Jumat, 03 November 2017

Komunikasi Produktif [Hari 2:] : Agar Anak Memenuhi Kesepakatan

Hari ini kami ke arena bermain yang ada di salah satu supermarket di Pare. Hari sebelumnya memang sudah janji mau ajak Bilal kesana. Sampai disana, masih ngos-ngosan (karena saya ngayuh sepeda,bukan naik sepeda motor,wkwk) kuajak untuk menepi,duduk dulu di tempat duduk yang sudah disediakan.
Bunda: "Bilal..duduk sini dulu yuk"
Bilal: "Bilal mau main"
Bunda: "Iya, Bilal nda sabar ya mau main? Bilal mainnya 1 jam ya. Kalo bunda ajak pulang, mau yaa..tidak pakai nangis"
Bilal: "Iyaa.."
Kuulangi bertanya sambil menatap tegas ke matanya "Kalo bunda ajak pulang nanti, Bilal harus..". 
"Pulang", katanya.Sip . Semoga mengerti.
Dan berlarilah dia ke arena perosotan, main bola, naik kuda-kudaan, sementara saya masih membayar tiket masuknya. 😊

Meski sudah dibriefing di rumah sebelum kita berangkat, tetap kuulangi lagi kesepakatan kita. Main sejam itu lama yaa..tapi kayaknya kalo lagi asyik bermain, tetap rasanya kurang bagi anak. Jadi harus jelas kapan waktunya pulang.

Sementara Bilal bermain,saya duduk menunggu di luar arena. Main internet (yey..kesempatan, hihihi..) sambil mata terus mencari-cari sekarang Bilal main di bagian mana? Eh..Bilal datang minta minum. Kuajak duduk di samping ku sambil minum.
Kulihat jam,sudah hampir sejam."Bilal, sudah hampir sejam. Nanti kalo bunda panggil,berarti kita mau pulang yaa.."
"Belum,belum..Bilal mau main", protesnya
"Iya..nanti kalo sudah sejam baru bunda panggil"
Kemudian saya ditarik, diajak ikut main. Hpku minta disimpan, hehe..

Ketika mau pulang,tiba-tiba hujan deras. Saya ajak Bilal untuk beli susu saja di bawah,di supermarket nya. 
"Bilal boleh beli susu boboy?", pinta Bilal
"Boleh..beli susu saja, tidak beli mainan yaa.."

Kami masuk ke supermarket. Kubiarkan memilih susu yang dia mau, mendorong trolleynya, sampai mengantri di kasir,hihihi..sibuk sekali Bilal.

Selesai saya membayar, hujan tidak juga reda. Sementara tempat duduk yang nyaman cuma ada di atas, di dekat arena bermain ini. Duuh.."ini,nanti minta main lagi"pikir ku 😅.
Karena masih hujan,kubiarkan dia bermain,tapi kutemani. Tidak ku lepas lagi seperti tadi. Kupastikan kalau kita hanya boleh main sampe hujannya berhenti.

Alhamdulillah.. Tidak lama,hujan berhenti. Bilal sedang naik kuda-kudaan waktu itu, ada ibu-ibu yang anaknya takut naik kuda-kudaan padahal koinnya sudah dimasukkan..jadi Bilal diangkat,gantikan naik ke kudanya,hehe..
"Bilal lagi main ya? 5 menit lagi..bunda tunggu yaa"

Kemudian kuda-kudaannya berhenti. Kuingatkan lagi untuk pulang. Mukanya masih mau mau main sepertinya. Saya peluk "Bilal, makasih ya sudah mau pulang. Mainnya sudah cukup. Kita pulang yaa."
"Dadah mainan,kapan-kapan main lagi yaa",katanya
"Eh, sepatu Bilal mana ya..ayo kita cari", ajakku
Setelah memakai sepatu,kita pulang. Gowes sepeda lagi 😄

Yang menarik dari komunikasi kami hari ini:

  • Saya belajar kaidah clear & clarify ketika membuat kesepakatan dengan Bilal
  • Bilal belajar mengendalikan emosinya,meski masih mau main,Bilal belajar menepati janji,sesuai kesepakatan.
  • Saya belajar menerima dan mengerti perasaan anak
  • Bilal belajar menerima, memilih dan memutuskan tanpa paksaan sehingga kita bisa pulang tanpa ada drama nangis-nangis
Pernah looh..Bilal pernah nangis nda mau pulang, lamaa sekali. Sampai mengancam mau tiduran di lantai,hehe..dilihatin orang-orang, sementara Panda dan bundanya cuek saja.
Eh,padahal dengan komunikasi produktif bisa dicegah yaa..
Semangat,belajar Sama-sama 😘 ya Bilal. Terima kasih selalu jadi anak yang baik

#Hari2
#Gamelevel1
#Tantangan10hari
#KomunikasiProduktif
#Kuliahbunsayip


Share:

2 komentar:

  1. Ibu peri terharu bunda peluk bilal trus bilang makasih.. Jadi baper..
    Emang anak perlu skali diajar seperti ini nih.. blajar mengurangi rengekan.. wkwkwk..
    Orang tua kebanyakan lebih ke "membiarkan" yang penting anaknya gak nangis..
    Eh malah kebawa sampe besar jadinya egois,, gak mau denger kata org tua..
    Bilal pintar yaaah mau blajar sama bunda..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Bilal termasuk anak yg bahasa cintanya itu kata-kata dan pelukan, sih..bu Peri.
      Jadi hanya dipeluk begitu, dia bisa reda nangisnya.

      Nah..benar tuh bu Peri bootang..harus tegas juga kapan boleh,kapan nda. Kalo dibolehin terus-terusan main kapan pulangnya? (Mamake mau masak) eh..maksudnya kalo dipenuhi terus maunya, bisa jadi egois itu betul 👍

      Hapus