Kamis, 21 Desember 2017

Aliran Rasa Melatih Kemandirian Anak (Bunsay Level 2)

Alhamdulillah.. level 2 melatih kemandirian bisa kami praktekkan dengan cukup baik. Selama pengamatan saya melihat bahwa kesiapan anak untuk toilet training tidak hanya siap fisik, tapi juga emosional.

Di awal latihan, untuk kesiapan fisik Bilal sudah 2 tahun lebih. Sudah bisa memperlihatkan ekspresi saat ingin BAB, untuk BAK saya belum bisa mengenali. Pola BAK masih 1-2jam sekali, termasuk sering ya? karena anaknya termasuk yang banyak minum dan aktif.

Saya memulai dengan mengamati pola waktu kapan BAB/BAK, kemudian men'tatur' ke kamar mandi, mengomunikasikan bagaimana seharusnya buang air dan pemakaian toilet.
Disini kami banyak melakukan praktek komunikasi produktif sampai akhirnya Bilal saya anggap lulus begitu memasuki 10 hari tantangan kemudian diteruskan hingga sekarang insya Allah..makin hari ada saja peningkatan.

Ketika sudah siap fisik, emosional dan sudah mau atau sadar atas keinginan sendiri mengurus kebutuhannya, berarti sudah bisa dikatakan mandiri 😊.

Kami juga masih belajar adab ke kamar mandi, cara berinstinja' yang benar dan beberapa kemandirian lain untuk anak 2-3 tahun. Bismillah..semoga bisa lancar.

Latihan kemandirian ini tidak hanya melatih kemandirian Bilal, tapi juga saya,hehe...
Kemandirian untuk melawan rasa malas dengan konsisten dan sungguh-sungguh.
Tentu dalam prosesnya ada rasa lelah dan jenuh, namun yakin insya Allah terbayar dengan hasil yang baik.

Alhamdulillah kali ini saya bisa konsisten menuliskan hasil pengamatan kemandirian anak tanpa rapel atau loncat hari.
Saya merasa mantap untuk terus belajar dan membantu anak menyelesaikan kebutuhannya sendiri.
Terimakasih IIP 😊

Share:
Continue Reading →

Review Tantangan 10 Hari Kelas Bunda Sayang (level 2)

Review Tantangan 10 Hari Kelas Bunda Sayang #3 Materi #2

*MELATIH KEMANDIRIAN ANAK*

Bunda, terima kasih sudah menyelesaikan tantangan 10 hari tentang “MELATIH KEMANDIRIAN ANAK”.

Kita akan review berbagai pola kemandirian yang telah Bunda lakukan bersama dengan anak-anak di rumah.

Yang pertama, kami akan mengapresiasi bunda semua  yang sudah komitmen melakukan tantangan 10 hari ini :

🌻 Selamat untuk para Bunda, yang berhasil menyelesaikan tantangan 10 hari ini sampai dengan tanggal 16 Desember 2017, dengan berbagai kondisi, ada yang konsisten setiap hari, lompat-lompat, maupun dirapel dan minta dispensasi.

Bunda berhak memperoleh badge dasar

(Pengumuman badge dasar, akan disampaikan menyusul)


🌻Bagi  Bunda  yang berhasil menyelesaikan tantangan di game level #2 ini sampai tgl 16 Desember 2017 , praktek setiap hari tanpa dirapel atau lompat-lompat,

Bunda berhak mendapatkan tambahan badge

*You’re EXCELLENT*

(Nama-nama peraih badge ini, akan diinfokan nanti)

🎉Daaan…inilah Bunda-Bunda yang berhasil konsisten menjalankan tantangan 10 hari secara berturut-turut sampai akhir, baik praktek maupun mempostingnya setiap hari tanpa jeda, dan dilanjutkan hingga 15 hari berikutnya tanpa rapel.

Bunda berhak menyematkan badge

*You’re OUTSTANDING PERFORMANCE*

(Nama-nama peraih badge akan di umumkan nanti)

Selamaat, selain dapat bagde tambahan,  Anda mendapat kesempatan menjadi narasumber untuk share kesuksesan di grup lain (pertukaran pelajar).

Sekali lagi KONSISTENSI masih diperlukan di tahap bunda sayang ini, karena Konsistensi adalah sebuah usaha untuk terus menerus melakukan sesuatu sampai  tercapai tujuan akhir.

Sikap/sifat yang gigih dan rajin ini akan menjadikan seseorang yang biasa-biasa menjadi luar biasa.

KEMANDIRIAN erat sekali kaitannya dengan KONSISTENSI, seberapa konsisten kita melatih anak-anak untuk mandiri, akan berpengaruh pada  seberapa besar tingkat keberhasilan kita melatih anak-anak untuk menghadapi kehidupannya kelak tanpa bergantung pada orang lain.

Anak mandiri adalah anak yang mampu berpikir dan berbuat untuk dirinya sendiri.

Seorang anak yang mandiri biasanya aktif, kreatif, berkompeten di bidangnya, tidak tergantung pada orang lain dan tampak spontan. Inilah beberapa  life skill yang perlu dimiliki oleh anak.

Ketika hari ini bunda bersusah payah melatih kemandirian anak-anak kita, maka

*Jangan pernah menyerah, walau kadang kita merasa lelah*

Hasilnya akan bunda lihat dalam beberapa tahun mendatang, tidak seketika. Sehingga hal inilah kadang yang menggoda keteguhan kita untuk bersungguh –sungguh mendidik kemandirian anak kita.

Karena kalau kita berhenti melatih kemandirian anak akan muncul perilaku negatif yang dapat menjauhkan anak dari kemandirian di usia selanjutnya.

Gejala-gejala tersebut seperti contoh di bawah ini:
a. Ketergantungan disiplin kepada kontrol luar, bukan karena kesadarannya sendiri. Perilaku ini akan mengarah kepada perilaku  tidak konsisten.

b. Sikap tidak peduli terhadap lingkungan sekitarnya, anak mandiri bukanlah anak yang lepas dari keluarganya melainkan anak yang tetap memiliki ikatan batin dengan keluarganya tetapi tidak bergantung pada keluarganya.

c.Sikap hidup kompromistik tanpa pemahaman dan kompromistik dengan mengorbankan prinsip. Gejala masyarakat sekarang yang meyakini segala sesuatunya dapat diatur adalah bentuk ketidakjujuran berfikir dan bertindak serta kemandirian yang masih rendah.

Kalau melihat gejala-gejala di atas, menyelesaikan tugas kemandirian anak  sekarang, sifatnya menjadi wajib dalam membangun peradaban dunia ini. Karena merekalah nanti yang disebut generasi penerus pembangun peradaban.

Berikut beberapa indikator yang bisa bunda lihat untuk melihat tingkat keberhasilan anak-anak kita secara global.

🌻Ciri khas kemandirian anak :
a.    Anak mandiri mempunyai kecenderungan memecahkan masalah daripada berkutat dalam kekhawatiran.

b.    Anak mandiri tidak takut dalam mengambil resiko karena sudah mempertimbangkan hasil sebelum berbuat.

c.    Anak percaya terhadap penilaian sendiri, sehingga tidak sedikit-sedikit bertanya atau minta bantuan.

d.    Anak memiliki  kontrol yang lebih baik terhadap kehidupannya

Menurut Masrun dkk dalam bukunya jurnal kemandirian anak, membagi kemandirian dalam lima komponen sbb :

a.    MERDEKA, anak bertindak atas kehendak sendiri, bukan karena orang lain dan tidak bergantung orang lain

b.    PROGRESIF, berusaha mengejar prestasi, tekun, terencana dalam mewujudkan harapannya.

c.    INISIATIF , mampu berpikir dan bertindak secara original, kreatif dan penuh inisiatif

d.    TERKENDALI DARI DALAM,  individu yang mampu mengatasi masalah yang dihadapi, mampu mengendalikan tindakannya serta mampu mempengaruhi lingkungan .

e.    KEMANTAPAN DIRI, memiliki harga diri dan kepercayaan diri, percaya terhadap kemampuan sendiri, menerima dirinya dan memperoleh kepuasan dari usahanya.

Kemandirian-kemandirian tersebut di atas akan sangat penting kita persiapkan hari ini, karena anak-anak kita nanti akan memasuki pendidikan abad 21, yang memerlukan ketrampilan kemandirian yang  lebih untuk mencapainya.

Sumber Bacaan :
Masrun dkk, Jurnal Kemandirian Anak, diakses melalui www.lib.ug.co.id, pada tanggal 13 Februari 2016

Institut Ibu Profesional, Bunda Sayang : Melatih Kemandirian Anak, Gaza Media,2016

Trilling dan Fadel, 21st century skills, 2009
Share:
Continue Reading →

Kamis, 14 Desember 2017

Melatih Kemandirian (Hari 15)

Anak 2 tahun masih dalam fase egosentris. Punyaku adalah punyaku, punyamu punyaku juga 😅.
Bilal pun kadang masih begitu.. apapun yang dipegang temannya mau dia rebut, mainan teman yang mirip punyanya diakui, sedang main bersama di rumah teman..mainan temannya diakui juga, terkadang pulang mau membawa mainan temannya.

Maka, di rumah kami latih mengenal kepemilikan. Dikatakan mandiri ketika dia bisa menghargai milik orang lain, mengenal mana punyanya, mana punya orang lain.
Setiap mau memakai barang punya orang lain, meskipun itu punya panda atau bundanya, tetap harus minta ijin dulu.

Beberapa hari lalu Bilal nangis sedih sekali..karena temannya punya tembak-tembakan, dan mau sekali dia pinjam tapi tidak dikasi 😅.
Sambil kupeluk, kusampaikan pesan bahwa itu punya teman, kalau temannya tidak mengizinkan berarti tidak boleh memaksa.

Alhamdulillah..tidak berapa lama, temannya datang mendekat. Bilal bilang "teman, boleh aku pinjam tembaknya?".
Setelah dibolehkan, Bilal senang sekali, tidak lupa Bilal senyum berterima kasih. Ibu-ibu yang lihat jadi ketawa, hehe..
Ya, memang baiknya dibiarkan mereka memecahkan masalahnya sendiri. Menurutku juga tidak adil kalo anak yang tidak mau memberi mainannya dipaksa memberi supaya tidak dicap 'Pelit'.

Tadi sore, sepulang dari bermain Bilal membawa mainan pedang-pedangan.
Bilal: Bunda, aku punya pedang
Saya: punya siapa itu Bilal?
Bilal: punya Bilal lah..
Saya: bukan punya Bilal kan? 😊. punya teman ya? Bilal pinjam punya teman?
Bilal: bukan punya teman, ini punyaku
Saya: bunda tidak pernah belikan bilal pedang.. Bilal dapat dimana?
Bilal: tadi main disitu.. (Sambil nunjuk pos satpam)
Saya: ooh..Bilal main sama teman disitu, terus teman pinjamin pedangnya? Nanti dikembalikan ya pedangnya
Bilal: tidak mau..ini punyaku
Saya: Kenapa bilang itu punya Bilal?
Bilal: tadi sama F**  (nama temannya) dapat pedang.
Saya: dapat pedang? Dapat dimana?
Bilal: disitu (nunjuk pos satpam)
Saya: Yasudah..Bilal boleh main, besok mau kembalikan pedangnya?
Bilal: iyaa..

Mmm..masih kurang jelas itu mainan pedang punya siapa, karena tadi ada beberapa anak yang main bareng. Entah Bilal beneran nemu atau dipinjami.
Karena hujan dan sudah kesorean, mainan pedangnya bermalam di rumah. Bilal sudah janji mau kembalikan besok. Besok sama-sama kita cari tau siapa yang punya 😅, mungkin ketinggalan, karena bilal mengaku dapat.

Share:
Continue Reading →

Rabu, 13 Desember 2017

Cemilan Rabu: Kemandirian usia 15 tahun keatas

*Camilan Rabu*

_Rabu, 13 Desember 2017_

🌸Kemandirian usia 15 tahun keatas🌸

Memasuki usia baligh tantangannya adalah mempersiapkan diri menjadi bagian dari peran peradaban kehidupan. Di usia ini harapannya anak – anak sudah bisa menemukan dan mengembangkan potensi yang di miliki nya serta telah menemukan visi dn misi dalam kehidupannya.

Sebelum memasuki jenjang pernikahan hal yang terpenting adalah mempersiapkan jelas visi pernikahan sejak awal.

Selain itu sebagai calon orangtua di masa depan seseorang harus mampu survive di dunia dengan segala kelebihan dan kekurangan dalam kehidupan pernikahan. Karena itu setiap kita di tuntut untuk mempersiapkan diri. Hendaknya setiap anak yang sudah baligh bisa mandiri dalam segi finansial, psikologi/mental, fisik dan spiritual.

*Mandiri Finansial*
Mandiri secara financial, Yang perlu di ingat adalah bahwa jatuh cinta itu gratis namun menikah butuh biaya. Saat usia 15 tahun keatas diharapkan anak sudah paham bahwa bukan tugas orang tua untuk mengkhawatirkan rizqi, dan tugas orang tua adalah menyiapkan jawaban _"dari mana”_ dan  _“untuk apa”_ atas tiap karunia, Ikhtiar adalah bagian dari ibadah sedangkan rizqi itu urusan Allah.  jadi sesuai dengan fitrahnya di usia akil baligh seorang anak sudah menemukan dan mengembangkan potensi diri anak tersebut. Jika hal ini berhasil maka di usia ini anak – anak bisa mandiri secara financial. Mandiri financial bisa diartikan memiliki pekerjaan atau dapat mengembangkan potensi dan berinovasi sesuai dengan kesukaannya  sehingga mendatangkan keuntungan. Setelah memiliki sebuah pekerjaan maka rajin – rajinlah menabung dan berinvestasi

*Mempersiapkan menjadi orang tua yang mandiri*
Perbanyak pengetahuan dengan membaca atau mengikuti kegiatan parenting, melatih diri untuk mandiri dalam mengerjakan urusan domestic rumah tangga. Dalam konsep pendidikan berbasis fitrah tahap kemandirian anak sudah selesai pada pre Aqil baligh sehingga di usia 15 tahun keatas tugas orang tua adalah memperkaya anak – anak dengan kegiatan yang menyenangkan serta mengajarkan bahwa apa yang sudah di pilih maka wajib untuk diselesaikan. Jika hal ini telah dilakukan di dalam kehidupan pernikahan maka tanggung jawab akan sebuah pilihan akan dituntaskan apa pun resiko nya.

*Persiapan fisik*
Untuk wanita perkaya diri dengan ilmu tentang kehamilan, persalinan dan masa – masa nifas serta perawatan bayi. Perbanyak pengetahuan tentang konsep mendidik anak. Sehingga nanti nya dapat menyelesaikan secara mandiri permasalahan atau perubahan yang terjadi di masa – masa kehamilan dan  saat- saat menyambut kelahiran anak.

Bagi laki-laki persiapan fisik amatlah penting karena berkaitan dengan kualitas sperma yang di produksi.
Selain itu, sebagai kepala keluarga, laki-laki selain mencari nafkah, Ia juga harus dapat membantu pekerjaan Istri dalam menyelesaikan aktivitas rumah tangga. Sehingga fisik yang prima sangat diperlukan.

Menjaga kesehatan fisik dapat dilakukan dengan cara menjaga kebiasaan hidup sehat, pola makan sehat, dan pergaulan yang sehat

*Persiapan Mental*
Persiapan mental sangat dperlukan, karena setelah menikah permasalahan akan lebih kompleks. Melatih mental untuk lebih sabar, tidak mudah menyerah, mengubah sudut pandang masalah menjadi tantangan, menerima kelebihan dan kekurangan pasangan. Bila mental sudah kuat permasalahan yang timbul di kehidupan pernikahan dapat diatasi bersama pasangan tanpa melibatkan orang lain.

*Persiapan spiritual*
Bekali diri dengan ilmu agama yang cukup, bagi anak laki – laki persiapkan bahwa mereka kelak menjadi kepala keluarga dan wanita akan menjadi ibu yang mana adalah madrasah pertama bagi anak – anak nya. Sebelum menikah peningkatan kualitas diri dan kualitas ibadah mutlak diperlukan. Berdoa kepada Allah untuk mendapatkan suami yang sholih dan anak-anak yang akan menjadi penyejuk mata


Mengutip dari kata – kata ibu Septi  *_"jika  semakin dini kita persiapkan pendidikan berbasis potensi dan akhlak kepada anak – anak kita, maka semakin cepat anak – anak _“terpanggil”_ dalam menunaikan ibadah syar`I  termasuk di antara nya menikah di usia muda. Karena prinsipnya bukan orang yang _“mampu”_  yang akan di panggil oleh Allah SWT, melainkan Allah akan “memampukan" orang yang terpanggil"_*



Referensi :

Tehnik Pendidikan Anak Post Aqil Baligh 15 th Keatas oleh ibu Septi Peni Wulandari dalam Kompilasi Resume 10 materi pokok HEbAT community

http://www.konsultasislam.com/2010/01/persiapan-pra-nikah.html_

https://blognyakeluargasakinah.blogspot.co.id/2016/10/5-poin-persiapan-sebelum-menikah-untuk-laki-laki.html?m

Indra Permana. (2016).Wujudkan Rumahh Tangga Impianmu.Yogyakarta.DIVAPress

🥦🍓🥦🍓🥦🍓🥦🍓🥦🍓🥦🍓
Share:
Continue Reading →

Melatih Kemandirian (Hari 14)

Meskipun sudah saya katakan Bilal lulus toilet training (BAK/BAB), tetap saja tiap malam suka deg-degan ngompol nda ya..😅

Yaa..karena benar-benar seharian nda ngompol dari pagi sampe pagi itu sejak hari 10 tantangan melatih kemandirian, dan sekarang baru hari ke 14, hehe..

Dalam 4 hari seolah berubah drastis,hehe..saya takjub MaasyaaAllah..
padahal sebenarnya tidak yaa..ada proses yang panjang mulai dari disounding tiap hari, ditatur tiap 1-2 jam, mulai lepas popok di malam hari meski harus bebersih tengah malam, alhamdulillah..hasil tidak mengkhianati usaha.

Kemandirian yang masih belum konsisten sekarang ini membiasakan kembali makan sendiri. Herannya, kalau makan di luar (ke warung/RM) Bilal mau makan sendiri. Duuh.. jadi merasa bersalah, membuat pencapaian anak merosot gara-gara bundanya mau praktis 😞.

Pelan-pelan kita belajar lagi. Siapkan amunisi buku bacaan, video tentang asiknya makan sendiri..
mmm..Bilal senang sih membantu saya menyiapkan bahan untuk dimasak. Mungkin dengan mengatakan "ini masakan Bilal" bisa bikin dia termotivasi makan sendiri masakannya 😅.

Baiknya ada target ya? Hehe..One week one skill?? Semoga dalam seminggu ada kemajuan. Bismillah..

Share:
Continue Reading →

Selasa, 12 Desember 2017

Melatih Kemandirian Menumbuhkan Rasa Percaya Diri (Hari 13)

Anak-anak suka meniru apa yang dilakukan orang dewasa. Mereka itu senang jika diberi kesempatan melakukan apa yang kita lakukan. Bisa dimulai dari yang sederhana, dan tidak berbahaya. Dengan memberi kesempatan, bisa menimbulkan rasa dihargai dan percaya diri anak.

Tadi pagi ketika sibuk menjemur baju, saya minta tolong Bilal mematikan kompor. Tugas itu memang sudah sering saya kasi buat dia, karena suka penasaran sama kompor kalo bundanya sedang masak, hehe..

Tadi sebenarnya juga saya tanya "Bilal mau bantu bunda menjemur?" tapi dijawab tidak mau 😅. "Kenapa?",tanyaku heran karena biasanya mau.
"Karena bajunya ada muntahnya", kata Bilal.
Oalah..dia lihat baju kemarin yang kena muntahannya sedang dijemur. Coba kujelaskan kalo bajunya itu  sudah bersih karena sudah dicuci, tapi tetap tidak mau..😅

Sore ini waktu mau keluar bermain sebentar saja katanya, Bilal saya minta sekalian membawakan teman-temannya kue.
Bilal pamit "makasih banyak bunda, aku pergi dulu, assalamu'alaikum"

Ternyata tidak ada yang keluar bermain seperti biasanya. Kulihat Bilal menuju rumah tetangga . Bilal mulai mengetuk pintunya, tapi mungkin tidak kedengaran si empunya rumah..hihi, akhirnya balik lagi.

Dengan membawa kue di tangan Bilal mencari teman-temannya. Karena tidak ketemu, akhirnya pulang lagi sampai kemudian ada teman yang lewat.

"Ini buat teman"
"makasih Bilal"
"Sama-sama"

Selain melatih kemandirian,belajar berbagi juga ya sayang..😘😊

Share:
Continue Reading →

Senin, 11 Desember 2017

Cemilan 2 Melatih Kemandirian Anak: Kemandirian Individu

🍧 _Cemilan ke-2_🍧

_*Materi Level ke-2 Melatih Kemandirian Anak*_
_Rabu, 06 Desember 2017_


🔍_*KEMANDIRIAN  INDIVIDU*_🔍

🍎 *Pengertian Kemandirian*

Kemandirian merupakan sikap yang memungkinkan seseorang untuk bertindak bebas, melakukan sesuatu atas dorongan sendiri dan kemampuan mengatur diri sendiri, sesuai dengan hak dan kewajibannya sehingga dapat menyelesaikan sendiri masalah-masalah yang dihadapi tanpa meminta bantuan atau tergantung dari orang lain dan dapat bertanggung jawab terhadap segala keputusan yang telah diambil melalui berbagai pertimbangan sebelumnya.

🍎 *Ciri-ciri Kemandirian*

❄ Individu yang berinisiatif dalam segala hal.

❄Mampu mengerjakan tugas rutin yang dipertanggungjawabkan padanya, tanpa mencari pertolongan dari orang lain.

❄Memperoleh kepuasan dari pekerjaannya.

❄Mampu mengatasi rintangan yang dihadapi dalam mencapai kesuksesan.

❄Mampu berpikir secara kritis, kreatif dan inovatif terhadap tugas dan kegiatan yang dihadapi.

❄Tidak merasa rendah diri apabila harus berbeda pendapat dengan orang lain, dan merasa senang karena dia berani mengemukakan pendapatnya walaupun nantinya berbeda dengan orang lain

🍎 *Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kemandirian*

_Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi kemandirian, yaitu:_

🍰 _Usia_

Pengaruh dari orang lain akan berkurang secara perlahan-lahan pada saat anak menginjak usia lebih tinggi. Pada usia lebih dewasa mereka lebih berorientasi internal, karena percaya bahwa peristiwa-peristiwa dalam hidupnya ditentukan oleh tindakannya sendiri. Anak-anak akan lebih
tergantung pada orang tuanya, tetapi ketergantungan itu lambat laun akan berkurang sesuai dengan bertambahnya usia.

🍰 _Jenis kelamin_

Perbedaan sifat dan jenis kelamin mempengaruhi kemandirian individu juga. di Dalam majalah _Eltern_ di Jerman tahun 2005 dilaporkan hasil sebuah penelitian terhadap perkembangan anak-laki-laki dan perempuan. Dari hasil penelitian itu menyebutkan bahwa ternyata anak laki-laki membutuhkan perhatian lebih banyak dibandingkan dengan anak perempuan dari orang tuanya. Karena itulah akhirnya anak perempuan lebih terlatih untuk mandiri lebih cepat dibandingkan dengan anak laki-laki.

Penelitian lain juga meyebutkan bahwa anak perempuan lebih mudah untuk berinteraksi dengan teman-temannya. Karena mereka bergaul dengan melibatkan emosi. Sementara anak laki-laki tidak melibatkan emosi dalam bergaul, mereka akan bermain dengan menonjolkan sifat kompetitif, membandingkan kemampuan fisik serta menguji kesetiaan sahabatnya.

🍰 _Konsep diri_

Konsep diri yang positif mendukung adanya perasaan yang kompeten pada individu untuk menentukan langkah yang diambil. Bagaimana individu tersebut memandang dan menilai keseluruhan dirinya atau menentukan sejauh mana pribadi individualnya. Mereka yang memandang dan menilai dirinya mampu, cenderung memiliki kemandirian dan sebaliknya mereka yang memandang dan menilai dirinya sendiri kurang atau cenderung menggantungkan dirinya pada orang lain.

🍰  _Pendidikan_

Semakin bertambahnya pengetahuan yang dimiliki oleh seseorang, kemungkinan untuk mencoba sesuatu baru semakin besar, sehingga orang akan lebih kreatif dan memiliki kemampuan. Dengan belajar seseorang dapat mewujudkan keinginan dirinya sendiri sehingga orang memiliki sesuatu secara tepat tanpa tergantung dengan orang lain.

🍰 _Keluarga_

Orang tua mempunyai peranan yang sangat penting dalam melatih dasar-dasar kepribadian seorang anak, demikian pula dalam pembentukan kemandirian pada diri seseorang.

🍰 _Interaksi sosial_

Kemampuan setiap individu, dalam berinteraksi dengan lingkungan sosial serta mampu melakukan penyesuaian diri dengan baik akan mendukung perilaku individu yang bertanggung jawab, mempunyai perasaan aman dan mampu menyelesaikan segala permasalahan yang dihadapi dengan baik tidak mudah menyerah akan mendukung untuk berperilaku mandiri.

🍎 *Proses terbentuknya kemandirian*

Lingkungan kehidupan yang dihadapi individu sangat mempengaruhi perkembangan kepribadian seseorang, baik  segi-segi positif maupun negatif. Lingkungan keluarga dan masyarakat yang baik terutama dalam bidang nilai dan kebiasaan-kebiasaan hidup akan membentuk kepribadiannya, dalam hal ini adalah kemandiriannya.

Lingkungan sosial yang mempunyai kebiasaan yang baik dalam melaksanakan tugas-tugas dalam kehidupan mereka, demikian pula keadaan dalam kehidupan keluarga akan mempengaruhi perkembangan keadaan kemandirian anak. Sikap orang tua yang tidak memanjakan anak akan menyebabkan anak berkembang secara wajar dan menggembirakan. Sebaliknya anak yang dimanjakan akan mengalami kesukaran dalam hal kemandiriannya.

🍎 *Manfaat Hidup Mandiri*

🍦 *Menumbuhkan rasa percaya diri*

Dengan menerapkan hidup mandiri manfaat yang pertama yang akan anda dapatkan adalah memiliki rasa percaya diri. Percaya diri ini didapatkan dari hidup anda yang tidak bergantungan dengan orang lain dan selalu percaya bahwa anda pasti bisa melakukannya dan melewatinya sendiri tanpa ada halangan apapun asalkan anda mau berusaha.

🍦 *Belajar menganalisa*

Jika anda sudah terbiasa hidup mandiri maka manfaat lain yang anda dapatkan adalah mampu mudah menganalisa peristiwa yang terjadi. ini mungkin tidak akan terasa dan tidak anda sadari bahwa anda mulai bisa menganalisa hubungan sebab akibat, aksi dan reaksi dan sebagainya. Tentu saja dengan bisa menganalisa peristiwa yang seperti ini akan membuat anda  menjadi lebih bijaksana dan tidak gegabah dalam mengambil tindakan serta keputusan.

🍦 *Bertanggung jawab*

Karena hidup mandiri menuntut anda untuk bisa membuat keputusan yang baik oleh diri sendiri maka anda juga secara tidak langsung akan memiliki sikap bertanggung jawab. Segala keputusan dan apapun perbuatan yang anda lakukan , anda akan selalu senantiasa menanggung resikonya entah itu baik atau buruk.

🍦 *Mengembangkan daya tahan mental*

Manfaat lainnya yang akan anda dapatkan dari hidup mandiri ini adalah mampu meningkatkan daya tahan mentalnya. Anda akan menjadi lebih tahan banting saat anda mengalami masalah dan persoalan pelik dalam kehidupan.

🍦 *Menjadi kreatif*

Hidup mandiri juga menuntut anda untuk menjadi kreatif. Hal ini disebabkan karena segala permasalahan harus segera diselesaikan namun anda juga harus tetap maju untuk menjalani hidup ini. dengan itu anda akan menjadi lebih kreatif dalam menemukan jalan keluar dan membuat permasalahan anda akan menjadi selesai dengan baik.

🍦 *Memiliki pemikiran kritis*

Anda juga akan memiliki pemikiran yang lebih kritis dibandingkan dengan orang yang tidak mandiri. Orang yang mandiri akan lebih kritis pada hal apapun, karena adanya perubahan hal kecilpun bisa mengubah kehidupan orang mandiri sehingga segalanya harus dipikirkan dengan baik dan tidak boleh dilakukan secara sepihak saja.

_Selamat berlatih menjadi pribadi mandiri_

_Salam Ibu Profesional_
_Tim Fasilitator Ibu Profesional Batch#3_


📚Sumber Referensi:

Basri, Hasan. (2000) : _Remaja Berkualitas Problematika Remaja Dan Solusinya_. Yogyakarta : Pustaka Pelajar Offset. BNSP dan Pusat Kurikulum.

Kartono Kartini .(1996) Cet.Ke VII. _Pengantar Metodologi Riset Sosial_.Bandung. Madar Maju.

Masrun.1986. _Perkembangan Kemandirian seorang anak_. Semarang.

Manfaat.co.id. (30 Juni 2016). 6 Manfaat Hidup mandiri dan Cara Melatihya. Diakses pada 25 November 2017. Dari http://manfaat.co.id/manfaat-hidup-mandiri

Fitriyenti.(20 Juli 2011).Anak perempuan bisa lebih mandiri dari anak laki-laki. Diakses pada 25 November 2017. Pada https://www.kompasiana.com/www.fitriyenti.multyply.com/anak-perempuan-bisa-lebih-mandiri-dari-anak-laki-laki_550103c4813311cb60fa8365
Share:
Continue Reading →

Melatih Kemandirian (Hari 12)

Tadi pagi Bilal latihan mandi sendiri. Kelihatan masih agak sulit mengguyur badannya sendiri, lebih banyak yang terguyur cuma tubuh bagian bawah,hehe..
Setelah itu lalu membuka pasta gigi sendiri dan mengoles pasta giginya ke sikat gigi. Kelihatan sederhana, tapi memutar tutup pasta gigi yang kecil dan memencet pasta gigi juga memerlukan keterampilan motorik halus.

Sehabis mandi, saya beri handuk dan membiarkan Bilal belajar mengeringkan badannya. Bilal juga memilih baju yang mau dia kenakan. Hari ini sudah janji kami mau pergi ke supermarket membeli stok susu UHT kesukaannya.

Setelah belanja di supermarket, karena disana ada arena bermain anak, Bilal minta main dulu.
Senang sekali dia manjat-manjat dan main perosotan. Sebelum manjat berdoa dulu 😁 "bismillahirrahmanirrahim" lalu meluncur ke perosotan.

Ketika manjatnya terlalu tinggi, Bilal agak takut menurunkan kakinya, sambil minta tolong dia berdoa lagi "ya Allah..selamatkan Bilal. Super Bunda, tolong aku". MaasyaaAllah.. membiasakan berdoa sebelum melakukan sesuatu juga termasuk kemandirian kan? Hehehe..

Setelah puas bermain, istirahat dulu minum susu di luar arena bermain. Ada tersedia tempat duduk dan meja disana. Bilal juga belajar buang sampah susunya pada tempatnya, tadi yang saya minta siih..kadang bisa sendiri, kadang masih lupa. Semoga dengan latihan terus, membentuk kebiasaan baik.

Bilal lanjut bermain lagi. Lompat-lompatan..kejar-kejaran sama teman. Beberapa kali juga bolak-balik minta minum.
Tiba-tiba dia mengeluh lehernya nda enak. Saya dudukkan di pangkuan menghadap ke saya sambil mengelus dadanya. Lalu..Bilal muntah banyak sekali 😧

Saya minta maaf ke mbak yang jaga arena bermain. Segera saya beli tisu basah dan kering. Mbaknya baik banget..nda mau saya bantu mengepel. Saya hanya membersihkan badan Bilal, baju dan jilbabku yang lebih muntahan. Kemudian minta maaf lagi sama si mbak dan segera pulang.

Sampai di rumah, ternyata kunci rumah nda ada 😨. Sepertinya tadi terjatuh di arena bermain. Tadi waktu mengeluarkan hp dari dompet memang seperti ada yang jatuh tapi saya nda ngeh..eh ternyata kunci rumah,huhu..
Saya minta tolong pak Satpam temani Bilal dulu sebentar agar bisa buru-buru kembali ke Supermarket. Saya yakin jatuhnya disana, di tempat Bilal main bola.

Fyi saya harus gowes sepeda lagi di siang bolong dengan baju penuh muntahan karena emang nda bisa bawa motor..wkwk..ditawari sama Pak Satpamnya buat minjem motor beliau juga percuma 😅.
Begitu tiba disana, langsung deh saya mencari di lautan bola ini..
alhamdulillah ketemu 😆. Setelah ini jadi tambah kepikiran betapa emang saya harus melawan rasa takut belajar berkendara 😟.

Sudah sampai lagi di rumah, kulihat Bilal sedang ikut sholat dzuhur sama pak Satpam di mushola. Masya Allah..anak baik mau ditinggal. Makasih juga sama pak Satpam komplek yang baik sama anak-anak 🙏🙏.

Saya ajak Bilal masuk dan mandi lagi, hehehe. Sudah mandi sudah wangi lagi, sudah anti baju juga.
Bilal lalu bilang "bundaa..Bilal mau pu*".
Waah..😍 ini kali pertama looh dia bilang kalo mau pu*, biasanya langsung sembunyi.

Buru-buru saya temani ke kamar mandi. Bilal lebih memilih pu* di pottynya daripada di toilet, yasudah lah..yang penting mau belajar dulu.
Maunya juga pu* tanpa ditemani. Pintu kamar mandi dia tutup,
"Aku mau pu* dulu yaa..Bunda di luar dulu yaa",katanya lalu mulai berkonsentrasi di dalam, hihihi..😅


Share:
Continue Reading →

Minggu, 10 Desember 2017

Melatih Kemandirian (Hari 11)

Semalam Bilal berhasil lagi tidak mengompol 😍. Seharian tidak bocor di celana dan bisa bilang ketika mau pipis. Sudah boleh kayaknya ya dikatakan lulus Toilet training?

Kemandirian berarti melakukan sesuatu dengan dorongan/inisiatif sendiri. Alhamdulillah seharian tidak saya tatur lagi. Bilal juga semakin jarang frekuensi buang airnya. Dari pagi sampai sore kalo tidak salah hanya 3x pipis dan sudah bisa ke kamar mandi sendiri.

Rencana menukar reward ⭐ tadi batal karena tiba-tiba hujan, InsyaAllah besok karena bunda sudah janji.

Selama latihan kemandirian ini memang fokusnya ke toilet training. Namun dalam keseharian juga sedang belajar mandi dan sikat gigi sendiri. Bilal beberapa hari ini saya biarkan menyabuni badannya sendiri, yg api untuk membilasnya masih saya bantu. Untuk sikat gigi sendiri, sudah rajin, alhamdulillah.. target selanjutnya sikat gigi malam tanpa perlu saya ingatkan 😊.

Tadi nemu postingan video Bilal ketika umur 16bulan sudah lancar makan sendiri, jadi kangen..hehe. Sebenarnya saya pribadi saat ini tidak merasa sulit ketika mengajak Bilal makan, karena makannya termasuk gampang.. saya terbiasa makan bersama sambil saya makan sambil menyuapi Bilal. Namun tadi ketika melihat video tersebut jadi kepikiran, sekarang kan sudah umur 2 tahun..akan lebih baik jika terbiasa kembali makan sendiri. Ketika kami orang tuanya makan, bisa sama-sama makan dengan tertib.

Eh, tadi makan malam Bilal minta dibikinkan nasi goreng. Sebenarnya bundanya lagi diet, tidak mau makan malam..hihi..tapi Bilal mengambil 2 sendok dan mengajak saya makan bareng sepiring berdua 😁.
Yasudah lah..mumpung anaknya mau makan sendiri tanpa disuap. Mungkin Bilal lebih senang juga kalo makannya bareng
Share:
Continue Reading →

Sabtu, 09 Desember 2017

Melatih Kemandirian (Hari 10)

Sudah hari 10 latihan kemandirian.
Alhamdulillah..target kami dalam toilet training yaitu "bisa menyatakan keinginan buang air" sudah bisa dibilang berhasil. 

Mengingat awal-awal latihan yang bisa sampai 10x ngepel dalam sehari, kemudian perlahan berkurang setelah rajin ditatur, lalu sekarang Bilal bisa bilang sendiri ketika mau pipis jadi tidak lagi tiap jam harus saya tatur. 
Seharian ini bahkan tidak saya tatur lagi. Saya sebenarnya juga mau mengetes, Bilal bilang nda yaa kalo mau pipis? Dan ternyata bisa buka celana sendiri juga lalu ke kamar mandi sendiri ,MasyaAllah...

Tadi sore ketika keluar bermain, Bilal juga sudah bisa pulang ke rumah dulu karena mau pipis. Setelah itu melanjutkan lagi mainnya. Senang..😍 berarti pesan komunikasi produktifnya sampai, alhamdulillah..

Latihan kemandirian hari ini selain toilet training hari ini makan es buah sendiri dan membuat minuman sendiri.  
Bilal membantu membuat minuman untuk tamu dengan memasukkan 3 es batu di tiap-tiap gelasnya. Khusus gelas Bilal, saya biarkan dia menuang air dan mengaduk sirupnya sendiri. Karena sudah sering main transfering jadi sudah mengerti harus diapakan, tumpah sedikit karena buru-buru.

Selama 10 hari tantangan, untuk toilet training Bilal ada 1 hari yang mendapat 3 ⭐, artinya seharian dia tidak mengompol. Itu ketika rajin-rajinnya ditatur dan dibantu panda. Makasih panda..
Lebih banyak Bilal mendapatkan 2⭐ karena di malam hari masih mengompol, meski sebelum tidur ditatur dulu. Mungkin tergantung kesiapan tubuhnya mengontrol kandung kemih yaa..

Sebenarnya, memberi reward hadiah tidak pernah saya janjikan ketika memulai tantangan ini. Hanya agar lebih menyenangkan kubuatkan lah papan reward.
Bilal senang ketika mendapat ⭐ dan menempelkannya sendiri, sekalian melatih motorik halusnya bermain tempel-menempel, hehe..


Besok kami berencana menukar ⭐ yang sudah Bilal dapat, Bilal bisa membeli susu sesuai banyaknya ⭐. Hadiah buat Bilal karena sudah berusaha belajar 💝💝💝
Share:
Continue Reading →

Jumat, 08 Desember 2017

Melatih Kemandirian (Hari 9)

Mulai membiasakan lagi Bilal untuk makan sendiri. Tadi pagi lumayan lancar..Bilal makannya lahap. Karena menunya ayam goreng, jadi masih perlu saya suir-suir agar lebih mudah dia kunyah. 

Di tengah-tengah makan, dia bilang bilang "mau pipis", buru-buru saya antar ke kamar mandi. Tidak harus diantar sebenarnya, karena Bilal sudah bisa ke kamar mandi sendiri. Tapi untuk membasuh pipisnya, belum saya biarkan sendiri, khawatir belum bersih dan pesing.

Alhamdulillah.. seharian tidak pipis di celana. Setiap mau pipis sudah bisa bilang, jadi tidak perlu rajin tiap sejam saya tatur lagi. Saya tatur hanya ketika mau tidur, mau keluar bermain dan tadi waktu mau ke mushola.

Tadi sore teman-temannya datang bermain ke rumah. Saya perhatikan untuk belajar berbagi, Bilal mau berbagi mainan, tapi tidak kepada semua temannya. Hanya kepada yang paling akrab. Karena teman-temannya juga sudah lebih besar, (sudah TK dan SD) mereka memilih bermain mainan yang lain.
Biasanya ketika ribut sedikit pun saya biarkan mereka menyelesaikan sendiri dahulu, tidak serta merta saya paksakan Bilal mau berbagi jika saat itu dia belum mau.
Pelan-pelan..Insyaallah diberi pengertian dan membaca kisah yang berisi pesan tentang berbagi 😊.

Tadi Bilal minta beli minuman ya**lt. Biasanya sore hari penjualnya memang lewat. Bilal saya beri uang pas sesuai harganya dan membiarkan dia keluar membeli sendiri.
"Taraaa..aku sudah beli ya**lt", katanya pulang-pulang membawa minuman yang dia mau. Dengan senang,teman diberi juga. Saya beri pujian karena berani beli sendiri dan mau berbagi.

"aku mau wudhu, bunda. mau sholat di mushola sama teman", katanya ketika masuk waktu magrib.
Bilal mulai kumur-kumur, membasuh lengan, kepalanya dan kakinya.
Untuk berwudhu, sebelumnya sudah pernah kami belajar anggota tubuh yang terkena air wudhu. 
Bilal juga selalu mau ikut wudhu dan sholat bersama. Meski tidak semua tahap dilakukan, dan kadang kebalik urutannya tapi alhamdulillah..dengan senang hati Bilal mau ikut melakukan apa yang dia lihat ketika kami sholat dan mengaji.


Tadi ke mushola bareng teman-temannya, lalu saya susul sholat berjamaah disana. Alhamdulillah..beberapa latihan kemandirian sudah bisa, insya Allah.. dibiasakan terus. Semangat 💪💪
Share:
Continue Reading →

Kamis, 07 Desember 2017

Melatih Kemandirian (Hari 8)

Hari ini flu berat, tapi alhamdulillah Bilal sudah lancar toilet trainingnya jadi saya tidak merasa kesulitan lagi seperti diawal-awal.

Selain toilet training, hari ini Bilal belajar makan sendiri lagi. Hanya beberapa sendok terus mau sambil main, jadi tetap saya suapi ganti-gantian.

Bilal juga belajar memakai sendal sendiri. Sudah bisa sebenarnya..hanya saya mencoba biasakan yang kanan duluan, kadang juga masih kebalik-balik sendal kanan di pakai di kiri, sendal kiri dipakai di kanan 😄.

Tadi sore Bilal mau main di luar, tapi katanya dingin. Dia lalu meminta jaket, saya beri kesempatan untuk belajar memakai jaketnya sendiri. Sambil saya bantu pegangi, Bilal memasukkan tangannya sambil membaca "bismillah". Ketika akan menutup resleting nya juga masih perlu saya bantu memegangi ujungnya agar lebih gampang dia tutup.

Oh..iya, terkait adab masya Allah..saya senang Bilal mulai terbiasa membaca "Bismillah" sebelum minum dan makan. Tadi juga waktu saya minum Bilal mengingatkan untuk duduk dulu, hehe..dan waktu bundanya bersin-bersin, Bilal ikut mengucap "alhamdulillah".😊
Tidaj banyak yang bisa saya ceritakan hari ini karena sedang tidak fit. Semoga besok sudah sehat. Aamiin..

Share:
Continue Reading →

Rabu, 06 Desember 2017

Melatih Kemandirian : Toilet Training (Hari 7)

Kemarin Bilal tidurnya cepat, abis magrib melanjutkan tidur siangnya yang kesorean.
Eh..jam setengah 9 malam bangun katanya "bunda..aku lapar sekali"😅, langsung saya tatur dulu lalu makan malam.
Jam 10 tidur beranjak tidur, saya tatur lagi ke kamar mandi dan alhamdulillah sampai pagi tidak ngompol.

Hari ini toilet trainingnya berjalan lancar, makin hari Bilal sudah bisa mengontrol BAK dan menyatakan jika ingin BAK.
Tadi tidur siang dari jam 1 sampai jam setengah 4. Saya ikut tertidur juga, begitu bangun langsung ngecek celana Bilal, tidak basah..😍. karena masih ngantuk, saya pejamkan mata lagi, cuma sekitar 5 menit..lalu teringat belum sholat ashar. Bilal kemudian bangun teriak "bunda..mau piipiiis". Buru-buru saya bangkit, eh..ternyata sudah keburu basah 😅, untung pakai toilet training pants jadi nda sampai tembus di kasur.

Sekitar jam setengah 5 tadi saya tatur lagi, karena Bilal mau keluar bermain dengan temannya, khawatir kalo bocor lagi karena nda sempat pulang ke rumah.

Jam 7 malam Bilal bilang lagi sewaktu mau pipis. Setelah bersih-bersih..mau saya pakaikan training pants, tapi dia tolak..katanya "itu busuk..kena pipis", padahal celana yg tadi sore kena pipis bukan yang itu, hanya mirip.
Saya tunjukkan celana kotornya yang masih direndam di baskom. Saya tambahkan pesan "supaya celananya tidak kotor lagi berarti Bilal pipisnya tidak boleh di celana..harusnya dimana?"
"di kamar mandi..maaf bunda aku tidak sengaja", kata Bilal menyesal
"iyaa.. Bilal belajar yaa..supaya celananya tidak bau pipis 😊"

Malam ini Bilal makan sendiri lagi..tadi sudah makan malam sebelumnya, saya suap siih, tapi tetangga tersayang bawain nasi kotak alhamdulillah..terus Bilal minta makan lagi.

Waah..padahal sejak setahun sudah saya bisa makan sendiri, tapi karena lebih cepat kalo disuap seringkali saya memilih sambil saya makan sambil suapin Bilal juga..hehe..😅.
Jadi kepikiran mau mengembalikan kebiasaan makan sendiri. Insya Allah.. besok kita mulai lagi
Share:
Continue Reading →

Selasa, 05 Desember 2017

Melatih Kemandirian : Toilet Training (Hari 6)

Hari ini Bilal minumnya banyak, tadi pagi sampe sore saya hitung pipis sampe 6 kali.
Alhamdulillah.. sudah bisa menyatakan keinginan buang airnya. Dengan lantang, sekarang tiap mau pipis bilang "bundaa..aku mau pipis" dan saya sekalipun sedang melakukan hal lain harus buru-buru mengantarnya ke kamar mandi 😁. Sekali dia kelepasan pipis di celana waktu asyik bermain, keluar sedikit pipisnya..kemudian saya ajak lagi ke kamar mandi.

Tadi siang, begitu kulihat ada gelagat mencurigakan seperti mau BAB, langsung saya ajak ke kamar mandi. Seperti biasa..Bilal selalu berdiri sembunyi, menjauh dan biasanya ke  belakang (tempat jemuran) lalu menutup pintunya. Sepertinya agak susah dikeluarkan, saya bujuk agar mau BAB di potty, lebih mudah daripada berdiri seperi itu. Karena kesal tidak mau nurut, saya abaikan saja lalu ke kamar. Kemudian Bilal memanggil "Bunda..hitung satu sampe 10 yaa..aku pup di kamar mandi yaa"
Aaah..saya lupa, kalau strategi menghitung itu selalu manjur untuk membujuk, eh malah Bilal yang mengingatkan,hihihi.. 😁

Hari ini selain toilet training, Bilal juga melakukan beberapa kemandirian. Tadi pagi, belajar memasang baterai di sound booknya menggunakan obeng. Wiih..kedengaran canggih ya? Hahaha..sudah beberapa hari ini Bilal terus menagih dibelikan baterai karena soundbooknya kesukaannya sudah nda bunyi lagi. Begitu panda belikan baterai antusias sekali mau memasang. Sekalian saja diberi kesempatan untuk belajar memasang baterai dan memutar sekrup kan? 😁



Tadi sore juga tanpa saya minta..masyaAllah Bilal membereskan semua mainannya, sambil nyanyi lagu "beres-beres". Crayon, buku gambar,mainan balok, dan figurine sudah masuk kotak dan disusun di rak, saya ikut membantu merapikan puzzle dan menaruh buku-bukunya.

Setelah beres-beres mainan, Bilal mengajak saya makan kerupuk sambil minum teh,hehe..
Eh, nda berapa lama berbaring..terus bilang mau tidur, padahal sudah sore. Seharian memang Bilal main dan tidak tidur Siang, pasti kelelahan

Tadi abis shalat magrib, Bilal terbangun, lalu saya tatur lagi ke kamar mandi. Setelah itu dia langsung melanjutkan tidurnya, kasian..padahal belum makan malam 🙁.

Sudah hampir seminggu latihan kemandirian, semakin hari Bilal menunjukkan progres yang baik, meskipun tidak selalu berhasil seharian nda ngompol, tapi target agar dia mau mengatakan keinginan buang airnya saya rasa sudah bisa dibilang 90% 😊 alhamdulillah..
Share:
Continue Reading →

Senin, 04 Desember 2017

Melatih Kemandirian : Toilet Training (Hari 5)

Jurnal melatih kemandirian anak
  • Nama anak: Bijak Laksana Muhammad (Bilal)
  • Target kemandirian 1 minggu: Menyatakan keinginan untuk BAB/BAK

Kemarin kami ke minimarket dekat rumah, membeli beberapa keperluan dapur . Panda sempat menawarkan "beli popok Bilal untuk malam?" saya tolak "nda usah 😁".
Supaya tekadnya makin bulat, tidak terlena dengan kemudahan dan kemewahan pospak (popok sekali pakai). Kalo di rumah tersedia, begitu ada rasa mager bangun tengah malam bisa tertarik lagi menggunakan,hihihi..

Bilal semalam sempat saya tatur di jam 12 malam, tapi pagi harinya saya lihat celananya basah. Tidak setiap hari memang berjalan lancar, namanya juga latihan. Tapi saya sangat senang Bilal mau belajar sama-sama, tidak ada lagi acara menolak ketika diajak pipis..masya Allah..hasil komunikasi produktif kayaknya 😊.

Sekarang sudah hari ke 5 tantangan kemandirian. Alhamdulilah.. ada peningkatan dari hari sebelumnya. Hari ini dari pagi sampai magrib Bilal pipis sebanyak 4 kali. Di pagi hari saya tatur, dan 3 kalinya Bilal sendiri yang menyatakan keinginan buang airnya..yey..happy alhamdulillah 😍. Tidak lupa saya memuji usaha Bilal agar dia makin semangat belajarnya.
Share:
Continue Reading →

Minggu, 03 Desember 2017

Melatih Kemandirian : Toilet Training (Hari 4)

Jurnal melatih kemandirian anak
  • Nama anak: Bijak Laksana Muhammad (Bilal)
  • Target kemandirian 1 minggu: Menyatakan keinginan untuk BAB/BAK

Semalam sebelum tidur Bilal saya ajak pipis dulu dan saya bangunkan jam 12 malam untuk ditatur. Bilal alhamdulillah.. nurut saja, tidak nangis. Setelah pipis, lanjut tidur lagi.
Awalnya ragu benar-benar melepas popok di malam hari, karena seprei waterproofnya masih dijemur, sedangkan sekarang lagi musim hujan. Tapi kalau mau konsisten, berarti harus dilepas juga di malam hari.

Ketika jam 03.00 saya terbangun, sebenarnya mau ajak Bilal ke kamar mandi lagi, tapi kasihan..tidurnya nyenyak. Alhamdulillah..besok paginya saya cek celananya masih kering, berhasil tidak ngompol semalaman 😍.

Pagi tadi pup lagi di pottynya, tetap masih harus saya bujuk dulu.
Saya senang Bilal hari ini juga mau bilang ketika mau pipis. Dia sempat menahan keinginan buang airnya karena masih ada Panda di kamar mandi.

Tadi sore ketika asyik bermain di luar rumah dengan Temannya, kelepasan bocor di celana..hehe, pulang-pulang melapor "bunda basah, Bilal pipis" 😅
"maaf aku sudah janji tidak pipis celana lagi"
"Iyaa..nda papa, Bilal masih belajar" 😊. 
Besok-besok insya Allah latihan 'kalau mau pipis pulang dulu sebentar'
Share:
Continue Reading →

Sabtu, 02 Desember 2017

Melatih Kemandirian: Toilet Training (Hari 3)

Jurnal melatih kemandirian anak
  • Nama anak: Bijak Laksana Muhammad (Bilal)
  • Target kemandirian 1 minggu: Menyatakan keinginan untuk BAB/BAK
Seperti biasanya begitu Bilal bangun tidur langsung saya bawa ke kamar mandi.  Jam 9, lalu jam 11 saya tatur lagi ke kamar mandi. Alhamdulillah.. sekarang nda pake nolak dulu setiap diajak latihan pipis. Sebelumnya diajak apa saja selalu dijawab "tidak mau", hehe..

Tadi abis mandi Bilal saya pakaikan celana yang lubang kakinya agak lebar, tapi rupanya pas duduk kalo dari samping itu'nya terlihat.
Bilal mulai malu ketika tidak pakai celana atau kelihatan auratnya 😅. Dia minta celananya diganti pakai celana keren saja katanya.
Waktu mengganti celananya,saya selipkan pesan bahwa kalo pipis di kamar mandi itu lebih bagus karena nda kelihatan sama orang, jadi Bilal tidak malu 😀. Semoga nyampe ya pesannya.

Meski hari Sabtu, tadi panda tetap masuk kerja, tapi pulangnya setelah dzuhur. Sekitar jam 13.00 giliran panda yang ajak belajar pipis. Bilal cerita sama panda kalo kemarin pupnya di kamar mandi ,hihihi.. Panda memuji "Masya Allah..Bilal keren sekali, sudah bisa pup sendiri. pupnya di toilet Bilal ya? Lebih keren lagi kalo Bilal mau pup, bilang yaa 😊"
Kami bertiga kemudian bermain bersama. Bilal suka sekali bermain role play. Sayang bundanya suka mager diajak lari muter-muter dan berperan jadi robot, wkwk..kalo sama panda kan bisa lebih seru 😍.

Jam 14.00 kami tidur siang. Bilal bangun sekitar jam 16.30. Alhamdulillah selama tidur nda ngompol. Begitu bangun langsung saya tatur.

Oiya, tadi pagi lupa memberi ⭐ Setelah shalat magrib Bilal memasang ⭐ di papan rewardnya.

Waah..sudah dapat dua ⭐ hari ini, alhamdulillah..Semoga malam nanti bisa berhasil nda ngompol 😊

Share:
Continue Reading →

Jumat, 01 Desember 2017

Melatih Kemandirian :Toilet Training (Hari 2)

Jurnal melatih kemandirian anak

  • Nama anak: Bijak Laksana Muhammad (Bilal)
  • Target kemandirian 1 minggu: Menyatakan keinginan untuk BAB/BAK

Semalam saya sebenarnya berniat untuk bangun jam 01.00 untuk menatur Bilal lagi, tapi ternyata saya terlalu lelap 😅. 

Jam 03.00 kemudian Bilal terbangun, dia bilang "mau pipis". Saya lihat celananya sudah basah, tapi alhamdulillah.. dia mau bilang padahal lagi nyenyak-nyanyaknya, mungkin dia tidak sadar keburu bocor 😅. Saya bawa ke kamar mandi dan pipis lagi sedikit. Setelah itu melanjutkan tidurnya lagi sampai pagi jam setengah 7.

Jam 09.00 saya tatur lagi ke kamar mandi. Sampe siang jam 12.00  berhasil tidak pipis di celana jadi dapat 1 ⭐, antusias dia tempel sambil nyanyi2, hehe..

Tadi siang dia mau pup di pottynya, meskipun harus saya bujuk-bujuk dulu. Karena sepertinya nda nyaman saya lihatin, jadi saya tunggu di luar kamar mandi. Bilal duduk sendiri di potty, bahkan menutup kamar mandinya dulu, setelah selesai baru minta saya bersihkan 😅.

Alhamdulilah.. hari ini ada 2x dia bilang "mau pipis" lalu saya antar ke kamar mandi. Saya peluk dan memberi kata motivasi "Bunda senang Bilal bilang mau pipis, Bilal belajar yaa 😊"
"Sayaaang bunda", katanya
"Bilal sayang bunda kenapa?"
"Karena aku senang"
"Senang kenapa? Bilal senang bisa belajar pipis?"

"Iyaa" 😊

Tadi sore ada 2x bocor juga sih di lantai. Kasihan, mukanya merasa bersalah sambil minta maaf "minta maaf bunda, aku tidak sengaja". Saya membersihkan pipisnya, kuusap-usap punggungnya agar tidak sedih..nda papa..kan masih belajar.

Hari ini tidak tidur siang lagi, seharian main. Lagi senang-senangnya menggambar dan mewarnai. 
Karena kecapekan ,Bilal tidur malamnya jam 19.00. Baru setengah jam tidur lalu terbangun lagi. Kulihat dia  sedang berdiri menangis, sementara matanya masih tertutup. Sepertinya gelisah, mungkin mau pipis lagi pikirku. 
Segera kugendong menuju ke kamar mandi. Begitu ku gendong sudah menetes pipisnya, tetap lanjut kubawa ke kamar mandi. Setelah pipis, melanjutkan lagi tidurnya..

Bilal sayangku..terima kasih sudah berusaha belajar sama-sama bunda. Semangat 💪
Share:
Continue Reading →

Kamis, 30 November 2017

Melatih Kemandirian: Toilet Training (Hari 1)

Jurnal melatih kemandirian anak

  • Nama anak: Bijak Laksana Muhammad (Bilal)
  • Target kemandirian 1 minggu: Menyatakan keinginan untuk BAB/BAK
Kami memilih toilet training dalam tantangan kemandirian kali ini karena sebenarnya kami memang sedang berlatih toilet training selama 2 minggu ini. Tapi ada hari yang nda konsisten karena saya sakit, rasanya nda siap harus mengepel berkali-kali 😅. Berharap dengan adanya tantangan one week one skill, lebih semangat dan membuahkan hasil yang lebih baik dari hari ke hari.

Target yang ingin saya latih terutama untuk menyatakan keinginan buang airnya itu. Kalau pup masih bisa di deteksi yaa dari raut wajahnya, tapi untuk BAK sekarang ini masih dalam tahap menatur, setiap 1-2 jam sekali saya ajak ke kamar mandi karena Bilal belum bilang ketika ingin pipis.

Semalam saya membuat reward chart, agar proses toilet trainingnya lebih menyenangkan dan semoga bilal lebih semangat belajarnya. Akan sangat membantu jika Bilal bisa mengatakan keinginannya tanpa harus bunda yang mengajak.
Bismillah..semangat mengembalikan fitrah anak pada kebersihan.

* * *
Latihan hari ini

05.30 Bilal bangun langsung menuju mainannya, sementara saya lagi di kamar mandi, dia bilang "pipis bunda", yaah..sudah keburu bocor di lantai 😅

07.30 abis mandi ditatur pipis di kamar mandi. Bilal lalu main ke tetangga depan rumah. Saya degdegan..huhu, minggu lalu dia pipis di mushola, untung bukan di karpet, tapi dekat pintu jadi bisa tinggal siram dan saya pel berulang-ulang.

Sejam kemudian saya jemput ajak pulang untuk pipis dulu di rumah. Setelah itu lanjut main lagi, saya ikut menemani bermain di teras. Sambil bermain saya tanyakan "Bilal mau pipis?" dan dijawab tidak.
Bilal tadi makan 3 es lilin. Karena minumnya banyak, saya ajak lagi untuk pipis dulu. Temannya sampe harus mengantar ke rumah supaya dia mau pulang 😅.

Eh..setelah tantangan komprod minggu lalu Bilal jadi suka memuji  wkwk..
"Bunda lagi apa?"
"Lagi cuci piring, Bilal"
"Alhamdulillah.. Bilal senang bunda rajin cuci piring"
Tadi ketika saya baru keluar kamar mandi dia bertanya "Bunda sudah pipis?"
"Sudah"
"Alhamdulillah.. Bilal senang bunda mau pipis di kamar mandi"

😂😂😂

Bilal mengajakku bermain mobil-mobilan. Mobil bus dianggap sebagai adek, dan mobil besar satunya sebagai ayah,hihihi.. Sambil memegang mobil 'ayah', Bilal bertanya "adek mau pipis? Pipisnya di kamar mandi ya"
Saya sambung percakapannya "kenapa harus pipis di kamar mandi ayah?"
"Karena pipis di celana basah.. lantainya licin, bisa jatuh", jawab Bilal
"Ooh. begitu yaa..kotor juga ya ayah? Pipis di kamar mandi lebih bersih ya?"
"Iyaa"
Wkwk..mungkin saking seringnya saya ngomong begitu sampe dia hafal. Jangan bosan ya Bilal..semoga cepat lulusnya.

Siangnya setelah makan, saya keluarkan ⭐ untuk ditempel di papan reward. Kupersilahkan Bilal untuk menempel sendiri ⭐nya di tempat yang saya tunjuk.

Bilal minta ⭐ lagi, yang banyak katanya. Kuberi tahu bahwa dia bisa dapat bintang lagi hari ini kalo pipisnya di kamar mandi.
"Bilal mau dapat bintang lagi?"
"Mau"
"Pipisnya di kamar mandi yaa..Bilal bilang kalo mau pipis, nanti bunda antar ke kamar mandi"
"Iya bunda"


13.00 Bilal tidur siang. Alhamdulilah.. padahal dia jarang banget tidur siang.

12.30 Terbangun. Baru mau saya ajak pipis, sudah bocor. Tadi tidurnya di tikar plastik sih..jadi lebih gampang dibersihin. Belum selesai saya pel, bocor lagi 😆. Selesai ganti celana, Bilal lanjut tidurnya. Tadi sore hujan deras sekali, mungkin karena dingin juga, Bilal jadi pipis terus.

Bangun sekitar jam 17.00 saya tatur ke kamar mandi. Alhamdulillah.. Tadi jam 19.00 dia bilang "mau pipis" sambil pahanya dijepit. Buru-buru saya ajak ke kamar mandi.

Permulaan yang baik, alhamdulillah..tidak lupa saya beri pujian atas usahanya, "makasih ya Bilal mau bilang ke bunda. Bilal hebat bisa bilang mau pipis di kamar mandi" 😊
Share:
Continue Reading →

Rabu, 29 November 2017

Cemilan 1 Kemandirian

🍙 *Cemilan 1 Kemandirian*

_Rabu, 29 November 2017_

*Kemandirian Merupakan Aspek Penting yang Berkembang pada Setiap Orang*

Ketika anak dilahirkan ke dunia, sesungguhnya ia sudah memiliki fitrah untuk belajar dan fitrah berkembang.

Bayi yang tadinya tidak bisa tengkurap maka di usianya yang ke 4 bulan ia akan dengan sendirinya bergerak gerak berusaha untuk tengkurap tentu akan semakin cepat dan baik jika orangtua terus menstimulusnya dengan berbagai arahan, rangsangan agar bayi mau tengkurap.

Begitu juga ketika kita mendengar kata mandiri atau kemandirian maka yang terbesit dalam pikiran adalah bahwa anak bisa makan sendiri, mandi sendiri, mengerjakan PR sendiri dsb.

Banyak orangtua yang menginginkan anak untuk mandiri namun banyak orangtua pula yang gagal menjadikan anak mandiri karena tidak peka, tidak jeli dan malas untuk mengamati pola tingkah anak masa kini yang akhirnya memberikan apa pun keinginan anak tanpa berpikir panjang dengan alasan cinta.

Padahal sesungguhnya tindakan tersebut tergolong pada cinta tanpa logika, cinta yang tidak jelas arah tujuannya, tidak jelas makna bagi anak karena sebetulnya orangtua yang meluluskan keinginan anak telah menghancurkan fitrah belajar mandiri anak sejak dini karena anak menjadi bergantung kepada orangtua, dan oranglain.

Pola prilaku anak saat ini adalah bekal untuk kehidupannya di masa yang akan datang, dimana kelak anak dituntut untuk membuat sebuah keputusan untuk hidup sendiri bahkan hidup orang lain.

Kemandirian inilah yang berbeda beda setiap orang tergantung dari proses belajar dan perkembangan yang dialami masing-masing orang.

*Kemandirian pun memiliki makna:*

🍉Memiliki suatu penghayatan/ semangat untuk menjadi lebih baik dan percaya diri.

🍉Mengelola pikiran untuk menelaah masalah dan mengambil keputusan untuk bertindak.

🍉Disiplin dan tanggungjawab

🍉Tidak bergantung kepada oranglain.


Pengertian ini sejalan dengan yang diungkapkan oleh _Havighurst (1970)_ yang menyatakan bahwa kemandirian memiliki beberapa aspek yaitu:

🏆 *Aspek Intelektual* ,yang merujuk pada kemampuan berpikir, menalar, dan memahami beragam kondisi.

👜 *Aspek sosial* , berkenaan dengan kemampuam berani akteif membina relasi sosial, namun tidak bergantung pada oranglain di sekitarnya.

👓 *Aspek emosi* , menunjukan kemampuan individu untuk mengelola serta mengendalikan emosi dan reaksinya, dengan tidak bergantung secata emosi dengan orangtua.

💰 *Aspek ekonomi* , menunjukan kemandirian dalam hal mengatur ekonomi dan kebutuhan kebutuhan ekonomi dan tidak bergantung pada orangtua.


*Lalu sejauh mana peran orangtua terhadap kemandirian anak?*

Dalam tahapannya yang harus dilakukan oleh orangtua adalah melakukan pengenalan diri dan pengenalan anak.

Tanpa kedua hal tersebut, peluang terbentuk sebuah sikap mandiri yang diinginkan dalam diri anak sangat kecil.

Membicarakan usaha mengembangkan kemandirian anak harus diorientasikan pada peningkatan kemampuan anak dalam hal intelektual,sosial, emosi dan ekonomi.

Mereka mandiri berdasar kekuatan pribadi, berdasarkan kebutuhan diri-sendiri untuk bisa tidak tergantung pada orang lain, bukan berdasar kemauan dan keinginan orang tua.

*Lalu Bagaimana?*

Agar anak mau belajar mandiri, berlatih melakukan pekerjaan sehari-hari sendiri maka ada beberapa hal yang harus dilakukan oleh orangtua:

💎 *Beri kesempatan* anak untuk memilih. Anak yang sudah terbiasa dihadapkan dengan situasi yang ditentukan oranglain maka ia akan malas memilih. Namun jika anak sudah terbiasa dihadapkan dengam berbagai situasi dan kondisi maka anak terbiasa membuat keputusan sendiri.

♥ *Hargailah usahanya* .Apresiasi atau menghargai usaha kecil anak untuk mengatasi kesulitannya dengan mandiri.

🚫 *Hindari banyak bertanya*. Orangtua yang terlalu banyak bertanya dapat diartikan oleh anak ingin banyak tahu sehingga anak merasa terkekang.

⁉ *Jangan langsung menjawab pertanyaan* . Berikan anak kesempatan untuk berpikir dengan tidak langsung menjawab pertanyaan pertanyaan yang diajukan anak.

🔥 *Dorong untuk melihat alternatif* .Sebaiknya anak pun tahu bahwa orangtua bukanlah satu satunya sumber yang dapat mengatasi masalah namun masih banyak sumber sumber lainnya.

❌ *Jangan patahkan semangatnya* .Dorong terus anak untuk melakukan apa yang ingin ia lakukan, jangan mematahkan semangatnya karena tidak ingin melihatnya kecewa.


_Selamat berlatih_
🍃 _Tim Fasilitator Bunsay 3_

-----------
Referensi:

Psikologi anak dan pendidikan (kumpulan artikel web-dirangkum oleh Zainul Muttaqin)-pdf

Resume seminar parenting bersama Elly Risman-Mendidik anak dengan Cinta dan logika.
Share:
Continue Reading →

Tantangan 10 hari Melatih Kemandirian Anak

*Tantangan 10 hari  Melatih Kemandirian Anak*

_(Periode 30 Nov - 16 Des 2017)_

Selamat datang di game tantangan kedua

🎉🎉🎉


Dalam tantangan 10 hari di materi kemandirian  kali ini, kita akan memberikan apresiasi kemandirian dalam beberapa kategori yaitu:

🎀 Bagi Anda yang sudah memiliki putra/i

🎀 Bagi Anda yang ingin melatih kemandirian berdua dengan pasangan karena di rumah belum ada anak-anak

🎀 Dan Bagi Anda yang masih single

❓❓❓
Bagaimana caranya?


1. Pilih *satu orang saja* selama melakukan tantangan ini.

❤Bagi Anda yang telah memiliki anak, pilih salah satu dari anak Anda,

❤ Bagi Anda yang belum memiliki anak, jadikan Anda dan atau pasangan Anda sebagai rekan melakukan tantangan

❤ Bagi Anda yang belum menikah, jadikan diri Anda yang melakukan tantangan ini

2. Buatlah list kemampuan kemandirian apa saja yang ingin Anda latihkan

3. Buatlah program _One Week One Skill_. Dalam satu bulan ini *min*. melatih 1 kemandirian dan *max*. 4 kemandirian.

4. Dokumentasikan proses yang Anda lakukan terkait :

📹 Kemandirian anak ➡👪
🎥 Kemandirian Anda dan atau pasangan ➡💑
📽 Kemandirian diri Anda sendiri➡👩🏻

Bisa dalam bentuk foto dengan caption atau tulisan narasi  yang Anda posting setiap hari,  minimum selama 10 hari dan max. tak berbatas waktu, tergantung komitmen yang Anda buat.

🎁🎁🎁
Bagi Anda yang berhasil menyelesaikan tantangan ini akan memperoleh badge dasar, baik lompat-lompat hari atau dirapel selama 10 hari sejak tgl 30 nov sampai tanggal 16 Desember 2017.

🎁🎁🎁
Bagi Anda yang berhasil melaksanakan tantangan tanpa dirapel, tanpa loncat-loncat hari selama 10 hari berturut-turut. Maka akan mendapatkan tambahan badge:

*_"You're excellent"_*

🎁🎁🎁
Bagi Anda yang berhasil konsisten 10 hari berturut-turut lalu melanjutkan hingga minimal 15 hari berikutnya tanpa rapel, tanpa loncat hari, maka akan mendapatkan tambahan badge :

*_"You're outstanding performance”_*

Dan mendapatkan kesempatan untuk masuk pertukaran pelajar (perpel).


5. Posting dokumentasi Anda di Blog atau Platform lainnya, disertai hashtag :

#Harikedua
#Tantangan10Hari
#Level2
#KuliahBunSayIIP
#MelatihKemandirian

Dan bagi yg di blog, tambahkan kategori/label :

Bunda Sayang
Melatih Kemandirian
Ibu Profesional
IIP

📝 Setorkan link tulisan anda ke (link menyusul)

📈 Lihat realtime seluruh laporan Anda di (link menyusul)

Jika mengalami kendala teknis, hubungi Koordinator Bulanan ya.

Selamat bermain
Share:
Continue Reading →

Senin, 27 November 2017

Materi 2: MELATIH KEMANDIRIAN ANAK

*Institut Ibu Profesional*
_Materi Bunda Sayang Sesi #2_

*MELATIH KEMANDIRIAN ANAK*

_Mengapa melatih kemandirian anak itu penting?_

Kemandirian anak erat kaitannya dengan rasa percaya diri. Sehingga apabila kita ingin meningktkan rasa percaya diri anak, mulailah dari meningkatkan kemandirian dirinya.

Kemandirian erat kaitannya dengan jiwa merdeka. Karena anak yang mandiri tidak akan pernah bergantung pada orang lain. Jiwa seperti inilah yang kebanyakan dimiliki oleh para enterpreneur, sehingga untuk melatih enterpreneur sejak dini bukan dengan melatih proses jual belinya terlebih dahulu, melainkan melatih kemandiriannya.

Kemandirian membuat anak-anak lebih cepat selesai dengan dirinya, sehingga ia bisa berbuat banyak untuk orang lain.

_Kapan kemandirian mulai dilatihkan ke anak-anak?_

Sejak mereka sudah tidak masuk kategori bayi lagi, baik secara usia maupun secara mental. Secara usia seseorang dikatakan bayi apabila berusia 0-12 bulan, secara mental bisa jadi pola asuh kita membiarkan anak-anak untuk selalu dianggap bayi meski usianya sudah lebih dari 12 bulan.

Bayi usia 0-12 bulan kehidupannya masih sangat tergantung pada orang lain. Sehingga apabila kita masih selalu menolong anak-anak di usia 1 th ke atas, artinya anak-anak tersebut secara usia sudah tidak bayi lagi, tetapi secara mental kita mengkerdilkannya agar tetap menjadi bayi terus.

_Apa saja tolok ukur kemandirian anak-anak?_

☘ *Usia 1-3 tahun*
Di tahap ini anak-anak berlatih mengontrol dirinya sendiri. Maka sudah saatnya kita melatih anak-anak untuk bisa setahap demi setahap meenyelesaikan urusan untuk dirinya sendiri.
Contoh :
✅Toilet Training
✅Makan sendiri
✅Berbicara jika memerlukan sesuatu

🔑 *Kunci Orangtua dalam melatih kemandirian anak-anak di usia 1-3 th  adalah sbb :*
👨‍👩‍👦‍👦 Membersamai anak-anak dalam proses latihan kemandirian, tidak membiarkannya berlatih sendiri.
👨‍👩‍👦‍👦 Mau repot di 6 bulan pertama. Bersabar, karena biasanya 6 bulan pertama ini orangtua mengalami tantangan yang luar biasa.
👨‍👩‍👦‍👦Komitmen dan konsisten dengan aturan

Contoh:
_Aturan berbicara_ :
Di rumah ini hanya yang berbicara baik-baik yang akan sukses mendapatkan apa yang diinginkannya.

Maka jangan pernah loloskan keinginan anak apabila mereka minta sesuatu dengan menangis dan teriak-teriak.

_Aturan bermain_:
Di rumah ini boleh bermain apa saja, dengan syarat kembalikan mainan yang sudah tidak dipakai, baru ambil mainan yang lain.

Maka tempatkanlah mainan-mainan dalam tempat yang mudah di ambil anak, klasifikasikan sesuai kelompoknya. Kemudian ajarilah anak-anak, ambil mainan di tempat A, mainkan, kembalikan ke tempatnya, baru ambil mainan di tempat B. Latih terus menerus dan bermainlah bersama anak-anak, jadilah anak-anak yang menjalankan aturan tersebut, jangan berperan menjadi orangtua. Karena anak-anak akan lebih mudah mencontoh temannya. Andalah teman terbaik pertama untuknya.

☘ *Anak usia 3-5 tahun*
Anak-anak di usia ini sedang menunjukkan inisiatif besar untuk melakukan kegiatan berdasarkan keinginannya
Contoh :
✅ Anak-anak lebih suka mencontoh perilaku orang dewasa.
✅Ingin melakukan semua kegiatan yang dilakukan oleh orang dewasa di sekitarnya

🔑 *Kunci Orangtua dalam melatih kemandirian anak di usia 3-5 th adalah sbb :*
👨‍👩‍👦‍👦Hargai keinginan anak-anak
👨‍👩‍👦‍👦Jangan buru-buru memberikan pertolongan
👨‍👩‍👦‍👦 Terima ketidaksempurnaan
👨‍👩‍👦‍👦 Hargai proses, jangan permasalahkan hasil
👨‍👩‍👦‍👦 Berbagi peran bersama anak
👨‍👩‍👦‍👦 Lakukan dengan proses bermain bersama anak

Contoh :
✅Apabila kita setrika baju besar, berikanlah baju kecil-kecil ke anak.
✅Apabila anda memasak, ajarkanlah ke anak-anak masakan sederhana, sehingga ia sdh bisa menyediakan sarapan untuk dirinya sendiri secara bertahap.
✅Berikanlah peran dalam menyelesaikan kegiatannya, misal manager toilet, jendral sampah dll. Dan jangan pernah ditarget apapun, dan jangan diberikan sebagai tugas dari orangtus. Mereka senang mengerjakan pekerjaannya saja itu sudah sesuatu yang luar biasa.

☘ *Anak-anak usia sekolah*
Apabila dari usia 1 tahun kita sudah menstimulus kemandirian anak, maka saat anak-anak memasuki usia sekolah, dia akan menjadi pembelajar mandiri. Sudah muncul internal motivation dari dalam dirinya tentang apa saja yang dia perlukan untuk dipelajari dalam kehidupan ini.

⛔Kesalahan fatal orangtua di usia ini adalah terlalu fokus di tugas-tugas sekolah anak, seperti PR sekolah,les pelajaran dll. Sehingga kemandirian anak justru kadang mengalami penurunan dibandingkan usia sebelumnya.

🔑 *Kunci orangtua dalam melatih kemandirian anak di usia sekolah*
👨‍👩‍👦‍👦Jangan mudah iba dengan beban sekolah anak-anak sehingga semua tugas kemandirian justru dikerjakan oleh orangtuanya
👨‍👩‍👦‍👦Ijinkan anak menentukan tujuannya sendiri
👨‍👩‍👦‍👦Percayakan manajemen waktu yang sudah dibuat oleh anak-anak.
👨‍👩‍👦‍👦Kenalkan kesepakatan, konsekuensi dan resiko

Contoh :
✅Perbanyak membuat permainan yang dibuatnya sendiri ( DIY = Do It Yourself)
✅Dibuatkan kamar sendiri, karena anak-anak yang mahir mengelola kamar tidurnya, akan menjadi pijakan awal kesuksesan ia dalam mengelola rumahnya kelak ketika dewasa.

📌 *Ketrampilan-ketrampilan dasar yang harus dilatihakan untuk anak-anak usia sekolah ini adalah sbb:*
1⃣Menjaga kesehatan dan keselamatan dirinya
2⃣Ketrampilan Literasi
3⃣Mengurus diri sendiri
4⃣Berkomunikasi
5⃣Melayani
6⃣Menghasilkan makanan
7⃣Perjalanan Mandiri
8⃣Memakai teknologi
9⃣Transaksi keuangan
🔟Berkarya

📌 *3 Hal yang diperlukan secara mutlak di orangtua dalam melatih kemandirian anak adalah :*
1⃣Konsistensi
2⃣Motivasi
3⃣Teladan

_*Silakan tengok diri kita sendiri, apakah saat ini kita termasuk orangtua yang mandiri?*_

📌 *Dukungan-dukungan untuk melatih kemandirian anak*
1⃣Rumah harus didesain untuk anak-anak
2⃣Membuat aturan bersama anak-anak
3⃣Konsisten dalam melakukan aturan
4⃣Kenalkan resiko pada anak
5⃣Berikan tanggung jawab sesuai usia anak

_Ingat, kita tidak akan selamanya bersama anak-anak. Maka melatih kemandirian itu adalah sebuah pilihan hidup bagi keluarga kita_


Salam,

/Tim Fasilitator Bunda Sayang/

_Sumber bacaan_:
_Institut Ibu Profesional, Bunda Sayang, antologi, gaza media, 2014_
_Septi Peni, Mendidik anak mandiri, pengalaman pribadi, wawancara_
_Aar Sumardiono, Ketrampilan dasar dalam mendidikan anak sukses dan bahagia, rumah inspirasi_
Share:
Continue Reading →

Kamis, 23 November 2017

Aliran Rasaku Belajar Komunikasi Produktif


Alhamdulillah..banyaaak belajar dari latihan komunikasi produktif. Memperbaiki intonasi dan raut wajah dan bahasa tubuh terutama, karena itu yang berperan sangat besar dalam proses keberhasilan komunikasi.

Dalam tantangan ini, saya lebih banyak menceritakan bagaimana praktek komunikasi produktif dengan anak.
Saya memilih menuliskan tantangan dengan anak, karena gaya komunikasinya yang unik.
"Mereka mungkin tidak memahami perkataan kita, tetapi mereka tidak pernah salah mengcopy".
Maka tindakan dan ucapan saya sebagai orangtua haruslah menjadi teladan yang baik. Saya bertekad untuk terus berlatih dan memahami anak dengan komunikasi produktif.

Waktu tiap hari lebih banyak dihabiskan berdua di rumah, memberiku ruang untuk mengamati bagaimana bahasa cinta anak.
Bilal sepertinya punya 3 bahasa cinta yang dominan dia tunjukkan yaitu sentuhan fisik, kata-kata mendukung dan waktu bersama.

Saat ingin tidur Bilal suka dibelai punggungnya, begitu bangun tidur dia minta dipeluk.
Sewaktu Bilal terjatuh,cukup dengan mengelus bagian yang sakit dan memeluknya akan membuatnya merasa nyaman. 
Dari belajar komprod, saya belajar untuk berempati dulu, tidak meremehkan apa yang dia rasakan. Termasuk jika pada suatu waktu dia nangis karena kakinya kotor. Setelah menerima perasaannya, barulah pesan-pesan kebaikan bisa disampaikan. 
Tapi sayangnya, saya masih sering lupa menyisipkan refleksi pengalaman ketika akan memberi nasehat 😞

Ketika panda pulang kerja Bilal senang jika dihadiahi pelukan dan ciuman. Saya merasa waktu bersama orangtua juga sangat berarti untuk dia.
Bilal pernah bilang ketika panda akan berangkat kerja "panda mau kemana?", "jangan tinggalin Bilal", kalau ditawari mau nonton atau bermain bersama dia memilih dan bilang "aku mau main sama bunda/panda" . Bilal pun selalu mau ikut kemana-mana. Ketika bermain dia memintaku menyimpan hp, lalu menemaninya tanpa disambi hal lain.
Bilal senang duduk dipangku sambil dipeluk ketika membaca buku. Dalam latihan komprod, saya berusaha untuk benar-benar hadir menemani. Belajar meresponnya dengan tubuh condong ke arahnya, eye contact dan menunjukkan ketertarikan saat dia berbicara.

Jika sedang bersedih Bilal sangat butuh pelukan. Sekalipun mungkin kesal/sedihnya karena kita..istilah mba Fasil Ummi Hajiroh "marah tapi kangen" hehe... 
Sehingga setelah menegur kesalahannya, perlu diberi pelukan untuk menenangkan hatinya dan kata-kata mendukung seperti "Bunda/panda sayang Bilal, sayaang Bilal..hanya tidak suka kalo Bilal melempar" agar membedakan bukan pribadinya yang tidak kami sukai, tapi sikapnya (jika melakukan hal negatif)

Kata-kata motivasi yang saya terapkan pada latihan, seperti "Bunda senang Bilal mau belajar pipis di kamar mandi", atau "Waah..Bilal inisiatif sekali", "Terima kasih ya Bilal, mau buang sampah ke tempat sampah" cukup berpengaruh membuat Bilal bersemangat belajar. Saya berusaha juga agar kata-kata pujian/kritik jelas tertuju pada sikap/tindakannya seperti yang kami pelajari dalam materi komunikasi produktif.

Untuk komunikasi dengan pasangan, ternyata caraku berkomunikasi seringkali bikin pasangan bingung mau membalas bagaimana 🙏. Kalo dalam materi, ini mungkin termasuk "transaksi silang".
Penyebabnya, karena seringkali ego kanak-kanakku yang muncul, seperti ngambekan dan mengeluh 😭

Bersyukur, dengan latihan komprod ini kami sama-sama belajar dan saling mengingatkan jika ketika berkomunikasi ada terselip nada yang kurang enak, atau kata yang tidak pas di hati.
Saling mengingatkan dan memberi nasehat baik di waktu yang tepat juga point penting yang harus diperhatikan ketika berkomunikasi sesama dewasa, biasanya kami memilih waktu berdua sebelum tidur 😊.
"For things to change, I must change first".
Yang masih banyak harus diperbaiki adalah bagaimana saya berkomunikasi dengan diri sendiri, karena justru seringkali itu tidak disadari.
Pemilihan kata yang mengandung pesimisme karena  pikiran-pikiran sendiri. Bismillah..latihan terus membiasakan diri berpikir positif, kata yang keluar juga produktif dan agar hidup lebih berenergi.

Game ini tugas kami pertama kali di kelas  Bunda Sayang. Sangat menantang bagi saya, karena kami harus menyetorkan secara konsisten minimal 10 hari. 
Sebenarnya ada sedikit kecewa karena saya membuat tugas berturut-turut hingga hari ke 15, tapi dihitung tidak konsisten..ya karena saya memang tidak konsisten menyetorkan. Ada 2hari dimana saya lupa, berniat untuk menyetorkan nanti saja..tapi ternyata kadang karena kesibukan atau kelelahan jadi lupa. Ketika terbangun tengah malam, baru ingat belum menyetor dan sudah masuk hari lain. Kecewa karena merasa telah berusaha penuh melakukan aktivitas menulis yang saya sendiri masih Terbata-bata 😖.

Lalu kulihat lagi..betapa sudah banyak hal positif yang saya dapat ketika mengerjakan tantangan ini. Alhamdulillah..selain latihan komunikasi produktif, saya jadi belajar menulis, belajar ngeblog, dan berharap makin lama skillku makin terasah..
Ini baru tahap awal di kelas Bunda Sayang, insyaAllah kami akan terus belajar menjadi pribadi yang lebih baik. aamiin 😊

Share:
Continue Reading →

Rabu, 22 November 2017

Cemilan 3 Komunikasi Produktif : Komunikasi Non Verbal

🍧 *Cemilan 3 Komunikasi Produktif* 🍧
_Rabu, 22 November 2017_

🎂 *Komunikasi Non Verbal*
Yuk, ingat kembali kaidah komunikasi, 7-38-55. Dalam kaidah tersebut disampaikan bahwa komunikasi verbal berperan 7%, sedangkan sisanya adalah faktor komunikasi non verbal, diantara ada intonasi suara dan bahasa tubuh.
Yuk, supaya lebih maksimal, mari berkenalan lebih jauh dengan komunikasi non verbal.

*Komunikasi non verbal* adalah komunikasi yang menggunakan *isyarat* bukan kata-kata. Menurut _Larry A. Samovar_ dan _Richard E.Porter_ , komunikasi non verbal mencakup semua rangsangan (kecuali rangsangan verbal) dalam suatu setting komunikasi, yang dihasilkan oleh individu dan penggunaan lingkungan oleh individu. Rangsangan ini  mempunyai nilai pesan potensial bagi pengirim atau penerima.

Bagaimana dengan bahasa isyarat? Para  komunikasi sepakat bahwa Bahasa isyarat dan tulisan tidak dianggap komunikasi non verbal, karena menggunakan kata.

Komunikasi non verbal lebih kepada _cara menyatakan apa yang dipikirkan dan dirasa seseorang_ .

🍭 *Fungsi  komunikasi non verbal :*



1⃣ *Repetisi* , yakni mengulangi perilaku verbal.
Misalnya mengangguk saat mengatakan “ya”, menggeleng saat mengatakan “tidak”.

2⃣ *Subtitusi* , yakni menggantikan perilaku verbal.
Misalnya melambaikan tangan sebagai bentuk “memanggil”, mengacungkan ibu jari sebagai bentuk pernyataan setuju.

3⃣ *Kontradiksi* , yakni menunjukan pertentangan saat menyampaikan pesan.
Misalnya, menyilangkan jari saat berkata bohong.

4⃣ *Aksentuasi* , yakni penguatan terhadap komunikasi verbal yang disampaikan.
Misalnya penekanan suara, intonasi, gerakan tangan, senyum, dan sebagainya.

5⃣ *Komplemen* , yakni melengkapi perilaku verbal dengan menggunakan kode-kode.
Misalnya menjelang sesi berakhir, para peserta  seminar sudah mulai berkemas-kemas, bolak-balik melihat jam, dan hal ini membuat panitia segera menutup acara.

🍭 *Lalu, apa saja yang termasuk dalam komunikasi non verbal?*

Berikut beberapa hal yang berkaitan dengan komunikasi non verbal, diantaranya adalah :

🙅 *Kinesik* yakni  hal-hal yang berkaitan dengan *gerakan tubuh*, diantaranya adalah : gerakan kepala, kontak mata, ekspresi wajah, gerakan tangan.
Misalnya adalah gerakan mencondongkan badan saat sedang berbicara, kepala mengangguk saat mendengarkan, dan lain sebagainya.

🏡 *Proksemik* , yakni studi mengenai penggunaan
_ruang_ dan jarak dalam komunikasi manusia. Hal ini berkaitan dengan suasana ruangan, posisi furniture, suasana lingkungan, dan jarak saat berkomunikasi.

Misalnya saat berbicara dengan sosok yang sudah kenal dekat (anak, suami, orangtua) jaraknya sangat dekat, bahkan intim. Berbeda saat berkomunikasi dengan sosok yang baru dikenal atau yang di hormati, biasanya lebih menjaga jarak, untuk menjaga ruang pribadi.

Contoh lainnya, saat berbincang santai dengan keluarga maka ruang keluarga menjadi pilihan, karena suasana yang nyaman. Namun bila ada hal serius yang ingin disampaikan kepada anggota keluarga, maka ruang tamu atau meja makan menjadi pilihan, karena lebih terkesan serius.

⏰ *Kronemik* , berkaitan dengan waktu saat berkomunikasi, termasuk di dalamnya adalah perspektif masa lalu dan masa depan.

Misalnya saat berkomunikasi dengan seseorang yang hanya memiliki waktu singkat, maka biasanya kita akan cenderung berbicara lebih cepat dan padat.

🎙 *Paralinguistik* ,berkaitan dengan bagaimana cara seseorang menyampaikan sesuatu, hal ini berkaitan dengan pitch, volume, kecepatan suara, kualitas suara.

Misalnya, saat menyampaikan sesuatu dengan cepat, maka kita bisa menangkap bahwa seseorang sedang terburu-buru, nada tinggi menandakan emosi yang sedang tinggi, dan sebagainya.

👗 *Artifak* , berkaitan dengan ornament yang diperlihatkan, hal ini membentuk citra saat melakukan komunikasi, seperti pakaian, kendaraan, rumah, _gadget_ , dsb.

Misalnya dokter menggunakan pakaian putih saat berbincang dengan pasien. Penggunaan pakaian putih, memberi kesan Profesional baik bagi penyampai pesan ataupun penerima pesan.

🖐🏻 *Haptik* , yakni sentuhan. Sentuhan bisa memberikan berbagai makna selama berinteraksi, diantaranya seperti professional-fungsional, sosial-sopan santun, persahabatan-kehangatan, dan cinta-intim.

Misalnya, memeluk adalah sebagai bentuk kehangatan dan cinta. Berjabat tangan/ menepuk pundak bisa menjadi salah satu isyarat profesional.

Yuk mengeksplorasi komunikasi non verbal untuk memperkaya komunikasi verbal.

Selamat mencoba!

_I am responsible for my communication result_

🌾 *Tim Fasililtator Bunsay 3*
---------------------
Referensi bacaan :
Artikel komunikasi non verbal
http://digilib.uinsby.ac.id/2198/5/Bab%202.pdf

http://www.materipendidikan.info/2017/03/pengertian-komunikasi-non-verbal-dan.html

https://pakarkomunikasi.com/komunikasi-nonverbal

https://www.academia.edu/7581843/Komunikasi_non_verbal
Share:
Continue Reading →

REVIEW TANTANGAN 10 HARI KOMUNIKASI PRODUKTIF (3)

_(Bagian 3)_

_*BERKOMUNIKASI SESUAI BAHASA CINTA ANAK*_

Menurut Gary Champan & Ross Campbell, MD, dalam buku mereka yang bertajuk The Five Love Languages of Children, terdapat *5 cara anak dan manusia memahami dan mengekspresikan cinta*, yakni;
*1. Sentuhan Fisik,*
*2. Kata-kata Mendukung,*
*3. Waktu Bersama,*
*4. Pemberian Hadiah,*
*5. Pelayanan.*

Umumnya setiap anak bisa menerima cinta melalui 5 bahasa di atas, namun ada satu bahasa yang paling dominan pada masing-masing anak. _*Berikut adalah tips dalam berkomunikasi dengan si kecil sesuai bahasa cintanya.*_

*1. Apabila bahasa cinta anak kita adalah Sentuhan Fisik*
🍂Saat bertemu dan berpisah dengan si kecil, berilah pelukan.
🍂Saat si kecil stres, beri belaian untuk menenangkannya.
🍂Peluk dan cium si kecil saat ia tidur malam dan bangun pagi.
🍂Setelah mengajar disiplin pada si kecil, beri pelukan sejenak dan jelaskan bahwa pengajaran yang diberikan adalah untuk kebaikannya dan Anda tetap sayang padanya.
🍂Saat memilih hadiah untuknya, beri benda yang dapat ia pegang/peluk, seperti bantal, boneka, atau selimut.
🍂Saat menghabiskan waktu bersama si kecil, seperti menonton televisi bersama, duduklah berdekatan dengannya, sambil berpelukan.
🍂Sering-seringlah bertanya padanya apakah ia mau digandeng atau dipeluk.
🍂Apabila ia terluka, pegang dan peluk mereka untuk memberi kenyamanan.

*2. Apabila bahasa cintanya adalah Kata-kata Mendukung*
🌾Saat menyiapkan bekal untuknya, masukkan kertas kecil berisi kata-kata mendukung.
🌾Saat ia berhasil mencapai prestasi, tunjukkan rasa bangga Anda dengan memberi kata-kata membangun, seperti “Mama bangga dengan adik bermain adil di permainan tadi,” atau “Kakak baik sekali membantu adik membangun rumah-rumahan itu.”
🌾Simpan hasil karya si kecil, seperti lukisan atau tulisan, dan pajang dengan tambahan tempelan kertas mengapa Anda bangga dengan karyanya itu.
🌾Biasakan mengucap kata, “Mama sayang kamu,” tiap berpisah dengan si kecil atau menidurkannya di malam hari.
🌾Saat si kecil bersedih, bangun kepercayaan dirinya dengan mengucapkan alasan-alasan yang membuat Anda bangga padanya.

*3. Apabila bahasa cintanya adalah Waktu Bersama*
🌷Coba libatkan anak dalam aktivitas-aktivitas Anda, seperti belanja ke supermarket, memasak, mencuci piring, dan lain sebagainya.
🌷 Saat si kecil ingin bercerita, hentikan sejenak aktivitas Anda untuk benar-benar menatap dan mendengarnya.
🌷 Ajak si kecil memasak bersama, seperti membuat kue atau camilan lainnya.
🌷Tanyakan kepada si kecil mengenai tempat-tempat yang ingin ia kunjungi, dan jika ada kesempatan, beri kejutan dengan mengajak mereka ke tempat-tempat tersebut.
🌷Biasakan untuk memintanya menceritakan hari yang ia lalui di sekolah atau aktivitas lain yang telah ia lakukan.
🌷Saat mengajak si kecil bermain, bermainlah bersamanya ketimbang hanya menonton.
🌷Jika Anda memiliki lebih dari 1 anak, tetapkan jadwal bermain dengan masing-masing anak secara individu, tanpa melibatkan yang lain.

*4. Apabila bahasa cintanya adalah Pemberian Hadiah*
🎁Kumpulkan hadiah-hadiah kecil (tak perlu mahal) untuk diberikan kepada si kecil di saat-saat yang pas.
🎁Bawa permen atau camilan kecil lain yang dapat Anda berikan pada si kecil saat sedang bepergian.
🎁Beri makanan kesukaan si kecil, Anda bisa memasaknya sendiri atau mengajak si kecil ke restoran kesukaannya.
🎁Buat sebuah “kantong hadiah” berisi hadiah-hadiah (tak perlu mahal) yang dapat dipilih si kecil saat ia melakukan prestasi.
🎁Saat menyiapkan bekal untuknya, selipkan hadiah kecil untuknya.
🎁Buatkan semacam permainan teka-teki untuknya mencari hadiah dari Anda.
🎁Daripada membeli hadiah ulang tahun yang mahal, buatkan pesta ulang tahun meriah di tempat yang ia sukai.

*5. Apabila bahas cintanya adalah Pelayanan*
🍩Temani ia saat mengerjakan pekerjaan rumahnya.
🍩Saat ia sedih atau menghadapi kesulitan, buatkan makanan kesukaannya.
🍩Daripada menyuruhnya tidur, gendong atau gandeng mereka ke tempat tidur.
🍩Saat sedang bersiap-siap berangkat ke sekolah, bantu mereka memilih pakaian untuk hari itu.
🍩Mulai ajarkan si kecil mengasihi orang lain dengan memberi contoh membantu orang lain atau memberi sumbangan kepada orang yang kurang mampu.
🍩Saat si kecil sakit, angkat semangatnya dengan menonton film, membaca buku, atau masak sup yang ia sukai.
🍩Saat menyiapkan sarapan, makan siang, atau makan malam, selipkan makanan penutup atau camilan kesukaan mereka.


💘 *Cara mengamati bahasa cinta anak:* 💘
_*1. Amati cara si Kecil mengekspresikan cintanya pada Mama*_
Apabila si Kecil seringkali mengucapkan “Aku sayang Mama” atau “Terima kasih Mama atas makan malam yang enak”, Bahasa Cinta yang dominan padanya mungkin adalah “Kata-kata Mendukung”.

_*2. Amati cara si Kecil mengekspresikan cinta kepada orang lain*_
Apabila si Kecil seringkali ingin memberikan hadiah kepada teman atau gurunya, mungkin Bahasa Cinta yang dominan padanya adalah “Pemberian Hadiah”.

_*3. Pelajari apa yang seringkali diminta oleh si Kecil*_
Apabila si Kecil sering meminta Mama untuk menemaninya bermain atau membacakan cerita untuknya, maka Bahasa Cinta yang dominan padanya mungkin “Waktu Bersama”. Sedangkan kalau si Kecil sering meminta pendapat Mama mengenai apapun yang sedang dilakukannya, seperti “Mama suka ga sama gambarku?” atau “Bajuku bagus ga Ma?”, mungkin Bahasa Cinta yang dominan padanya adalah “Kata-kata Mendukung”.

_*4. Pelajari apa yang seringkali dikeluhkan oleh si Kecil*_
Apabila si Kecil sering mengeluh mengenai kesibukan Mama atau Papa diluar rumah, seperti “Papa kok kerja terus yah” atau “Mama kok ga pernah mengajakku ke taman lagi,” maka mungkin Bahasa Cinta yang dominan padanya adalah “Waktu Bersama”.

_*5. Beri 2 pilihan kepada si Kecil*_
Dalam melakukan aktivitas sehari-hari, Mama bisa menanyakan apa yang diinginkan si Kecil, untuk menemukan Bahasa Cinta yang dominan padanya. Pertanyaan yang diberikan dapat berupa pilihan antara 2 Bahasa Cinta. Contohnya, saat Mama ada waktu luang, dapat memberi pilihan kepada si Kecil seperti “Sore ini adik mau Mama temani jalan-jalan atau mau Mama betulkan rok adik yang rusak?”, dengan memberi pilihan ini maka Mama memberikan pilihan antara Bahasa Cinta “Waktu Bersama” atau “Pelayanan”.

_Sumber bacaan:_
_Gary Chapman & Ross campbell M.D, The 5 Love language of children, jakarta, 2014_
_Eric Berne, Games people Play, jakarta_
_Eric Berne, Transaksional Analysis, jakarta._

Pelatihan Parenting :
Part 1 :
http://www.zeth-house.com/2016/03/pelatihan-komunikasi-baik-benar.html?m=1

Part 2 :
http://www.zeth-house.com/2016/04/pelatihan-komunikasi-baik-benar-dan.html?m=1

Part 3 :
http://www.zeth-house.com/2016/04/pelatihan-komunikasi-baik-benar-dan_6.html?m=1

Gaya Komunikasi Parentogenik :
https://elmafitria.wordpress.com/2017/02/04/12-gaya-komunikasi-parentogenik-1/

Tentang kata jangan tidak dilarang sepenuhnya, tapi diminimalisir
http://sayangianak.com/ini-jawaban-dari-pelarangan-kata.../
Share:
Continue Reading →

Selasa, 21 November 2017

Review Tantangan 10 Hari KOMUNIKASI PRODUKTIF 2

_(Bagian 2)_

👫 _*KOMUNIKASI DENGAN PASANGAN*_ 👫

Dalam prakteknya ternyata ini menjadi bagian yang sangat seru yang dihadapi oleh teman-teman semua. Karena ada beberapa faktor yang mempengaruhi pola komunikasi anda dengan pasangan

yaitu :

*a. Faktor Eksteropsikis (Ego sebagai Orangtua)*
Yaitu bagian dari kepribadian yg menunjukkan sifat-sifat orang tua, berisi perintah (harus & semestinya). Jika individu merasa dan bertingkah laku sebagaimana orang tuanya dahulu, maka dapat dikatakan bahwa individu tersebut dalam status ego orang tua. _Status ego orang tua merupakan suatu kumpulan perasaan, sikap, pola-pola tingkah laku yang mirip dengan bagaimana orang tua individu merasa dan bertingkah laku terhadap dirinya._

Contoh : Seperti tindakan menasihati orang lain, memberikan hiburan, menguatkan perasaan, memberikan pertimbangan, membantu, melindungi, mendorong untuk berbuat baik adalah sikap yang *nurturing parent (NP)*.

Sebaliknya ada pula sikap orang tua yang suka menghardik, membentuk, menghukum, berprasangka, melarang, semuanya disebut dengan sikap yang *critical parent (CP)*.

*b. Faktor Arkeopsikis (Ego sebagai anak-anak)*
Yaitu bagian dari kepribadian yang menunjukkan ketidakstabilan, reaktif, humor, kreatif, serta inisiatif, masih dalam perkembangan, berubah-ubah, ingin tahu dan sebagainya. Status ego anak berisi perasaan, tingkah laku dan bagaimana berpikir ketika masih kanak-kanak dan berkembang bersama dengan pengalaman semasa kanak-kanak

Contoh : Dibedakan antara natural child (NC) yang ditunjukkan dalam sikap ingin tahu, berkhayal, kreatif, memberontak. Sebaliknya yang bersifat adapted child (AC) adalah mengeluh, ngambek, suka pamer, dan bermanja diri.

*c. Faktor Neopsikis (Ego sebagai orang dewasa)*
Yaitu bagian dari kepribadian yg objektif, stabil, tidak emosional, rasional, logis, tidak menghakimi, berkerja dengan fakta dan kenyataan-kenyataan, selalu berusaha untuk menggunakan informasi yang tersedia untuk menghasilkan pemecahan yang terbaik dalam pemecahan berbagai masalah. Dalam status orang dewasa selalu akan berisi hal-hal yang produktif, objektif, tegas, dan efektif dan bertanggung jawab dalam menghadapi kehidupan. Jika individu bertingkah laku sesuai dengan yang telah disebutkan tadi, maka individu tersebut dikatakan dalam status ego dewasa..

Contoh : Mengambil kesimpulan, keputusan berdasarkan fakta-fakta yang ada. Suka bertanya, mencari atau menunjukkan fakta-fakta, bersifat rasional dan tidak emosional, bersifat objektif dan sebagainya, adalah ciri-ciri komunikasi orang dewasa.

Ketiga Ego tersebut dimiliki setiap orang, kita lihat dari caranya berkomunikasi, kalimat yang dipilih dan bahasa tubuh yang digunakan.


_*ANALISIS TRANSAKSIONAL KOMUNIKASI*_

_*a. TRANSAKSI KOMPLEMENTER*_
Jenis transaksi ini merupakan jenis terbaik dalam komunikasi antarpribadi karena *terjadi kesamaan makna terhadap pesan yang mereka pertukarkan*, pesan yang satu dilengkapi oleh pesan yang lain meskipun dalam jenis sikap ego yang berbeda. Transaksi komplementer terjadi antara dua sikap yang sama, sikap dewasa. Transaksi terjadi antara dua sikap yang berbeda namun komplementer. Kedua sikap itu adalah sikap orang tua dan sikap anak-anak. Komunikasi antarpribadi dapat dilanjutkan manakala terjadi transaksi yang bersifat komplementer karena di antara mereka dapat memahami pesan yang sama dalam suatu makna.

Contoh :
Ketika suami meminta kita berbicara berdasarkan fakta, maka balas komunikasi tersebut dengan hal-hal yang logis (ego dewasa).

👨Suami: “Arloji yang biasanya di meja ini, kok tidak ada ya mah?” (menggunakan data dan logika - ego dewasa)

👩Istri : “Ayo kita cari tahu bareng, terakhir ayah lepas arloji itu dimana?” (menggunakan ego dewasa)

_*b. TRANSAKSI SILANG*_
Terjadi manakala *pesan yang dikirimkan komunikator tidak mendapat respons sewajarnya dari komunikan*. Akibat dari transaksi silang adalah terputusnya komunikasi antarpribadi karena kesalahan dalam memberikan makna pesan. Komunikator tidak menghendaki jawaban demikian, terjadi kesalahpahaman sehingga kadang-kadang orang beralih ke tema pembicaraan lain.

Contoh :
Ketika partner kita mengajak komunikasi berdasarkan ego dewasa, kita menanggapinya dengan ego anak-anak.

👨Suami : “Arloji yang biasanya di meja ini, kok tidak ada ya mah?” (menggunakan data dan logika - ego dewasa)

👩Istri : “Mana kutahu, aku udah capek seharian ngurus anak-anak, masih diminta ngurus arloji” (menggunakan ego anak-anak)

Pasti akan menyulut respon emosi.

_*c. TRANSAKSI TERSEMBUNYI*_
Jika terjadi *campuran beberapa sikap di antara komunikator dengan komunikan sehingga salah satu sikap menyembunyikan sikap yang lainnya*. Sikap tersembunyi ini sebenarnya yang ingin mendapatkan respons tetapi ditanggap lain oleh si penerima. Bentuk-bentuk transaksi tersembunyi bisa terjadi jika ada 3 atau 4 sikap dasar dari mereka yang terlibat dalam komunikasi antarpribadi namun yang diungkapkan hanya 2 sikap saja sedangkan 1 atau 2 lainnya tersembunyi.

Contoh:
Seorang ibu masuk ke dalam sebuah toko untuk membeli sebuah lemari es. Sang penjual memperlihatkan beberapa merk, dengan menyebutkan harganya. Sang ibu melihat lemari es yang tinggi dan bertanya: “Berapa harga yang tinggi itu?” (ungkapan dari ego state dewasa dan mengharapkan respon dari ego state dewasa juga).

Penjual itu kemudian menanggapi: “Yang itu terlalu mahal bagi Ibu.” Tanggapan ini memang terlihat sebagai transaksi antara ego state dewasa dan dewasa, tetapi ada unsur tersembunyi di dalamnya yang tidak jadi terumuskan, yaitu: “Ibu tidak mempunyai cukup uang untuk membeli yang mahal itu”. Kemudian sang ibu merasa tersinggung, dan memang begitulah maksud penjual itu, menyinggung perasaan sang ibu dengan mengatakan bahwa ibu itu tidak mampu membeli lemari es yang mahal.

Menanggapi pernyataan itu, untuk membuktikan bahwa dirinya mampu membeli barang mahal itu, sang ibu lalu berkata: “Yang tinggi itu mau saya beli!”.
Share:
Continue Reading →