Kamis, 23 November 2017

Aliran Rasaku Belajar Komunikasi Produktif


Alhamdulillah..banyaaak belajar dari latihan komunikasi produktif. Memperbaiki intonasi dan raut wajah dan bahasa tubuh terutama, karena itu yang berperan sangat besar dalam proses keberhasilan komunikasi.

Dalam tantangan ini, saya lebih banyak menceritakan bagaimana praktek komunikasi produktif dengan anak.
Saya memilih menuliskan tantangan dengan anak, karena gaya komunikasinya yang unik.
"Mereka mungkin tidak memahami perkataan kita, tetapi mereka tidak pernah salah mengcopy".
Maka tindakan dan ucapan saya sebagai orangtua haruslah menjadi teladan yang baik. Saya bertekad untuk terus berlatih dan memahami anak dengan komunikasi produktif.

Waktu tiap hari lebih banyak dihabiskan berdua di rumah, memberiku ruang untuk mengamati bagaimana bahasa cinta anak.
Bilal sepertinya punya 3 bahasa cinta yang dominan dia tunjukkan yaitu sentuhan fisik, kata-kata mendukung dan waktu bersama.

Saat ingin tidur Bilal suka dibelai punggungnya, begitu bangun tidur dia minta dipeluk.
Sewaktu Bilal terjatuh,cukup dengan mengelus bagian yang sakit dan memeluknya akan membuatnya merasa nyaman. 
Dari belajar komprod, saya belajar untuk berempati dulu, tidak meremehkan apa yang dia rasakan. Termasuk jika pada suatu waktu dia nangis karena kakinya kotor. Setelah menerima perasaannya, barulah pesan-pesan kebaikan bisa disampaikan. 
Tapi sayangnya, saya masih sering lupa menyisipkan refleksi pengalaman ketika akan memberi nasehat 😞

Ketika panda pulang kerja Bilal senang jika dihadiahi pelukan dan ciuman. Saya merasa waktu bersama orangtua juga sangat berarti untuk dia.
Bilal pernah bilang ketika panda akan berangkat kerja "panda mau kemana?", "jangan tinggalin Bilal", kalau ditawari mau nonton atau bermain bersama dia memilih dan bilang "aku mau main sama bunda/panda" . Bilal pun selalu mau ikut kemana-mana. Ketika bermain dia memintaku menyimpan hp, lalu menemaninya tanpa disambi hal lain.
Bilal senang duduk dipangku sambil dipeluk ketika membaca buku. Dalam latihan komprod, saya berusaha untuk benar-benar hadir menemani. Belajar meresponnya dengan tubuh condong ke arahnya, eye contact dan menunjukkan ketertarikan saat dia berbicara.

Jika sedang bersedih Bilal sangat butuh pelukan. Sekalipun mungkin kesal/sedihnya karena kita..istilah mba Fasil Ummi Hajiroh "marah tapi kangen" hehe... 
Sehingga setelah menegur kesalahannya, perlu diberi pelukan untuk menenangkan hatinya dan kata-kata mendukung seperti "Bunda/panda sayang Bilal, sayaang Bilal..hanya tidak suka kalo Bilal melempar" agar membedakan bukan pribadinya yang tidak kami sukai, tapi sikapnya (jika melakukan hal negatif)

Kata-kata motivasi yang saya terapkan pada latihan, seperti "Bunda senang Bilal mau belajar pipis di kamar mandi", atau "Waah..Bilal inisiatif sekali", "Terima kasih ya Bilal, mau buang sampah ke tempat sampah" cukup berpengaruh membuat Bilal bersemangat belajar. Saya berusaha juga agar kata-kata pujian/kritik jelas tertuju pada sikap/tindakannya seperti yang kami pelajari dalam materi komunikasi produktif.

Untuk komunikasi dengan pasangan, ternyata caraku berkomunikasi seringkali bikin pasangan bingung mau membalas bagaimana 🙏. Kalo dalam materi, ini mungkin termasuk "transaksi silang".
Penyebabnya, karena seringkali ego kanak-kanakku yang muncul, seperti ngambekan dan mengeluh 😭

Bersyukur, dengan latihan komprod ini kami sama-sama belajar dan saling mengingatkan jika ketika berkomunikasi ada terselip nada yang kurang enak, atau kata yang tidak pas di hati.
Saling mengingatkan dan memberi nasehat baik di waktu yang tepat juga point penting yang harus diperhatikan ketika berkomunikasi sesama dewasa, biasanya kami memilih waktu berdua sebelum tidur 😊.
"For things to change, I must change first".
Yang masih banyak harus diperbaiki adalah bagaimana saya berkomunikasi dengan diri sendiri, karena justru seringkali itu tidak disadari.
Pemilihan kata yang mengandung pesimisme karena  pikiran-pikiran sendiri. Bismillah..latihan terus membiasakan diri berpikir positif, kata yang keluar juga produktif dan agar hidup lebih berenergi.

Game ini tugas kami pertama kali di kelas  Bunda Sayang. Sangat menantang bagi saya, karena kami harus menyetorkan secara konsisten minimal 10 hari. 
Sebenarnya ada sedikit kecewa karena saya membuat tugas berturut-turut hingga hari ke 15, tapi dihitung tidak konsisten..ya karena saya memang tidak konsisten menyetorkan. Ada 2hari dimana saya lupa, berniat untuk menyetorkan nanti saja..tapi ternyata kadang karena kesibukan atau kelelahan jadi lupa. Ketika terbangun tengah malam, baru ingat belum menyetor dan sudah masuk hari lain. Kecewa karena merasa telah berusaha penuh melakukan aktivitas menulis yang saya sendiri masih Terbata-bata 😖.

Lalu kulihat lagi..betapa sudah banyak hal positif yang saya dapat ketika mengerjakan tantangan ini. Alhamdulillah..selain latihan komunikasi produktif, saya jadi belajar menulis, belajar ngeblog, dan berharap makin lama skillku makin terasah..
Ini baru tahap awal di kelas Bunda Sayang, insyaAllah kami akan terus belajar menjadi pribadi yang lebih baik. aamiin 😊

Share:

2 komentar: