Minggu, 08 Januari 2017

Tv itu ibarat dua sisi mata uang. Sisi satunya sebagai hiburan, mencari info terkini, atau buat nonton upin-ipin (ini sih kesukaan bunda Bilal). Sisi yang satunya lagi, ternyata ada banyak hal negatif, terutama buat balita.

Sebenarnya di rumah tv hampir tidak pernah nyala di siang hari seiring hilangnya siaran upin-ipin kesayanganku. Rumah juga bisa jadi penuuuuh buku dan mainan dimana-mana karena tidak ada pengalihan lain selain itu. Akibatnya? Jadi lebih asik baca buku bareng, saya juga jadi senang buatkan permainan yg sebenarnya sudah kususun kurikulumnya tapi jadwalnya kurang ditaati.

Sudah seminggu Bilal tidak mau tidur siang, kalo diajak tidur bahkan ditawari mimim pun menolak, "mau nonton" katanya. Heh?? Nonton apa? "Kereta api". Kemudian nangis kencang-kencang. Kalo dia nangis memang saya tidak suka, jadi kubiarkan saja sampe capek, terus ngajak main lagi. Ternyata yg dia maksud mau nonton kereta api The post train di Baby Tv seperti yg biasa dia nonton di rumah eyang.

Sebelum tau ada hal negatif lain, saya cuma kurang suka lihat Bilal mematung depan TV apalagi kalo nontonnya sampe maju-maju dekat sekali ke TV. Padahal di usianya yg belum dua tahun lebih penting aktifitas motorik.

Batita seringkali disebut golden age. Pada usia ini perkembangan otak dan motorik batita berkembang pesat. Mereka belajar dengan melihat, mendengar, meraba, mencicipi, menbaui. Otak mereka menerima informasi segar dan merekamnya.

Batita belum dapat memilah informasi dikarenakan informasi yang serba baru dan masih dalam bentuk perilaku meniru. Mereka mempelajari respon emosi dari orangtua dan sekelilingnya. Ameldalia, lewat kompasiana menuliskan bahwa "beberapa penelitian menyatakan anak usia 1 - 2 tahun mampu meniru tayangan tontonannya setelah ditonton berulang - ulang. Ini bukan menandakan kecerdasan mereka bertambah, namun kemampuan menirunya berfungsi."  Belum lagi, paparan sinar biru yang dapat berpotensi merusak mata anak. Lensa mata anak masih peka dan belum dapat menyaring bahaya sinar biru. :(.

Untuk batita, televisi itu gambar bergerak yang menarik perhatian mereka untuk ditiru baik gerak maupun mimiknya. Gambar bergerak menarik di layar kaca akan menyita perhatian mereka, dan diperkirakan berpengaruh besar pada kebiasaan dan jam tidur, perilaku agresif, obesitas dan lainnya.

Huaaah..banyak sekali ternyata hal negatif lain kalo TV sudah terlalu menarik bagi anak. Yuk, sama-sama kurangi potensi buruk itu. Ada banyak hal asyik kok yang bisa kita lakukan selain menghibur anak dengan TV. Kalo teh kiki barkiah bilang "coba matikan TV kita, sediakan diri kita bermain bersama anak dan dengan sendirinya kreatifitas itu keluar"
Share:

0 komentar:

Posting Komentar