Minggu, 21 Juni 2020

False Celebration (jurnal 5 Kupu-kupu)

Alhamdulillah pekan sudah berjalan ke 5 program mentorship di kelas bunda cekatan.
Jika sebelumnya kita melakukan check in dengan mentor/mentee, di pekan ini saatnya kita cek progress diri.

Apa yang perlu kita cek?

  • Tanyakan pada hatimuu..😄 Melihat perjalanan mentorship ini dan sesuaikan dengan tujuan belajar kita. "Bagi saya, mentorship ini hanya u/ menggugurkan tugas saja atau ingin mengingkatkan kualitas diri?", "Cukup 6 pekan, selesaikan 8 pekan atau 56hari pun tidak cukup"
Bagi saya, mentorship ini penting sekali untuk membantu membentuk habit. Tentu saja, selama 8 pekan tidaklah cukup.. apalagi jika di dalamnya masih banyak kegagalan-kegagalan yang harus saya coba pervaiki setiap hari, sampai terbentuk kebiasaan baik itu. 

  • Lihat action plan yg ditulis di pekan 3. Cek apa yg berjalan dan yang tidak? Apakah sudah sesuai deadline? 

  • Lakukan FALSE CELEBRATION.
Kami  mentor dan mentee secara jujur saling mengungkapkan kesalahan/kegagalan selama ini. 

* Saya masih berat melepas gadget ketika mau tidur, karena merasa belum cukup "me time" dengan hp  🙈. 
Begitu masuk waktu tidur, saya berusaha langsung berhenti. Tapi kadang tergoda melebihkan waktu 30menit. 
Hari rabu kemarin saya juga tidur 1jam lebih lama dari jadwal karena nobar sama suami 🤭. 

* Saya sudah susun rencana belajar untuk anak, tapi pekan ini baru beberapa yang berjalan. Kurang meluangkan waktu menyiapkan alat/bahannya & menunda-nunda waktu mengerjakan.

Dari situ saya belajar bahwa bukan tidak punya waktu, tapi saya yang tidak meluangkannya. Bukan tidak cukup waktu, tapi saya yang menyepelekan waktu dan menunda-nuda waktu

  • 360° feedback:
Saya mendapat 2 Feedback, dari mentor dan suami, sebagai 1 dari mentor. 
Feedback 2 dari orang yg selama ini melihat progress belajar saya terus menerus. 

Cara keduanya memberi feedback tidak berupa kecaman ala devil advocat, tapi lebih ke kalimat produktif (suami sendiri juga sudah ikut belajat kalimat produktif 😆) 
Jujur saya lebih suka mendapat feedback yang seperti ini. Lebih masuk ke hati.. 
Insya Allah jika hati yang tersentuh, lebih mudah digerakkan.. 😁

Saya juga diingatkan suami, bahwa seringkali kita mendapat motivasi agar disiplin, konsisten, jangan malas, dan sebagainya.. Tapi..sudahkah kita membiasakan berdoa meminta perlindungan dari rasa malas? 

Rasa malas itu tabiat manusia.. 
Bisa saja siapapun dihinggapi rasa malas ini. Maka Rasulullah juga sudah mengajarkan doa agar kita meminta perlindungan dari rasa malas. 

Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa membaca do’a:
اللَّهُمَّ إِنِّى أَعُوذُ بِكَ مِنَ الْعَجْزِ وَالْكَسَلِ وَالْجُبْنِ وَالْهَرَمِ وَالْبُخْلِ وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ وَمِنْ فِتْنَةِ الْمَحْيَا وَالْمَمَاتِ
Allahumma inni a’udzu bika minal ‘ajzi, wal kasali, wal jubni, wal haromi, wal bukhl. Wa a’udzu bika min ‘adzabil qobri wa min fitnatil mahyaa wal mamaat. (Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari kelemahan, rasa malas, rasa takut, kejelekan di waktu tua, dan sifat kikir. Dan aku juga berlindung kepada-Mu dari siksa kubur serta bencana kehidupan dan kematian).” (HR. Bukhari no. 6367 dan Muslim no. 2706) 
baca tulisan lengkapnya di Rumaysho:
https://rumaysho.com/1013-doa-meminta-perlindungan-dari-sifat-malas.html


Bismillah.. Berdoa dan berusaha, tiada lelah memperbaiki diri. 💪

***

Mentee saya, setelah pekan lalu skip..alhamdulillah akhirnya kami melakukan check in kemarin.
Beliau curhat bahwa semangatnya menurun..Karena itu memilih tidak mengerjakan tugas dan skip mentoring.

Alhamdulillah sekarang mentee saya mau fokus lagi.
Kami sama-sama melakukan false celebration, melakukan afirmasi positif dan berjanji akan  berusaha lebih baik lagi, dan saling menyemangati.

Ingat-ingat tujuan belajar kita di bunda cekatan untuk apa, insyaAllah selalu ada jalan untuk niat yang baik.

Share:

0 komentar:

Posting Komentar