Rabu, 31 Januari 2018

Cemilan 1: Menstimulasi Gaya Belajar Anak

🍜Camilan 1, level 4

_Rabu, 31 January 2018_

Materi Bunda Sayang ke-4
Menstimulasi Gaya Belajar Anak


πŸ’« Ciri-Ciri Anak PembelajarπŸ’«


Apa yang terbesit saat mendengar kalimat  _"anak belajar_” ? Sebagian besar dari kita mungkin akan terbayang dengan _anak yang tekun membaca buku pelajaran sekolah, berkutat dengan sejumlah soal latihan_ . Kalau sudah demikian, kita membayangkan anak yang tekun belajar akan mendapatkan nilai sempurna di kelasnya.

Seperti tagline yang sering di sampaikan  _"Don’t teach me, I love to learn”_ proses belajar yang mendalam dan menuntut pemahaman, seharusnya lebih melibatkan anak untuk bisa aktif *mencari, mengintepretasikan, menganalisis, dan menerapkan informasi* . Apalagi jika ditambah dengan pemahaman gaya belajar yang muncul, proses belajar menjadi lebih optimal, aktif dan secara tidak langsung anak diajak untuk mempelajari proses untuk mendapat pengetahuan yang baru.

Mengajari anak-anak bagaimana cara belajar jauh lebih berharga daripada mengajari mereka untuk sekedar mengingat sejumlah informasi. Proses belajar yang bermakna akan mempengaruhi segala aspek dalam perkembangan kehidupannya.  Proses belajar yang menuntut anak-anak lebih aktif juga menumbuhkan karakteristik baru sebagai pemelajar.

πŸŽ’Nah, di bawah ini adalah ciri-ciri dari anak pembelajar:

πŸ”Ž1. Memiliki rasa ingin tahu yang tinggi

Seorang pembelajar selalu ingin tahu lebih banyak tentang dunia. Mereka belajar dari berbagai sudut pandang, bukan hanya melalui cara-cara tradisional, namun mereka juga memanfaatkan teknologi dan jaringan yang semakin berkembang. Anak pembelajar memiliki sikap proaktif dan selalu mencari tambahan kesempatan untuk belajar sesuai caranya sendiri. 

πŸ—―2. Memiliki motivasi internal.

Anak pembelajar memiliki semangat belajar dari dalam dirinya, tak perlu sogokan dan iming-iming hadiah. Seorang anak pembelajar termotivasi karena ia menetapkan tujuan sendiri untuk ia capai. Mereka didorong oleh rasa berhasil dari dalam dirinya.  Oleh karena itu, penting bagi orang tua menumbuhkan rasa cinta pada belajar, agar kelak motivasi belajar benar-benar muncul dari dalam.

πŸ“•3.    Dapat merefleksikan diri.

Dalam perkembangannya, kelak anak pembelajar diharapkan mampu melakukan refleksi diri atas proses belajar yang dilakukan. Sehingga penting bagi orang tua/ lingkungan sekitar memberi ruang bagi anak untuk melakukan refleksi diri.

πŸ—“4.    Dapat diandalkan.

Anak pembelajar akan bertanggung jawab terhadap  apa yang harus dilakukan serta melakukan tugas tanpa perlu diingatkan. Penting untuk menumbuhkan motivasi internal, supaya semakin sedikit motivasi dari luar yang diperlukan untuk membuatnya disiplin atau termotivasi untuk menyelesaikan tugas.

πŸ’‘5.    Mampu berpikir kritis.

Seorang pembelajar mandiri kelak diharapkan dapat berpikir kritis tentang suatu situasi. Mereka dapat melihat berbagai kemungkinan, berbagai peluang, dari berbagai sudut pandang, dan seringkali memiliki lebih dari satu solusi. Mereka tak hanya menghafal, melainkan juga bertanya _“mengapa?”_ dan menyusun jawaban berdasarkan pengamatannya atau kemampuannya berpikir deduktif.

πŸ“»6.    Mampu memahami dengan sedikit atau tanpa instruksi.

Seorang pemelajar mandiri memiliki kemampuan yang amat baik dalam mempelajari dan memahami  suatu topik baik secara verbal, visual, atau kinestetik. Mereka selalu berusaha  menemukan cara untuk mengajari dirinya sendiri, dan memahami materi melalui berbagai cara, (biasanya melalui _trial and error_ ).

⚖7.    Persisten.

Seorang pembelajar yang mandiri tidak mudah menyerah dan selalu ingin bisa menguasai suatu konsep secara mandiri sedapat mungkin sebelum minta bantuan orang lain. Mereka berusaha untuk mengajari diri sendiri, mencoba berbagai cara, dan biasanya hanya bertanya setelah tidak berhasil menemukan solusinya sendiri.


Salam Ibu Profesional
/ Tim Fasilitator Bunda Sayang Batch #3\



πŸ“šSumber Referensi:

ParentingIndonesia. Ciri-ciri anak pembelajar. Diakases 26 Januari 2017. Dari http://www.parenting.co.id/usia-sekolah/ciri-ciri+anak+pemelajar
https://ilmu-pendidikan.net/siswa/kondisi-anak-belajar-baik-dan-bermakna
Share:
Continue Reading →

Senin, 29 Januari 2018

Materi 4: MEMAHAMI GAYA BELAJAR ANAK, MENDAMPINGI DENGAN BENAR

_Institut Ibu Profesional_
_Kelas Bunda Sayang_
_Materi #4_

*_MEMAHAMI GAYA BELAJAR ANAK, MENDAMPINGI DENGAN BENAR_*

Dulu kita adalah anak/murid yang selalu menerima apa saja yang diberikan orangtua/guru kita, apabila ada hal-hal yang belum kita pahami, lebih cenderung diam, tidak berani untuk menanyakan kembali. Karena paradigma yang muncul saat itu, banyak bertanya dianggap bodoh atau mengganggu proses pembelajaran.

Itu baru tingkat pemahaman, guru/orangtua kita sangat sedikit yang mau memahami bagaimana cara kita bisa belajar dengan baik, yang ada kita harus menerima gaya orangtua/guru kita mengajar.

Sehingga  anak yang gaya belajarnya tidak sesuai dengan gaya mengajar guru/orangtuanya, akan masuk kategori “siswa dengan tingkat pemahaman rendah” dan kadang mendapat label “bodoh”.

Jaman berubah dan terus akan berubah. Sudah saatnya kita harus mengubah paradigma baru di dunia pendidikan.

πŸ‘¨‍πŸ‘©‍πŸ‘§‍πŸ‘¦ *_Dari sisi orangtua/pendidik:_*
_Apabila anak tidak bisa belajar dengan cara/gaya kita mengajar, maka kita harus belajar mengajar dengan cara mereka *BISA* belajar_

πŸ‘ΆπŸ»πŸ‘§πŸ» *_Dari sisi anak/siswa:_*
_Setiap anak/siswa *PASTI BISA* belajar dengan baik, setiap anak akan belajar dengan *CARA* yang *BERBEDA*_

Sudah saatnya kita *belajar memahami gaya belajar anak-anak ( _Learning Styles_)* dan *memahami gaya mengajar kita sebagai pendidik ( _Teaching Styles_)* karena kedua hal tersebut di atas akan *berpengaruh pada gaya bekerja kita dan anak-anak ( _Working Styles_)*.

Karena kalau tidak, kita dan anak-anak akan masuk kategori masyarakat buta huruf abad 20, yang didefinisikan Alvin Toffler sbb :

_Mereka yang dikategorikan buta huruf di abad 20 bukanlah individu  yang tidak bisa membaca dan menulis, melainkan orang yang tidak mampu belajar, tidak mau belajar dan tidak kembali belajar_

Sebelum kita membahas lebih lanjut tentang gaya belajar ada baiknya kita memahami terlebih dahulu untuk apa anak-anak ini harus belajar.

*_Ada 4 hal penting yang menjadi tujuan anak-anak belajar yaitu :_*

a. Meningkatkan Rasa Ingin Tahu anak ( _Intellectual Curiosity_)

b. Meningkatkan Daya Kreasi dan Imajinasinya ( _Creative Imagination_)

c. Mengasah seni / cara anak agar selalu bergairah untuk menemukan sesuatu ( _Art of Discovery and Invention_)

d. Meningkatkan akhlak mulia anak-anak ( _Noble Attitude_)

Fokuslah kepada 4 hal tersebut selama mendampingi anak-anak belajar. _Buatlah pengamatan secara periodik, apakah rasa ingin tahunya naik bersama kita/selama di sekolah? Apakah kreasi dan imajinasinya berkembang dengan bagus selama bersama kita /selama di sekolah? Apakah anak-anak suka menemukan hal baru, dan keluar Aha! Moment( teriakan “Aha! Aku tahu sekarang” atau ekspresi lain yang menunjukkan kebinaran matanya) selama belajar?_

_Apakah dengan semakin banyaknya ilmu yang anak-anak dapatkan di rumah/di sekolah semakin meningkatkan akhlak mulianya?_

Setelah memahami tujuan anak-anak belajar baru kita memasuki tahapan-tahapan memahami berbagai gaya belajar anak-anak. Gaya belajar dapat menentukan prestasi belajar anak. Jika diberikan strategi yang sesuai dengan gaya belajarnya, anak dapat berkembang dengan lebih baik.

Gaya belajar otomatis tergantung dari orang yang belajar. Artinya, setiap orang mempunyai gaya belajar yang berbeda-beda.

*Modalitas belajar adalah cara informasi masuk ke dalam otak  melalui indra yang kita miliki.*

πŸ“Œ *_Tiga macam modalitas belajar anak:_*

☘ *Auditory*  : modalitas ini mengakses segala macam bunyi, suara, musik, nada, irama, cerita, dialog, dan pemahaman materi pelajaran dengan menjawab atau mendengarkan lagu, syair, dan hal-hal lain yang terkait.

☘ *Visual*: modalitas ini mengakses citra visual, warna, gambar, catatan, tabel diagram, grafik, serta peta pikiran, dan hal-hal lain yang terkait.

☘ *Kinestetik*: modalitas ini mengakses segala jenis gerak, aktifitas tubuh, emosi, koordinasi, dan hal-hal lain yang terkait.


Mari kita pahami gaya belajar tersebut secara detil, kita pahami ciri-cirinya dan bagaimana strategi kita untuk mendampingi anak-anak dengan gaya belajarnya masing-masing.

πŸ“Œ *_GAYA BELAJAR VISUAL (Belajar dengan cara melihat)_*

Lirikan keatas bila berbicara, berbicara dengan cepat. Bagi anak yang bergaya belajar visual, mata / penglihatan (visual) memegang peranan penting dalam belajar, dalam hal ini metode pengajaran yang digunakan ibu/guru sebaiknya lebih banyak / dititikberatkan pada peragaan/media, ajak mereka ke obyek-obyek yang berkaitan dengan pelajaran tersebut, atau dengan cara menunjukkan alat peraganya langsung pada siswa atau menggambarkannya di papan tulis.

_Anak yang mempunyai gaya belajar visual harus melihat bahasa tubuh dan ekspresi muka gurunya/ibunya untuk mengerti materi pelajaran. Mereka cenderung untuk duduk di depan agar dapat melihat dengan jelas. Mereka berpikir menggunakan gambar-gambar di otak mereka dan belajar lebih cepat dengan menggunakan tampilan-tampilan visual, seperti diagram, buku pelajaran bergambar, dan video._

πŸ“ *Ciri-ciri gaya belajar visual*:
🌷Bicara agak cepat
🌷Mementingkan penampilan dalam berpakaian/presentasi
🌷Tidak mudah terganggu oleh keributan
🌷Mengingat yang dilihat, dari pada yang didengar
🌷Lebih suka membaca dari pada dibacakan
🌷Pembaca cepat dan tekun
🌷Seringkali mengetahui apa yang harus dikatakan, tapi tidak pandai memilih kata-kata
🌷Lebih suka melakukan demonstrasi dari pada pidato
🌷Lebih suka musik
🌷Mempunyai masalah untuk mengingat instruksi verbal kecuali jika ditulis, dan seringkali minta bantuan orang untuk mengulanginya.

πŸ“ *Strategi untuk mempermudah proses belajar anak visual*:

πŸ“Gunakan materi visual seperti, gambar-gambar, diagram dan peta.
πŸ“Gunakan warna untuk menghilite hal-hal penting.
πŸ“Ajak anak untuk membaca buku-buku berilustrasi.
πŸ“Gunakan multi-media (contohnya: komputer dan video).
πŸ“Ajak anak untuk mencoba mengilustrasikan ide-idenya ke dalam gambar.


πŸ“Œ *_GAYA BELAJAR AUDITORI (Belajar dengan cara mendengar)_*

Lirikan kekiri/kekanan mendatar bila berbicara. Anak yang bertipe auditori mengandalkan kesuksesan belajarnya melalui telinga (alat pendengarannya), untuk itu maka ibu/ guru sebaiknya harus memperhatikan siswa/anaknya hingga ke alat pendengarannya. Anak yang mempunyai gaya belajar auditori dapat belajar lebih cepat dengan menggunakan diskusi verbal dan mendengarkan apa yang guru/ibu katakan.

_Anak auditori dapat mencerna makna yang disampaikan melalui tone suara, pitch (tinggi rendahnya), kecepatan berbicara dan hal-hal auditori lainnya. Informasi tertulis terkadang mempunyai makna yang minim bagi anak auditori dibandingkan dengan mendengarkannya._

Anak-anak seperi ini biasanya dapat menghafal lebih cepat dengan membaca teks dengan keras dan mendengarkan kaset.

πŸ“ *Ciri-ciri gaya belajar auditori* :

🌷Saat bekerja suka bicara kepada diri sendiri
🌷Penampilan rapi
🌷Mudah terganggu oleh keributan
🌷Belajar dengan mendengarkan dan mengingat apa yang didiskusikan dari pada yang dilihat
🌷Senang membaca dengan keras dan mendengarkan
🌷Menggerakkan bibir mereka dan mengucapkan tulisan di buku ketika membaca
🌷Biasanya ia pembicara yang fasih
🌷Lebih pandai mengeja dengan keras daripada menuliskannya
🌷Lebih suka gurauan lisan daripada membaca komik
🌷Mempunyai masalah dengan pekerjaan-pekerjaan yang melibatkan Visual
🌷Berbicara dalam irama yang terpola
🌷Dapat mengulangi kembali dan menirukan nada, berirama dan warna suara

πŸ“ *Strategi untuk mempermudah proses belajar anak auditori* :

πŸ“Ajak anak untuk ikut berpartisipasi dalam diskusi baik di dalam kelas maupun di dalam keluarga.

πŸ“Dorong anak untuk membaca materi pelajaran dengan keras.

πŸ“Gunakan musik untuk mengajarkan anak.

πŸ“Diskusikan ide dengan anak secara verbal.

πŸ“Biarkan anak merekam materi pelajarannya ke dalam kaset dan dorong dia untuk mendengarkannya sebelum tidur.


πŸ“Œ   *_GAYA BELAJAR KINESTETIK (belajar dengan cara bergerak, bekerja dan menyentuh)_*

Lirikan kebawah bila berbicara, berbicara lebih lambat. Anak yang mempunyai gaya belajar kinestetik belajar melalui bergerak, menyentuh, dan melakukan. Anak seperti ini sulit untuk duduk diam berjam-jam karena keinginan mereka untuk beraktifitas dan eksplorasi sangatlah kuat. Anak  yang bergaya belajar ini belajarnya melalui gerak dan sentuhan

πŸ“ *Ciri-ciri gaya belajar kinestetik* :

🌷Berbicara perlahan
🌷Penampilan rapo
🌷Tidak terlalu mudah terganggu dengan situasi keributan
🌷Belajar melalui memanipulasi dan praktek
🌷Menghafal dengan cara berjalan dan melihat
🌷 Menggunakan jari sebagai petunjuk ketika membaca
🌷Merasa kesulitan untuk menulis tetapi hebat dalam bercerita
🌷Menyukai buku-buku dan mereka mencerminkan aksi dengan gerakan tubuh saat membaca
🌷Menyukai permainan yang menyibukkan
🌷Tidak dapat mengingat geografi, kecuali jika mereka memang pernah berada di tempat itu
🌷Menyentuh orang untuk mendapatkan perhatian mereka Menggunakan kata-kata yang mengandung aksi.

πŸ“ *Strategi untuk mempermudah proses belajar anak kinestetik:*

πŸ“Jangan paksakan anak untuk belajar sampai berjam-jam.

πŸ“Ajak anak untuk belajar sambil mengeksplorasi lingkungannya (contohnya: ajak dia baca sambil bersepeda, gunakan obyek sesungguhnya untuk belajar konsep baru).

πŸ“Izinkan anak untuk mengunyah permen karet pada saat belajar.

πŸ“Gunakan warna terang untuk menghilite hal-hal penting dalam bacaan.

πŸ“ Izinkan anak untuk belajar sambil mendengarkan musik

Ketika belajar memahami anak-anak, sejatinya kita sedang belajar memahami diri kita sendiri. Apabila bunda semuanya bisa melihat gaya belajar anak-anak karena sering mengamati perkembangan mereka, maka kitapun akan dengan mudah mengamati gaya belajar kita, gaya mengajar kita dan gaya bekerja kita.

Hal ini akan lebih membuat kita bahagia menjalankan proses belajar. Dijamin proses belajar juga tidak akan pernah berhenti dari buaian sampai ke liang lahat.

Anak-anak sangat menyukai bermain, karena energi yang dimunculkan ketika bermain tidak akan pernah habis. Apabila kita bisa memaknai belajar dan bekerja selayaknya anak-anak bermain, sudah dapat dibayangkan betapa asyiknya belajar dan bekerja dalam kehidupan ini. Karena setiap saat anak-anak akan menemukan energi yang terbarukan dalam proses belajarnya dan kita akan mendapatkan energi yang terbarukan dalam proses bekerja.

*Don’t Teach me , I Love to Learn*

Salam Ibu Profesional,

/Tim Fasilitator Bunda Sayang/

πŸ“šSumber Bacaan:
_Gordon Dryden and JeanetteVos, The Learning Revolution, ISBN-13: 978-1929284009_

_Barbara Prashing, The Power of Learning Styles, Kaifa, 2014_

_Institut Ibu Profesional, Bunda Sayang : Memahami Gaya Belajar Anak, GazaMedia, 2016_                     
Share:
Continue Reading →

Sabtu, 27 Januari 2018

Aliran Rasa Level 3 Melatih Kecerdasan

Alhamduliah..bisa melewati game tantangan Bunsay Level 3.. Dengan tema Melatih Kecerdasan.
Dalam tantangan ini kami fokus melatih kecerdasan emosi dan spiritual Bilal sambil mengamati kecerdasan apa saja yang terasah ketika menjalankan proyek keluarga.
Alhamdulillah.. Bilal juga antusias, setiap hari bertanya "hari ini kita ngapain bunda?" padahal proyek kami termasuk yang sederhana saja.
Saya begitu antusias ketika meerencanakan proyek ini. Dimulai dari berdiskusi dengan suami, merencanakan jadwal, hingga bersama-sama mencari alat/bahan yang diperlukan.
Di akhir tantangan, hari 9-10 mulai mati merasa gaya, hehe.. saat itu kami memang sedang tidak di rumah, karena harus menghadiri acara keluarga.
Eh, berkumpul dengan keluarga besar bisa juga termasuk proyek mengenalkan anak dengan llingkungan dan melatih kecerdasan interpersonal, kan? Hehe..

Sejujurnya ada perasaan lega juga ketika menyelesaikan game ini. Karena tidak mudah bagiku untuk menuangkan hasil proyek dalam bentuk tulisan. Yang paling penting bagi kami adalah kebersamaan dan bagaimana kami berlatih komunikasi produktif setiap saat. Saya yakin insya Allah kami bisa melanjutkan tema harian yang telah kami buat. Tantangan selanjutnya adalah komitmen πŸ’ͺ

Ada beberapa kemandirian Bilal juga yang bertambah dan terlatih selama menjalankan proyek ini. Masya Allah..begitu berkesinambungan antara level 1-3 ini 😍. Insya Allah..dengan semakin sering kami melakukan proyek keluarga, kedekatan antara keluarga bisa lebih terbangun. Semangat untuk level selanjutnya πŸ’ͺπŸ’ͺ

Share:
Continue Reading →

Senin, 15 Januari 2018

Minggu Seru: Menggambar dan Mewarnai

Hari minggu,kami masih di rumah eyang. Saya bersyukur dan mengungkapkan terima kasih kepada Bilal karena telah bersikap baik selama acara ngunduh mantu om Aca berlangsung.  Alhamdulillah Bilal bisa ikut terlibat dalam acara, tidak rewel dan bermain dengan sepupunya.

Tante Erin menghadiahi Bilal spidol warna. Bilal senang sekali, tak lupa  dia berterima kasih.
Jadi minggu seru ini kami isi dengan menggambar dan mewarnai.

Saya diminta menggambar ‘spiderman’ di kertas, lalu katanya “Bilal aja yang warnai”.
Kadang yaa..kita suka gemas ketika anak mewarnai tapi keluar garis,atau warnanya tidak sesuai, hehe..itu saya sih..tapi gemesnya dalam hati saja..belajar menahan untuk tidak berkomentar selama anak berekplorasi.

Membiarkan Bilal memilih sendiri warna yang akan digunakan, cara memegang spidol yang nyaman dan mudah menurut dia, dan merasakan bagaimana ketika ujung spidol menyentuh kertas itu merupakan proses belajar juga. 

Ketika mewarnai, Bilal menekan kuat-kuat spidolnya seperti ketika dia menggunakan krayon. Apa yang terjadi? Tentu saja kertasnya jadi sobek. Bilal menangis tersedu, sedih sekali sepertinya karena karyanya rusak.

Saya menerima perasaan kecewanya, lalu setelah memeluk saya hibur dengan mengatakan kita bisa bikin lagi yang baru, dan memberi kata motivasi agar Bilal mewarnai dengan lebih keren lagi.

Tadi kenapa ya kertasnya bisa sobek?” tanyaku dengan tujuan membantunya menyimpulkan apa yang terjadi tadi.
tadi aku warnai..terus rusak”
“ooh..rusak karena sobek ya gambarnya?
(*Bilal mendapat kosa kata baru "sobek")
Mungkin Bilal mewarnainya terlalu keras. Tadi gimana caranya?”
Lalu Bilal coba mewarnai lagi
ooh..begitu, itu terlalu keras jadi kertasnya rusak, sobek. Bunda contohkan yaa..Seperti ini caranya..”
*saya mencontohkan cara mewarnai dengan lembut.
pelan-pelan yaa..Bilal bisa?”
“bisa

Kemudian Bilal menggambar sendiri spidermannya, kepalanya tidak bulat sempurna. Matanya bulat dan tidak simetris, hehe..dan warnanya tidak seperti spiderman pada umumnya, bukan merah..tapi warna cokelat. Tapi Bilal senang dan mengaku itu spiderman.

Bilal meminta saya saja yang mewarnai spidermannya (mungkin masih ragu, takut sobek lagi). Saya menawarkan mewarnai separuh dan Bilal separuhnya. Bilal memilih mewarnai matanya, hehe..

Dari kegiatan menggambar dan mewarnai, bisa belajar banyak ya..dengan kita menahan diri untuk tidak menginterupsi saat anak mau melakukan sendiri banyak sekali pengalaman yang bisa dia dapat, imajinasi, kemandirian dan rasa percaya dirinya bisa terasah, mendapat pengalaman berharga dengan mengalami sendiri apa yang terjadi jika mewarnainya seperti itu? belajar mengontrol emosinya saat kecewa, berani menghadapi tantangan dsb.

Share:
Continue Reading →

Minggu, 14 Januari 2018

Sabtu bermutu: Kumpul Keluarga-Stimulasi Kecerdasan Interpersonal dan Emosi

Sabtu ini kami ke Surabaya, ke rumah eyang uti karena adik ipar alias om Bilal melaksanakan acara resepsi ngunduh mantu.

Ini tentunya menjadi ajang kumpul-kumpul keluarga, menjalin silaturrahmi agar semakin erat, sekalian merupakan momen yang baik untuk melatih kemampuan sosialisasi Bilal.

Bilal bertemu dengan kakek nenek, om tante dan sanak saudara lainnya.  Beberapa masih canggung karena baru bertemu untuk pertama kali, terutama kepada kakek-nenek saudara eyang utinya, tapi pelan-pelan bisa membaur, hehe..

Bilal dalam keseharian saya amati cukup supel dalam bergaul. Dia termasuk yang mudah dan sering menyapa duluan ketika bertemu orang.
Di acara ini Bilal bertemu sepupu jauhnya yang masih berumur setahunan.
Masyaa Allah..mereka berdua akrab sekali.

Bilal yang merasa dirinya ‘sebagai kakak’ pun beberapa kali menunjukkan sikap yang baik sebagai kakak dengan membantu adiknya..hehe, mengajaknya bermain, mengambilkan bunga..dan hampir saja menggendongnya karena si adik meminta digendong πŸ˜….

Mereka hampir jatuh berdua, Bilal menarik tangan adik Cia agar tidak terjatuh tapi mungkin membuatnya tidak nyaman sehingga malah menangis..
Bilal ikut mewek.

Ketika Bilal menawarkan pelukan (untuk menghibur adik cia sebagai bentuk bahasa cintanya) eh ditolak, cup cup..Bilal jadi sedih dan minta saya peluk.
“Bilal kenapa?”
“aku sedih..kerena adeknya tidak mau peluk”
“ooh..Bilal sedih yaa..Bilal sayang adek ya? Tadi adeknya hampir jatuh, mungkin adeknya masih takut.”
*masih sesegukan
“tunggu adeknya tenang dulu yaa..nanti main sama-sama lagi. Bilal senang main sama adek?”
“senang..”
“iyaa..nanti main lagi yaa”

masya Allah..Bilal banyak belajar dari proyek keluarga ini, belajar bersosialisasi, belajar menghormati yang lebih tua, belajar bersikap terhadap yang kebih muda, belajar mengekspresikan perasaannya, belajar berempati.. ikut bersedih ketika adiknya sedih, belajar menerima perasaan orang, dan belajar mengontrol emosinya. Bundanya tetap selalu berlatih menggunakan komunikasi produktif dan kaidah 7-38-55 😊

Share:
Continue Reading →

Sabtu, 13 Januari 2018

Jumat Manfaat: Menstimulasi kecerdasan dengan puzzle

“bunda, kita mau ngapain hari ini?”
Bilal sering sekali menanyakan hal serupa. Maka biasanya saya membuatkan mainan dadakan dari kardus yang ada di rumah.
Saya juga ingin mencontohkan bahwa kita bisa berkreasi dengan memanfaatkan barang-barang bekas seperti kardus ini, daripada hanya menjadi sampah. Semoga nanti insya Allah bisa lebih peduli terhadap lingkungan 😊.

“ini buat Bilal ya? Waah..makasih bunda. Bilal senang bunda bikin mainan..”
masya Allah, rasanya bahagia yaa..anak bisa senang dan mengapresiasi usaha kita,hehe..
Alhamdulillah..Bilal selalu senang dengan mainan buatan bundanya meski sederhana.

Di video ini Bilal sedang sibuk memainkan puzzle layer dari kardus. Terlihat sudah lancar yaa memainkannya. Ini baru kali ketiga dia memainkan itu. Awal-awal sering kesal sendiri dan memilih dibantu. Tapi sekarang bahkan tidak ingin dibantu. Beberapa kali juga terlihat kesal ketika ingin memasukkan bagian puzzlenya, tapi tidak pas..kadang teriak juga.
Saya membaca di buku “jatuh hati pada montessori” bahwa dalam filosofi montessori, anak-anak dibiarkan bekerja dengan minim atau tanpa instruksi sama sekali..biarkan mereka menyelesaikan sendiri. Jadi caranya adalah dipresentasikan dulu, lalu anak bekerja dengan mencontoh apa yang tadi dipresentasikan. Ketika anak mulai bekerja, sebaiknya tidak duduk di sampingnya menunggui, karena akan mengurangi konsentrasi dan menjadi tidak percaya diri.
Bahkan ketika anak terlihat sulit mengerjakan, untuk membantu pun kita harus meminta izin dulu seperti “mau bunda bantu?”. Kalo diizinkan baru boleh membantu, juka tidak berarti dia sedang ingin menyelesaikan dengan usahanya sendiri.

Kalo disini saya masih duduk di sampingnya sih..tapi sambil menggigit lidah. Menahan untuk ikut berkomentar ketika ada peletakan puzzle yang salah atau ketika Bilal mulai menunjukkan sikap kesal. Saya ingin melihat seberapa bisa dia mengontrol emosi dan menyelesaikan tantangan.

Dengan bermain puzzle, kita bisa menstimulus beberapa kecerdasan sekaligus. Motorik halusnya terasah, melatih data pikir dan kemampuan menyelesaikan masalah, melatih mengontrol emosi, dsb. 
Share:
Continue Reading →

Kamis, 11 Januari 2018

Kamis Manis: Proyek Pembiasaan Suasana Ibadah

Setiap anak lahir dalam keadaan fitrah.
Dalam pendidikan berbasis fitrah oleh ustadz Harry Santosa, disebutkan ada empat fitrah utama yang diperhatikan dalam penerapan FBE (Fitrah Based Education), yaitu fitrah keimanan, fitrah belajar, fitrah bakat dan fitrah seksualitas.

Sedangkan masa emas untuk membangkitkan fitrah keimanan anak itu ada di usia 0-7tahun. Dimana, begitu masuk 7 tahun, islam sendiri sudah mewajibkan untuk melakukan ibadah sholat.
Agar anak mau beribadah tanpa paksaan, maka sebelumnya fitrah keimanan harus ditumbuhkan dan dirawat sebaik mungkin.

Penguatan keimanan anak bisa dengan membangkitkan imaji-imaji positif tentang tentang Allah, tentang Rasulullah, berkisah tentang kebajikan, melalui pembiasaan suasana ibadah, dll.
Inspirasikan, Imajikan dan teladankan.

Bilal ketika melihat kami sholat alhamdulillah, biasanya sudah langsung mengambil shaf di sebelah Pandanya. Berusaha mengikuti gerakan-gerakan sholat meski belum sempurna.

Ada kejadian manis juga di Kamis Manis ini. Sore hari setelah latihan bersepeda, Bilal mau bermain dengan temannya. Baru beberapa menit bermain, temannya diminta segera bersiap-siap untuk berangkat mengaji.
Bilal sedih sekali..
"Sebentar ya, mau ngaji dulu", kata temannya
"Mau ngaji juga", kata Bilal sambil berlinang air mata.

Setelah temannya pamit berangkat..Bilal berlari menuju mushola. Saya tanya kenapa ke mushola? "Mau mengaji", katanya.
Sayangnya di mushola kami belum tersedia mushaf.
Saya ajak Bilal pulang, mengajinya di rumah saja.

Dan begitu sampai rumah, benar..langsung dia mengambil sendiri Iqra' balitanya dan mulai membaca. Saya jadi tidak enak menginsterupsi untuk meminta berwudhu dulu sebelum mengaji.

Maaf juga yaa..Bilal mengajinya di lantai. Saya membiarkannya karena waktu itu adalah inisiatifnya sendiri. Selesai mengaji baru saya jelaskan bahwa akan lebih baik mengajinya di atas meja, Bilal tidak capek menunduk dan menghormati Alquran juga.
Karena masih tahap pengenalan, maka "mengadabkan" anak juga sebaiknya pelan-pelan dan alamiah tanpa merusak gairah belajarnya.

Menjelang magrib, Bilal mengajak untuk sholat di Mushola komplek. Dia lebih dulu berwudhu, kemudian saya sambil  menunjukkan urutan yang benar.
Sebelum berangkat saya minta dulu berjanji agar suaranya tidak terlalu keras saat kita sholat.
"Bilal nanti kalau sholat suaranya pelan-pelan saja yaa.."
"Iyaa..aku mau bawa robot boleh?"
"Boleh..tapi tidak mengganggu teman ya?"
"Iyaa.."

Selama ini alhamdulillah senang sekali tiap mau ke mushola karena akan ketemu teman-temannya. Masya Allah..orangtua anak-anak disini juga sering mengajak anaknya sholat. Insya Allah.. Bilal ikut senang mengikuti kegiatan beribadah.

Sepulang sholat, kami lanjutkan mengaji di rumah.
Bilal disamping saya, berkali-kali ingin membalik halaman Alquran padahal sedang dibaca.
Saya berhenti sejenak, menanyakan kenapa dia melakukan hal itu? Katanya Bilal sudah selesai, makanya mau membalik halamannya,hehe..
lalu saya minta dia mendengarkan dengan tenang ketika ada yang mengaji supaya kita ikut mendapat pahala 😊
Share:
Continue Reading →

Rabu, 10 Januari 2018

Rabu Ria= Kupilih Sendiri Proyekku

Rabu-Ria ini rencananya mau kami isi dengan percobaan-percobaan sederhana, tapi karena kurang persiapan dan anaknya mungkin lagi nda mood jadi diisi dengan bermain bebas..follow the child aja,hehe..

Pagi setelah sarapan saya ajak Bilal bersepeda. Bilal menolak, katanya mau jalan-jalan saja cari teman πŸ˜….
Akhirnya kami hanya keliling-keliling komplek.

Sambil keliling melihat taman-taman tetangga yang cantik-cantik masya Allah..saya selipkan juga pesan untuk menjaga tanaman. Tidak memetik bunga untuk dibuang-buang, apalagi kalo itu tanaman bunga orang dan diambil tanpa seizin yang punya.
Kadang kan anak-anak main tapi bunganya dihambur-hamburkan saja..padahal akan lebih indah kalo dibiarkan tumbuh mekar.

Di rumah lebih banyak free play. Bilal bermain tempel-tempel dengan menempelkan bintang ke papan reward. Bilal belajar mengendalikan emosi ketika pada saat menempel lemnya tidak merekat.

Di rumah kami, ada peraturan: hanya yang berbicara/meminta dengan baik yang akan dilayani. Jadi kalau Bilal memintanya dengan kesal tidak akan mendapatkan yang dia minta. Setelah kesalnya reda, mengatur nafas lalu mulai meminta dengan tenang baru bunda bantu.
Belajar dari Kirana, anak mba Retno Hening yg terkenal di instagram dan masya Allah pintarnya..kalo mulai kesal elus dada sambil mengucap istighfar,hehe..

Siangnya kami membuat jelly, kemarin di toserba Bilal membeli jelly berbagai macam rasa.
Dia senang memasukkan air dan gula ke larutan jelly,lalu kemudian bunda didihkan  di kompor.

Siang sampai sore hujan. Momen ketika hujan turun..saat yang baik untuk menyisipkan pelajaran berharga..bahwa hujan itu adalah rahmat. Dengan hujan tanaman bisa tumbuh..Bilal bisa makan buah-buahan kesukaan, hewan-hewan juga tidak kehausan.

Bilal sedang senang juga bermain brick. Akhir-akhir ini malah lebih senang memainkan brick yang kecil-kecil banget, seujung kuku. Yang repotnya,karena tidak mudah juga untuk melepas pasang..Bilal jadi belajar berkonsentrasi dan mengendalikan emosi lagi πŸ˜….
Ini hasil proyek yang dia buat
Ada "pesawat ibu, pesawat anak dan pesawat bayi", katanya

Share:
Continue Reading →

Selasa Rasa: Proyek Membuat Donat

Saya termasuk yang nda pernah benar-benar memasak siih (kecuali rebus-goreng)..sampai akhirnya dinobatkan jadi istri pak suami yang senang dunia masak 😁.

Sekarang sudah mulai tertarik belajar, apalagi setelah menjadi ibu. Dan karena kemampuan memasak yang masih cetek banget inilah jadi kepikiran untuk membuat proyek memasak/mencoba resep baru.

Mau banget belajar bikin kue..apa daya peralatan tempur juga belum punya, haha.. Jadi untuk proyek pertama ini terpilih lah "donat" yang sepertinya mudah dibuat 😁.

Sehari sebelumnya sudah beli bahan-bahannya.
Saya menyiapkan semua yang dibutuhkan, dan Bilal sibuk bertanya "ini apa?" "itu apa?",hehe..
Waktu menguleni Bilal ikut mau mencoba, tapi karena tangan dan tenaganya kurang sebanding, diserahkan lagi ke bundanya.

Ketika harus menunggu agar adonannya mengembang, saya minta Bilal bersabar sambil kita bisa bermain dulu. Bilal memilih main brick dan membuat berbagai macam bentuk robot dan pesawat.

Saatnya membentuk donat.
Bilal  tertarik ikut membantu.
Punya Bilal dan bundanya sama-sama hancur bentuknya,haha..
Lebih enak kalo punya cetakan donat yaa..
Selain bentuknya yang nda mulus, begitu digoreng lubang tengah donat malah hampir ketutup.

Selesai....jadinya lumayan banyak,  ada sekitar 15 buah donat gendut, hehe..
Bilal bertugas memberi toping.
Saya siapkan spreader untuk mengoles keju oles dan meises untuk topingnya.

Oiya, selama proyek ini minim dokumentasi, karena kami nda punya fotografer buat motoin ketika sibuk menguleni πŸ˜…
Ini video Bilal ketika memberi toping donat.

Alhamdulillah.. rasanya enak dan gurih loh..meski tanoa toping 😍. Buatan kami ini gendut dan padat, mungkin dari cara membentuknya,hehe..tapi tetap empuk digigit.
Yang mau coba buat juga di rumah, saya sertakan resepnya ya..ini saya ambil dari vemale.com. Ada banyak resep donat.
Thanks yang punya resep 😊

Resep Membuat Donat Original
Bahan:
  • 500 gram tepung terigu protein tinggi
  • 100 gram gula pasir
  • 11 gram atau 1 bungkus ragi instan
  • 1/4 sdt baking powder
  • 1/2 sdt garam
  • 2 kuning telur
  • 100 gram mentega
  • 250 ml susu cair
Olesan:
  • Mentega
  • Cokelat yang sudah ditim
  • Meises cokelat
  • Selai
  • Gula halus
  • Sesuaikan dengan selera kamu
Cara Membuat:
  • Campur tepung terigu, gula, ragi instan, baking powder dan garam, aduk dengan tangan.
  • Tambahkan kuning telur, uleni hingga berbentuk butiran halus.
  • Tuangkan susu cair sedikit demi sedikit. Uleni hingga tercampur rata.
  • Tambahkan mentega, uleni lagi dengan gerakan memutar, sesekali banting adonan. Lakukan hingga adonan licin dan kalis, kurang lebih 15 menit.
  • Kumpulkan adonan menjadi satu dalam baskom. Tutupi dengan kain bersih, diamkan selama 1 jam.
  • Tinju-tinju adonan hingga udara keluar dan adonan kempes.
  • Bagi adonan menjadi 30 bagian, buat bulatan seperti bola. Diamkan lagi selama 10 menit.
  • Lubangi masing-masing adonan, untuk hasil terbaik, lakukan dengan tangan.
  • Goreng donat dalam minyak panas menggunakan api kecil-sedang. Goreng satu bagian hingga menguning, lalu balik hingga semua bagian berwarna kuning keemasan.
  • Angkat, tiriskan dan tunggu hingga dingin.
  • Hias dengan toping sesuai selera.
Karena jadinya lumayan banyak, saya ajak Bilal untuk nanti membagi donat buatannya ke teman-teman tetangga.
Alhamdulillah.. dia antusias.

Qadarullah..kemudian hujan deras awet banget, kami sampai ketiduran. Akhirnya, cuma saya yang mengantarkan donatnya, dengan seizin Bilal juga.

Senang sekali bisa bikin proyek masak bareng anak, insya Allah lebih banyak lagi kreasi yang akan kami buat di rumah 😊
Share:
Continue Reading →

Selasa, 09 Januari 2018

Senin Semangat: Proyek Menanamkan Rasa Peduli Sesama

Kenapa namanya Senin Semangat ?
Hari senin itu hari diperiksanya amal kita (Keutamaan hari Senin lebih lengkap disini)
Mau dong diperiksa dalam keadaan berbuat baik di hari itu? Maka dengan mengusung tema ini..semoga insya Allah, semangat berbuat baik setiap hari..tidak bersungut kalo mengingat besok "Senin",hihi..
Insya Allah juga bisa merutinkan amalan baik khusus hari senin.
Sekian asal-usul temanya 😁

***

Senin pagi kami isi dengan membaca buku bersama. Setelah Bilal memilih dan membaca buku tentang konstruksi, sengaja saya pilihkan buku yang isinya tentang menolong teman. 
Pict: Halo Balita, "Aku Sayang Teman"
Selesai membaca buku saya ajak mereview ceritanya.
"Tadi ceritanya gimana Bilal?"
"Tadi tulisnya mau pinjam"
"Ooh..tadi teman mau pinjam alat tulis Sali ya? Terus sali mau nda pinjamkan?"
"Tidak mau"
"Waah..Sali tidak mau berbagi ya. Iwan mau berbagi. Iwan tadi mau pinjamkan alat tulisnya"

"Iwan baik yaa..mau menolong teman"
"Iyaa..baik"
"Kalo teman Bilal lupa bawa alat tulis, Bilal mau pinjamkan teman?"
"Tidak mauu.."
"Kenapa? Kan menolong teman"
"Karena itu tulisku..mau tulis begini, begini" πŸ˜…
"Ooh..Bilal mau pake menggambar ya? 😊"
"Iyaa.."

Lalu saya buka kembali halaman bukunya.
"Bilal, ini kenapa ya Sali?"
"Sali jatuh"
"Terus itu rotinya kenapa?"
"Rotinya jatuh juga"
"Kasian ya..Sali, jadi rotinya nda bisa dimakan. Eh, Siti mau bagi roti buat Sali. Bilal lihat?"
"Iya.."
"Baik ya Siti..nih. Iwan juga mau berbagi, susunya dikasi buat Sali.
Bilal kalo temannya minta kue mau berbagi?"
"Tentu tidak.."
(haaa??? Tentu tidak? πŸ˜…)
"Kenapa tidak mau kasi kue ke teman?"
"Karena.........(kurang ngerti ngomong apa)
"Yasudah..nda papa..😊. Siti dan Iwan baik yaa, masya Allah..mau menolong teman. Bunda juga senang kalo Bilal suka menolong"

Terus tiba-tiba Bilal berdiri, mengambil air minum. Kedua tangannya, kanan dan kiri memegang gelas. Dengan berjalan hati-hati dia menghampiri saya. Katanya "ini minum buat bunda, ini buat Bilal" sambil me
"Masya Allah..terima kasih Bilal."
"Sama-sama"
Bilal menolong bunda ini, mau berbagi minum buat bunda.makasih yaa"

(Menganggukkan kepala dan tersenyum)

Bilal masih dalam tahap egosentris, makanya pelan-pelan belajar tentang berbagi.
Ketika saat itu dia tidak mau meminjamkan barangnya,  bukan berarti pelit yaa..karena anak masih belajar nilai baik dan buruk.

Untuk mengenalkan nilai baik dan buruk bisa dengan bercerita atau membaca buku seperti ini. Dengan bercerita, pikiran anak baru mengenal "ooh..berbagi itu seperti itu"

Saya lihat, untuk berbagi, Bilal masih pilih-pilih..kalo sama saya, Pandanya atau teman yang dia akrabi biasanya tanpa diminta mau berbagi.

Sorenya, saya ajak Bilal ke Toserba, berbelanja kebutuhan dapur.
Bilal juga saya bolehkan belanja.
Dia mulai mengambil jelly sachet macam-macam rasa, dan beberapa susu UHT

Selesai membayar dan ingin pulang, saya lihat ada kotak amal.
Setelah tadi bercerita,mengenalkan anak soal konsep berbagi, tentu akan lebih baik jika melibatkan anak langsung dalam proses belajar.
Saya jelaskan dulu bahwa ini adalah  kota sedekah. Sedekah itu berbagi, sesederhana itu..
Lalu saya tawarkan apa dia mau berbagi memasukkan uang ke dalam kotak. "Bilal mau" katanya antusias.

Sambil naik sepeda pulang, saya memuji Bilal yang mau berbagi. "Alhamdulillah.. Bilal tadi mau berbagi, yaa..tadi masukkan uang ke kotak sedekah. Allah sayang kalo kita suka berbagi."

