Minggu, 22 Desember 2019

Menjadi Ibu Bahagia, Temukan Terampilmu!

Di #permainan1 kelas telur-telur Bunda Cekatan kami sudah menemukan aktivitas SUKA dan BISA yang menjadi kekuatan.
Naah.. selanjutnya di tahap ini kami akan menemukan keterampilan apa saja yang dibutuhkan untuk menambah kebahagiaan.

Pertama yang harus dilakukan adalah melihat terlebih dahulu, apakah aktivitas yang bisa dan suka itu adalah aktivitas yang sangat penting dan harus kita lakukan, sehingga membuat indeks kebahagiaan kita sebagai seorang istri, perempuan dan ibu bisa naik terus.

Kalau iya, tanyakan pada diri sendiri. Apakah aktivitas yang bisa, suka dan penting ini memerlukan tambahan ketrampilan sehingga membuat kita makin bahagia? kalau perlu,  tuliskan ketrampilan itu di ranah penting dan mendesak.

Kalau tidak memerlukan tambahan ketrampilan, kita lacak lagi apakah ada faktor  yang selama ini justru menjadi pengganggu? andaikata kita bisa cekatan di bidang itu,maka akan menambah kebahagiaan kita.

Yang termasuk kategori Penting adalah sesuatu yang harus dilakukan agar bisa menjalankan aktivitas sebagai perempuan, istri, dan ibu dengan bahagia. 
Sedangkan yang termasuk kategori Mendesak adalah sesuatu yang harus segera dilakukan karena biasanya berkaitan dengan waktu dan efektifitas. Jika ditunda,seperti bom waktu yang jika terlewat masanya bisa mencederai atau mengganggu aktivitas lainnya. 
Hal Mendesak termasuk juga faktor pengganggu yang harus segera dibereskan. Karena jika bisa ditangani, kita bisa melakukan hal yang kita sukai dengan bahagia. 

Prioritas utama adalah Penting Dan Mendesak. Dan inilah telur-telur merah, keterampilan yang ingin saya tingkatkan dalam waktu dekat untuk mendukung kebahagiaan saya. 



Share:
Continue Reading →

Minggu, 15 Desember 2019

Menjadi Ibu Bahagia, Lacak Kekuatanmu!

Hore..blogku terisi lagi,haha..
Blog yang hanya terisi ketika Ada tugas dari kelas online 😅. Ooh..sebenarnya ingin sekali membagikan banyak hal di blog ini,terutama hal-hal yang saya sukai..hanya saja belum bisa terealisasi.

Alhamdulillah..pekan pertama mengikuti kelas Bunda Cekatan di Institut Ibu Profesional sangat bersemangat dengan materi perdana Melacak Kekuatan Diri 😍.

Untuk tugasnya tidak asing sebenarnya, karena 2 tahun lalu ketika mengikuti kelas matrikulasi juga pernah mengerjakan jurnal semacam ini untuk NHW (Nice Homework).

Perjalanan melacak kekuatan ini saya mulai dengan mendata aktivitas harian, membayangkan dan mencoba mengingat-ingat kenangan lalu, membaca ulang NHW7 , untuk menemukan jawaban "apa sih aktivitas yang benar-benar membuat saya berbinar bahagia."

***
Sejak punya bayi lagi, saya membuat ulang jadwal harian sebagai ibu rumah tangga dengan bayi dan balita. Mencocokkan dengan jadwal pekerjaan rumah rutin,menyusui dan membersamai balitaku bermain, juga waktu untuk diri sendiri.

Hampir semua pekerjaan rumah rutin: berbenah/membersihkan rumah (menyapu,mengepel,mengelap) Dan aktivitas laundry (mencuci,menjemur,melipat dan menyetrika) merupakan aktivitas yang tidak saya sukai,  BISA dan TIDAK SUKA;
kecuali memasak, masih bingung
saya suka atau tidak. Sepertinya bukan memasaknya yang saya tidak sukai, tetapi aktivitas berlama-lama di dapur dan kena panas kompornya itu membuat hhhhh...

Untungnya, setelah aktivitas TIDAK SUKA tersebut ada aktivitas yang saya suka yaitu Makan 😁. Makan pagi membuatku waras, dan menjadi tidak mood jika belum makan 😁. 
Setelah mengisi amunisi dengan sarapan, baru bisa membersamai anak.

Menurut ST30 saya adalah seorang dengan sifat analitis dan banyak ide. Tapi saya juga punya banyak kelemahan dan hal yang tidak saya sukai.

Untuk melacak kekuatan, inilah kuadran aktivitas ala saya

Ada beberapa aktivitas yang kontra, seperti: 
saya berbinar-binar ketika bercerita, senang sekali ketika bisa membantu dan memotivasi orang, tapi di satu sisi saya sangat tidak nyaman tampil di depan umum. 
Maka aktivitas-aktivitas yang saya sukai tersebut hanya bisa saya lakukan di tempat yang tidak perlu terlihat orang banyak. 

Fokus padahal kekuatan, siasati keterbatasan 

Dan inilah kekuatan yang ingin saya fokuskan. 

Memilih mendidik anak dengan bermain, crafting/diy sekaligus membahagiakan diri sendiri. 
Saya bahagia bila selalu dekat dengan keluarga, maka aktivitas lain yang saya sukai juga inginnya dilakukan bersama keluarga.
Sedangkan aktivitas menginspirasi/memotivasi bisa saya lakukan mulai kepada orang terdekat dahulu dan dalam menggunakan media sosial. Jika ada yang bisa hal positif yang bisa saya bagi dalam blog ini atau pun di media sosial lainnya, akan menjadi hal yang membahagiakan buat saya. 
Men baca naik offline/online dalam half yang saya senangi untuk melakukan me time. Dengan membaca pula, saya bisa belajar banyak hal yang mendukung aktivitas mendidik anak. 

Kelima aktivitas BISA DAN SUKA itu insyaAllah akan menjadi pijakan untuk menjadi Bunda Cekatan

Share:
Continue Reading →

Minggu, 28 Juli 2019

Klaster 3: Berbenah halaman rumah


TASK 15 - KLASTER 3
HALAMAN RUMAH

Tugas kali ini adalah terkait dengan berbenah halaman rumah atau area di luar rumah yang masih masuk di area rumah kita.

A. Hambatan dalam berbenah halaman dan strategi dalam mengatasinya.
  • Daerah tempat tinggal berangin dengan iklim panas sehingga area halaman selalu berdebu. Strateginya: halaman harus rajin disapu dan disiram air
  • Tanah taman berpasir dan berkerikil. Strateginya: digemburkan dan ditanami tanaman penutup tanah yang cocok untuk keadaan tanah

B. checklist RASA dan solusi
  • Rapi & teratur:
Belum benar-benar rapi untuk taman. Solusinya: menyediakan waktu khusus untuk merapikan taman atau meminta bantuan tukang taman

Sendal yang digunakan lebih sering ditaruh sembarangan di teras,bukan di rak sendal
Solusinya: memperbaiki kebiasaan dan saling mengingatkan antar anggita keluarga

  • Aman & nyaman
Alhamdulillah lebih nyaman karena halaman sudah dipasangi kanopi, sehingga tidak terlalu panas lagi,kendaraan yang di parkir juga lebih aman dari hujan dan panas.
Cuma karena tidak berpagar, seringkali sepeda anak dipinjam oleh tetangga tanpa izin terlebih dahulu..dan ditaruh sembarangan,bahkan kadang ditemukan di jalan, tidak dikembalikan. Solusinya agar lebih aman sepertinya butuh pagar, tapi kami belum mampu membuat untuk saat ini dan suami masih lebih senang rumah tanpa pagar 😅

  • Sehat dan bersih:
Karena berangin, dan perumahan kami tanpa pagar,seringkali ada sampah snack/kresek/botol minum entah darimana terbang ke area halaman kami. Debu-debu juga sering beterbangan.
Solusinya harus lebih rajin membersihkan dan membasahi tanah halaman,rajin mengganti keset teras

  • Alami dan berkelanjutan:
Masih belum konsisten memisahkan sampah organik dan anorganik.
Solusinya telah kami upayakan. Sudah membuat 2 lubang biopori. Tapi karena dalamnya hanya sekitar 50cm,jadi cepat penuh. Sehingga masih butuh membuat beberapa lubang lagi.

C. Cara kami mempercantik halaman rumah
  • Menanam beberapa bunga di area taman depan (lamtana, asoka, bunga matahari dan tanaman pagar)
  • Ada pohon pepaya, jeruk nipis, sereh dan tanaman penutup tanah di area samping
  • Tanah belakang belum ditata, tapi rencana akan ditanami sayuran. Sementara baru ada tanaman daun pandan
  • Halaman dan carport pagi sore disapu dan disiram air agar tidak berdebu
  • Memangkas tanaman yang mulai gondrong
  • Mencabuti rumput liar di area taman. (Sayangnya belum sempat semuanya 😢)
  • Rencana akan membuat beberapa lubang biopori di area taman agar sampah daun juga bisa dibuang disana dan menghasilkan kompos.


Share:
Continue Reading →

Minggu, 21 Juli 2019

Klaster 3: Berbenah Kamar Mandi dan Toiletries

TASK 14- KLASTER 3
KAMAR MANDI DAN TOILETRIES

Tugas kali ini adalah terkait dengan berbenah kamar mandi dan toiletries.

Kamar mandi ideal yang diidamkan

Kamar mandi yang ideal bagi saya sesuai dengan prinsip RASA,detailnya yaitu:

  • ukurannya tidak sempit dan langit-langit yang tinggi.
  • Terang, di siang hari tidak perlu lampu
  • Ada sirkulasi udara
  • Kamar mandi bersekat dengan toilet kering
  • Lantai bersih dan kesat
  • Barang/toiletries yang ada di dalam kamar mandi minimalis, tertata rapi dan hygienis.
  • Keramik dinding,handle keran,bak,toilet bersih mengkilap tidak ada bekas cipratan air
  • Aman untuk anak dan lansia
  • Menggunakan alat dan bahan yang ramah lingkungan


Apa sudah tercapai? Sayangnya belum sepenuhnya 😣. Yang baru tercapai hanya:
*langit-langit sudah tinggi dan ada sirkulasi udara ✔
*terang ✔
*lantai yang diusahakan selalu kesat ✔

Hambatan dalam berbenah kamar mandi dan toiletries

  • Barang yang belum tahu mau ditempatkan dimana, seperti alat pel yang masih saya taruh di kamar mandi.
  • Belum punya waktu/jadwal khusus berbenah kamar mandi

Apakah ada dari checklist RASA yang belum terpenuhi? Sebutkan dan bagaimana solusi untuk hal tersebut?

Rapi dan teratur : belum
Aman dan nyaman: √
Sehat dan bersih: belum sepenuhnya
Alami dan berkelanjutan: belum

* masih ada barang yang diharapkan tidak ditaruh di kamar mandi, yaitu alat pel
*terlalu banyak tempelan stiker (bergambar makhluk hidup pula)
* kebiasaan buruk membawa pulang toiletries dari hotel yang sebenarnya tidak dibutuhkan
*masih banyak bekas cipratan air di dinding keramik dan bak mandi
*alat mandi yang selesai digunakan lebih sering ditaruh di bawah (di atas penampungan air toilet) bukan di kabinet
*masih belum menggunakan bahan yang alami

Solusi:
*Mengurangi barang yang tidak diperlukan di kamar mandi
*Membuat jadwal khusus berbenah kamar mandi (harian,mingguan,bulanan)
*Membiasakan rutin mengembalikan toiletries selesai digunakan ke tempatnya
*Berusaha menggunakan bahan-bahan yang alami seperti sabun,sikat gigi bambu dan cairan pembersih alami

Kebiasaan yang selama ini dikerjakan dalam rangka menjaga kerapian kamar mandi & toiletries

  • menyikat lantai kamar mandi setiap selesai digunakan
  • Menyikat toilet setiap hari
  • Mengganti keset seminggu sekali
  • Mengecek stock toiletries


#Task14GP
#GP1
#gemaripratama
#angkatan1
#klaster2
#gemarikamarmandi
#menatadirimenatanegeri
#gemariclass
#metodegemarrapi
#indonesiarapi
#serapiitu
#segemariitu
#RASA
Mention/tag ke @gemarrapi

Share:
Continue Reading →

Minggu, 14 Juli 2019

Klaster 3: Berbenah Kamar Tidur dan Ruangan Lainnya

TASK 13- KLASTER 3
KAMAR TIDUR DAN RUANGAN LAINNYA

Tugas kali ini adalah terkait dengan berbenah kamar tidur dan ruangan lainnya.

A. Ruangan yang ada di rumah kami

  • Ruang keluarga (merangkap ruang tamu)
  • Kamar tidur ada 2
  • Ruang makan gabung dengan dapur
  • Kamar mandi

B. Hambatan dalam berbenah kamar tidur atau ruangan lainnya

  • Kebiasaan menunda-nunda. Menunggu weekend untuk membersihkan secara total. Sedangkan berbenah harian hanya seadanya. 
  • Masih perlu pembiasaan untuk semua anggota keluarga agar mau mengembalikan barang di tempatnya, tidak meletakkan seenaknya. Biasanya barang-barang ditumpuk di kamar tidur.
  • Barang masih banyak yang perlu dideclutter. 
  • Plafon di kedua kamar rusak, belum sempat dibenahi sehingga sering menjatuhkan kotoran debu-debu dari atas. 

C. Ruangan yang paling mudah dan yang paling sulit dibenahi

Yang paling mudah ruang keluarga karena di ruang keluarga itu, setiap barang sudah ada tempatnya. Tinggal di tahap 'rawat' memastikan agar selalu sesuai dengan prinsip RASA.

Paling sulit kamar tidur.
* Kamar tidur utama karena anak masih sering bermain di kamar. Bantal,  selimut dikeluarkan semua,disusun men jadi rumah-rumahan. Seringkali juga membawa mainan nya ke kamar di 'rumah' buatannya.
Mulai disounding terus untuk mengembalikan fungsi kamar yang sebenarnya, dengan meminimalkan barang yang ada di kamar.

Sedangkan kamar tidur satunya, sebenarnya diperuntukkan untuk anak. Tapi karena belum digunakan, justru dijadikan ruang penyimpanan. Sehingga, banyak barang yang tidak seharusnya berada disitu.
Ditambah plafon yang masih belum dibenahi, sehingga selalu saja ada kotoran debu di sudut-sudut kamar.

Perubahan yang dirasakan setelah membenahi kamar tidur dan ruangan lainnya

  • Kamar tidur anak yang difungsikan jadi tempat penyimpanan sudah lebih lapang karena beberapa barang sudah dideclutter. 
  • Kamar mandi lebih safety, sebelumnya agak licin dan cairan pembersih diletakkan mudah dijangkau anak. 
  • Sela-sela jendela di ruang keluarga lebih bersih, sebelumnya jarang dibersihkan karena tertutup gorden. 


Meski begitu masih banyak yang perlu kami benahi lagi, terutama masalah plafon. Semoga segera rampung 🙏
Yang paling penting setelah ini tetap semangat berbenah, menjaga agar senantiasa sesuai dengan prinsip RASA

(Maaf tidak sempat foto, karena kami sibuk kerja bakti membersihkan.  Dibantu eyang juga..karena kedatangan tamu di saat berbenah wkwk. Dan malam ini, beberapa menit sebelum saya menulis tugas, mereka baru saja pulang 😅😅🙏)

#Task13GP
#GP1
#gemaripratama
#angkatan1
#klaster2
#gemarikamar
#menatadirimenatanegeri
#gemariclass
#metodegemarrapi
#indonesiarapi
#serapiitu
#segemariitu
#RASA


Share:
Continue Reading →

Sabtu, 06 Juli 2019

Klaster 2: Berbenah Benda Kenangan


Tugas 12 ini adalah terkait dengan pengalaman berbenah benda kenangan.

Benda kenangan yang saya miliki:
  • Puisi dari suami
  • Foto kenangan kuliah
  • Foto pernikahan
  • Foto kehamilan + hasil testpack
  • Foto anak dari bayi
  • Buku belajar menjahit + kain-kain  waktu belajar menjahit
  • Souvenir/oleh-oleh berupa dompet/tas

Hambatan dalam berbenah
*nafas dalam...😅 kali ini berbenahnya penuuuh perasaan, karena yang  adalah barang sentimentil. 
Hambatannya tentu karena ada kenangan di benda-benda tersebut. Membutuhkan waktu untuk lebih untuk memilahnya. 

Proses Memilah
Kriteria seleksi yang saya gunakan masih sama dengan yang saya tuliskan di jurnal persiapan berbenah.
Ditambah pertimbangan apakah menyimpannya memakan tempat atau tidak, juga benda yang punya kenangan buruk langsung disingkirkan.

Selalu mengingat-ingat tujuan berbenah, jangan sampai barang-barang yang saya simpan dan kumpulkan ini memperberat hisabku.

