar-benar hadir menemani. Belajar meresponnya dengan tubuh condong ke arahnya, eye contact dan menunjukkan ketertarikan saat dia berbicara.

Jika sedang bersedih Bilal sangat butuh pelukan. Sekalipun mungkin kesal/sedihnya karena kita..istilah mba Fasil Ummi Hajiroh "marah tapi kangen" hehe... 
Sehingga setelah menegur kesalahannya, perlu diberi pelukan untuk menenangkan hatinya dan kata-kata mendukung seperti "Bunda/panda sayang Bilal, sayaang Bilal..hanya tidak suka kalo Bilal melempar" agar membedakan bukan pribadinya yang tidak kami sukai, tapi sikapnya (jika melakukan hal negatif)

Kata-kata motivasi yang saya terapkan pada latihan, seperti "Bunda senang Bilal mau belajar pipis di kamar mandi", atau "Waah..Bilal inisiatif sekali", "Terima kasih ya Bilal, mau buang sampah ke tempat sampah" cukup berpengaruh membuat Bilal bersemangat belajar. Saya berusaha juga agar kata-kata pujian/kritik jelas tertuju pada sikap/tindakannya seperti yang kami pelajari dalam materi komunikasi produktif.

Untuk komunikasi dengan pasangan, ternyata caraku berkomunikasi seringkali bikin pasangan bingung mau membalas bagaimana 🙏. Kalo dalam materi, ini mungkin termasuk "transaksi silang".
Penyebabnya, karena seringkali ego kanak-kanakku yang muncul, seperti ngambekan dan mengeluh 😭

Bersyukur, dengan latihan komprod ini kami sama-sama belajar dan saling mengingatkan jika ketika berkomunikasi ada terselip nada yang kurang enak, atau kata yang tidak pas di hati.
Saling mengingatkan dan memberi nasehat baik di waktu yang tepat juga point penting yang harus diperhatikan ketika berkomunikasi sesama dewasa, biasanya kami memilih waktu berdua sebelum tidur 😊.
"For things to change, I must change first".
Yang masih banyak harus diperbaiki adalah bagaimana saya berkomunikasi dengan diri sendiri, karena justru seringkali itu tidak disadari.
Pemilihan kata yang mengandung pesimisme karena  pikiran-pikiran sendiri. Bismillah..latihan terus membiasakan diri berpikir positif, kata yang keluar juga produktif dan agar hidup lebih berenergi.

Game ini tugas kami pertama kali di kelas  Bunda Sayang. Sangat menantang bagi saya, karena kami harus menyetorkan secara konsisten minimal 10 hari. 
Sebenarnya ada sedikit kecewa karena saya membuat tugas berturut-turut hingga hari ke 15, tapi dihitung tidak konsisten..ya karena saya memang tidak konsisten menyetorkan. Ada 2hari dimana saya lupa, berniat untuk menyetorkan nanti saja..tapi ternyata kadang karena kesibukan atau kelelahan jadi lupa. Ketika terbangun tengah malam, baru ingat belum menyetor dan sudah masuk hari lain. Kecewa karena merasa telah berusaha penuh melakukan aktivitas menulis yang saya sendiri masih Terbata-bata 😖.

Lalu kulihat lagi..betapa sudah banyak hal positif yang saya dapat ketika mengerjakan tantangan ini. Alhamdulillah..selain latihan komunikasi produktif, saya jadi belajar menulis, belajar ngeblog, dan berharap makin lama skillku makin terasah..
Ini baru tahap awal di kelas Bunda Sayang, insyaAllah kami akan terus belajar menjadi pribadi yang lebih baik. aamiin 😊

Share:
Continue Reading →

Rabu, 22 November 2017

Cemilan 3 Komunikasi Produktif : Komunikasi Non Verbal

🍧 *Cemilan 3 Komunikasi Produktif* 🍧
_Rabu, 22 November 2017_

🎂 *Komunikasi Non Verbal*
Yuk, ingat kembali kaidah komunikasi, 7-38-55. Dalam kaidah tersebut disampaikan bahwa komunikasi verbal berperan 7%, sedangkan sisanya adalah faktor komunikasi non verbal, diantara ada intonasi suara dan bahasa tubuh.
Yuk, supaya lebih maksimal, mari berkenalan lebih jauh dengan komunikasi non verbal.

*Komunikasi non verbal* adalah komunikasi yang menggunakan *isyarat* bukan kata-kata. Menurut _Larry A. Samovar_ dan _Richard E.Porter_ , komunikasi non verbal mencakup semua rangsangan (kecuali rangsangan verbal) dalam suatu setting komunikasi, yang dihasilkan oleh individu dan penggunaan lingkungan oleh individu. Rangsangan ini  mempunyai nilai pesan potensial bagi pengirim atau penerima.

Bagaimana dengan bahasa isyarat? Para  komunikasi sepakat bahwa Bahasa isyarat dan tulisan tidak dianggap komunikasi non verbal, karena menggunakan kata.

Komunikasi non verbal lebih kepada _cara menyatakan apa yang dipikirkan dan dirasa seseorang_ .

🍭 *Fungsi  komunikasi non verbal :*



1⃣ *Repetisi* , yakni mengulangi perilaku verbal.
Misalnya mengangguk saat mengatakan “ya”, menggeleng saat mengatakan “tidak”.

2⃣ *Subtitusi* , yakni menggantikan perilaku verbal.
Misalnya melambaikan tangan sebagai bentuk “memanggil”, mengacungkan ibu jari sebagai bentuk pernyataan setuju.

3⃣ *Kontradiksi* , yakni menunjukan pertentangan saat menyampaikan pesan.
Misalnya, menyilangkan jari saat berkata bohong.

4⃣ *Aksentuasi* , yakni penguatan terhadap komunikasi verbal yang disampaikan.
Misalnya penekanan suara, intonasi, gerakan tangan, senyum, dan sebagainya.

5⃣ *Komplemen* , yakni melengkapi perilaku verbal dengan menggunakan kode-kode.
Misalnya menjelang sesi berakhir, para peserta  seminar sudah mulai berkemas-kemas, bolak-balik melihat jam, dan hal ini membuat panitia segera menutup acara.

🍭 *Lalu, apa saja yang termasuk dalam komunikasi non verbal?*

Berikut beberapa hal yang berkaitan dengan komunikasi non verbal, diantaranya adalah :

🙅 *Kinesik* yakni  hal-hal yang berkaitan dengan *gerakan tubuh*, diantaranya adalah : gerakan kepala, kontak mata, ekspresi wajah, gerakan tangan.
Misalnya adalah gerakan mencondongkan badan saat sedang berbicara, kepala mengangguk saat mendengarkan, dan lain sebagainya.

🏡 *Proksemik* , yakni studi mengenai penggunaan
_ruang_ dan jarak dalam komunikasi manusia. Hal ini berkaitan dengan suasana ruangan, posisi furniture, suasana lingkungan, dan jarak saat berkomunikasi.

Misalnya saat berbicara dengan sosok yang sudah kenal dekat (anak, suami, orangtua) jaraknya sangat dekat, bahkan intim. Berbeda saat berkomunikasi dengan sosok yang baru dikenal atau yang di hormati, biasanya lebih menjaga jarak, untuk menjaga ruang pribadi.

Contoh lainnya, saat berbincang santai dengan keluarga maka ruang keluarga menjadi pilihan, karena suasana yang nyaman. Namun bila ada hal serius yang ingin disampaikan kepada anggota keluarga, maka ruang tamu atau meja makan menjadi pilihan, karena lebih terkesan serius.

⏰ *Kronemik* , berkaitan dengan waktu saat berkomunikasi, termasuk di dalamnya adalah perspektif masa lalu dan masa depan.

Misalnya saat berkomunikasi dengan seseorang yang hanya memiliki waktu singkat, maka biasanya kita akan cenderung berbicara lebih cepat dan padat.

🎙 *Paralinguistik* ,berkaitan dengan bagaimana cara seseorang menyampaikan sesuatu, hal ini berkaitan dengan pitch, volume, kecepatan suara, kualitas suara.

Misalnya, saat menyampaikan sesuatu dengan cepat, maka kita bisa menangkap bahwa seseorang sedang terburu-buru, nada tinggi menandakan emosi yang sedang tinggi, dan sebagainya.

👗 *Artifak* , berkaitan dengan ornament yang diperlihatkan, hal ini membentuk citra saat melakukan komunikasi, seperti pakaian, kendaraan, rumah, _gadget_ , dsb.

Misalnya dokter menggunakan pakaian putih saat berbincang dengan pasien. Penggunaan pakaian putih, memberi kesan Profesional baik bagi penyampai pesan ataupun penerima pesan.

🖐🏻 *Haptik* , yakni sentuhan. Sentuhan bisa memberikan berbagai makna selama berinteraksi, diantaranya seperti professional-fungsional, sosial-sopan santun, persahabatan-kehangatan, dan cinta-intim.

Misalnya, memeluk adalah sebagai bentuk kehangatan dan cinta. Berjabat tangan/ menepuk pundak bisa menjadi salah satu isyarat profesional.

Yuk mengeksplorasi komunikasi non verbal untuk memperkaya komunikasi verbal.

Selamat mencoba!

_I am responsible for my communication result_

🌾 *Tim Fasililtator Bunsay 3*
---------------------
Referensi bacaan :
Artikel komunikasi non verbal
http://digilib.uinsby.ac.id/2198/5/Bab%202.pdf

http://www.materipendidikan.info/2017/03/pengertian-komunikasi-non-verbal-dan.html

https://pakarkomunikasi.com/komunikasi-nonverbal

https://www.academia.edu/7581843/Komunikasi_non_verbal
Share:
Continue Reading →

REVIEW TANTANGAN 10 HARI KOMUNIKASI PRODUKTIF (3)

_(Bagian 3)_

_*BERKOMUNIKASI SESUAI BAHASA CINTA ANAK*_

Menurut Gary Champan & Ross Campbell, MD, dalam buku mereka yang bertajuk The Five Love Languages of Children, terdapat *5 cara anak dan manusia memahami dan mengekspresikan cinta*, yakni;
*1. Sentuhan Fisik,*
*2. Kata-kata Mendukung,*
*3. Waktu Bersama,*
*4. Pemberian Hadiah,*
*5. Pelayanan.*

Umumnya setiap anak bisa menerima cinta melalui 5 bahasa di atas, namun ada satu bahasa yang paling dominan pada masing-masing anak. _*Berikut adalah tips dalam berkomunikasi dengan si kecil sesuai bahasa cintanya.*_

*1. Apabila bahasa cinta anak kita adalah Sentuhan Fisik*
🍂Saat bertemu dan berpisah dengan si kecil, berilah pelukan.
🍂Saat si kecil stres, beri belaian untuk menenangkannya.
🍂Peluk dan cium si kecil saat ia tidur malam dan bangun pagi.
🍂Setelah mengajar disiplin pada si kecil, beri pelukan sejenak dan jelaskan bahwa pengajaran yang diberikan adalah untuk kebaikannya dan Anda tetap sayang padanya.
🍂Saat memilih hadiah untuknya, beri benda yang dapat ia pegang/peluk, seperti bantal, boneka, atau selimut.
🍂Saat menghabiskan waktu bersama si kecil, seperti menonton televisi bersama, duduklah berdekatan dengannya, sambil berpelukan.
🍂Sering-seringlah bertanya padanya apakah ia mau digandeng atau dipeluk.
🍂Apabila ia terluka, pegang dan peluk mereka untuk memberi kenyamanan.

*2. Apabila bahasa cintanya adalah Kata-kata Mendukung*
🌾Saat menyiapkan bekal untuknya, masukkan kertas kecil berisi kata-kata mendukung.
🌾Saat ia berhasil mencapai prestasi, tunjukkan rasa bangga Anda dengan memberi kata-kata membangun, seperti “Mama bangga dengan adik bermain adil di permainan tadi,” atau “Kakak baik sekali membantu adik membangun rumah-rumahan itu.”
🌾Simpan hasil karya si kecil, seperti lukisan atau tulisan, dan pajang dengan tambahan tempelan kertas mengapa Anda bangga dengan karyanya itu.
🌾Biasakan mengucap kata, “Mama sayang kamu,” tiap berpisah dengan si kecil atau menidurkannya di malam hari.
🌾Saat si kecil bersedih, bangun kepercayaan dirinya dengan mengucapkan alasan-alasan yang membuat Anda bangga padanya.

*3. Apabila bahasa cintanya adalah Waktu Bersama*
🌷Coba libatkan anak dalam aktivitas-aktivitas Anda, seperti belanja ke supermarket, memasak, mencuci piring, dan lain sebagainya.
🌷 Saat si kecil ingin bercerita, hentikan sejenak aktivitas Anda untuk benar-benar menatap dan mendengarnya.
🌷 Ajak si kecil memasak bersama, seperti membuat kue atau camilan lainnya.
🌷Tanyakan kepada si kecil mengenai tempat-tempat yang ingin ia kunjungi, dan jika ada kesempatan, beri kejutan dengan mengajak mereka ke tempat-tempat tersebut.
🌷Biasakan untuk memintanya menceritakan hari yang ia lalui di sekolah atau aktivitas lain yang telah ia lakukan.
🌷Saat mengajak si kecil bermain, bermainlah bersamanya ketimbang hanya menonton.
🌷Jika Anda memiliki lebih dari 1 anak, tetapkan jadwal bermain dengan masing-masing anak secara individu, tanpa melibatkan yang lain.

*4. Apabila bahasa cintanya adalah Pemberian Hadiah*
🎁Kumpulkan hadiah-hadiah kecil (tak perlu mahal) untuk diberikan kepada si kecil di saat-saat yang pas.
🎁Bawa permen atau camilan kecil lain yang dapat Anda berikan pada si kecil saat sedang bepergian.
🎁Beri makanan kesukaan si kecil, Anda bisa memasaknya sendiri atau mengajak si kecil ke restoran kesukaannya.
🎁Buat sebuah “kantong hadiah” berisi hadiah-hadiah (tak perlu mahal) yang dapat dipilih si kecil saat ia melakukan prestasi.
🎁Saat menyiapkan bekal untuknya, selipkan hadiah kecil untuknya.
🎁Buatkan semacam permainan teka-teki untuknya mencari hadiah dari Anda.
🎁Daripada membeli hadiah ulang tahun yang mahal, buatkan pesta ulang tahun meriah di tempat yang ia sukai.

*5. Apabila bahas cintanya adalah Pelayanan*
🍩Temani ia saat mengerjakan pekerjaan rumahnya.
🍩Saat ia sedih atau menghadapi kesulitan, buatkan makanan kesukaannya.
🍩Daripada menyuruhnya tidur, gendong atau gandeng mereka ke tempat tidur.
🍩Saat sedang bersiap-siap berangkat ke sekolah, bantu mereka memilih pakaian untuk hari itu.
🍩Mulai ajarkan si kecil mengasihi orang lain dengan memberi contoh membantu orang lain atau memberi sumbangan kepada orang yang kurang mampu.
🍩Saat si kecil sakit, angkat semangatnya dengan menonton film, membaca buku, atau masak sup yang ia sukai.
🍩Saat menyiapkan sarapan, makan siang, atau makan malam, selipkan makanan penutup atau camilan kesukaan mereka.


💘 *Cara mengamati bahasa cinta anak:* 💘
_*1. Amati cara si Kecil mengekspresikan cintanya pada Mama*_
Apabila si Kecil seringkali mengucapkan “Aku sayang Mama” atau “Terima kasih Mama atas makan malam yang enak”, Bahasa Cinta yang dominan padanya mungkin adalah “Kata-kata Mendukung”.

_*2. Amati cara si Kecil mengekspresikan cinta kepada orang lain*_
Apabila si Kecil seringkali ingin memberikan hadiah kepada teman atau gurunya, mungkin Bahasa Cinta yang dominan padanya adalah “Pemberian Hadiah”.

_*3. Pelajari apa yang seringkali diminta oleh si Kecil*_
Apabila si Kecil sering meminta Mama untuk menemaninya bermain atau membacakan cerita untuknya, maka Bahasa Cinta yang dominan padanya mungkin “Waktu Bersama”. Sedangkan kalau si Kecil sering meminta pendapat Mama mengenai apapun yang sedang dilakukannya, seperti “Mama suka ga sama gambarku?” atau “Bajuku bagus ga Ma?”, mungkin Bahasa Cinta yang dominan padanya adalah “Kata-kata Mendukung”.

_*4. Pelajari apa yang seringkali dikeluhkan oleh si Kecil*_
Apabila si Kecil sering mengeluh mengenai kesibukan Mama atau Papa diluar rumah, seperti “Papa kok kerja terus yah” atau “Mama kok ga pernah mengajakku ke taman lagi,” maka mungkin Bahasa Cinta yang dominan padanya adalah “Waktu Bersama”.

_*5. Beri 2 pilihan kepada si Kecil*_
Dalam melakukan aktivitas sehari-hari, Mama bisa menanyakan apa yang diinginkan si Kecil, untuk menemukan Bahasa Cinta yang dominan padanya. Pertanyaan yang diberikan dapat berupa pilihan antara 2 Bahasa Cinta. Contohnya, saat Mama ada waktu luang, dapat memberi pilihan kepada si Kecil seperti “Sore ini adik mau Mama temani jalan-jalan atau mau Mama betulkan rok adik yang rusak?”, dengan memberi pilihan ini maka Mama memberikan pilihan antara Bahasa Cinta “Waktu Bersama” atau “Pelayanan”.

_Sumber bacaan:_
_Gary Chapman & Ross campbell M.D, The 5 Love language of children, jakarta, 2014_
_Eric Berne, Games people Play, jakarta_
_Eric Berne, Transaksional Analysis, jakarta._

Pelatihan Parenting :
Part 1 :
http://www.zeth-house.com/2016/03/pelatihan-komunikasi-baik-benar.html?m=1

Part 2 :
http://www.zeth-house.com/2016/04/pelatihan-komunikasi-baik-benar-dan.html?m=1

Part 3 :
http://www.zeth-house.com/2016/04/pelatihan-komunikasi-baik-benar-dan_6.html?m=1

Gaya Komunikasi Parentogenik :
https://elmafitria.wordpress.com/2017/02/04/12-gaya-komunikasi-parentogenik-1/

Tentang kata jangan tidak dilarang sepenuhnya, tapi diminimalisir
http://sayangianak.com/ini-jawaban-dari-pelarangan-kata.../
Share:
Continue Reading →

Selasa, 21 November 2017

Review Tantangan 10 Hari KOMUNIKASI PRODUKTIF 2

_(Bagian 2)_

👫 _*KOMUNIKASI DENGAN PASANGAN*_ 👫

Dalam prakteknya ternyata ini menjadi bagian yang sangat seru yang dihadapi oleh teman-teman semua. Karena ada beberapa faktor yang mempengaruhi pola komunikasi anda dengan pasangan

yaitu :

*a. Faktor Eksteropsikis (Ego sebagai Orangtua)*
Yaitu bagian dari kepribadian yg menunjukkan sifat-sifat orang tua, berisi perintah (harus & semestinya). Jika individu merasa dan bertingkah laku sebagaimana orang tuanya dahulu, maka dapat dikatakan bahwa individu tersebut dalam status ego orang tua. _Status ego orang tua merupakan suatu kumpulan perasaan, sikap, pola-pola tingkah laku yang mirip dengan bagaimana orang tua individu merasa dan bertingkah laku terhadap dirinya._

Contoh : Seperti tindakan menasihati orang lain, memberikan hiburan, menguatkan perasaan, memberikan pertimbangan, membantu, melindungi, mendorong untuk berbuat baik adalah sikap yang *nurturing parent (NP)*.

Sebaliknya ada pula sikap orang tua yang suka menghardik, membentuk, menghukum, berprasangka, melarang, semuanya disebut dengan sikap yang *critical parent (CP)*.

*b. Faktor Arkeopsikis (Ego sebagai anak-anak)*
Yaitu bagian dari kepribadian yang menunjukkan ketidakstabilan, reaktif, humor, kreatif, serta inisiatif, masih dalam perkembangan, berubah-ubah, ingin tahu dan sebagainya. Status ego anak berisi perasaan, tingkah laku dan bagaimana berpikir ketika masih kanak-kanak dan berkembang bersama dengan pengalaman semasa kanak-kanak

Contoh : Dibedakan antara natural child (NC) yang ditunjukkan dalam sikap ingin tahu, berkhayal, kreatif, memberontak. Sebaliknya yang bersifat adapted child (AC) adalah mengeluh, ngambek, suka pamer, dan bermanja diri.

*c. Faktor Neopsikis (Ego sebagai orang dewasa)*
Yaitu bagian dari kepribadian yg objektif, stabil, tidak emosional, rasional, logis, tidak menghakimi, berkerja dengan fakta dan kenyataan-kenyataan, selalu berusaha untuk menggunakan informasi yang tersedia untuk menghasilkan pemecahan yang terbaik dalam pemecahan berbagai masalah. Dalam status orang dewasa selalu akan berisi hal-hal yang produktif, objektif, tegas, dan efektif dan bertanggung jawab dalam menghadapi kehidupan. Jika individu bertingkah laku sesuai dengan yang telah disebutkan tadi, maka individu tersebut dikatakan dalam status ego dewasa..

Contoh : Mengambil kesimpulan, keputusan berdasarkan fakta-fakta yang ada. Suka bertanya, mencari atau menunjukkan fakta-fakta, bersifat rasional dan tidak emosional, bersifat objektif dan sebagainya, adalah ciri-ciri komunikasi orang dewasa.

Ketiga Ego tersebut dimiliki setiap orang, kita lihat dari caranya berkomunikasi, kalimat yang dipilih dan bahasa tubuh yang digunakan.


_*ANALISIS TRANSAKSIONAL KOMUNIKASI*_

_*a. TRANSAKSI KOMPLEMENTER*_
Jenis transaksi ini merupakan jenis terbaik dalam komunikasi antarpribadi karena *terjadi kesamaan makna terhadap pesan yang mereka pertukarkan*, pesan yang satu dilengkapi oleh pesan yang lain meskipun dalam jenis sikap ego yang berbeda. Transaksi komplementer terjadi antara dua sikap yang sama, sikap dewasa. Transaksi terjadi antara dua sikap yang berbeda namun komplementer. Kedua sikap itu adalah sikap orang tua dan sikap anak-anak. Komunikasi antarpribadi dapat dilanjutkan manakala terjadi transaksi yang bersifat komplementer karena di antara mereka dapat memahami pesan yang sama dalam suatu makna.

Contoh :
Ketika suami meminta kita berbicara berdasarkan fakta, maka balas komunikasi tersebut dengan hal-hal yang logis (ego dewasa).

👨Suami: “Arloji yang biasanya di meja ini, kok tidak ada ya mah?” (menggunakan data dan logika - ego dewasa)

👩Istri : “Ayo kita cari tahu bareng, terakhir ayah lepas arloji itu dimana?” (menggunakan ego dewasa)

_*b. TRANSAKSI SILANG*_
Terjadi manakala *pesan yang dikirimkan komunikator tidak mendapat respons sewajarnya dari komunikan*. Akibat dari transaksi silang adalah terputusnya komunikasi antarpribadi karena kesalahan dalam memberikan makna pesan. Komunikator tidak menghendaki jawaban demikian, terjadi kesalahpahaman sehingga kadang-kadang orang beralih ke tema pembicaraan lain.

Contoh :
Ketika partner kita mengajak komunikasi berdasarkan ego dewasa, kita menanggapinya dengan ego anak-anak.

👨Suami : “Arloji yang biasanya di meja ini, kok tidak ada ya mah?” (menggunakan data dan logika - ego dewasa)

👩Istri : “Mana kutahu, aku udah capek seharian ngurus anak-anak, masih diminta ngurus arloji” (menggunakan ego anak-anak)

Pasti akan menyulut respon emosi.

_*c. TRANSAKSI TERSEMBUNYI*_
Jika terjadi *campuran beberapa sikap di antara komunikator dengan komunikan sehingga salah satu sikap menyembunyikan sikap yang lainnya*. Sikap tersembunyi ini sebenarnya yang ingin mendapatkan respons tetapi ditanggap lain oleh si penerima. Bentuk-bentuk transaksi tersembunyi bisa terjadi jika ada 3 atau 4 sikap dasar dari mereka yang terlibat dalam komunikasi antarpribadi namun yang diungkapkan hanya 2 sikap saja sedangkan 1 atau 2 lainnya tersembunyi.

Contoh:
Seorang ibu masuk ke dalam sebuah toko untuk membeli sebuah lemari es. Sang penjual memperlihatkan beberapa merk, dengan menyebutkan harganya. Sang ibu melihat lemari es yang tinggi dan bertanya: “Berapa harga yang tinggi itu?” (ungkapan dari ego state dewasa dan mengharapkan respon dari ego state dewasa juga).

Penjual itu kemudian menanggapi: “Yang itu terlalu mahal bagi Ibu.” Tanggapan ini memang terlihat sebagai transaksi antara ego state dewasa dan dewasa, tetapi ada unsur tersembunyi di dalamnya yang tidak jadi terumuskan, yaitu: “Ibu tidak mempunyai cukup uang untuk membeli yang mahal itu”. Kemudian sang ibu merasa tersinggung, dan memang begitulah maksud penjual itu, menyinggung perasaan sang ibu dengan mengatakan bahwa ibu itu tidak mampu membeli lemari es yang mahal.

Menanggapi pernyataan itu, untuk membuktikan bahwa dirinya mampu membeli barang mahal itu, sang ibu lalu berkata: “Yang tinggi itu mau saya beli!”.
Share:
Continue Reading →

Review Tantangan 10 Hari KOMUNIKASI PRODUKTIF 1

_Review Tantangan 10 Hari_
_Materi Bunda Sayang #1_ :
_Institut Ibu Profesional_
*KOMUNIKASI PRODUKTIF*

_(Bagian 1)_

Pertama, Kami ucapkan selamat kepada teman-teman yang telah melampaui tantangan 10 hari dalam berkomunikasi produktif, dinamika yang terpancar dalam tantangan 10 hari ini sungguh beragam. Mulai dari memperbincangkan hal teknis sampai dengan tantangan nyata komunikasi kita dengan diri sendiri, dengan pasangan dan dengan anak-anak. Mungkin beberapa diantara kita tidak menyadari pola komunikasi yang terjadi selama ini, tetapi setelah mengamati dan menuliskannya selama 10 hari berturut-turut dengan sadar, baru kita paham dimana titik permasalahan inti dari pola komunikasi keluarga kita.

👩 _*KOMUNIKASI DENGAN DIRI SENDIRI*_👩

Dari “TANTANGAN 10 HARI” sebenarnya kita bisa melihat pola komunikasi dengan diri kita sendiri, bagaimana kita memaknai satu kalimat di atas. Limit yang kita tentukan bersama di tantangan ini adalah 10 hari, maka kita bisa melihat masuk kategori tahap manakah diri kita :

*a. Tahap Anomi:* Apabila diri kita belum memperlihatkan tanda-tanda awal perilaku yang dinyatakan dalam indikator, belum mulai menulis tantangan 10 hari satupun, karena mungkin belum memahami makna dari sebuah konsistensi.

*b. Tahap Heteronomi:* Apabila diri kita sudah mulai memperlihatkan adanya tanda-tanda awal perilaku yang dinyatakan dalam indikator, tapi belum konsisten. Kadang menuliskannya, kadang juga tidak. Hal ini karena dipicu oleh pemahaman dan mendapatkan penguatan dari lingkungan terdekat yang membentuk opini dan persepsi sendiri.

*c. Tahap Sosionomi:* Apabila diri kita sudah mulai memperlihatkan adanya tanda-tanda awal perilaku yang dinyatakan dalam indikator, dan sudah mulai konsisten. Menjalankan tantangan tepat 10 hari. Hal ini karena dipicu sebuah kesadaran dan mendapat penguatan dari lingkungan terdekat.

*d. Tahap Autonomi:* Apabila diri kita terus menerus memperlihatkan perilaku yang dinyatakan dalam indikator secara konsisten, tidak  hanya berhenti pada tantangan 10 hari, anda terus melanjutkannya meski tidak ada yang menyuruh, tidak ada yang menilai. Berkomunikasi produktif sudah menjadi budaya dalam kehidupan anda.
*“10 Hari” adalah Limit terendah kita, hal tersebut hanyalah sebuah tetapan untuk mempermudah tercapainya sebuah tujuan.*

Maka komunikasi kita dengan diri sendiri harus bisa terus mengupgrade limit tersebut. Dari sekarang kita harus paham benar bahwa *limit kita adalah unlimited*. Tidak ada yang mampu membatasi kita kecuali diri kita sendiri. Dengan konsep tersebut maka tidak ada yang tidak mungkin. Tentukan limit anda setinggi mungkin untuk diraih dan selalu diperbarui. Kuncinya adalah komunikasi produktif dengan diri sendiri.

_The greater danger of most of us is not that our aim is too high and we miss it, but it is too low and we reach it_ – _*Bahaya besar bukan karena kita mempunyai target tapi tak mampu mencapainya. Akan jauh lebih berbahaya jika kita mempunyai target yang terlalu rendah dan kita berhasil mencapainya*_ – _Michael angelo_
Share:
Continue Reading →

PERBEDAAN OTAK LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN *OLEH* *Dr. AISYAH DAHLAN*

🍄 *Cemilan Ke-2*🍄

_Materi Level-1 Komunikasi Produktif_
_Rabu, 15 November 2017_

*RESUME KAJIAN ILMIAH*
*PERBEDAAN OTAK LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN*
*OLEH*
*Dr. AISYAH DAHLAN*

Penelitian tentang perbedaan otak wanita dan pria memerlukan waktu kurang lebih 10 tahun.

_*Berikut perbedaan-perbedaan tersebut diantaranya:*_

*1. Jumlah Komunikasi per hari*
*Pria* mengeluarkan tidak lebih dari *7000 kata*, termasuk kata-kata dan bahasa verbal dan non verbal.

*Wanita* mengeluarkan *20.000 kata*


*2. Perkembangan Otak*
_Otak kiri mengatur bagian tubuh sebelah kanan, bekerja untuk mengingat kata-kata, matematika, verbal, logis, fakta, analisa, syair, nyanyian, lineal, detail dan lebih teratur._

_Otak kanan cenderung kepada kreatif, warna, artistik, visualisasi, intuisi, gagasan, khayalan, holistik, music, bentuk dan ruang._

Pada laki-laki otak kanan berkembang terlebih dahulu, hal ini yang menyebabkan anak laki-laki usia kurang dari 18 tahun terkesan santai, tidak serius. Setelah 18 tahun barulah otak kirinya berkembang sama dengan otak kanannya.

Pada Perempuan otak kanan dan otak kiri berkembang seimbang, hal ini menyebabkan anak perempuan di usia sekolah cenderung lebih pintar dalam segala hal.

Tetapi ukuran otak kanan laki-laki lebih besar daripada perempuan setelah berkembang sempurna.

*3. Corpus Colossum (Otak Tengah)*
Laki-laki : Otak tengahnya tipis. Jadi otak kiri dan kanan bekerja sendiri-sendiri. Hal ini menyebabkan laki-laki cepat fokus setelah 10 menit. Dan pada saat fokus pendengaran laki-laki menurun.

Perempuan: Otak tengahnya lebih tebal 30%, sehingga otak kiri dan otak kanannya bersambungan. Menyebabkan perempuan bisa mengerjakan pekerjaan lebih dari satu pekerjaan dalam satu waktu.

Sudah Fitrahnya, 88% Pria Jarang lembut, jarang mempunyai perhatian, jarang mengerti wanita dan jarang pandai berkomunikasi.

*4. Wanita ketika marah susah untuk berterus terang.*

Pria jika marah atau kesal akan berterus terang.

*5. Wanita jika tertekan butuh bicara, sedangkan pria akan diam untuk mencari solusi (Otak kanannya bekerja).*

Pria berpikir wanita tidak mau ditanya pada saat tertekan seperti dirinya padahal wanita butuh mengeluarkan keluh kesahnya. Hal ini yang kadang menyebabkan pertengkaran.

Wanita juga berpikir hal yang sama ketika pria sedang ada masalah, wanita akan mengeluarkan banyak pertanyaan padahal pria hanya ingin diam. Pria akan berbicara ketika telah menemukan solusi.

*6. Wanita jika curhat hanya ingin disimak, sedangkan pria bila mendengar curhat selalu menawarkan solusi* sebagai bentuk tanggung jawabnya. Terkadang ini bisa menjadi sumber pertengkaran.

*7. Wanita berbicara senang kontak mata* karena Otak tengah yang tebal jadi kuat tatap mata dalam waktu lama, sedangkan *Pria kurang menyukai kontak mata.* Pria lebih menyukai melihat benda.

*8. Laki-laki sudut pandang matanya sempit,* Kornea dan Retina matanya memanjang lurus tidak bisa melebar. Hal ini menyebabkan terkadang susah mencari barang.

*Wanita sudut pandangnya luas*, Kornea dan Retinanya melebar.

*9. Wanita kesulitan dalam membaca peta atau petunjuk arah.* Hanya 12% perempuan yang jago dalam membaca peta. Hal ini dikarenakan ketebalan otak tengahnya.

*Pria tahu arah dengan pasti*

*10. Wanita jika berbelanja merupakan kegembiraan, sedangkan Pria berbelanja adalah teror bagi Pria*. Pria hanya punya waktu bersama hanya 20 menit. setelah itu sebaiknya diadakan kesepakatan terlebih dahulu.

*11. Wanita melihat acara TV dengan tekun* karena ingin menikmati emosi pemain. Sedangkan *pria gemar mengganti saluran TV*, hal ini karena mencari solusi.

*12. Pancaran Emosi*
Otak pria 99 pikiran dan 1 emosi, sedangkan Otak wanita 99 emosi dan 1 pikiran.

Jika pria mengalami emosi negatif (marah, sedih) berimbas pada otak kanan, sedangkan perempuan jika mengalami emosi negatif yang terganggu seluruh otaknya.

Ketika wanita sedih seluruh otak kena semua, wanita tetap masih bekerja tetapi kesedihannya tetap nampak. Wanita dapat mengendalikan 99 emosinya dengan 1 pikirannya.

Pria tidak nampak kesedihannya, karena otak kirinya tidak terganggu maka masih bisa bekerja seperti biasanya, memimpin rapat dan sebagainya.

Karena pancaran emosi sangat besar jika sudah marah sampai berteriak dan memukul berarti sudah marah besar. Ini makanya 1 emosinya tidak dapat mengendalikan 99 pikirannya.

Sedangkan Wanita jika marah sekali akan diam dan badannya kaku.

_8 Hal yang membuat Pria menangis_
1. Kehilangan orang yang dicintai
2. Bangkrut
3. Melihat orang yang disayangi sengsara
4. Mengecewakan
5. Dikecewakan
6. Melihat orang tua bangga
7. Sakit
8. Menyadari kesalahannya

Hormon Testosteron pada pria menyebabkan pria agresif, senang berburu. Hormon ini sifatnya tidak menetap maka pada usia 50-60 tahun testosteron menurun jumlahnya. Hal ini menyebabkan sifat agresi dan berburu berkurang berubah menjadi lebih mendidik, jadi yang lebih dominan adalah hormon perempuan seperti estrogen, sifat-sifat perempuan menjadi lebih dominan.

Sedangkan pada Wanita terjadi sebaliknya, setelah memasuki pre menopouse atau menopause (usia 40 tahun) hormon estrogen menurun dan testosteron tetap. Hal ini menyebabkan wanita merasa lebih tegas dan lebih percaya diri. Wanita jadi lebih aktif di luar. Wanita akan ditumbuhi rambut di wajah dan kaki dan akan lebih stres karena lebih aktif banyak pekerjaan.

Semua hal yang menyebabkan pertengkaran sebenarnya adalah fitrah, karena ketidaktahuan menyebabkan saling mengkritik. Hubungan pria dan wanita tetap berjalan walau ada perbedaan gender seperti ini. Hubungan ini akan bergejolak ketika secara biologis mereka tidak menerima perbedaan, ketika kita mengerti perbedaan tersebut kita bisa hidup bersama dan akan menyukai perbedaan itu. Ketika kita menerima perbedaan tersebut maka hubungan ini akan menjadi lebih indah selama hidup bersama.

_*Mitra yang terbaik adalah mitra yang terbalik.*_


Sumber:
Kajian Ilmiah Perbedaan Otak Perempuan dan Laki-laki Oleh Dr. Aisyah Dahlan. Rumil Al-Hilya Rumah Ilmu.

https://www.youtube.com/watch?v=cJgoGmRL5vs
Share:
Continue Reading →

Kamis, 16 November 2017

Komunikasi produktif [Hari 15] : Tiada Teriakan di Antara Kita


Alhamdulillah sudah masuk hari ke-15 latihan komunikasi produktif. Kami masih terus mencoba menggunakan beberapa alternatif kalimat agar pesan bisa diterima dengan baik.
Kadang, ketika anak butuh sesuatu dan kita sibuk juga melakukan sesuatu, kemudian disusul teriakan atau pertanyaan macam-macam ada rasa kesal.
Tadi siang, Bilal sibuk mencari bukunya, dan saya sibuk di dapur.

"Bunda..mana buku binatang Bilal?"
"Coba cari di kamar", jawabku dari dapur.
"Mana bunda? Aku tidak lihat"
"Di bawah bantal mungkin"
Akhir nya saling membalas dengan teriakan, dan malah instruksinya tidak sampai 😥.

Oiya, kenapa tidak mendekat dulu kemudian memberikan pesan?
Saya kemudian mendekat ke Bilal dan menyejajarkan diri.
"Tadi Bilal main di kamar. Coba cari di bawah bantal yaa, diangkat bantalnya"
"Iyaa.."

Dengan menghentikan kegiatan sejenak lalu mendekat, tidak perlu teriak-teriak,hehe..
"Bunda senang Bilal bisa cari sendiri", saya menambahkan dengan senyum ketika Bilal berhasil menemukan bukunya.

* * *
"Bilal mau coklat bunda"
"Boleh..sebentar ya"
"Bilal mau! Bilal mau! Bilal mau!"
"Boleh suaranya pelan saja? ya..Bunda suka kalau Bilal mintanya pelan-pelan"

Tadi siang ketika Bilal minta susu kedele seperti itu,suara keras dan seperti diburu-buru, kubalas dengan kata "sabar,sabar,sabar" dengan nada kesal.
Malam ini saya mencoba memperbaiki kalimatku agar lebih produktif.

"Bilal mau dong..Bilal mau coklat", pinta Bilal dengan suara lebih pelan.
"Tunggu sebentar ya. Bunda berterima kasih kalo Bilal mau tunggu sebentar"
(Dengan intonasi suara lembut dan tersenyum)

Tidak berapa lama, kuberikan cokelat permintaannya lalu kuingatkan agar sikat gigi sesudah makan. Eh Bilal malah minta maaf entah kenapa 😅.
"aku minta maaf,bunda. Aku benar-benar minta maaf",Kata Bilal
"Loh..Bilal kenapa minta maaf?"
"Aku salah.."

Saya duduk lagi menyejajarkan diri dengan Bilal. Tubuh kucondongkan ke arahnya dan berbicara dengan lembut.
"Bilal tidak salah, bunda mau gigi Bilal sehat. Bunda senang kalau Bilal rajin sikat gigi. Bilal mau sikat gigi abis makan cokelat?"
"Mau"

Yang kami pelajari hari ini
  • Menghentikan sejenak aktifitas dan berkomunikasi dengan kaidah "Keep Information Short and Simple"
  • Mengendalikan intonasi, bahasa tubuh yang sesuai, menggunakan suara dan wajah yang ramah
  • Mengatakan apa yang diinginkan, bukan yang tidak diinginkan
  • Belajar menggunakan ungkapan-ungkapan yang memotivasi untuk mendorong tingkah laku yang baik.

#Hari15
#Gamelevel1
#Tantangan10hari
#Komunikasiproduktif
#KuliahBunsayip

Share:
Continue Reading →

Rabu, 15 November 2017

Komunikasi produktif [Hari 14] : Memilih Kata agar Mudah Disetujui


Batita ada masanya suka bilang "tidak", karena itu bagian dari tahap perkembangannya,berarti kita lah orang tua yang harus mengubah cara berkomunikasi.
Kemarin saya membaca bukunya bunda Elly Risman, kumpulan artikel "Parenting ++". 
Di salah satu artikelnya dipaparkan sedikit ilmu komunikasi agar mudah diterima, langsung disetujui, dan mendapat jawaban yang sesuai dengan harapan. Pas sekali berkaitan dengan latihan komunikasi produktif kita.
Bagaimana caranya? 

Jurus pertama:
Berikan pilihan kepada anak dimana kedua pilihan tersebut sesuai harapan kita 😉

Saya mulai pagi ini:
"Bilal, mau mandi sama mobil truk atau sama mobil sport?"
"Sama mobil sport"
"Bilal mau makan nasi pake ayam atau telur puyuh?"
"Telur puyuh.."
Episode lain, ketika tadi siang mau pup. Seperti biasa, masih suka ngumpet dan tidak mau didekati ketika mau pup. Karena sedang toilet training, saya berupaya agar dia tidak buang air di celananya.
Waktu kuajak "yuk, pup di toilet" Bilal menolak. Kutambahi lagi "duduk di spiderman yuk?" (pakai potty seat) masih menolak juga.
"Bilal mau pup di toilet bunda atau di toilet Bilal?"
Eh..dijawab "Mau di toilet Bilal"
Tapi sepertinya dia tidak nyaman saya tunggui.
Kutanya lagi 
"Bilal mau bunda disini atau mau pup sendiri?
"pup sendiri"
Baiklah saya lanjutkan mencuci piring kemudian dia berteriak dari kamar mandi. "Bundaa..sudah keluar, aku sudah bisa" 😅

Jurus kedua:
Mengajak tanpa memberikan pilihan. Sepertinya saya sudah sering melakukannya, dengan kata ajakan "yuk kita blablaa" atau "ayo Bilal..blablabla" tapi masih sering ditolak. Jadi strateginya mungkin harus ringkas dan tegas.
Beberapa hari ini sudah berhasil saya terapkan ketika mengajak pakai baju/celana. Entah kenapa yaa dia suka lari kalau mau dipakaikan. Ekspresinya kayak iseng,tapi bikin gemas dan bisa kesal kalo saya sedang buru-buru mau melakukan sesuatu dan harus kejar-kejaran dulu. 
Strateginya seperti ini: 
"Ayo Bilal, sekarang pakai baju/celana. Bunda hitung sampe 5 yaa" dan dia mulai menghitung sendiri, tanpa harus kejar-kejaran..Bilal datang bersedia dipakaikan baju/celana

Jurus ketiga:
Menggunakan pola Yes-Set. Kita buat pertanyaan-pertanyaan pendahuluan yang jawabannya iya,diakhiri dengan pertanyaan yang kita harapkan.

Bilal lagi suka baca buku seri Confidence in Science: Apa Saja yang Melindungi Tubuh Kita. Jadi kugunakan cerita itu untuk mengajaknya sikat gigi.