#tantangan_hari_ke4
#kelasbunsayiip3
#game_level_3
#kami_bisa
Share:
Continue Reading →

Minggu, 07 Januari 2018

Minggu Seru: Proyek Jelajah Sekitar

Minggu Seru: Proyek Jelajah Sekitar

Hari minggu biasanya kami ke car free day atau mutar-mutar naik sepeda.
Kali ini naik sepedanya yang dekat-dekat saja..karena entah kenapa punggung saya sakit, takutnya nanti nda sanggup mengayuh terlalu jauh,hehe..

Sebelum berangkat, kita pastikan dulu ban sepedanya tidak kempes. Panda memompa ban, Bilal mau ikut juga membantu
"Pegang sama-sama yaa..", katanya 😊
Setelah semuanya siap, kami berangkat.
"Bismillaahirrahmaanirrahiim..", seru Bilal. Next kita belajar menghapal doa naik kendaraan ya Bilal 😊

Di jalan kami ketemu angsa
"Ada angsa..."
"Iya, warna apa angsanya? Cantik ya Masya Allah.."
"Warna putih,tapi mulutnya merah"
"Itu paruhnya. Mulutnya itu namanya paruh"
Biasanya sambil naik kendaraan saya ajak Bilal belajar mana yabg ciptaan Allah,mana ciptaan manusia. Jadi sering bertanya seperti,
"lampu itu ciptaan siapa?"
"Lampu itu buatan manusia, tapi bahan-bahannya Allah yang ciptakan"
"Terang seperti matahari"
"Matahari lebih terang, Bilal. Kita nda bisa lihat langsung karena terlalu terang"
"Dan besar..besar.." 😊

Sepeda kami parkir,mau main di taman Kuli Suci. Bilal sama panda mau menjelajah. Mereka adalah "Dinosaurus Penjelajah", katanya. Hihi..iya, sepanjang bermain itu mereka menganggap dirinya dinosaurus (efek habis ke Dino Park, Batu).

"Disana, ada rel kereta api", tunjuk Bilal
"Waah..iya, ayo. Dinosaurus nya mau naik rel kereta api" ajak Panda
Bilal melangkah dengan hati-hati karena jalannya berlubang. Makin-lama makin cepat..sempat hampir jatuh juga, tapi segera dia menyeimbangkan diri lagi.


Setelah sarapan sebentar dengan bekal yang kami bawa, Bilal lanjut mengeksplorasi setiap sudut taman. Meniti jalan dengan berjalan menyamping seperti kepiting, main ayunan,manjat-manjat dan jungkat-jungkit.
Sambil jalan-jalan belajar juga tentang tumbuh-tumbuhan ciptaan Allah. Beberapa tanaman ada yang mirip sama yang di rumah kita, "ini sama bunga di rumah", kata Bilal menunjuk salah satu tanaman.

"Bunganya banyak yaa..ada warna apa saja",tanya panda
Ada putih, ada kuning, daunnya warna hijau"
"Bilal bisa lihat bunga warna ungu?"
"Eh..iya, itu.." 😊

Lanjut main ke jalanan berbatu, hihi..Bilal lancar sekali jalannya sementara pandanya meringis kesakitan πŸ˜†

Kami jalan-jalan lagi, ada kakek-kakek jualan mainan jadul. Bilal minta dibelikan. 
Masya Allah..kakek itu masih berjualan di umurnya yang sudah sangat tua. Kami ingin memberikan keteladanan pada Bilal bahwa menolong orang, bisa dengan banyak cara, salah satunya dengan melariskan dagangannya.

Bilal berusaha memainkan mainan burung yang baru dibeli, tapi masih kesusahan membuaat gerakan memutar agar bisa bunyi. Setiap kali kesal, saya coba memotivasi. Akhirnya begitu sampai di rumah lagi, dengan senang dia menunjukkan "aku sudah bisa bunda.." 😊

Alhamdulillah..bisa belajar banyak dari kegiatan menjelajah sekitar..Bilal belajar tentang ciptaan Allah, melatih motoriknya, berimajinasi, belajar mengontro emosi, mengahadapi tantangan dan lain lain. 
Ini baru di taman, masih banyak sekitar yang bisa kami eksplorasi dan menemukan hal-hal indah.

#tantangan_hari_ke3
#kelasbunsayiip3
#game_level_3
#kami_bisa
Share:
Continue Reading →

Sabtu, 06 Januari 2018

Sabtu Bermutu: Proyek Bersih-Bersih Ruang Bermain

Designed by Freepik

Temanya "sabtu bermutu". Weekend ngapain? Biasanya sih hari Sabtu kami di rumah saja, karena kadang Pandanya Bilal masih harus mengajar jadi jarang jalan-jalan di hari Sabtu.
Biasanya juga suami-suami mau di rumah aja kan setelah kerja dari Senin-Jumat. Bagaimana supaya Sabtunya tidak diisi dengan malas-malasan? Atau setidaknya ada yang kami lakukan bersama agar bonding dengan keluarga lebih erat? Maka terciptalah tema ini,..semoga bisa jalan terus,hehe..

Proyek Bersih-Bersih Ruang Bermain.
Tujuan:
1.Bilal antusias dan senang terlibat dalam proyek
2. Ruang bermain bersih dan nyaman
3.Bilal mengenal tentang Islam yang cinta kebersihan
4. Menumbuhkan sikap inisiatif

Kamar di rumah kami hanya ada dua tapi hanya satu juga yang ditempati untuk tidur, satunya lagi difungsikan sebagai "gudang".
Awal niatnya, daripada kosong, kamar itu dijadikan ruang bermain Bilal saja.
Buku-buku dan mainan Bilal kami simpan disitu, agar mainnya disitu saja dan tidak membuat berantakan seluruh ruang πŸ˜….
Eh..padahal sudah buku-bukunya diangkut kesitu, tetap saja Bilal mainnya di luar. Akhirnya lama-lama..kamar tersebut malah menjadi gudang. Banyaknya barang membuat saya juga malas masuk kesana.

Akhir-akhir ini saya lihat, Bilal sedang suka main disitu. Buku-buku beserta rak bukunya sudah saya angkut keluar tapi memang masih ada beberapa mainan #diybunda dan beberapa buku sofcovernya yang terpajang disitu, itu yang sedang suka dia eksplorasi.
Maka kepikiranlah untuk mengembalikan fungsi awal kamarnya.

Sudah direncanakan sih dari beberapa minggu lalu, tapi selalu saja tidak terlaksana. Sabtu ini pun, Pandanya Bilal belum sempat ikut dalam proyek kami karena ternyata beliau masih harus mengajar di hari Sabtu, huhu..
Yasudah, tidak apa-apa..kami mulai saja berdua.

Pagi sebelum memulai proyek bersih-bersih, saya sampaikan dulu ke Bilal kalo kita akan membereskan kamar. Kegiatannya dimulai setelah sarapan.
Semalam beberapa kardus simpanan bunda πŸ˜… sudah panda angkut. Kebiasaan ngumpulin barang-barang bekas tapi entah kapan dieksekusi πŸ˜₯.

Saya masuk ke kamar diikuti Bilal,  mengobservasi mana yg harus dibereskan duluan.
Eh ada bunga-bunga tiruan nyempil di pojokan, dulunya mau dibuat hiasan dinding tapi sampe sekarang tidak juga digunakan.
Bunga-bunga itu lalu saya tancapkan di strerofoam, Bilal ikut menancapkan, lalu kurangkai di sebuah kotak, bekas rumah hamster πŸ˜….

Mulai menyortir mana yang perlu disimpan dan mana yang harus dibuang. Bilal belum ikut membantu,wkwk..dia sibuk main di antara barang.
Melihat kardus-kardus yang masih bagus dan kokoh itu jadi gatel mau pakai. Akhirnya saya bungkus dengan kertas kado (kertas kadonya sudah tersedia,ditimbun sejak lama πŸ˜…).
Duuh..seperti inilah kalo saya "katanya" mau beres-beres. Sering tidak rela membuang barang, makanya kalo mau beres-beres butuh panda untuk bagian menyortir πŸ˜₯.

Kegiatan menyortir sekalian memasukkan barang-barang ke kardus yang sudah dibungkus kertas kado tadi.
Isinya?? Banyakan bahan-bahan craft ku..haha..
kertas kokoru, artfoam warna warni, plastik mika warna-warni,gliter, kain-kain, flanel, dakron, manik-manik dsb. Saya sortir jadi 3 jenis untuk 3 kardus..Bilal ikut memasukkan ke kardus.

Bilal menumpuk kardus-kardusnya katanya "ini menara", hehe.
Setelah selesai dengan pernak-pernik craft, lanjut menyapu.
Bilal inisiatif, tanpa saya minta memindahkan mainan dan beberapa kresek agar tidak menghalangi saat saya menyapu, mungkin juga takut kena kotoran debunya, hihihi. Saya puji inisiatifnya, Bilal tersenyum senang.

Ketika merapikan barang-barang lain, Bilal menemukan celengan berisi uang koin seribu.
"Bunda..makasih yaa..ini harta karun ku"
"Makasih? Kenapa bilal berterima kasih?"
"Karena aku punya harta karun" katanya.
"Bilal senang?"
"senang dong.." πŸ˜†
Lalu dia minta isinya dikeluarkan. Setelah dikeluarkan, Bilal masukkan lagi koin-koin tersebut ke celengan, hehe..

Proyek tadi belum sepenuhnya selesai padahal sudah hampir 3jam. Akhirnya saya putuskan disambung nanti saja, belum masak untuk makan siang, wkwk..


#tantangan_hari_ke2
#kelasbunsayiip3
#game_level_3
#kami_bisa
Share:
Continue Reading →

Jumat, 05 Januari 2018

Family Project dan Melatih Kecerdasan


Sudah masuk level 3 kelas bunda sayang nih..πŸ‘πŸ‘
Bunda Bilal ngos-ngosan, padahal belum setengah level..masih jauuh..πŸ˜…
Makin kesini makin ngerasa miskin ilmu,makanya "saya harus benar-benar mendidik diri demi mendidik anakku". 

Bulan kemarin sempat jenuh karena merasa tidak sanggup memanage waktu antara urusan domestik, membersamai anak, kuliah IIP dan waktu untuk me time yang sepertinya tidak ada..huhu..

Setelah berpikir kembali, bukan mereka yang mengambil waktuku, tapi saya yang harus belajar memanage waktu agar bisa menjalankan semuanya dengan baik dan bahagia.
Insya Allah, perbaiki niat lagi..justru karena saya butuh belajar, maka harus terus belajar 😊
***

Setelah di level 1 di kelas Bunsay membahas komunikasi produktif, kemudian di level 2 melatih kemandirian anak, di level 3 ini tentang pentingnya meningkatkan kecerdasan anak.
Kenapa sih kita perlu belajar ini? Maksudnya anak harus dipush untuk menjadi bintang dan mendapat nilai tinggi dalam akademik?
Bukan..tapi dalam hidup kita ingin sukses dan bahagia, kan? dan tentunya ingin anak kita hidup SUKSES dan BAHAGIA.
Untuk mencapai kategori hidup SUKSES dan BAHAGIA diperlukan berbagai macam kecerdasan hidup, tidak melulu soal kognitif.

Berikut rangkuman materi Level 3 Kelas Bunsay 

*A. Kecerdasan Intelektual (Intellectual Quotient)*
kemampuan untuk menalar,perencanaan sesuatu, kemampuan memecahkan masalah, belajar memahami gagasan, berfikir, penggunaan bahasa dan lainnya.
Kecerdasan Intelektual ini Membuat anak pandai, sehingga bisa menjadi sarana meraih kebahagiaan hidup yang penuh kesenangan (pleasant life)_. Seperti masuk universitas ternama, mendapat pekerjaan dan jabatan yang tinggi. Memiliki rumah, mobil dan kesenangan materi yang lain.

*B. Kecerdasan Emosional (Emotional Intelleigence)*
Kemampuan untuk mengenali perasaan kita sendiri dan perasaan orang lain, memotivasi diri sendiri, mengelola emosi dengan baik pada diri sendiri dan dalam hubungannya dengan orang lain.
Kecerdasan Emosional membuat anak bisa mengenali dan mengendalikan emosi diri serta emosi orang lain. 
Kecerdasan ini sangat diperlukan agar seseorang bisa mencapai taraf kebahagiaan di ranah nyaman (good life), karena kebutuhan jasmani, rohani dan spiritualnya terpenuhi.

*C. Kecerdasan Spiritual (Spiritual Intelligence)*
Kemampuan untuk mengenal Allah dan memahami posisinya sebagai hamba Allah. Inilah yang disebut dalam agama sebagai fitrah keimanan.
Kecerdasan Spiritual membuat hidup penuh arti, anak akan mampu memberi makna pada kehidupan, dan paham apa misi Allah menciptakan diri kita di dunia ini.
Membuat anak berpikir secara luas makna sebuah kesuksesan. 
Hal ini akan mendorong anak-anak mencapai kebahagian hakiki yaitu kehidupan penuh makna (meaningful life).

*D. Kecerdasan Menghadapi Tantangan  (Adversity Intelligence)*
Kemampuan untuk mengubah hambatan menjadi peluang.
Ada tiga tipe  menurut Stoltz yaitu :
1. Quitters adalah kemampuan seseorang yang memilih untuk keluar, menghindari kewajiban, mundur dan berhenti bila menghadapi kesulitan.
2. Campers adalah kemampuan seseorang yang pernah mencoba menyelesaikan suatu kesulitan, atau sedikit berani menghadapi tantangan, tetapi tidak berani menghadapi resiko secara tuntas.
3. Climbers adalah sebutan untuk orang yang seumur hidup selalu menghadapi kesulitan sebagai suatu tantangan dan terus berusaha untuk menyelesaikan hambatan tersebut hingga mencapai suatu keberhasilan.
Kecerdasan Menghadapi Tantangan ini menentukan seberapa tangguh anak ini untuk mencapai tingkat kebahagiaan hidup yang dia inginkan.
***

Dalam tantangan kali ini kami diminta untuk mengamati dan melatih kecerdasan anggota keluarga melalui proyek bersama.
Waah..ini bisa menjadi latihan membuat proyek keluarga juga #myfamilymyteam 😍. 

Jadi kepikiran untuk membuat tema daily project, proyeknya yang sederhana saja, yang dekat dengan keseharian kami, hehe..
Mulai dari hal-hal yang bisa dilakukan di rumah dan sekitar, harapannya meski sederhana, kegiatan tersebut tidak cuma jadi rutinitas yang bikin bosan, tapi bisa menjadi menyenangkan dan anak ikut antusias.

Semalam coba membuat nama-nama temanya dan berdiskusi dengan suami tentang kegiatan yang bisa dijadikan proyek.

Hari Sabtu ini adalah proyek keluarga pertama. Sambil mengamati kecerdasan apa saja yang terasah, saya ingin fokus melatih kecerdasan spiritual dan emosional Bilal terutama di usia dininya ini agar insya Allah fitrah keimanannya terawat dan tumbuh menjadi pribadi yang bahagia. Aamiin..


#tantangan_hari_ke1
#kelasbunsayiip3
#game_level_3
#kami_bisa
Share:
Continue Reading →