Faktor pemberat dalam melepaskan benda kenangan yang dimiliki adalah karena ada memory di dalamnya. Kenangan manis maupun sulit. 
Asal benda-benda tersebut juga dari orang yang dikasihi. 
Ada juga benda yang disimpan karena masih menitipkan mimpi dan harapan 😆

Cara menata dan menyimpan benda kenangan
  • Souvenir dompet/tas yang tidak terpakai,  ada yang bahkan belum dibuka dihadiahkan ke adik/ipar/teman.
  • Foto-foto anak dibikin kolase agar tidak makan space lalu disimpan di album khusus. 
  • Foto pernikahan,  kebetulan albumnya di rumah mertua (karena emang beliau yang punya wkwk), sedangkan saya hanya menyimpan filenya. 
  • Foto kenangan kuliah, mmmm.. Sepertinya sudah cukup banyak yang di apload di fb,  sehingga saya rasa tidak perlu disimpan semuanya. Ada juga album khusus hadiah dari sahabat,  sudah mewakili kenangan indah waktu kuliah 🤧
  • Foto kehamilan,  cukup disimpan dalam bentuk digital. Foto-foto print an USGnya kebetulan hilang semua waktu melahirkan di RS, haha.. Sedangkan hasil test pack saya masukkan juga di album foto anak. 
  • Buku-buku belajar menjahit masih saya simpan di dalam box khusus. Masih ada harapan bisa belajar jahit lagi..huhu.. Untuk kain-kain nya sudah dideclutter
  • Puisi dari suami saya simpan di amplop khusus dan di taruh dalam map dokumen 📂

#Task12GP
#GP1
#gemaripratama
#angkatan1
#klaster2
#gemaribendakenangan
#menatadirimenatanegeri
#gemariclass
#metodegemarrapi
#indonesiarapi
#serapiitu
#segemariitu
#RASA

Share:
Continue Reading →

Sabtu, 29 Juni 2019

Klaster 2: Berbenah Mainan

TASK 11- KLASTER 2
MAINAN

Tugas kali ini adalah terkait dengan mainan. Berikut pengalaman berbenah mainan yang ada di rumah kami.

Tahap Berbenah

Sebelum berbenah, saya ajak anak diskusi dulu bahwa kita akan merapikan  mainan.
Respon anak saat tahu mainannya akan dibenahi ya ikut semangat. Dia juga membantu menempelkan label di kotak mainan.
Kesepakatannya, mainan yang sudah tidak dimaini (karena sudah tidak sesuai usia) disimpan untuk digunakan nanti sama adiknya.
Tapi belum ada kata sepakat untuk declutter mainannya, yang bahkan sudah rusak /ada bagian yang hilang. Alasannya katanya masih senang sama mainan lama, dan nda mau beli yang baru lagi.. Hmmm..benarkah?  😅

Hambatan dalam berbenah mainan adalah karena banyaknya jenis mainan di rumah ini sampe yang kecil-kecil. 
Nah yang kecil-kecil ini suka nyelip ke mana-mana, ketika anak sudah main tapi nda dibalikin di kotaknya..
Jadi ketika mau berbenah harus mencari dulu yang mainan nyelip-nyelip itu untuk dikumpulkan.
Lalu ketika mainan-mainan tersebut saya kumpulkan untuk proses declutter,  anaknya suka heboh mau mainin lagi.

Proses Pemilahan

  • Pertama saya keluarkan dulu dari tempat penyimpanan sebelumnya, lalu mengumpulkan mainan berdasarkan jenisnya. (Lego, mainan kendaraan, balok kayu, puzzle, playdough, miniatur hewan dsb)
  • Menyeleksi mana yang masih dimaini (sesuai umur), dan mana yang perlu disimpan dulu (untuk adik).
  • Mengumpulkan calon-calon mainan yang akan dideclutter (rusak/ada bagian yang hilang/mainan berbahaya/mainan yang berisik) . 
  • Karena anaknya belum mau mainannya dideclutter, jadi disimpan dulu di 1 kotak, sambil sounding ke anak mengapa mainan tersebut tidak layak lagi untuk disimpan. 
  • Calon mainan yang akan dideclutter saya beri batas waktu. Mengamati jika memang tidak disentuh lagi oleh anak,  maka akan segera saya singkirkan 😁

Menata Mainan

Di tahap ini harusnya jumlah mainan menjadi lebih sedikit ya.. tapi di kami belum berlaku, haha.. Karena hambatannya itu tadi, anak belum mau mainannya dideclutter. InsyaAllah akan terus di sounding deh.. Hehe.. 
Box biru untuk mainan yang akan dideclutter

Sebenarnya untuk menata,  tidak begitu sulit, hanya saja karena bentuk mainan sangat beragam sehingga untuk penyimpanannya perlu disesuaikan agar rapi, enak dilihat, mudah diambil dan dikembalikan lagi oleh anak.

Untuk penataan kami gunakan saja apa yang ada di rumah,yaitu box kayu, kontainer plastik transparan dan box bekas kertas hvs. Lalu memberi label pada setiap kategori mainan.
Ini baru beberapa sih yang sudah kami beri label,  nanti dilanjut lagi 😄

#Task11GP
#GP1
#gemaripratama
#angkatan1
#klaster2
#gemarimainan
#menatadirimenatanegeri
#gemariclass
#metodegemarrapi
#indonesiarapi
#serapiitu
#segemariitu
#RASA

Share:
Continue Reading →

Jumat, 21 Juni 2019

Klaster 2: Berbenah Dokumen & Kertas

Tugas kali ini adalah terkait dengan berbenah dokumen dan kertas.
Salah satu yang menjadi clutter di rumah kami ini.. kertas-kertas yang meski tipis tapi banyak juga dan belum tertata rapi 😅.

Tugas 10: Berbenah Dokumen & Kertas

Ceritakan pengalaman berbenah dokumen dan kertas yang sudah dikerjakan.

A. Pembagian kategori dokumen dan kertas. 

Di rumah kami,  untuk dokumen sendiri, jumlahnya tidak terlalu banyak dan sudah punya tempat penyimpanan khusus sehingga tidak menjadi clutter. Kategori dokumen yang kami miliki ada 2 yaitu:
* Dokumen permanen: ijazah, surat nikah, akta lahir,  dokumen/surat-surat rumah
* Dokumen sementara: SIM, Kartu Keluarga.
KK ini saya masukkan ke kategori dokumen sementara karena masih berencana menambah anggota keluarga 😆

Sementara, untuk kertas-kertas jumlahnya lebih banyak dan belum tertata rapi.
Kategori kertas yang ada di rumah kami yaitu:
* Kertas untuk direspon: kartu iuran kebersihan & keamanan rumah perbulan, Kartu iuran mengaji Bilal perbulan
* Kertas untuk disimpan (selama dibutuhkan): Garansi, buku manual, koran bekas
* Kertas kebutuhan belajar: Kertas HVS, kertas Buffalo, kertas asturo, kertas origami, kertas foto.
* Kertas yang bernilai kenangan: karya anak


B. Hambatan dalam berbenah dokumen dan kertas. 

Dalam berbenah dokumen dan kertas, untuk dokumen Alhamdulillah tidak menemui hambatan, hanya perlu merapikan saja beberapa fotocopy-an dari dokumen penting.
Sedangkan untuk kertas-kertas, hambatannya karena waktu luang yang terbatas dan jumlahnya yang kian banyak.

Setelah melahirkan 2 bulan lalu, saya agak keteteran mengatur waktu khusus berbenah.
Alhamdulillah suami membantu jika sedang libur kantor.
Khusus untuk kertas ini, suami menyerahkan pada saya saja.. karena sebagian besar kertas-kertas tersebut memang punya saya,hehe..

Saya senang mengumpulkan berbagai macam kertas dan kertas warna untuk bahan belajar anak.
Rasa sayang pada kertas-kertas itu juga yang membuat berbenah kertas ini menjadi lebih lama,  terutama membenahi kertas hasil karya anak.

C. Poses memilah & kriteria seleksi

Di tugas 5 pada jurnal persiapan berbenah,  saya sudah menuliskan kriteria dalam menyeleksi barang yang akan saya simpan.

✓ Dokumen yang sudah kadaluarsa dan tidak berlaku bisa langsung
dibuang.
✓ buku manual, bila sudah
menguasai, atau barang elektroniknya sudah tidak digunakan/rusak maka bisa langsung dibuang.
✓ Koran bekas disimpan beberapa saja untuk keperluan mengalasi dapur&lemari.
✓ Karya anak yang sudah rusak, dibuang saja. Meski berat karena agak sentimentil,  tapi beberapa sudah dishare di media sosial IG & FB.


D. Menata dokumen dan kertas.

Ketika berbenah dokumen,  ternyata dokumen permanen baik punya saya dan suami belum dilaminasi. Jadi sebelum menatanya dengan rapi,  saya laminasi dulu.

Dokumen-dokumen ini sudah ada tempatnya sendiri.  Saya tempatkan di lemari dalam expanding file


Setelah dilaminasi,  saya rapikan dan cek ulang dokumennya baru masukkan ke expanding file lagi yang telah saya beri label untuk masing-masing dokumen

Untuk kertas, saya baru membenahi kertas kategori kertas untuk direspon. Saya letakkan di wall pocket sehingga lebih mudah dilihat/direspon

Saat ini karena waktu yang terbatas,untuk pekan ini belum bisa berbenah keseluruhan kertas yang ada di rumah.

Setelah membaca materi dan diskusi di kelas, sudah ada bayangan untuk penempatan kertas-kertas tersebut.
Saya visualisasikan dulu bagaimana penataannya,  alat apa yang akan digunakan (clear folder, box file/folder,  storage box). Ketika ada waktu luang, melanjutkan berbenah dan menatanya per kategori/subkategori agar lebih mudah. 

#Task10GP
#GP1
#gemaripratama
#angkatan1
#klaster2
#gemaridokumen
#menatadirimenatanegeri
#gemariclass
#metodegemarrapi
#indonesiarapi
#serapiitu
#segemariitu
#RASA
 🎉
Share:
Continue Reading →

Minggu, 19 Mei 2019

Klaster 1: Berbenah buku

Sudah masuk kategori Buku, artinya sudah di kategori terakhir untuk klaster 1.
Sebenarnya kategori buku ini adalah yang paling mudah sekaligus paling sulit, wkwk.. Karena jumlah buku saya pribadi tidak banyak,  jadi tentunya untuk berbenah bisa lebih cepat.
Tapi karena buku adalah barang berharga, maka proses declutternya jadi lebih sulit..😅menahan keinginan untuk tidak membeli buku lagi dan lagi agar lagom itu juga tidak mudah..hehe,  tapi bisa kok insyaAllah ☺.

Proses Decluttering
1. Kategori buku di rumah kami hanya 3:
*Buku saya, buku suami dan buku anak

Untuk buku pribadi,  saya tidak membuat sub kategori karena buku yang saya simpan saat ini temanya hanya seputar islamic parenting dan montessori.

Sedangkan untuk buku anak, saya membuat sub kategori: buku pengetahuan umum,  buku cerita islami dan buku yang dirotasi tiap 2 minggu untuk menyiasati anak membaca buku yang beragam,  biasanya saya sesuaikan dengan tema belajar minggu ini.

2. Buku-buku di rumah sudah ada tempatnya tersendiri. Buku saya dan suami,  di letakkan di rak bawah meja. Kami memang mendesain meja itu dengan rak untuk menyimpan buku-buku.

Untuk buku anak saya letakkan di rak khusus buku anak,  yang disimpan di ruang tengah. Di tempatkan disitu agar anak dan teman-temannya yang bermain di rumah bisa mengakses dengan mudah. Sedangkan buku yang dirotasi tiap 2 minggu, sy letakkan di ruang bermainnya.
buku rotasi per 2 minggu

Buku digital saya lumayan banyak,  terutama printable untuk aktivitas anak. Saya simpan di folder khusus dengan membuat kategori folder untuk memudahkan mencari.

3. Buku saya pribadi sedikit saja.. Karena sejak menikah dan diboyong suami ke Pare,  saya seringnya hanya membeli buku bertema parenting.
Hanya sedikit yang perlu saya declutter,  itu yang benar-benar sudah saya baca dan tidak diperlukan lagi.

Sebenarnya, untuk buku..Saya rasa yg overwhelm itu buku suami wkwk😛🙏.
Karena banyak yg dibeli pas BBW dan belum terbaca sampe sekarang,  bahkan masih banyak yang tersegel plastik.
Tapi untuk declutter harus dilakukan oleh pemilik barang kan.. Dan suami bilang
"mau kusimpan sampai bukuku memanggilku"  😝😝. 

Lalu buku anak?  Mulai banyak.. dan sepertinya akan terus bertambah,  haha.. Ini yang harus diperhatikan.  Meskipun buku itu investasi,dan untuk menarik minat baca anak.. tetap harus bisa lebih bijak dalam membeli buku.

Sesuai prinsip RASA,  buku-buku yang saya simpan adalah buku-buku positif, yang informatif, masih saya butuhkan, kondisinya masih layak baca dan secara berkelanjutan jika sudah tidak saya gunakan bisa dibaca kelak untuk anak/saudara atau disumbangkan.

Proses Organizing

1. Menyesuaikan prinsip RASA dalam berbenah buku maka buku-buku yang sudah dibenahi ditata agar lebih rapi dan teratur.  Untuk buku pribadi,  saya lebih menatanya secara vertikal sesuai urutan tinggi.

Sedangkan buku anak,  lebih memperhatikan keamanan agar mudah mengambil dan mengembalikan bukunya.
Untuk buku boardbook yang berat,  tentunya harus diletakkan di bagian bawah.

Saya suka menyampul buku dengan plastik, sehingga lebih aman..tidak gampang rusak.
Buku-buku tersebut juga harus sehat dan bersih maka perlu penjadwalan khusus untuk membersihkan buku.

Agar tidak menumpuk buku,  saya sekarang lebih memilih benar-benar buku yang saya butuhkan. Jika buku tersebut tersedia di aplikasi ipusnas dan sekiranya masih bisa saya baca dalam bentuk e-book,  maka saya memilih untuk mengerem keinginan membeli buku.

2. Kebiasaan baik yang ingin saya rutinkan adalah:

Harian:
Memastikan buku kembali pada tempatnya setelah digunakan
Mengajak anak untuk mengembalikan buku setiap setelah dibaca
Mengingatkan anak ketika buku-bukunya tercecer

Mingguan:
Membersihkan debu di rak buku
Merotasi buku anak

Bulanan:
Membersihkan rak buku secara menyeluruh
Mengecek koleksi buku,  apakah ada yang perlu dideclutter


Share:
Continue Reading →

Minggu, 05 Mei 2019

Klaster 1 (berbenah dapur) bag.2

Alhamdulillah masuk pekan ketiga untuk klaster 1. Meneruskan materi berbenah dapur, kali ini khusus berbenah pantry, kulkas dan rutinitas berbenah di dapur.
Berikut task dan proses berbenah saya.

1. Benahi kulkas atau pantry Anda (beberapa daerah yang bersuhu dingin tidak menggunakan kulkas) kemudian cek berapa kebutuhan dalam sepekan dan sebulan. Evaluasi apakah banyak makanan yang terbuang atau justru belum sesuai dengan anggaran (misalnya defisit). Setelah berbenah dan menata isi kulkas secara umum (termasuk freezer), tentukan langkah apakah ke depan membuat perencanaan terhadap belanja makanan (food preparation) ataukah tidak. Berikan alasannya.

Kebutuhan dalam sepekan:
Ayam 1kg
Ikan 1kg
Telur 12 butir
Tahu 5 kotak
Tempe 3 potong
Galon 2

Kebutuhan dalam sebulan:
Beras 5kg
Minyak 2liter
Gula (pemakaian sedikit)
Garam (pemakaian sedikit)
Teh celup  1box
Terigu 1kg
Santan instan 5buah
Kecap 1botol
Saos sambal 1botol
Lada bubuk 10 bungkus
Mie telur 3 bungkus

Alhamdulillah.. Selama ini tidak banyak makanan yang terbuang dari dapur kami.
Kami juga jarang menyetok barang/bahan makanan dalam jumlah banyak, sehingga bahan makanan selalu habis, baru belanja ketika bersisa sedikit dan merasa butuh.

Kami selalu belanja dan juga masak sesuai kebutuhan. Kalau hari itu berencana makan di luar,  maka tidak perlu masak .
Namun kadang-kadang ada sisa makanan/left over yang tidak termakan lagi karena kami sedang tidak di rumah, misalnya untuk beberapa hari.

Berbelanja bahan makanan ke pasar tiap pekan.  Kami anggarkan 100ribu untuk protein (ikan, ayam, tahu, tempe, kecuali telur). Itu cukup untuk  dimakan 3orang dalam seminggu.
Kami juga biasa makan di luar/beli makan 1-2kali dalam seminggu.

Suami tiap hari hanya sarapan dan makan malam,  siangnya makan di kantor.
Untuk sayur dan buah-buahan hanya beli sedikit ketika belanja pekanan, karena juga belanja sayur harian di tukang sayur yang lewat.
Setelah berbelanja pekanan, saya melakukan Food prep perporsi khusus untuk protein,  sehingga gampang ketika masak tinggal ambil sesuai kebutuhan, turunkan dulu ke chiller kulkas untuk kemudian diolah.

