Kamis, 11 Januari 2018

Kamis Manis: Proyek Pembiasaan Suasana Ibadah

Setiap anak lahir dalam keadaan fitrah.
Dalam pendidikan berbasis fitrah oleh ustadz Harry Santosa, disebutkan ada empat fitrah utama yang diperhatikan dalam penerapan FBE (Fitrah Based Education), yaitu fitrah keimanan, fitrah belajar, fitrah bakat dan fitrah seksualitas.

Sedangkan masa emas untuk membangkitkan fitrah keimanan anak itu ada di usia 0-7tahun. Dimana, begitu masuk 7 tahun, islam sendiri sudah mewajibkan untuk melakukan ibadah sholat.
Agar anak mau beribadah tanpa paksaan, maka sebelumnya fitrah keimanan harus ditumbuhkan dan dirawat sebaik mungkin.

Penguatan keimanan anak bisa dengan membangkitkan imaji-imaji positif tentang tentang Allah, tentang Rasulullah, berkisah tentang kebajikan, melalui pembiasaan suasana ibadah, dll.
Inspirasikan, Imajikan dan teladankan.

Bilal ketika melihat kami sholat alhamdulillah, biasanya sudah langsung mengambil shaf di sebelah Pandanya. Berusaha mengikuti gerakan-gerakan sholat meski belum sempurna.

Ada kejadian manis juga di Kamis Manis ini. Sore hari setelah latihan bersepeda, Bilal mau bermain dengan temannya. Baru beberapa menit bermain, temannya diminta segera bersiap-siap untuk berangkat mengaji.
Bilal sedih sekali..
"Sebentar ya, mau ngaji dulu", kata temannya
"Mau ngaji juga", kata Bilal sambil berlinang air mata.

Setelah temannya pamit berangkat..Bilal berlari menuju mushola. Saya tanya kenapa ke mushola? "Mau mengaji", katanya.
Sayangnya di mushola kami belum tersedia mushaf.
Saya ajak Bilal pulang, mengajinya di rumah saja.

Dan begitu sampai rumah, benar..langsung dia mengambil sendiri Iqra' balitanya dan mulai membaca. Saya jadi tidak enak menginsterupsi untuk meminta berwudhu dulu sebelum mengaji.

Maaf juga yaa..Bilal mengajinya di lantai. Saya membiarkannya karena waktu itu adalah inisiatifnya sendiri. Selesai mengaji baru saya jelaskan bahwa akan lebih baik mengajinya di atas meja, Bilal tidak capek menunduk dan menghormati Alquran juga.
Karena masih tahap pengenalan, maka "mengadabkan" anak juga sebaiknya pelan-pelan dan alamiah tanpa merusak gairah belajarnya.

Menjelang magrib, Bilal mengajak untuk sholat di Mushola komplek. Dia lebih dulu berwudhu, kemudian saya sambil  menunjukkan urutan yang benar.
Sebelum berangkat saya minta dulu berjanji agar suaranya tidak terlalu keras saat kita sholat.
"Bilal nanti kalau sholat suaranya pelan-pelan saja yaa.."
"Iyaa..aku mau bawa robot boleh?"
"Boleh..tapi tidak mengganggu teman ya?"
"Iyaa.."

Selama ini alhamdulillah senang sekali tiap mau ke mushola karena akan ketemu teman-temannya. Masya Allah..orangtua anak-anak disini juga sering mengajak anaknya sholat. Insya Allah.. Bilal ikut senang mengikuti kegiatan beribadah.

Sepulang sholat, kami lanjutkan mengaji di rumah.
Bilal disamping saya, berkali-kali ingin membalik halaman Alquran padahal sedang dibaca.
Saya berhenti sejenak, menanyakan kenapa dia melakukan hal itu? Katanya Bilal sudah selesai, makanya mau membalik halamannya,hehe..
lalu saya minta dia mendengarkan dengan tenang ketika ada yang mengaji supaya kita ikut mendapat pahala 😊
Share:

2 komentar: