Jumat, 10 November 2017

Komunikasi Produktif [Hari 9]: Maaf..Aku Tidak Sengaja

"Bilal kenapa panjat-panjat?" tanyaku pada Bilal yang sedang memanjat rak buku
"Aku mau ambil jam panda. Itu di atas, aku mau pake"

Tiba-tiba jam tangan panda jatuh..
"Bundaaaa..pecah",katanya dengan raut wajah sedih
"Iyaa,retak ini Bilal jam panda"
"minta maaf bunda, aku nda sengaja"
Bilal merasa bersalah, bibirnya mulai melengkung ke bawah dan mata berkaca-kaca.

"Bilal sedih yaa..nda papa..Bilal tidak sengaja.
Tapi ini bukan jam bunda, Bilal. Berarti minta maafnya nanti sama panda kalo panda pulang yaa"
"Iyaa..."
"Tadi harusnya gimana ya supaya jamnya tidak jatuh?"
"Apa ya.."
"Bunda mau Bilal hati-hati. Kalau susah ngambilnya bisa minta tolong bunda, yaa"
"Iyaa.. Bunda"

Malam jam 19.00 panda pulang. Seperti biasa Bilal selalu menyambut dengan riang, hehe..
Disodori buku cerita, bercerita tadi siang main apa, dan memperlihatkan gambar yang tadi sore dia gambar di kaca jendela.

Ketika duduk di pangkuan panda, Bilal kemudian bilang "jam panda pecah tadi.."
Hmmm..Bilal masih ingat, berarti benar dia merasa bersalah.

"Pecah?",tanya panda
"Aku tidak sengaja", kata Bilal jujur
"Kenapa bisa pecah? Tadi Bilal pake jam panda kah?"
"He em..(iya), panda marah kah?"
lalu dia berdiri dari pangkuan panda dan menjauh
"Tidak, panda tidak marah,panda pengen Bilal cerita. Tadi kenapa?"
Bilal membelakangi panda. Jarinya dimain-mainkan  mengusap-usap kaca jendela di dekatnya.
"Tidak perlu takut..nda papa sayang. Cuma panda pengen dengar cerita Bilal"
"Tadi..Bilal kenapa? Coba cerita ke panda. Tadi bilal mau ambil jam panda, terus.."
"Jam panda pecah, mau buat mainan", sambung Bilal
"Ooh. jadi Bilal mau maini jam panda..terus abis itu?"
"abis itu pecah, jatuh..", jawabnya lagi
"Ooh..begitu..sini dulu, duduk sini" Panda mengajak Bilal duduk di pangkuannya.

"Bilal tadi siang mau bilang apa ya?", tanyaku lembut
"Pecah.. Bilal minta maaf panda", kata Bilal
"Iyaa..nda papa. Cuma retak, tuh..jamnya masih bisa jalan",kata panda menunjukkan jamnya.
"Iyaa..nda papa Bilal. Lain kali lebih hati-hati yaa", sambungku
"Iya, bunda"
Panda memeluk Bilal sambil berkata"Panda senang Bilal mau cerita. Kalo ada masalah cerita ya..cerita sama siapa?"
"Sama bunda..sama panda..",jawab Bilal
"Iyaa.. 😊"

Huaa..anakku merasa bersalah sampai ingat kejadian tadi siang lalu menceritakan  ke pandanya.
Dan sayaa..masih lupa menyelipkan refleksi pengalaman untuk sedikit menenangkan perasaannya.
Padahal semua orang pernah berbuat kesalahan, apalagi yang tidak disengaja..
Saya juga pernah tidak sengaja memecahkan gelas dan piring.

Besok insyaAllah..mencari waktu yang pas dan tenang untuk menyelipkan kalimat itu. Saya rasa itu perlu, agar anak tidak merasa kami menganggap dirinya selalu salah. Mungkin ngobrolnya lebih enak sambil pangku-pangkuan ketika akan membaca buku bareng. Semoga pesan nasihatnya tersampaikan 😊



Ada 12 parentogenik  penghambat komunikasi menurut bunda Elly Risman, M.Psi yaitu: Memerintah, Menyalahkan, Membandingkan, Meremehkan, Mengancam, Mengeritik, Memberi cap, Membohongi, Menghibur, Menasehati, Menyindir, Menganalisa

Tanpa sadar sudah seringkali kita gunakan dalam percakapan sehari-hari, baik ketika ada masalah, maupun tidak.
Dalam hal ini kami menghindari 3 di antaranya ketika anak sedang ada masalah. Kami mencoba tidak menyalah, memberi cap dan menasehati di saat yang tidak tepat.

Nasehat yang baik bisa menjadi tidak efektif jika dilakukan di waktu yang tidak tepat dan dengan cara yang tidak tepat, meskipun maksudnya baik.  Ketika menasehati dengan menyalahkan perbuatannya, bisa timbul kesal dan menjadi penghambat komunikasi.. Anak perlu diterima perasaannya dahulu, agar merasa dihargai, tidak selalu merasa disalahkan sehingga bisa tumbuh menjadi percaya diri.

Memberi nasehat sebaiknya tidak menggurui, akan lebih baik jika memasukkan refleksi pengalaman di dalamnya, seperti "nda papa kok..kan tidak sengaja. Bunda juga pernah menjatuhkan barang dan pecah. Bunda meminta maaf, lalu kita bereskan sama-sama"


Yang coba kami lakukan hari ini:
  • Mengatakan dengan ringkas dan jelas (kaidah Keep Information Short & simple) agar anak mampu memahami setiap kalimat yang kita keluarkan.
  • Berbicara dengan pelan, tidak terlalu cepat dengan intonasi suara dan bahasa tubuh yang sesuai
  • Berempati, menerima perasaan anak sehingga membuatnya lebih nyaman, 
  • Menggunakan kalimat positif, tidak menyalahkan, memberi cap "memang kamu ceroboh, tidak hati-hati" dsb.
  • Fokus pada solusi
Terima kasih Bilal sudah mau jujur. Terima kasih panda mau belajar komunikasi produktif bersama 😘. Kita masih harus latihan..latihan..latihan

#Hari9
#Gamelevel1
#Tantangan10hari
#Komunikasiproduktif
#Kuliahbunsayip

Foto: Halo Balita, Jilid 11 "Aku Anak Jujur"
Share:

0 komentar:

Posting Komentar