Untuk ke depannya,  saya berencana untuk membuat food preparation lebih baik dengan terlebih dahulu membuat menu dalam seminggu, dan membuat bumbu dasar (lagi) untuk sebulan.
Sehingga lebih mudah mengetahui kebutuhan belanja bahan makanan,  memudahkan proses masaknya nanti,  dan menghemat jajan

2. Tulis kebiasaan baik terkait berbenah rutin dapur yang akan Anda lakukan (Harian, Mingguan, Bulanan)
*Harian*
  • Langsung membersihkan peralatan masak setiap habis dipakai
  • Mengelap kompor dan mengosongkan area masak setelah memasak
  • Menyapu lantai dapur
  • Memastikan wastafel bersih setiap akan tidur malam
  • Memisah sampah organik dan non organik

*Mingguan*
  • Food prep dan membersihkan kulkas dari sisa bahan makanan sebelumnya
  • Mengepel dapur

*Bulanan*
  • Detox kulkas
  • Membersihkan dapur keseluruhan
  • Mengecek bahan makanan di pantry/staple-stock cupboard
Share:
Continue Reading →

Sabtu, 27 April 2019

Klaster 1 (Berbenah Dapur) bag.1

Alhamdulillah pekan kedua berbenah. Untuk klaster 1, pekan ini saya masuk ke berbenah dapur. Waktu yang diberikan untuk kategori ini adalah 2 minggu lamanya. Dimulai dari berbenah peralatan dapur. Sesuai tugas yang diberikan, prosesnya saya tulis di blog ini 😊

Proses Decluttering

1.Apakah Anda membuat sub-kategori di setiap kategori dapur Anda? jelaskan alasannya (jika iya kenapa, jika tidak juga kenapa. untuk memudahkan cek materi halaman 4)

Jawab:
a). Ya, untuk peralatan makan (piring, sendok gelas, mangkuk) saya membuat sub kategori agar lebih mudah mengambil dan menyimpannya.
*peralatan makan yg setiap hari kami gunakan disimpan ditempat yang mudah diambil
Gelas 4 buah digantung, sendok makan diberdirikan di dalam sebuah wadah dan disimpan dekat magic com.
* untuk piring, biasanya 3 buah tetap saya simpan di wadah penirisan selesai dicuci. Tapi sejak ikut kelas gemari pratama mulai membiasakan menyimpan piring-piring yang selesai dicuci dan dilap, di dalam lemari rak agar lebih rapi dan bersih
*peralatan makan jika ada acara di rumah (stok) disimpan di dalam kontainer di bawah meja dapur
proses declutter

b). untuk peralatan memasak saya tidak membuat sub kategori karena jumlahnya sedikit. Untuk panci hanya punya 3 dengan ukuran sedang, kecil dan panci bertangkai (sauce pan).
Sedangkan wajan hanya punya 2, teflon 1 buah, dan panci kukusan 1 buah
pisau saya pun punya 3 dengan ukuran besar, sedang dan kecil.

c)untuk bahan makanan saya membuat 2 sub kategori:
*bahan makanan untuk 1 pekan (food preparation) disimpan di freezer kulkas
*bahan makanan stok 1 bulan seperti terigu, maizena, dan bumbu-bumbu dan diletakkan di staple/store cupboard
Untuk bumbu-bumbu saya bedakan penyimpanannya antara bumbu instan dan spices.
Spices disimpan dalam jar kecil bekas selai, sedangkan bumbu instan dirapikan dalam storage.
 staple-store cupboard
Untuk beras saya simpan di dalam ember bertutup dan di letakkan di bawah meja dapur.

d) untuk peralatan kebersihan, saya membagi sub kategori: sabun, keset dan serbet.
Sabun cuci piring dan cuci tangan saya letakkan di samping wastafel.
Untuk sabun-sabunan, saya tidak menyediakan stok, hanya yang terpakai saja..baru beli jika habis, hehe..
untuk serbet dan wastafel saya simpan di rak kain gantung.

e)peralatan elektronik saya tidak membuat sub kategori karena jumlahnya yang sedikit dan belum merasa perlu. Tapi cooking suplies seperti blender dan mixer saya satukan tempatnya di dalam lemari rak


2. Cek menu keseharian Anda, bagaimana pola makan Anda dan keluarga? Apakah barang di dapur sudah memenuhi atau justru berlebihan? bisa Anda ceritakan barang apa saja yang sering digunakan dan tidak atau belum sama sekali digunakan.

Jawab:
pola makan kami sekeluarga biasa saja..makan selalu fresh atau membuat onedish meal, jarang baking (mungkin sebulan hanya 1 kali) sehingga peralatan dapur yang dibutuhkan juga sedikit saja.

Jumlah peralatan dapur yang kami miliki alhamdulillah cukup dan terpakai semua. Sehingga sebenarnya tidak banyak yang perlu saya singkirkan (declutter), kecuali yang memang sudah rusak/pecah.

Stok peralatan makan yang kami simpan dalam kontainer pun jumlahnya tidak terlalu banyak, hanya 1 kontainer yang diisi piring, mangkuk, gelas, cangkir, dsb. Dan ternyata memang saya butuhkan ketika ada acara di rumah, seperti aqiqah anak kedua kami tgl 24 April kemarin.

3.Jika barang Anda berlebih-atau merasa overwhelm, bisa ceritakan proses mengurangi perlengkapan dapur Anda. Dalam hal ini bisa Anda kaitkan dengan prinsip RASA (termasuk keputusan memilah sampah dapur).
Jawab:
Seleksi barang berdasarkan pinsip RASA:
*Rapi dan teratur.
Yaitu memilih peralatan yang rutin digunakan, ditempatkan di tempat yang mudah diambil dan teratur mengembalikan. Di dapur kami juga meletakkan jam sehingga lebih mudah memantau waktu memasak.
*Aman dan nyaman.
Yaitu dengan memperhatikan penyimpanan peralatan yang tajam/berbahaya. Seperti pisau/kabel yang ditempatkan tidak mudah dijangkau anak, juga menyingkirkan  peralatan yang memang sudah rusak, pecah, tidak aman dan sehat lagi untuk digunakan.
*Sehat dan Bersih. Yaitu memilih storage yang food grade. Sekarang masih lebih banyak berbahan plastik PP. Untuk kedepannya insya Allah sedikit demi sedikit akan mengganti dengan bahan kaca.
Selama proses memasak, saya usahakan meja dapur selalu bersih. Setelah belajar di gemari pratama, yang ingin saya rutinkan lagi yaitu rajin mengelap dan menyimpan peralatan makan setelah dicuci, juga mencuci wadah penirisan minyak setiap selesai menggunakan.
*Alami dan berkelanjutan.
Terkait dengan pemilahan sampah organic-non organic, kami membuat lubang biopori untuk membuang sisa masak/makan. Sedangkan sampah non organic, dibuang di tempat sampah biasa. Untuk minyak jelantah, masih saya buang ke tempat sampah . Insya Allah akan belajar cara memanfaatkannya atau berusaha mengumpulkan dulu untuk kemudian dikirim ke organisasi yang mau menerima minyak jelantah.


Proses Organizing

1. Pastikan barang hasil decluttering yg telah disingkirkan (tidak disimpan), tetap disisihkan khusus pada sebuah tempat/kantong/box utk donasi/jual/upcycle (buat batasan waktu kemana dan kapan melaksanakannya).

Jawab:
Barang hasil decluttering kami tidak banyak, hanya yang benar-benar rusak/pecah saja sehingga hari itu juga langsung saya singkirkan.
Namun masih saya buang ke tempat sampah biasa. Untuk yang pecah, saya letakkan terlihat di atas tempat sampah dengan bagian tajamnya dilakban hitam/kertas dulu agar tidak melukai orang.

2. Tata barang dapur sesuai dengan materi atau gaya penataan Anda sendiri, usahakan sudah fix kemudian cek apakah sudah sesuai dengan prinsip RASA.

Jawab:

Untuk penataan, saat ini belum sempat benar-benar saya tata sesuai keinginan, karena merasa butuh waktu lebih banyak. Sedangkan saya baru saja melahirkan 10 hari yang lalu, dan minggu ini pun tidak sempat karena akan ke rumah mertua.
InsyaAllah setelah balik ke rumah, akan melanjutkan menata dapur.

Penataan nanti akan saya sesuaikan dengan prinsip RASA.Visualisasinya ingin dapur yang meja dapurnya clean, tidak banyak peralatan/bahan makanan di atasnya.
Saringan minyak dan wajan selesai digunakan langsung dibersihkan, tidak dibiarkan lama-lama nongkrong di atas kompor.
Wadah penirisan juga sebaiknya selalu kosong, segera setelah kering ,piring atau gelas masuk lemari rak.

Share:
Continue Reading →

Jumat, 12 April 2019

Klaster 1 (Berbenah Pakaian)

Alhamdulillah sampai juga di tahap berbenah, yeaay.. yang saya pilih pertama ini : kategori pakaian.
🎉🎉🎉🎊🎊 dan disini sesuai tugas yang diberikan, akan saya ceritakan prosesnya

1. Apakah Anda membuat sub-kategori pakaian yg Anda gunakan sehari-hari & hari khusus? jelaskan alasannya (jika iya kenapa, jika tidak juga kenapa)

Penyimpanan pakaian saya buat per sub      kategori untuk memudahkan mengambil      pakaian yang akan digunakan. 

Peletakannya juga saya sesuaikan dengan kebutuhan sering tidaknya saya ambil. Misal untuk pakaian sehari-hari (fast moving) saya simpan di urutan yang paling mudah saya jangkau.

Sub kategori pakaian saya sendiri sebenarnya tidak terlalu banyak, karena saya IRT yang sehari-hari di rumah, juga anti rempong, hehe..Jadi pakaian pergi-pergi pun tidak banyak jenisnya, yang penting sopan dan nyaman.

2. Cek sepatu, tas, dan aksesoris Anda. Apakah semuanya sudah memiliki tempat/masih overwhelm? (jika overwhelm, bagaimana cara Anda menyiasatinya

Sepatu dan tas yang saya punyai tidak banyak kok, tidak overwhelm..masih memiliki tempat tersendiri yang cukup. 
Saya termasuk orang yg jarang membeli barang tersebut, apalagi tas..biasanya hadiah/pemberian orangtua.
Sekali lagi, karena anti rempong, tas dan sepatu yang dipunyai biasanya untuk berbagai macam situasi.

Meski memiliki tempat yang cukup, saya rasa perlu mengeluarkan beberapa sepatu dan tas, daripada mubadzir.
Karena sebenarnya jarang digunakan. Misalnya bagi saya ribet pemakaiannya tapi disimpan karena masih bagus.

Untuk aksesori, saya tidak punya banyak. Hanya 6 buah bross jilbab dan 2 jam tangan yang saya simpan di mini drawer.

3. Kurangi jumlahnya jika berlebih (ceritakan proses mengurangi/tidak perlu mengurangi pakaian Anda disini kaitkan dengan prinsip RASA)

Proses declutter pakaian pribadi sudah mulai dari tahun lalu, bertahap sampai sekarang. Saya mulai dengan stop membeli pakaian yang hanya karena "lucu", tapi tidak terlalu dibutuhkan. Lalu secara bertahap mengurangi isi lemari sesuai kebutuhan.

R- rapi dan teratur
Sekarang pakaian yang disimpan adalah pakaian yang pasti akan saya gunakan-tidak ada yang diabaikan, jumlahnya dan jenisnya juga secukupnya. 

A- aman dan nyaman
Pakaian yang lolos simpan adalah pakaian yang nyaman bahannya untuk saya gunakan sehari-hari. Bahan adem menyerap keringat dan busui friendly.
Untuk pakaian pergi-pergi lebih nyaman menggunakan gamis yang gampang pakainya, warna tidak terlalu mencolok dan tidak banyak aksesori.
Dengan gamis saya bisa bergerak bebas dan aman. Tentunya kalau ingin membeli dipilih juga yang aman dan nyaman di kantong..hehe

S – sehat dan bersih
Pakaian yang dipilih harus sehat dan bersih, bisa menyerap keringat, bahannya tidak bikin gatal, sirkulasi baik, tidak ketat sehingga aliran darah lancar

A – alami dan berkelanjutan
Setiap membeli pakaian, saya selalu memilih pakaian yang bisa saya pakai lama dan berkelanjutan, dilihat dari modelnya dan bukaan depan karena berharap bisa terus digunakan menyusui anak kedua,ketiga dst hehe..

Dari materi suplemen juga, jadi membuka pikiran untuk sebaiknya dalam memilih pakaian juga bahannya yang alami, dan tidak menjadi beban bumi jika harus declutter

Pakaian yang tidak lolos simpan sebisa mungkin tidak berlabuh ke TPA, sebisa mungkin akan saya berikan kepada yang membutuhkan atau direpurpose menjadi sesuatu yang lain sehingga manfaatnya terus berlanjut.

Namun tetap harus buat batasan waktu kapan akan dilaksanakan donasi dan repurpose pakaiannya biar nda menumpuk dan jadi clutter lagi.

Untuk yang akan saya donasikan, akan saya tanyakan kepada kerabat/kenalan yang mungkin mau dan membutuhkan. Lalu jika masih ada, insyaAllah sebelum lebaran akan saya kirimkan ke yayasan yang menerima sedekah pakaian.

Untuk yang kiranya bisa saya repurpose akan saya beri batasan 4bulan untuk disimpan dan dipikirkan akan dibuat apa 😁.

Lemari yang digunakan di rumah masih berupa lemari konvensional dengan sekat sedikit dan jarak yang tinggi. 
Gaya lipatan yang saya gunakan sekarang masih campuran. 
  • Khimar saya atur di dalam box dengan lipatan vertikal ala konmari.

  • Pakaian dalam dan ciput jilbab juga dengan lipatan ala konmari dan diletakkan di dalam drawer.
  • Gamis masih saya lipat konvensional dengan ditumpuk ke atas karena tidak punya gantungan dalam lemari. Per sekat ada 2 tumpukan pakaian. Alhamdulillah setelah declutter, tumpukkannya tidak terlalu tinggi..maksimal 8pcs saja jadi tidak gampang rubuh.
  • Gamis rumahan yang bahannya licin saya gulung dan simpan di box dalam lemari.

Meski dengan gaya lipatan berbeda-beda itu, cukup sesuai dengan prinsip RASA.
Sudah lebih rapi dan teratur dari sebelumnya. Karena jumlahnya sudah tidak terlalu banyak, jadi pakaian sering dirotasi, lebih bersih tidak berdebu, lebih nyaman dilihat, dan aman karena tidak gampang rubuh, hehe..
Ada keinginan untuk menambah sekat lemari supaya bisa melipat dengan gaya vertikal ala konmari karena menurutku lebih enak dilihat dan lebih tidak mudah berantakan, tapi belum sempat bikin sekatnya..
Yang penting sekarang lemari lebih lega setelah declutter..alhamdulillah.

Eh..itu masih pakaian pribadi sih, wkwk..untuk pakaian anak belum, untuk pakaian suami katanya declutter akan dilakukan sendiri.
Semoga secepatnya bisa selesai, dan disalurkan terutama pakaian termasuk sepatu dan tas yang tidak lolos simpan supaya tidak numpuk dan tetap menjadi clutter.


Share:
Continue Reading →

Sabtu, 23 Maret 2019

Pilar-Pilar Gemar Rapi (bag.2)

Minggu ini materi lanjutan dari keempat pilar sebelumnya. Berikut pilar-pilar gemar rapi bagian 2:
5. Menyesuaikan kondisi individu
6. RASA sebagai prinsip
7. Memenuhi standar safety dan hygiene
4. Tidak mencemari lingkungan

Pilar ke 5 yaitu menyesuaikan kondisi individu. Setiap orang berbeda, pemikiran, prioritas, dan karakternya berbeda. Oleh sebab itu jangan selalu melihat dan membandingkan diri dengan orang lain. Begitu pun dalam hal berbenah, harus menyesuaikan kondisi individu. Maka dari itu perlu kita ketahui masing-masing karakter anggota keluarga.

Setelah melalui diskusi dan pengamatan dengan pasangan, berikut masing-masing karakter kami:

Karakter berbenah saya:
*Menunda/lupa mengembalikan barang pada tempatnya
*Berbenah sesuai suasana hati. Ketika sedang ingin berbenah jadi rajin sekali, tapi kadang berbenah seadanya saja atau bahkan membiarkan.
*Selalu memikirkan/merasa ada saja yang perlu dibenahi di rumah. Oleh karena itu sering menjadi inisiator dan sering meminta bantuan pasangan dalam berbenah.
*Bisa melakukan beberapa pekerja dalam waktu bersamaan termasuk berbenah. Sambil merapikan rumah, mencuci baju di mesin, sambil menyapu + mengepel dsb.

Karakter berbenah suami:
*Menunda/lupa mengembalikan barang pada tempatnya.
*Barang yang sudah digunakan sendiri langsung dibersihkan/dibenahi.
*Bukan inisiator dalam berbenah rumah, tapi sangat bisa dimintai tolong, mau membantu dan meluangkan waktu khusus untuk berbenah.
*Cenderung tak acuh terhadap barang yang bukan miliknya. Untuk barang anak, suami mau membenahi tapi untuk barang pasangan biasanya tidak mau menyentuh/dibiarkan saja untuk mengindari ketidaknyamanan (misalnya karena sudah dibenahi suami, saya bingung barang saya ada dimana)
*Care terhadap kebersihan dapur, karena sebelumnya pernah bekerja di bagian dapur.

Karakter berbenah anak:
Masih dalam tahap belajar dan pembiasaan untuk bertanggung jawab terhadap barangnya.
Beberapa hari ini sudah membiasakan diri menyimpan piring kotor smdi wastafel setelah makan dan mau merapikan mainannya kembali.

# # #    # # #   # # #

RASA adalah metode Gemar Rapi yang berupa singkatan dari:

1. Rapi dan teratur.
Menurut saya yaitu semua barang punya tempat, tertata dengan baik, tidak berantakan atau tertumpuk, mudah ditemukan, dan dikembalikan setelah digunakan.

2. Aman dan nyaman
Bagi saya yaitu rumah yang membuat semua anggota keluarga bebas bergerak dengan aman dan nyaman.
Lantai yang kesat, tidak ada barang pecah belah yang terpajang, barang-barang mudah diambil tanpa beresiko membahayakan seperti kejatuhan benda berat, sudut-sudut rumah bebas dieksplorasi anak tanpa takut terkena benda berbahaya, tidak ada benda tajam yang mudah dijangkau anak, rak buku dan mainan anak yang mudah dijangkau sehingga anak mudah mengambil dan mengembalikan tanpa perlu dipanjat.

3. Sehat dan bersih
Rumah yang sehat dan bersih bagi saya adalah rumah yang tidak banyak debunya, yang bisa berefek pada kesehatan keluarga, apalagi saya alergi terhadap debu. Sirkulasi udara dan pencahayaan yang baik, tidak pengap dan tidak berjamur.

4. Alami dan berkelanjutan
Yaitu makan makanan sehat dan alami,  membiasakan menerapkan hidup minim sampah dengan berusaha memilah sampah dengan baik, membuat lubang biopori, ada kebun mini untuk belajar menanam dan regrow bahan makanan sendiri.

Ada sebuah istilah hygge yaitu perasaan menenangkan dan menyenangkan.
Dalam hal ini maknanya bagi kami yaitu rumah yang 'hangat', ketika berada di rumah pikiran tenang, tempat melepas penat, kebutuhan akan kenyamanan semua anggota keluarga terpenuhi..dan rumah terasa 'hidup' dengan cengkrama bersama keluarga.
Jadi bagi saya rumah yang hygge yaitu rumah yang tertata rapi, teratur, aman untuk semua anggota keluarga, nyaman karena bersih dan sehat dengan sirkulasi, pencahayaan yang baik serta lingkungan yang alami.

# # #    # # #   # # #
Kondisi rumah kami saat ini:
* Rumah tanpa sekat agar anak bebas bergerak
* Langit-langit tinggi sehingga tidak pengap
* Pencahayaan dan sirkulasi udara sangat baik karena banyak jendela lebar dengan bukaan yang memudahkan lebih banyak udara bebas keluar masuk
* Ada taman dan kebun mini tapi belum tertata
* Barang-barang yang tajam dan pecah belah ditempatkan di tempat yang tidak mudah terjangkau anak
* Rak buku dan mainan anak disesuai dengan tinggi anak sehingga mudah diakses
* Stop kontak masih dibiarkan tanpa penutup tapi anak sudah tau itu berbahaya.
* Cairan pembersih masih diletakkan di bawah tapi agak tersembunyi

Keadaan rumah kami saat ini cukup baik dan aman, namun ada beberapa yang harus dibenahi lagi agar lebih safety. Sedangkan untuk hygiene sepertinya belum sepenuhnya karena kamar mandi meskipun tiap hari disikat agar tidak licin tapi masih dibersihkan seadanya, tembok yang masih lembab dan merembes kalau hujan deras, dan lantai maupun dapur yang tidak setiap saat kinclong.

# # #   # # #   # # #
Kami saat ini berupaya untuk mengurangi pemakaian plastik dengan belanja mingguan ke pasar membawa wadah sendiri, selalu membawa bekal dan minum sendiri, membuat lubang biopori untuk sampah organik, membiasakan anak untuk membuang sampah pada tempatnya dan jika tidak menemukan tempat sampah maka dikantongi atau dimasukkan ke dalam tasnya.
Saat ini saya juga mempersiapkan cloth diaper untuk bayi saya ketika lahir nanti insya Allah..agar tidak perlu menggunakan popok sekali pakai yang mencemari lingkungan.

Share:
Continue Reading →

Jumat, 15 Maret 2019

Pilar-Pilar Gemar Rapi (bag.1)

Tugas pertama belajar berbenah dengan metode Gemar Rapi saya tuliskan  disini membahas tentang clutter dan motivasi berbenah.
Nah..lanjut kali ini tugas 2 tentang pilar-pilar Gemar Rapi.

Gemar Rapi, kata Gemar berarti suka sekali akan. Gemar Rapi berarti suka sekali akan kerapian (Rapi= baik, teratur, bersih, apik, tertib, serba beres, menyenangkan, siap sedia, siaga, sebagaimana mestinya, tidak asal saja).

Jadi metode Gemar Rapi ini tidak hanya sekedar metode berbenah biasa, namun metode berbenah yang holistic (menyeluruh).

Untuk mendukung metode Gemar Rapi, ada 8 pilar yang menunjang. Di Materi kedua, kita membahas 4 pilar dulu:
1. Dilakukan oleh pemilik barang (owner)
2. Penguatan mindset sebagai pondasi awal (mindset Gemar Rapi)
3. Perubahan kebiasaan sebagai tujuan (Habit)
4. Pengurangan barang dengan prinsil lagom (Decluttering).

Pertanyaan pertama, apakah anggota keluarga sepakat dengan pilar pertama?
Setelah berdiskusi dengan pasangan (Bilal belum bisa diajak berdiskusi sih..) ya, kami, kedua belah pihak setuju bahwa setiap orang bertanggung jawab pada barangnya sendiri, termasuk dalam berbenah yang harus dilakukan oleh pemilik barang.
Kecuali beberapa barang yang bisa didelegasikan sesuai kesepakatan, karena saya sebagai istri yang bertugas di rumah. Seperti mengurus pakaian milik suami dan anak.
Jika jadwal berbenah sudah dibuat, kemudian pasangan sibuk, saya akan berupaya untuk mengingatkan kesepakatan yang sudah kami setujui sebelumnya. Dan sounding kembali tujuan dan motivasi berbenah. Saling mengingatkan, karena kami hidup bersama dan memiliki cita-cita bersama.

Kedua, tuliskan pola pikir lama dan korelasikan dengan dengan pola pikir baru setelah membaca materi pilar kedua
Dulu, saya percaya bahwa memang ada orang yang karakternya rapi, dan saya bukan termasuk karakter tersebut.
Karena meskipun sudah capek berbenah..sebentar saja, akan berantakan kembali "Daripada capek-capek, tidak perlu dibereskan lah..nanti juga berantakan lagi"

Apalagi setelah punya anak, dan anak saya tumbuh sebagai balita yang aktif. Rasanya tidak mungkin rumah bisa rapi. Seringkali juga mendengar orang-orang yang bilang "wajar..rumah berantakan kalau ada anak kecil" yang membuat saya semakin percaya bahwa memang rumah berantakan, kacau, itu wajar saja meski hati tidak tenang dan kepala pusing jadinya.

Setelah membaca materi pilar kedua, saya merasa tercerahkan dengan mindset baru, bahwa semua tentu saja bisa rapi dengan melakukan pembiasaan hidup rapi. Rapi yang bukan hanya fisik, tapi juga pemikiran.

Untuk itu saya perlu mengubah mindset tetap dulu, menjadi mindset tumbuh. Menumbuhkan rasa gemar akan kerapian, lalu menumbuhkan habit melalui pembiasaan hidup rapi minimal 21 hari dilakukan terus menerus tanpa putus dilanjutkan selama 6 bulan.

Sekarang saya optimis bahwa rumah dengan anak balita bisa juga rapi. Beda yaa..rumah dengan "hidup rapi" dan rumah yang berkali-kali dirapikan. Anak balita juga bisa dibiasakan hidup rapi. Membiasakan anak hidup rapi berpengaruh pada pembentukan karakternya juga.

Perubahan kebiasaan ke depan yang kami sekeluarga akan lakukan adalah berusaha memutuskan penyebab clutter di rumah:
* tidak menunda pekerjaan
* Mengembalikan barang pada tempatnya setelah digunakan
* Untuk anak saya, Bilal, membiasakan mengembalikan barangnya sendiri (mainan, tas,dan bukunya) setelah digunakan, meletakkan piring/gelas kotor sehabis makan ke wastafel (dulu, sudah pernah kami biasakan, namun karena banyak pemakluman akhirnya berantakan lagi)

Terkait pengurangan barang dengan indikator lagom yang saya pahami adalah mengurangi barang yang membuat clutter dengan indikator barang yang disimpan hanya yang paling kita sukai (pilih dari beberapa barang yang manfaatnya sama), benar-benar dibutuhkan, tidak kekurangan dan tidak juga berlebihan.

Barang yang tertumpuk, karena merasa suatu saat akan dibutuhkan coba ditimbang dulu..apakah benar kita akan membutuhkannya? kapan akan dibutuhkan? beri jangka waktu barang tersebut mau disimpan berapa lama. Biasanya justru jika disimpan lama barang akan berkurang manfaatnya karena mulai rusak, terkikis, lapuk dsb (sebab dibiarkan tertumpuk begitu saja). Akan lebih baik jika dihibahkan/dijual ke orang yang lebih membutuhkan.
Contoh barang yang menjadi clutter di rumah kami: buku-buku, pakaian dan sepatu yang berlebihan dan tersimpan begitu saja.

Share:
Continue Reading →

Sabtu, 09 Maret 2019

Clutter dan Motivasi Belajar Berbenah Ala Gemarrapi


Siapa sih yang tidak suka kerapian? rumah rapi membuat penghuninya jadi nyaman, hati tenang, dan lebih produktif.
Tapi bolak-balik merapikan rumah kok tetap aja berantakan? Lalu merasa perlu menambah rak/lemari/gantungan atau beberapa storage (tempat penyimpanan) lagi agar barang-barang lebih tertata, tetapi yang dirasakan justru menambah penuhnya rumah.

Kacau deh..tiap lihat tumpukan barang itu rasanya mau mengosongkan rumah kembali seperti waktu pertama kali dihuni, lalu mencoba menata ulang, haha..

Kekacauan itu yang disebut clutter. Clutter adalah bahasa inggris dari kebisingan/kekusutan/keributan.
Banyak penyebab clutter, apapun yang tidak enak dilihat, dirasakan mengganggu atau sesuatu yang pemanfaatannya tidak optimal disebut clutter.
Bahkan teman dan media sosial pun bisa menjadi clutter.
Kalo di rumah kami ya..barang tertumpuk, beberapa berserakan dimana-mana 😅.

Karena itu, ketika Gemarrapi (ex: Konmari Indonesia) membuka kelas belajar berbenah lagi, saya merasa harus ikut. Bahkan siap-siap pasang alarm agar bisa masuk sebagai peserta yang jumlahnya terbatas.



saya punya kebiasaan mengumpulkan kardus, karton &bahan2 craft bekas maupun sengaja beli baru. Rencana sih buat diy-an. Kadang rajin, lebih banyak ngga nya..haha..akhirnya numpuk. Barang2 itu sebenarnya sudah sy kasih 'rumah', tp kurang teratur. Mana sy kalo abis diy-an masih suka mager naro kembali ke tempatnya. Gunting, lem, lem tembak ditarolah nyempil di rak buku Bilal 😛. . . Kenal @gemarrapi waktu masih buka kelas konmari. Waktu itu seni beres2 ala jepang lagi booming, sy jg beli bukunya. Lalu merasa perlu bgt ikut kelasnya..tapi waktu itu lagi banyak kelas online yg saya ikuti.. takut nda fokus, akhirnya saya tunda. Setelah sekian lama,eh..sekarang alhamdulillah..sudah dibuka lagi kelasnya dengan nama dan filosofi baru "Gemarrapi" . Diniatin deh benar2 ingin belajar berbenah.. Alasannya tentu karena ingin rumah rapi,tidak banyak barang tertumpuk. Perasaan jd nyaman, anak ikut belajar keteraturan, dan lagi...kami sedang excited menyambut kehadiran penghuni baru, insyaAllah...sebulan lagi 👶. . . Daftar kelas ini rebutan, cepat2an krn sekelas cuma 20an orang jumlahnya..hehe, sampe harus pasang alarm dan pinjam tether Hp suami krn sinyalku tiba2 jelek 😅. Alhamdulillah bisa masuk kelas, yee..semangat 💪 "menata diri, menata negeri" #tugasgp1 #gemarrapi #gemaripratama #gemaripratama1 #kelas.. #menatadirimenatanegeri #gemariclass #metodegemarrapi #berbenahalaindonesia #indonesiarapi #segemaritu
Sebuah kiriman dibagikan oleh Muftiraeni (@rinmouri) pada
Kelas sudah dimulai, untuk task 1 kami diminta untuk membuat list penyebab clutter beserta dampaknya serta apa tujuan jangka panjang dan motivasi untuk membiasakan hidup gemar rapi.

Setelah berdiskusi dengan pasangan, list penyebab clutter di rumah kami yaitu:

  1. Barang yang tidak berada pada tempatnya. Alat tulis seperti kertas-kertas, cutter, lem dsb sudah dibuatkan kotak khusus, tapi masih saja bertebaran. Kebiasaan saya menyimpan di tempat terdekat yang paling saya jangkau saat itu setelah menggunakannya. Buku bacaan yang disimpan sembarangan begitu saja setelah dibaca seperti di tempat tidur, di atas rak dsb. Jilbab, jaket, topi yang masih akan dipakai kembali, disampirkan dimana saja setelah digunakan.                              Seringkali saya harus membeli barang  berulang karena tidak menemukan yang saya cari. Apalagi jika barang tersebut dinilai murah atau "gampang, tinggal beli lagi". Akhirnya, meski kecil, tapi menambah jumlah barang dan membuat berantakan.

 2. Barang yang disimpan untuk keperluan       'nanti'.
      Di rumah kami, ada beberapa barang yang tertumpuk begitu saja tanpa digunakan. Disimpan untuk stok, atau dirasa suatu saat akan dibutuhkan. Itu berupa stok cat, buku-buku bacaan yang dibeli tapi belum sempat dibaca, piring-piring hibahan dari orang tua yang mungkin suatu saat akan diperlukan ketika ada acara di rumah.

 3. Barang bekas yang disimpan (belum tau mau diapakan)
Barang bekas seperti kardus bekas sering saya simpan untuk nanti digunakan membuat craft/ mainan anak. 

Ada yang benar-benar digunakan segera, ada yang masih menunggu datangnya ide dan kesempatan untuk membuatnya.
Saya pernah menyortir pakaian yang saya rasa sudah tidak akan digunakan lagi. Beberapa pakaian yang masih bagus saya sumbangkan.
Tapi ada beberapa pakaian yang saya anggap tidak layak untuk disumbang karena sudah melar, ada noda, dsb. pakaian-pakaian yang tidak layak disumbang itu akhirnya menumpuk di satu keranjang. Niatnya untuk diupcycle lagi, tapi ternyata belum ada waktu dan ide untuk memanfaatkannya kembali.

 4. Mainan/karya anak yang sudah rusak tapi tidak boleh dibuang.
Kami sering membuat mainan atau craft bersama. Anak saya, Bilal, sangat senang dan menghargai karyanya. Ada yang dia tempel di dinding, jendela, dan banyak juga yang disimpan di rak bukunya. Tapi lama-lama kertas-kertas hasil gunting tempel, gambarnya, dan mainan kardus tersebut menumpuk saja. Dimaini sudah tidak, tapi juga tidak boleh dibuang. Termasuk beberapa mainan yang sudah rusak (hasil bebikinan ataupun mainan yang dibeli) juga tidak boleh dibuang.

Banyaknya barang yang tidak terpakai itu memenuhi space rumah. Rumah menjadi terasa sumpek,tidak nyaman, tapi bingung mau disimpan atau 'disembunyikan' dimana lagi. 
Kami juga tidak memiliki gudang penyimpanan, akhirnya salah satu kamar dikorbankan menjadi tempat menumpuknya barang (padahal di rumah kami cuma ada dua kamar).
Sementara, untuk ke depannya tentu kami tidak bisa berbagi satu kamar untuk seluruh anggota keluarga. 
Bilal (3,5th) akan bertambah besar maka harus pisah ruang tidur dengan kami, dan insyaAllah akan ada kehadiran bayi dalam waktu dekat yang tentunya akan ketambahan barang lagi.

Siapa yang membuat clutter? ternyata kami semua, si penghuni rumah (saya, suami dan anak) yang memiliki tipe clutterer berbeda-beda.
Padahal, rumah adalah tempat berlindung, tempat kami pulang, melepas penat, tempat anak-anak bermain, berkumpul bercengkrama dengan orang-orang tersayang. Maka, seharusnya penghuninyalah yang menjaga agar rumah tetap nyaman untuk ditempati bersama.

Tujuan jangka panjang kami 5-10 tahun ke depan yang mengacu pada nilai RASA adalah:
  • Rapi dan teratur
Setiap barang punya tempat khusus dan semua penghuni rumah konsisten mengembalikan.
  • Aman dan nyaman
Rumah merupakan tempat pendidikan anak bermula. Rumah yang kami harapkan adalah yang setiap sudutnya aman dan nyaman untuk anak bereksplorasi. Anak belajar keteraturan sehingga membentuk pribadi yang baik, fokus, tidak emosional dan betah di rumah.
  • Sehat dan bersih
Rumah yang tidak banyak barang bertumpuk berdebu, sehingga menjadi sarang kuman, serangga,dan tikus.
Rumah yang bersih, tentu membuat penguninya sehat, tidak hanya jasmani tapi juga rohani
  • Alami dan berkelanjutan
Kami berharap anak akan punya habit (kebiasaan) senang kerapian, teratur, yang akan diturunkan ke generasi selanjutnya.

Motivasi terbesar kami juga adalah meengingat setiap barang akan ada hisabnya, maka kami harus bisa mengoptimalkan pemanfaatkan barang yang kami punya. Mengerem untuk menambah barang, mensyukuri yang sudah ada, dan menyedekahkan agar lebih bermanfaat.

Rasulullah bersabda: 
Tidak akan bergeser dua telapak kaki seorang hamba pada hari kiamat sampai dia ditanya (dimintai pertanggungjawaban) tentang umurnya kemana dihabiskannya, tentang ilmunya bagaimana dia mengamalkannya, tentang hartanya; dari mana diperolehnya dan ke mana dibelanjakannya, serta tentang tubuhnya untuk apa digunakannya

HR at-Tirmidzi (no. 2417)
Share:
Continue Reading →