Bilal, rajanya sakit gigi karena malas sikat gigi kan? Bilal tidak mau sakit gigi kan? Kalau begitu ayo sikat gigi sama-sama
 Dia juga sering menolak mandi pakai sabun, harus dibujuk-bujuk dulu. Tapi tadi berhasil pake jurus ini
Bilal, kalo pakai sabun monster kumannya mati kan? Badan Bilal jadi bersih kan? Berarti pakai sabun yaa
InsyaAllah..sabar dan latihan memilih kata, agar komunikasi lebih produktif hingga akhirnya akan menjadi kebiasaan yang baik.

Hari14
#Gamelevel1
#Tantangan10hari
#Komunikasiproduktif
#Kuliahbunsayip
Share:
Continue Reading →

Selasa, 14 November 2017

Komunikasi produktif [Hari 13]: Anakku Melihatku



Kami lagi makan mangga madu, hujan-hujan masya Allah enaknya..😆

"Bunda..mana ini makannya?"
"Apa itu?"
"Yang buat Makan"

Kubiarkan dulu Bilal mendeskripsikan sendiri yang dia maksud. Jari telunjuk dan tengahnya diangkat kemudian berpura-pura menusuk mangga yang di mangkuk. 

"Aaam..gini bunda,buat makan ini bunda"
"Oooh. Itu namanya garpu, hehe"
"Mana garpunya?", tanya Bilal lagi.

Saya tersenyum Bilal membetulkan kalimatnya. Lalu kuambilkan garpu. Sambil makan, saya berusaha mengenalkan Allah secara konkrit melalui obrolan kami.

"Enak yaa mangga nya"
"Enak..Bilal suka",jawab Bilal
"Alhamdulillah"
"Allah yang menciptakan mangga, Bilal"
"Allah yang ciptakan mangga besar", kata Bilal sambil mengangkat potongan mangga yg besar
"Iyaaa..Allah juga yang menciptakan mangga kecil" sambungku
"Mangga kecil juga", tambahnya
"Allah yang menumbuhkan pohon mangga,  Subhanallah.. Bilal jadi bisa makan mangga"
"Subhanallah..", Bilal mengikuti
😊

Semoga kami orangtua selalu bisa mencontohkan yang baik-baik, menggigit lidah sebelum berkata dan memuji/mengkritik anak dengan bijak.

*  *  *
Sore ini Bilal mengajak temannya bermain ke rumah. Bilal menunjukkan puzzle layer buatan bunda ini.. hehe

"Bagaimana ini Bilal? Tidak bisa"
"Bisa kok, sayaa(ng)..ngng.  bisa, teman..", katanya
"Begini.. Begini..", katanya menunjukkan cara pasangnya.
"Ayo berusaha", sambungnya lagi. 

Hihihi.. Mau ketawa, karena Bilal juga memasangnya masih asal-asalan 😁.
Masya Allah.. Bilal menangkap apa yang kami contohkan pada latihan komunikasi produktif ini. Dia lagi suka mengucap kalimat "ayo kamu bisa.. ayo berusaha",hehe..jadi malu sendiri kalo ngomong "susah, tidak bisa" 🙈.
Mungkin Anak tidak memahami perkataan kita, tetapi mereka tidak pernah salah mengcopy - Institut Ibu Profesional
#Hari13
#GameLevel1
#Tantangan10hari
#komunikasiproduktif
"Kuliahbunsayip
Share:
Continue Reading →

Senin, 13 November 2017

Komunikasi produktif [hari 12] :

Bilal sedang membaca buku ketika saya lagi menjemur. Berkali-kali dia melontar ekspresi semangat menunjukkan padaku "Bundaa..lihat, ini sama dinosaurus nya. Bundaa..ini balon udara"
"Oh..iyaa", jawabku sekenanya. Hingga Bilal bilang "sini dong" baru saya teringat materi cemilan, bahwa kehadiran yang benar-benar hadir saat anak berbicara iu penting agar dia tidak merasa diabaikan. Saya lalu meminta ijin Bilal
"Tunggu sebentar ya Bilal, tinggal 3 lagi yang belum dijemur. Setelah itu bunda kesana"
"ya bunda"
Setelah beres menjemurnya, kemudian kita membaca buku bersama. Bilal senang sekali kalau saya bacakan buku dengan berbagai macam suara, dia suka mengikuti juga, hehe..

* * *
Malam ini lelah sekali. Rasanya mau tiduran saja setelah sholat isya. Kepala agak sakit, badan terasa nda enak. Kasihan Bilal yang mau ditemani bermain, tapi saya lagi malas ngapa-ngapain, menjawab sekenanya saja ketika dia berbicara.
"Bilal, bunda boleh tiduran sebentar? Kepala bunda sakit", tanyaku pada Bilal yang berkali-kali minta saya fokus menemani
"Bilal juga sakit kepala, pijet dong",katanya
"Iyaa..bunda pijet sebentar ya" (sambil tersenyum)
Bilal senang sekali bagian dahi dan keningnya dipijat, hehe..
"Sudah Bilal. Boleh Bunda istirahat sebentar?"
"Boleh..bunda sakit? Bilal pijat yaa", gantian deh Bilal yang mijat
"Sudah sembuh? Ayo main mobil-mobil Yuk..ayo, bantu Bilal" (katanya sambil menarik tanganku, Bilal bantu berdiri maksudnya)
"Belum sayang. Bilal mau main ya? Maaf yaa..bunda sakit kepala, Bunda mau bobo sebentar ya"
"Mmm...", raut mukanya datar sih..
"Makasih Bilal", tambahku dengan senyum.

Sambil mata kupejam masih kudengar dia bermain sendiri. Jam 9 malam kebangun, Bilal masih bermain sendiri. Sampai tidak lama kemudian panda datang, mereka bermain sebentar. Panda meneruskan ritual bersih-bersih malam dengan Bilal (membereskan mainan bersama, dan mengajak Bilal pipis dan sikat gigi sebelum tidur)

Saya berusaha tetap memberikan respon positif agar dia tidak merasa diabaikan, menerima dan berempati dengan perasaannya, meminta ijin untuk tidak menemani dulu 😥. Maaf ya sayang.. Bunda kurang hadir menemanimu bermain hari Ini.

#Hari12
#gamelevel1
#tantangan10hari
#komunikasiproduktif
#kuliahbunsayip
Share:
Continue Reading →

Minggu, 12 November 2017

Komunikasi Produktif [Hari 11] : Bunda Panda Sayang Bilal

Yang namanya anak-anak, ya..kadang tetap melakukan sesuatu yang sudah seringkali kita kasi tahu.
Bilal suka sekali naik ke punggung pandanya (ayahnya) ketika sholat. Dan tadi kepalanya  terbentur di lantai.

Panda sudah melamakan sujudnya, dan sepertinya sudah berusaha menahan Bilal dengan tangannya ketika sujud agar tidak jatuh..tapi karena Bilal naiknya sambil jungkir balik (entah bagaimana menggambarkannya, seperti mau roll ke depan) akhirnya jatuh dengan kepala duluan yang mendarat. Cukup keras bunyinya. Dan sebenarnya itu sudah sering dia alami, tapi lagi lagi..dilakukan.

Bilal masih menangis ketika kita sudah selesai sholat. Panda lalu memeluk Bilal menanyakan yang mana yang sakit? Lalu mengusap kepalanya.
Panda: Sakit ya kepalanya? Kita berdoa yaa supaya sembuh..(sambil mengusap kepala) "Bismillahirrahmanirrahiim..Ya Allah..sembuhkan sakit kepalanya Bilal, aamiin"
Panda: Bilal, kalo mau naik di punggung panda, tidak waktu panda sholat yaa
Bilal: tapi aku senang naik punggung panda (sambil nangis lagi)
Panda: iya..panda juga senang main sama Bilal. Tapi kalo naik punggung waktu panda sholat, Bilal bisa jatuh
Bilal masih nangis,malah tambah dikerasin suaranya. Kemudian ke arahku minta dipeluk. Kuusap kepalanya.

"kenapa kepala Bilal?"
"Sakit bunda..", jawabnya
"sakit yaa..kasihan, karena jatuh ya? Iyya, bunda juga pernah jatuh, sakit..tapi insya Allah nanti sembuh." "Kenapa Bilal bisa jatuh?"
"Tadi naik punggung panda", Bilal menjawab.
"Ooh..Bilal senang naik punggung panda?"
"Senang"
"Tapi Kalo Bilal naik punggung panda pas sujud, Bilal bisa jatuh karena goyang-goyang. Mainnya nanti kalau selesai sholat saja yaa.."
"Iyaa.."
"sayaaang Bilal", kataku sambil memeluknya.

