Kamis, 08 Februari 2018

Prepared Environment dalam Montessori

Melanjutkan berbagi pengalaman belajar metode Montessori yang sebelumnya saya ceritakan disini. Apa yang saya tulis ini merupakan rangkuman file dan penjelasan guru kami di grup WA.

Yang paling pertama kami bahas adalah setting environment atau menyiapkan lingkungan.
Ini ternyata sangat wajib, karena merupakan modal utama menerapkan metode montessori.

Lingkungan dan ruangan harus diupayakan agar bisa diekloprasi oleh anak dengan aman dan nyaman. Jika ingin menerapkan montessori di rumah berarti rumah kita harus disetting aman, tidak membahayakan anak ketika berekplorasi dan anak nyaman bebas bergerak.

Setting Ruangan ala Montessori
Ruang tidur ala montessori biasanya diisi dengan kasur tanpa ranjang, terutama untuk anak di bawah 3 tahun agar tidak terjatuh dan mudah dibersihkan.
Kamar bayi biasanya ada mainan yang dipajang dan kaca cermin yang ditaruh aman di dinding sehingga bayi bisa bermain main dan memperhatikan ekspresinya sendiri.

Sumber: howwemontessori.com)

Kata kuncinya: Help me to do it by my self

Lemari pakaian sebaiknya mudah digapai anak, sehingga anak bebas memilih sendiri pakaian yang akan dia kenakan.

Dapur rumah harus aman untuk diekslplor anak. Tempatkan barang-barang yang membahayakan seperti pisau di bagian atas, sehingga tidak dengan mudah anak gapai tanpa pengawasan.
Sumber: howwemontessori.com)
Untuk latihan keterampilan hidup, sediakan bangku atau kursi agar anak bisa menggapai alat/barang yang tidak berbahaya, seperti wastafel atau dispenser misalnya. Beri rak/meja kecil khusus untuk anak belajar menuang, menyendok, memotong dan sebagainya dalam pengawasan.

Kamar mandi bersih, tidak licin, ada ember/bak dan gayung kecil yang bisa digunakan anak sehingga mereka bisa belajar mandi sendiri, ada bangku atau step tool agar mudah menggunakan toilet ataupun wastafel.

Buat perpustakaan mini, pajang buku-buku anak sehingga sering mereka melihat dan mudah mereka ambil. Jika punya kebun atau taman lebih baik lagi..karena anak bisa belajar dengan alam secara langsung.

Montessori juga sangat memperhatikan perkembangan motorik kasar anak, maka jika memungkinkan, fasilitasi mereka agar bisa lebih banyak bergerak.
Seperti ayunan, tangga, perosotan, panjat-panjatan, sepeda, trampolin dan sebagainya. Atau jika tidak mampu sering-seringlah membawa anak ke tempat yang mereka bisa bebas bergerak memperkuat motoriknya.
Anak yang tersalurkan kebutuhan fisiknya,biasanya ketika diberi material montessori bisa anteng. Kalau kurang terpuaskan bermain fisik biasanya yang ada malah membuat berantakan. 😅
Dalam montessori, ada lima area yaitu:
Area bahasa, area matematika, area sensorial, area keterampilan hidup dan area budaya. 
Kita bisa menempatkan rak atau furniture untuk memajang material montessori sesuai lima area tersebut. atau bisa juga, jika tidak memadai, bisa menggunakan satu rak saja untuk memajang material tersebut dengan bergilir (material/alat montessori yang dipajang disesuaikan dengan usia anak)
Suasana dalam Kelas Montessori
Berbeda dengan kebanyakan PAUD atau TK, ruangan montessori lebih didesain "dewasa".
Warna temboknya tidak berwarna-warni dan mencolok, tapi lebih ke warna natural .

Jika biasanya kita menempel gambar atau stiker di dinding dengan tujuan agar suasananya lebih "keanak-anakan" atau poster-poster pembelajaran dengan tujuan anak lebih mudah menghapal, maka dalam montessori itu tidak disarankan.
Apalagi jika yang ditempel itu gambar kartun, tokoh imajinatif seperti princess, disney, dan sebagainya sebaiknya dihindari, karena akan merusak kecerdasan naturalis anak.

Jikapun tetap ingin memajang poster belajar seperti abjad warna-warni, pastikan ada bingkainya.
Jika anak dalam fase mencoret, sediakan banyak kertas dan anjurkan untuk melakukannya di kertas. jika sudah terlanjur di tembok, cukup tawarkan mencoret di kertas. Bisa juga sediakan tembok atau ubin khusus agar mereka senang.

Material Montessori
Prepared environment dalam montessori termasuk pemilihan mainan yang bukan cuma mainan, tapi sesuatu yang disengaja dibuat untuk menstimulasi anak sesuai dengan masa sensitifnya.
Montessori tidak menyarankan mainan elektronik atau mainan plastik berwarna-warni.
Mainan montessori juga tidak disebut sebagai mainan, tapi aparatus/hands on material dan itu semuanya berkonsep. Jadi anak tidak hanya memainkan saja, tapi setiap apa yang mereka pegang itu jelas mengajarkan apa. Hands on material benar-benar sesuatu yang berharga buat anak walaupun tu berbentuk sebuah mainan.

Kalau di rumah anak kita punya mainan selain alat montessori, sebaiknya pisahkan dan simpan di wadah tertentu dimana mereka bisa memainkan dan menyimpannya dengan rapi.
Untuk permainan "pretend play" seperti masak-masakan, dokter-dokteran atau boneka puppet, dan sebagainya sebenarnya boleh-boleh saja, tapi itu lebih ke pendukung untuk pengayaan kosa kata anak.
Jika ingin mengenalkan anak tentang memasak lebih baik langsung mengajak memasak bersama, ajari practical life
Jika ingin mengenalkan anak tentang dokter, ajaklah mereka bertemu dengan dokter, mengobrol langsung dengan dokter. Ya..montessori seperti itu, lebih real, lebih natural.

Tujuan Utama Metode Montessori
saya kutip dari penjelasan bu Mini, guru kami.
Metode montessori dibuat berdasarkan tingkah laku dan masa perkembangan anak. 
Montessori sudah mengadakan observasi selama 30 tahun tentang perkembangan anak manusia itu..
Montessori mengembalikan pola asuh kepada perkembangan anak manusia pada naturalnya sampai dia dewasa walau sudah tidak umum lagi dipakai.
Coba deh perhatikan anak kita..seringnya mereka ingin mengikuti apa yang kita lakukan dan cenderung ingin mandiri. Kenapa tidak fasilitasi saja selagi aman?


Share:

0 komentar:

Posting Komentar