Selasa, 06 Maret 2018

Family Reading Time (day 1)

Baru bisa mengerjakan tantangan pertama 😅. 
Bukan berarti hari sebelumnya kami nda baca apa-apa looh.. 
Bilal alhamdulillah suka memilih sendiri apa yang mau dia baca. 
Hari-hari sebelumnya Bilal minta baca buku Ensiklopedia Bocah Muslim jilid "tumbuhan", baca buku The Ultimate Construction Site Book, buku Sensational Sense dan sebagainya.

*   *   *
Tantangan hari pertama, Senin 5 Maret 2018

Bilal memilih membaca buku Phonic Based on Alquran, sampe dua jilid buku hihi..yaa mungkin karena kami juga sedang belajar fonik ala metode Montessori, jadi ketika melihat buku ini mau juga membacanya.


Saya buat " book report" buat Bilal seperti ini, hehe..

Pandanya Bilal sendiri membaca artikel yang berjudul "The War of MCA" .
Penulis: Ismail Fahmi (founder Media Kernels Indonesia)
Isi: Membahas pergolakan masyarakat tentang MCA (Muslim Cyber Army) dalam sudut pandang Drone Emprit (aplikasi yang melihat pergerakan dunia twitter)

Sementara bundanya, hari-hari sebelumnya sibuk baca website yang isinya seputar montessori karena kami insya Allah menggunakan metode ini untuk belajar di rumah. 
Alhamdulillah,beberapa hari lalu buku Montessori yang saya beli online sudah datang. Dengan menggebu-gebu langsung mencari waktu yang enak buat membacanya.
Judulnya "Rahasia Masa Kanak-Kanak" oleh Maria Montessori. 

Saya penasaran sekali dengan kata " rahasia" pada judul buku ini. 
Maka,tanpa ingin melewatkan satu halaman pun saya baca dari awal sekali, mulai dari prawacana, pengantar, dan pendahuluannya 😀. 

Ternyata untuk hari pertama hanya sanggup baca itu, sekitar 14 lembar, hihi..belum masuk Bab 1 😆. 
Bukunya lumayan "berat" kalimatnya untuk saya yang terbiasa baca bacaan ringan saja, hahaha.

Dari sedikit apa yang saya baca itu membuat saya tau betapa cintanya Dr.Montessori akan dunia anak-anak, beliau melakukan kampanye yang berlangsung seumur hidupnya.  

Montessori bekerja bagi kehidupan bukan sekadar proses pendidikan.
Berikut kutipan pengantar yang membuatku mengangguk-angguk setuju.

"Jika kita mempelajari kehidupan, bukan sekadar seorang anak di sebuah kelas, kita akan menghadapi sesuatu yang berbeda dari sekadar sesorang yang harus diajar, seseorang yang harus mengerjakan kegiatan-kegiatan  tertentu selama periode waktu tertentu,seseorang yang harus mereproduksi apa yang telahdiasimilasi,sesorang yang akan mencapai standar pencapaian tertentu dalam pendidikan, seseorang yang memperoleh nilai tertentu untuk kerja yang dia lakukan, seseorang yang akan mengerjakan tugas dan bermain dengan baik bersama yang lain. Bukanlah seseorang anak yang hendak dilaporkan, dinilai, diperingkat, digolongkan, dilabeli, tetapi sebuah organisme hidup yang mengikuti sebuah pola perkembangan tertentu."
"Kehidupan tidak dimulai pada umur tiga tahun atau kapan pun anak memasuki prasekolah, taman kanak-kanak atau kelas 1."
Kehidupan dimulai pada saat pembuahan, dari sel yang begitu kecil tidak bisa dilihat dengan mata telanjang itu mengandung potensi sebagai manusia. 

Anak-anak kita, mereka berpotensi menjadi manusia masa depan, yang besar, yang baik akhlaknya insya Allah..maka tugas kita adalah membentuknya (menjadikannya muslim yang baik), mengarahkan pada lingkungan yang baik,menyesuaikan  dengan zaman, tempat dan kebudayaan.
Aah..betapa dalam metode Montessori ini ternyata.

Pohon Literasi Keluarga




Share:

0 komentar:

Posting Komentar