Minggu, 05 Februari 2017

Memuji Anak

Saya sering kali speechless ketika ada orangtua yang memuji anaknya dengan ucapan seperti "ya ampuun guantengnya, anaknyua siapa ya ini? Anak siapa hayo??" (lah.. Kan itu anaknya :p). .
Ada rasa risih mendengarnya (bagi saya pribadi , entah teman-teman lain bagaimana). Pertama itu kan anaknya kok lupa? Ahay.. Bukan itu maksudku.
Pertama, seperti ada kebanggaan karena anak bagus rupanya.  Kedua, ada kebanggaan dengan diri sendiri. Semoga kita dijauhkan dari sifat ujub yaa. Aamiin..
.
Pernah viral tuh artikel dengan judul "Kalau Kamu Tak Ingin Menyesal, Stop Memuji Bakat Anak Kecil." .
Carol Dweck, seorang psikologi anak melakukan berbagai riset yang membuktikan bahwa memuji anak ternyata menimbulkan bahaya.
.
Di artikel itu disebutkan alasannya yaitu "Ketika sering dipuji , anak akan berhenti mencari tantangan, takut mengalami kegagalan dan takut akan kehilangan pujian yang selama ini mereka terima. Mereka akan mulai berpikir bahwa kecerdasan adalah hal yang alami dan diturunkan, jadi mereka hanya mengerjakan tugas untuk membuktikan kecerdasan dan kemampuan mereka dan tak lagi fokus bagaimana untuk belajar dengan benar."
.
Di akhir artikel tersebut dikatakan bahwa memuji boleh tapi dengan cara yang tepat. Bukan dengan memuji bakat, tapi dengan memuji kerja kerasnya. Dengan begitu akan lebih termotivasi .
Terkait dengan artikel tadi. Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam juga pernah memuji orang. Ketika itu, orang tersebut menceritakan perihal mimpinya, lalu Rasulullah bersabda "Sebaik-baik orang adalah Abdullah, kalau dia mau mengerjakan shalat malam."
Pujian Rasulullah memberi dampak yang cukup besar. Cara beliau memuji diikuti anjuran untuk mengerjakan amalan yang baik. .
Pujian bisa berpengaruh baik. Bisa memotivasi dan memberi kepercayaan diri untuk berbuat lebih baik apabila dilakukan dengan cara tepat, pada tempat dan waktu yang sesuai dan tentunya tidak berlebihan.
Memuji manusia diperbolehkan dalam islam asal tidak berlebih-lebihan. Karena yang berhak menerima pujian setinggi-tingginya hanya lah Allah semata. Sebaiknya ketika memuji, terlebih dahulu memuji Allah, seperti
Kalimat "Subhanallah. Masya Allah"
Share:

0 komentar:

Posting Komentar