* * *
Malam ini Bilal agak rewel, mungkin efek karena tidak tidur siang. Macam-macam permintaannya. Minta jus,teh,lalu beralih minta es krim.

Saya katakan bahwa Bunda minta maaf tidak bisa kasi Bilal es krim karena kita tidak punya.
Bilal menangis, seperti memaksakan air matanya keluar. Nangisnya makin kencang. 

Kukatakan lagi dengan lembut sambil menatap matanya, "Bunda minta maaf, sekarang tidak bisa makan es krim karena tidak ada. Kalau Bilal menangis, tetap tidak ada es krim"

Mungkin karena capek tidak kugubris, akhirnya dia memilih membuka kulkas dan menemukan susu uht. "Tapi bunda punya ini", katanya menunjukkan susu uht itu pada saya.
"Oh iyaa. bunda punya susu. Kalau itu boleh..karena ada"

Oke..sudah tenang, berhenti nangisnya. Kebetulan juga sih ada pengalihan. Kalau tidak ada? Saya masih mikir kalimat apa lagi ya yang produktif untuk kusampaikan? 😅

Alhamdulilah panda datang dari sholat magrib, bawa bubur kacang Hijau. Bilal menyambut senang.
"Waah..panda bawa apa?" ,tanya Bilal
"Panda bawa bubur"
"Waah..enaknyee (ala upin-ipin 😁). Makasih panda..beli bubur Bilal sudah beliin", kata Bilal sambil senyum.
"Makasih panda, sudah beliin Bilal bubur", kataku membetulkan

Alhamdulillah..tantangan 10hari sudah selesai kemarin. Tapi kami InsyaAllah tetap latihan terus.

Belajar komunikasi produktif ini membuat kami, panda dan saya belajar untuk memilih kata-kata yang sekiranya gampang Bilal mengerti, menggunakan intonasi yang tenang, dan bahasa tubuh yang mendukung untuk menyampaikan pesan.

Bilal mungkin termasuk anak yang bahasa cintanya adalah sentuhan dan kata-kata. Bilal jika sedih pasti minta peluk, meskipun sedihnya karena kita,hehe..

Bilal juga mudah mengungkapkan perasaannya "Aku sedih..", "aku marah" ," atau "aku senang". Tidak jarang juga dia mengungkap sayangnya pada kami dengan kata-kata "sayaaang panda/bunda" sambil memeluk dan mencium.
Oleh karenanya, saya dan panda suka juga memastikan dengan kata-kata bahwa kami sayang sama Bilal, tapi tidak ingin Bilal melakukan sesuatu yang berbahaya/menyakiti. Meski tidak semua permintaan Bilal bisa kami penuhi, tapi kita tetap sayang 😊

#Hari11
#Gamelevel1
#Tantangan10hari
#KomunikasiProduktif
#Kuliahbunsayip
Share:
Continue Reading →

Sabtu, 11 November 2017

Komunikasi Produktif [Hari 10]: Belajar Mencari Solusi



"Bunda, gimana ini cara bukanya?",tanya Bilal sambil menyodorkan sebungkus wafer.
Saya lalu menunjukkan caranya "Begini Bilal, dirobek dulu ujungnya, terus kita tariiik, hehe".."Ini, silakan", kataku memberi wafer yang sudah dibuka bungkusnya

Saya suka caranya meminta dibantu. Alih-alih langsung meminta dibukakan wafernya, Bilal memilih bertanya "bagaimana caranya?"

Saya jadi teringat materi matrikulasi IIP yaitu "Belajar Bagaimana Caranya Belajar".
Melatih anak terampil bertanya adalah salah satu hal yang harus kita pelajari untuk mengasah intelectual curiousity, kreatifitas dan pemahaman anak.

Kalo untuk balita, kemampuan berfikirnya bisa ditumbuhkan dengan cara aktif bertanya pada si anak.
Jadilah..saya memutuskan untuk  berlatih menerapkan apa yang telah saya pelajari itu.

Dalam berkomunikasi dengan anak bisa kita selipkan beberapa  kalimat tanya ( How, Where, What, When, Who,Why, Which one) agar komunikasi menjadi lebih produktif. 

Misalnya ketika ada masalah.

  • Dibandingkan menolak/ meremehkan perasaan anak dengan kata "masa sih..cuma segitu aja kamu blablabla", akan lebih baik kalo kita berempati, bertanya bagaimana perasaanya, apa yang membuatnya merasa seperti itu?D
  • Dibandingkan menasehati dengan kata-kata "mestinya kamu ….”,“makanya …” akan lebih baik jika mengajak anak berpikir apa yang baik atau tidak baik dilakukan, baru setelah itu kita bisa menyampaikan pesan.
  • Dibandingkan menganalisa dengan kata-kata "ini karena kamu blablabla..seharusnya blablabla" akan lebih baik jika kita bertanya ada apa? Kenapa sampai terjadi seperti itu dan apa yang harus dilakukan agar tidak seperti itu lagi?
Dengan berlatih menggunakan kata tanya dalam berkomunikasi seperti itu, bisa meningkatkan kemampuan anak dalam memecahkan masalah, tidak selalu disuapi solusi.

Kalau anak sulit mengungkapkan perasaannya, bisa kita bantu dengan memberi nama perasaannya seperti "kamu sedih ya?" atau jika anak menunjukkan kesusahan karena kemampuan problem solvingnya masih terbatas bisa kita bantu mencarikan solusinya. Namun seperti yang dituliskan dalam materi cemilan "Membangun Komunikasi Positif Orangtua-Anak"
Orangtua perlu ingat porsi yang cukup untuk menolong anak agar anak tetap dapat menyelesaikan masalahnya sendiri dan kemampuannya terus berkembang.

Percakapan latihan kami malam ini:

"Eh, mainan Bilal berserakan ini di lantai. Tadi Bilal lupa beresin ya sebelum (keluar) main sama teman?"
Bilal cuma senyum-senyum
"Mainan Bilal berserakan di lantai. Kalo keinjak licin..kalo licin kita bisa kenapa?"
"Bisa jatuh..hehe..", jawabnya sambil memperagakan dia terpeleset 😅 
"Biar mainannya tidak berantakan, seharusnya bagaimana ya?"
"Kitaa..mmm..NYANYIIII",  jawab Bilal lanntang sambil mengangkat kedua tangannya
Wkwkwk..saya jadi ketawa deh 😂
"Nyanyi beres-bereskan, Bunda..ayo..", sambung Bilal. 
"Baiik.." 
Lalu kita mulai nyanyi sambil membereskan mainan 😊.


*(Bilal lagi senang menyanyi lagu beres-beres. Jadi kalo diajak membereskan mainan biasanya sambil nyanyi, hehe.).

#Hari10
#GameLevel1
#Tantangan10hari
#KomunikasiProduktif
#Kuliahbunsayip
Share:
Continue Reading →

Jumat, 10 November 2017

Komunikasi Produktif [Hari 9]: Maaf..Aku Tidak Sengaja

"Bilal kenapa panjat-panjat?" tanyaku pada Bilal yang sedang memanjat rak buku
"Aku mau ambil jam panda. Itu di atas, aku mau pake"

Tiba-tiba jam tangan panda jatuh..
"Bundaaaa..pecah",katanya dengan raut wajah sedih
"Iyaa,retak ini Bilal jam panda"
"minta maaf bunda, aku nda sengaja"
Bilal merasa bersalah, bibirnya mulai melengkung ke bawah dan mata berkaca-kaca.

"Bilal sedih yaa..nda papa..Bilal tidak sengaja.
Tapi ini bukan jam bunda, Bilal. Berarti minta maafnya nanti sama panda kalo panda pulang yaa"
"Iyaa..."
"Tadi harusnya gimana ya supaya jamnya tidak jatuh?"
"Apa ya.."
"Bunda mau Bilal hati-hati. Kalau susah ngambilnya bisa minta tolong bunda, yaa"
"Iyaa.. Bunda"

Malam jam 19.00 panda pulang. Seperti biasa Bilal selalu menyambut dengan riang, hehe..
Disodori buku cerita, bercerita tadi siang main apa, dan memperlihatkan gambar yang tadi sore dia gambar di kaca jendela.

Ketika duduk di pangkuan panda, Bilal kemudian bilang "jam panda pecah tadi.."
Hmmm..Bilal masih ingat, berarti benar dia merasa bersalah.

"Pecah?",tanya panda
"Aku tidak sengaja", kata Bilal jujur
"Kenapa bisa pecah? Tadi Bilal pake jam panda kah?"
"He em..(iya), panda marah kah?"
lalu dia berdiri dari pangkuan panda dan menjauh
"Tidak, panda tidak marah,panda pengen Bilal cerita. Tadi kenapa?"
Bilal membelakangi panda. Jarinya dimain-mainkan  mengusap-usap kaca jendela di dekatnya.
"Tidak perlu takut..nda papa sayang. Cuma panda pengen dengar cerita Bilal"
"Tadi..Bilal kenapa? Coba cerita ke panda. Tadi bilal mau ambil jam panda, terus.."
"Jam panda pecah, mau buat mainan", sambung Bilal
"Ooh. jadi Bilal mau maini jam panda..terus abis itu?"
"abis itu pecah, jatuh..", jawabnya lagi
"Ooh..begitu..sini dulu, duduk sini" Panda mengajak Bilal duduk di pangkuannya.

"Bilal tadi siang mau bilang apa ya?", tanyaku lembut
"Pecah.. Bilal minta maaf panda", kata Bilal
"Iyaa..nda papa. Cuma retak, tuh..jamnya masih bisa jalan",kata panda menunjukkan jamnya.
"Iyaa..nda papa Bilal. Lain kali lebih hati-hati yaa", sambungku
"Iya, bunda"
Panda memeluk Bilal sambil berkata"Panda senang Bilal mau cerita. Kalo ada masalah cerita ya..cerita sama siapa?"
"Sama bunda..sama panda..",jawab Bilal
"Iyaa.. 😊"

Huaa..anakku merasa bersalah sampai ingat kejadian tadi siang lalu menceritakan  ke pandanya.
Dan sayaa..masih lupa menyelipkan refleksi pengalaman untuk sedikit menenangkan perasaannya.
Padahal semua orang pernah berbuat kesalahan, apalagi yang tidak disengaja..
Saya juga pernah tidak sengaja memecahkan gelas dan piring.

Besok insyaAllah..mencari waktu yang pas dan tenang untuk menyelipkan kalimat itu. Saya rasa itu perlu, agar anak tidak merasa kami menganggap dirinya selalu salah. Mungkin ngobrolnya lebih enak sambil pangku-pangkuan ketika akan membaca buku bareng. Semoga pesan nasihatnya tersampaikan 😊



Ada 12 parentogenik  penghambat komunikasi menurut bunda Elly Risman, M.Psi yaitu: Memerintah, Menyalahkan, Membandingkan, Meremehkan, Mengancam, Mengeritik, Memberi cap, Membohongi, Menghibur, Menasehati, Menyindir, Menganalisa

Tanpa sadar sudah seringkali kita gunakan dalam percakapan sehari-hari, baik ketika ada masalah, maupun tidak.
Dalam hal ini kami menghindari 3 di antaranya ketika anak sedang ada masalah. Kami mencoba tidak menyalah, memberi cap dan menasehati di saat yang tidak tepat.

Nasehat yang baik bisa menjadi tidak efektif jika dilakukan di waktu yang tidak tepat dan dengan cara yang tidak tepat, meskipun maksudnya baik.  Ketika menasehati dengan menyalahkan perbuatannya, bisa timbul kesal dan menjadi penghambat komunikasi.. Anak perlu diterima perasaannya dahulu, agar merasa dihargai, tidak selalu merasa disalahkan sehingga bisa tumbuh menjadi percaya diri.

Memberi nasehat sebaiknya tidak menggurui, akan lebih baik jika memasukkan refleksi pengalaman di dalamnya, seperti "nda papa kok..kan tidak sengaja. Bunda juga pernah menjatuhkan barang dan pecah. Bunda meminta maaf, lalu kita bereskan sama-sama"


Yang coba kami lakukan hari ini:
  • Mengatakan dengan ringkas dan jelas (kaidah Keep Information Short & simple) agar anak mampu memahami setiap kalimat yang kita keluarkan.
  • Berbicara dengan pelan, tidak terlalu cepat dengan intonasi suara dan bahasa tubuh yang sesuai
  • Berempati, menerima perasaan anak sehingga membuatnya lebih nyaman, 
  • Menggunakan kalimat positif, tidak menyalahkan, memberi cap "memang kamu ceroboh, tidak hati-hati" dsb.
  • Fokus pada solusi
Terima kasih Bilal sudah mau jujur. Terima kasih panda mau belajar komunikasi produktif bersama 😘. Kita masih harus latihan..latihan..latihan

#Hari9
#Gamelevel1
#Tantangan10hari
#Komunikasiproduktif
#Kuliahbunsayip

Foto: Halo Balita, Jilid 11 "Aku Anak Jujur"
Share:
Continue Reading →

Kamis, 09 November 2017

Komunikasi Produktif [Hari 8] : Jelas Memberikan Pujian


"Bundaaa..aku hebat", seru Bilal.
Saya masih sibuk memindahkan tanaman ke polybag ketika itu.
"Bilal hebat karena apa?",tanyaku
"Mmmm..karena...Bundaaaa..aku keren"
"Keren kenapa", tanyaku lagi. 

Kuhentikan sejenak aktifitasku agar bisa hadir saat Bilal berbicara.
"Karena...aku bisa ambil tangganya, aku tinggi"
"Ooh. begitu yaa.. "
Bilal berdiri di jendela, bermain-main mau gapai tangga yang bersandar di dinding
"Wiih..Bilal, tangganya itu kalo didorong bisa jatuh, hati-hati"
"Bilal tinggi sekali..hati-hati ya"
"Iyaa..aku pegang erat-erat yaa, bunda", kata Bilal
Foto Bilal minta difoto "kekerenannya" 😊

Kebiasaan nih Bilal dengar kata pujian dari orang lain,hehe. . Dia sendiri selalu menyebut dirinya "aku keren, aku hebat".
Sering juga saya gunakan kata itu jika dia tidak mau melakukan sesuatu. Beberapa hari lalu misalnya, tidak mau pakai baju. Kujelaskan bahwa pakai baju itu "keren"..kita jadi tidak kedinginan.

Tentang memuji anak, saya pun selalu hati-hati..jangan sampai terbesit kekaguman berlebih terhadap anak sendiri. Ketika ada yang memuji Bilal, dalam hati kuucap masya Allah..semoga ucapannya menjadi doa, bukan malah menimbulkan penyakit 'ain.

Lalu boleh nda sih kita memuji? Tentu saja boleh..bahkan Rasullullah pun suka memuji. Namun tidak berlebihan. Pujian yang beliau berikan diikuti anjuran untuk melakukan amalan baik.

Kalau kaitannya dengan komunikasi produktif, memuji maupun kritik harus dilakukan dengan jelas. Pujian yang diberikan baiknya yang membantu anak berpikir bahwa apa yang dilakukannya itu sudah benar.

Tadi sore contohnya, Bilal dan teman-temannya makan coklat di rumah. Selesai makan, temannya hanya menaruh bungkus coklat itu di lantai sambil melanjutkan membaca dan bermain. Bilal yang melihat itu inisiatif untuk mengambil.
"Bunda..ini bungkus coklat teman..",katanya memperlihatkan pada saya lalu menuju tempat sampah untuk dibuang.

Saya tersenyum, kudekati Bilal lalu memuji "waah..Bilal inisiatif sekali. Mau buang sampah ke tempat sampah..makasih ya Bilal"
"Sama-sama bunda",jawabnya sambil senyum-senyum.

Seumuran Bilal (2,5 tahun) ini sepertinya memang masanya ya..ingin merasa penting dan dihargai.
Dengan pujian anak jadi merasa percaya diri. Maka memuji harus dengan cara yang tepat, pada waktu dan tempat yang tepat.
Nda baik juga kayaknya..kalo terlalu sering diobral,karena yang mestinya dipuji adalah perilakunya, bukan semata-mata dipuji pintar, hebat, cakep tanpa melakukan apa-apa.

Kemarin di WAG Mr.Bunsay 3 jatimsel kami diskusi pendek juga tentang memuji ini.
Memuji yang tidak disertai alasan bisa disamakan dengan melabeli anak. Melabeli cakep,pintar atau baik misalnya.
Karena sering dibilang cakep, ketika di lingkungan yang berbeda..bukan lagi di lingkungan keluarga yang selalu memujinya, anak bisa jadi tidak percaya diri.
Sering dilabeli anak pintar. Juga bisa membuat anak berhenti mencari tantangan, karena takut kehilangan pujian ketika suatu saat gagal.
Dilabeli anak baik terus..jadi takut ketika berbuat kesalahan, padahal itu manusiawi.

Pujian yang baik menghasilkan komunikasi produktif, kan? Anak jadi bisa membedakan perilaku yang baik dan buruk. Bisa semangat juga melakukan hal-hal baik.

Latihan kami hari ini:
  • Menggunakan kalimat positif, dengan ringkas dan jelas
  • Menunjukkan ketertarikan dan perhatian ketika anak berbicara
  • Intonasi dan raut wajah yang ramah 
  • Jelas dalam memberikan pujian

#Hari8
#Gamelevel1
#tantangan10hari
#komunikasiproduktif
#kuliahbunsayip
Share:
Continue Reading →